Chereads / DANCING IN THE RAIN / Chapter 7 - UCAPANMU MEMBUATKU MENYEMBUNYIKAN PEDIH

Chapter 7 - UCAPANMU MEMBUATKU MENYEMBUNYIKAN PEDIH

"Alvaro!" teriak Raina memanggil dari pintu depan rumah Alvaro.

" Iya, masuk" jawab Alvaro. Ia sudah tahu kalau Raina akan datang kerumahnya. Masih pagi-pagi buta, jam lima pagi Raina datang ke rumah Alvaro. Ayah dan ibunya sudah berangkat me kampung ibunya. Mereka ingin berziarah ke makam nenek Raina. Kebetulan saja Raina tidak ikut. Ia disuruh orang tuanya untuk menjaga rumah.

Alvaro baru saja keluar dari kamar mandi. Tubuhnya masih wangi, juga rambutnya masih basah. Ketika baru saja keluar dari kamar mandi, ia sudah melihat Raina sedang duduk di ruang tamu menonton berita televisi seputar gosip artis di pagi hari. Meskipun Alvaro tidak suka menonton berita gosip, tetapi mau tidak mau , Ia harus menemani sahabatnya tersebut menonton acara gosip di televisi.

Alvaro memperhatikan Raina yang sedang menonton acara gosip di televisi.

" Apa serunya sih acara begituan?" ucap Alvaro.

" Seru aja!" ujar Raina.

" Seru darimana coba?" ucap Alvaro.

Akhirnya, Alvaro pun membiarkan sahabatnya itu menikmati tontonannya. Ia memilih untuk membaca buku daripada melihat berita yang ia anggap "lebay" itu.

Diam-diam Raina memperhatikan sahabatnya itu. Betapa kerennya sahabatnya itu. Bagi Raina sahabat adalah sahabat. Dengan kata lain, Ia menolak istilah sahabat jadi cinta. Pernah satu kali saat mereka kelas satu SMA, Raina dan Alvaro duduk di lantai 3 sekolahnya. Mereka menatap kearah bawah sambil memperhatikan anak-anak yang sedang melakukan kegiatan ekstrakurikuler basket. Lalu, Raina menyinggung tentang bagaimana kalau mereka;

" Al, kamu pernah dengar nggak istilah sahabat jadi cinta?" ucap Raina.

" Iya rain, kenapa memangnya?" jawab Alvaro.

" Aku nggak mau sampai itu kejadian sama kita." Pedih rasanya, perkataan itu seketika membuat hati Alvaro mulai hancur. Sejak saat itu ia tidak berani mengutarakan perasaan yang sebenarnya kepada Raina, sahabatnya sendiri.

Lalu, Alvaro membalas " Yee ... lagian siapa juga yang mau jadian sama kamu," ucap Alvaro.

" Beneran ya? kita akan jadi sahabat selamanya." ucap Raina pada Alvaro.

" Iya, Raina." ujar Alvaro.

" Ehh... udah tengah hari. Aku harus pulang dulu. Hari ini aku ditugasi memasak oleh Ibu," Raina pamit.

" Iya , sampai ketemu besok ya."

Sesampainya dirumah, ia baru sadar dan teringat bahwa tujuan kedatangannya ke rumah Alvaro adalah untuk bercerita tentang Nichol. Entah kenapa perempuan itu menjadi lupa segalanya.

Jika ditanya siapa lelaki yang menerima Raina apa adanya, dia adalah Alvaro. Kepada mantan-mantan pacarnya ia tidak memperlihatkan dirinya yang asli seratus persen. Semua hal tentang dirinya ia ceritakan kepada Alvaro saja.

...

Ditengah teriknya matahari, Alvaro sudah mulai mengayuh sepedanya menuju fakultas Raina. Hari ini kebetulan tidak ada kegiatan kuliah dan komunitas, jadi ia akan menghabiskan waktunya bersama Raina. Biasanya, kalau sudah begini ia akan menemani Raina latihan menari. Lalu, menikmati es krim sambil menunggu jemputan ayahnya.

Ia duduk di bangku belakang tempat biasanya ia menunggu Raina. Sesaat kemudian, Alvaro berjalan menuju ke arah Raina sembari menawarkan air minum. Tak disangka, jam latihan pun telah usai . Sekarang mereka bisa menghabiskan waktu bersama lagi.