Kamera roll, and action!
Saat ini aku sedang berada di studio rekaman acara reality show yes! yang biasa mengundang boy group maupun girl group Korea untuk bermain di acara mereka.
Prinsip permainan yang kami mainkan kali ini cukup simpel, seluruh anggota 4Friends akan mengambil undian untuk menentukan peran mereka masing-masing di dalam permainan.
Diantara orang-orang yang bermain, akan ada satu orang yang menjadi penyamar dan satu orang tuan polos. Sisanya akan menjadi anggota permainan biasa yang dapat mengetahui satu kata kunci yang akan dimainkan.
Sang penyamar akan mendapat kata kunci palsu yang mirip dengan kata kunci yang sebenarnya. Sedangkan tuan polos seperti namanya tidak akan diberi tahu apa-apa mengenai kata kunci yang dimainkan.
Aku mengambil kertas undian dan mendapati peranku sebagai anggota biasa. Di kertas yang kuambil juga terdapat kata kunci asli yang akan dimainkan: bintang
Kini tugas kami dibagi menjadi dua kelompok: para anggota biasa akan menjadi "Tim asli" dan harus membuat tebakan siapa yang merupakan penyamar dan tuan polos. Sedangkan penyamar dan tuan polos sendiri bersatu menjadi satu kelompok "Tim palsu" yang bertugas menebak kata kunci yang sebenarnya. Setelah dua putaran, kami harus menuliskan jawaban kami di papan tulis masing-masing.
Aku menengok ke arah anggota 4Friends lain untuk menilai ekspresi mereka. Xikad ketawa girang yang terlihat mencurigakan, tetapi bisa jadi itu memang karena sifatnya yang suka ketawa. Sorry memperlihatkan muka poker face yang sulit ditebak. Best tampak semangat dan berkata "Mari..mari.." seakan menantang permainan untuk segera dimulai.
Tiba-tiba di layar muncul instruksi: --permainan dimulai dari Kim Wangi!--
"Ehh, ada di langit?" Aku mulai menyebutkan deskripsi kata kunci yang akan digilir.
--selanjutnya: Sorry--
"Indah dipandang." ujar Sorry. Cukup mengena, sepertinya Hyung Sorry merujuk arah bintang yang terlihat indah.
"Bisa ditonton." kata Xikad. Aku jadi bingung, tapi bisa jadi ini berhubungan.
"Berganti-ganti." kata Best.
"Hyung Best gak nyambung!" Aku berseru sambil tertawa.
"Maksudku, kadang muncul dan kadang tidak." Best tampak malu-malu, mengumandangkan klarifikasi.
Sekarang giliran jatuh kepadaku lagi.
"Em, bisa dimakan?" Aku kehilangan ide sehingga menyebutkan deskripsi bintang dengan terinspirasi oleh kue berbentuk bintang yang baru kumakan tadi pagi.
"Sepertinya itu lebih tidak nyambung, Gi." Sorry berkomentar.
"Maksudku itu seperti bentuk kue yang kumakan pagi ini," aku mengelak ke arah kamera.
"Bestie yang memberikan like ke unggahan ku di instagambar pagi ini pasti tahu jawabannya," aku mengedipkan mata.
"Wan Gi mencurigakan nih, ha ha ha.." Xikad menuduhku, aku memperhatikan gelagatnya itu dan berpikir; jangan-jangan dia adalah sang penyamar.
"Giliranku: shining, shimmering, splendid!" Hyung Sorry tampak bersemangat.
Wah ngaco, tapi benar juga, sih. Menurutku kemungkinan besar Hyung Sorry adalah anggota biasa sepertiku.
"Aku ya? Oke, pip---sering diomongin." Xikad melempar senyum ke arahku seakan-akan ia sedang menyindirku.
"Terakhir aku, 'hot' alias mengeluarkan panas," kata Best.
Aku menggeleng-gelengkan kepala.
--Ronde satu selesai, silahkan tuliskan jawaban kalian di papan tulis masing-masing-- ujar si papan.
Aku menuliskan Best sebagai tuan polos karena sikapnya yang awalnya tampak terkelabui oleh kata kunci lain yang mirip dengan bintang, yaitu bulan.
Sedangkan tebakanku sang penyamar adalah Xikad karena ia memang mencurigakan sejak awal.
Layar kemudian bertitah: --Silahkan tunjukkan jawaban kalian!--
Aku membalikkan papan ku ke arah kamera, lalu menengok ke arah jawaban teman-temanku.
Sorry - Bintang (Tn. Polos)
Xikad - Tuan polos: Best, penyamar: Sorry
Best - Bintang (Penyamar)
--Jawaban: Bintang --
Aku terperangah karena salah menebak Xikad sebagai sang penyamar, dan terpesona dengan kemampuan akting Hyung Sorry.
--Pemenangnya, tim palsu!--
Hyung Sorry dan Hyung Best menari-nari dengan gembira mendengar pengumuman tersebut. Sementara aku dan Maknae Xikad bertukar pandang memperhatikan kelakuan mereka.
"Hyung Sorry, seharusnya kamu melamar jadi aktor drama, sudah cocok sepertinya." Aku menggodanya.
"Wah, aku hampir menebak benar, cuma terbalik saja perannya, padahal." Xikad tampak belum menerima kekalahannya.
-Babak kedua, silahkan mengambil undian-
***
Akhirnya setelah kami menyelesaikan syuting di studio yes!, kami keluar dan mendapati Produser Park dan Manajer Im Soo Ji menunggu kami di luar. Mereka membawakan makanan yang disambut dengan riang oleh kami, terutama Hyung Best, manusia yang porsi makannya paling banyak yang pernah kutemui.
"Best aku tahu kamu terbiasa dengan porsi makanmu yang banyak, tetapi akhir-akhir ini kamu tambah gemuk 3 kg, seharusnya kamu menyesuaikan diri agar tidak semakin gemuk, ha ha," ujar Manajer Im.
Aku duduk untuk menjaga jarak dan minum jus kaleng sambil membuka media sosialku, aku sedang hendak memperbarui statusku dan kusadari Produser Park duduk di sampingku.
Aku menoleh ke arah Produser Park dan sebelum aku sempat berbicara ia sudah membuka mulutnya,
"Wan Gi, aku tahu kamu sekarang sedang bersemangat mencari tahu mengenai jati dirimu dan orang tuamu."
"Ya, Produser Park."
"Kau tahu kan, aku berharap bahwa promosi album kalian yang sedang menanjak ini akan berjalan lancar?"
"Be, benar."
"Aku berharap, kamu bisa menyelesaikan masalah ini dengan segera, agar tidak menganggu agenda kalian."
"Baik, Produser Park."
Aku merasa bersalah pada Produser Park karena bertindak ceroboh dan tidak memikirkan akibat tersebarnya skandal keluargaku terhadap promosi album kami. Produser Park menepukkan tangannya ke punggungku lalu berdiri dan berbicara kepada Hyung Sorry.
Aku kembali melihat laman media sosial ku yang sekarang memiliki 150 pesan yang belum terbaca, kemudian meng-update statusku di cerita instagambar.
'Baru saja selesai syuting di acara Yes!, nantikan episode Yes! Dengan 4Friends yang tayang 4 hari lagi.'
Aku hendak mengunggah foto baru, aku pun memanggil stylist 4Friends, Nana, yang sedang berkaca dari layar smartphonenya. Nana lalu dengan cekatan meng-touch up penampilanku sehingga tampak segar dan mempesona seperti sebagaimana mestinya.
"Satu.. dua.. Tiga…" Aku memberikan aba-aba untuk foto bersama. Xikad minta foto beberapa kali karena ia tampak belum siap dalam hasil foto-foto sebelumnya. Sorry akhirnya membubarkan kami setelah foto yang ke-sebelas.
"Yah, aku aneh banget disini." Xikad masih tampak belum puas.
"Kalau nunggu sampai kamu puas bisa-bisa kita pulang malam," ujar Sorry.
"Kalau aku sih selalu sempurna setiap saat," ujarku pada mereka.
"Sudahlah, jangan bertengkar, aku jadi lapar mendengar ocehan kalian." Best tampak ingin memakan sesuatu. Kami langsung diam supaya ia tidak makin lapar. Hyung Best memang suka jadi mudah bad mood kalau lagi lapar.
"Best, ah maksudku Gi, coba lihat ini." Xikad tiba-tiba memecah keheningan saat kami berjalan menuju van.
Aku melihat yang dimaksud oleh Xikad. Nama Kim Ha Rum sekarang menjadi trending di Cecuit, dan aku bisa melihat beberapa orang yang mengaku memiliki kenalan bernama Kim Ha Rum, bahkan ada akun yang dengan gamblang menulis nama Ha Rum sebagai profilnya.
@Ha Rum_forever
@Kim-Ha Rum
@Kim Ha-Rum aseli
@Kim.Ha.Rum.2nd account
"Gila, pasaran juga ya namanya." Xikad tampak bingung.
"Yang jelas, itu bukan Kim Ha Rum semua, menurutku itu namanya mengaku-ngaku," ujar Best dengan ketus.
Aku mencoba menelaah isi cuitan mereka, tampaknya mereka mengaku diri mereka masing-masing bernama Kim Ha Rum dan menuliskan nomor kontak mereka yang dapat dihubungi di bawahnya. Aku terkejut ketika mendapati ada cuitan dari akun @Ha-Rum_Kim-Shop yang menulis:
"Silahkan Kak, peninggi, pemutih, pelangsing kami dijamin ampuh, hubungi xxxxx," Xikad membacakan isi cuitan akun @Ha-Rum_Kim-Shop keras-keras sampai aku merasa malu.
"Wah ini sih memang gak bener." Aku menjawab dengan setengah sinis dan setengah menahan tawa karenanya,
"Ingat guys, jangan terpancing, kita harus fokus pada promosi album kita saat ini." Akhirnya Hyung Sorry berkomentar. Aku pun membatalkan kehendakku menge-post ulang cuitan mereka.
"Baiklah, memang susah sebetulnya. Aku saja tidak tahu rupa asli Kim Ha Rum seperti apa," ujarku berputus asa.
Andaikan saja Ha Rum waktu itu tidak menutupi wajahnya dengan masker, aku bisa mencocokkannya dengan foto akun-akun bernama Kim Ha Rum ini yang semuanya tampak tidak mirip satu sama lain.
Begitulah kira-kira, tetapi dalam hati Kim Wan Gi masih belum menyerah untuk mencari kebenaran tentang identitas orang tua asli dan sejarah keluarganya. Meskipun begitu, sekarang rasanya hal itu seperti mencari jarum dalam setumpuk jerami.