Chereads / DANCING IN THE RAIN / Chapter 10 - CINTA PASTI MENGALAMI PERUBAHAN

Chapter 10 - CINTA PASTI MENGALAMI PERUBAHAN

Disaat kamu sedang jatuh cinta, kamu hanya punya satu pilihan, yaitu berubah. Mau tidak mau, cinta akan selalu menuntut perubahan. Tidak ada cinta yang benar-benar apa adanya.

Hanya ada satu yang tidak bisa diubah seseorang saat ia jatuh cinta, yaitu tentang perasaan hati. Beberapa orang mengatakan bahwa ia tidak mencintai mantan kekasihnya lagi, tetapi nyatanya hati selalu ingin mencari tahu apakah sang mantan masih baik-baik saja.

Jatuh cinta seringkali membuat kita menjadi munafik. Orang yang berpura-pura tidak butuh, padahal kita sendiri tahu bahwa dia lah hidup kita. Kita menjadikan diri kita asing sendiri hanya karena takut perasaan itu mengubah keadaan.

Seperti Alvaro. Ia menjadi orang yang munafik terhadap dirinya sendiri. Saat mendengar Raina berbagi kisah asmaranya dengan Nichol, Alvaro seolah-olah ikut merasakan bahagia. Padahal dilubuk hatinya yang paling dalam masih ada nama Raina yang menghantuinya bertahun-tahun. Namun, salah satu kelebihan Alvaro; ia bisa terlihat tenang meskipun hatinya hancur.

...

Raina menghampiri Alvaro yang sedang duduk sambil membaca bukunya di sudut kampus...

" Al, kamu jadian deh sama Caithlin. Masa kamu jomblo terus sih?" ucap Raina.

" Belum kepikiran. Entahlah, mungkin nanti saja," jawab Alvaro.

" Al, aku mau lihat kamu bahagia." Mata Raina memandang Alvaro dengan tulus.

Dilangit, bintang- bintang seolah berbisik kepada Alvaro. Tetaplah menjadi lelaki yang tangguh dan siap menerima bahwa orang yang dicintai sudah nyaman bersama orang lain.

" Kamu jangan patah hati lagi, ya. Aku mau lihat kamu tetap ceria seperti ini," ucap Alvaro.

" Aku kan sudah punya pacar, Al. Makanya aku bisa bahagia. Kamu kali yang suka patah hati," jawab Raina.

" Ih... enak saja. Aku mana pernah patah hati. Yang ada kamu tuh," jawab Alvaro.

...

Hari itu, Raina sangat sibuk dengan Nichol. Bahkan Alvaro tidak tahu kemana perginya mereka sekarang. Tidak seperti biasanya saat Raina masih belum punya pacar, Alvaro bisa dengan mudah menemui Raina. Kali ini sepertinya momen itu tidak akan terjadi lagi. Ada Nichol yang siap menjaga Raina. Lelaki yang kini diceritakan Raina sebagai pasangannya.

" Al, kamu tahu nggak kenapa aku ikut bergabung dengan komunitas ini?" Caithlin tiba-tiba muncul dan duduk di samping Alvaro.

Alvaro hanya terdiam memandang Caitlin. Ia bingung darimana asal datangnya Tiara yang tiba-tiba saja duduk disampingnya itu.

Pada sore itu, mereka menghabiskan waktu berdua di Cafe yang terletak di pinggir jalan dekat kampusnya. Tadinya Alvaro ingin langsung pulang. Tetapi ia tidak tega pada Caitlin yang nampak kelelahan. Mungkin habis selesai kuliah.

" Balik yuk," ajak Alvaro. " Masih banyak pekerjaan rumah yang belum aku selesaikan."

" Yuk!" ucap Caitlin sambil berdiri.

Merekapun akhirnya meninggalkan cafe itu.

...

Alvaro sedang memarkirkan sepedanya di halaman rumah. Tiba-tiba ada suara seorang perempuan yang sedang memanggilnya. Ternyata perempuan itu Raina.

" Alvaro...ooo Alvaro," teriaknya.

" Rain, kamu ngapain kesini malam-malam?" tanya Alvaro.

" Masih jam 9 kali," jawab Raina.

" Ada apa? Buruan bilang. Aku capek, mau istirahat. Seharian tadi aku sibuk banget". ucap Alvaro.

" Iya, Al. Jadi gini, Nichol kan seminggu lagi ulang tahun, aku minta saran dong kado yang cocok untuk dia apa?" tanya Raina.

" Rain? Jadi cuma ini tujuan kamu kesini?" Alvaro kesal.

" Bantuin dong" jawab Raina dengan muka yang memelas.

" Eh, nggak usah gitu ah tampangnya," jawab Alvaro.

" Alvarooo... bantuinnn," suara Raina semakin manja.

" Ih, geli tahu. Jangan gitu ahh. Oke , aku bantuin tapi jangan kayak anak kecil gtiu dong. Kamu udah tua Raina," Alvaro menggelengkan kepalanya.

" Bodo amat!," jawab Raina sambil memeletkan lidahnya.

" Dih, makin manja. Masih seminggu lagi kan ulang tahunnya?" ucap Alvaro.

" Iya, Al."

" Gampang deh, nanti aku minta bantuan Caithlin. Dia jago kalau hal begituan," ucap Alvaro.

" Loh... kok Caithlin?" Raina menatap sinis Alvaro.

" Iya iya, nanti aku bantuin kok. Tenang saja, buat kamu apa yang nggak sih," jawab Alvaro.

" Alvarooo... aku jadi senang deh."

" Kamu apa-apa sih. Kalau orang tua mu lihat gimana coba?" ucap Alvaro.

" Ya udah, aku balik dulu ya. Dahh Alvaro. Selamat malam."

" Selamat malam juga," ucap Alvaro.