Rafael memarkir mobilnya di rumah yang ia tempati bersama Runa. Jam 9 malam, meski lampu rumah tidak dinyalakan, Rafael yakin Runa sudah ada di rumah.
Masih mengenakan seragam sekolahnya, cowok itu masuk ke dalam. Ia menyalakan lampu, dan merasakan keanehan di rumah itu.
Lantai yang terasa lengket, tas sekolah Runa yang tergeletak sembarangan di lantai ruang tamu, serta tumpukan bungkus makanan instan di atas meja.
Pemandangan yang tidak biasa.
Selama beberapa hari menghabiskan waktu dengan cewek itu, Rafael akui, Runa adalah orang yang bertanggung jawab. Meski pernikahan mereka hanya sebatas rekayasa, tetapi Runa selalu melakukan yang terbaik dalam memainkan perannya.
Rafael berupaya tidak peduli. Ia berjalan melewati ruang TV dan menaiki tangga. Mati-matian mengabaikan perasaan tidak nyaman di dada, terutama setiap kali mengingat kejadian di lapangan siang tadi.