" Ayok!" tangan Raina menarik Alvaro.
" Loh, sepedanya?"
" Udah, tinggal dulu aja. Kita naik angkot sekarang."
" Tapi..."
" ... tapi kalau hilang? Biasanya juga aman kok disini."
" Mana, sini kuncinya." Raina mengunci sepeda Alvaro.
" Udah, nggak akan hilang. Tenang saja" ucap Raina.
Akhirnya, Alvaro mengikuti kemauan Raina. Ia harus menepati janjinya semalam.
Setelah sampai di sebuah pusat perbelanjaan...
" Apa ya kadonya? Aku bingung. Makanya aku ajak kamu kesini," ucap Raina.
" Ya udah kita masuk dulu saja. Kita lihat didalam nanti ada barang apa yang cocok untuk Nichol," jawab Alvaro.
" Hmm... kamu mau beliin dia jam tangan nggak?" tanya Alvaro pada Raina.
" Kira-kira cocok nggak ya?" tanya Raina
" Coba kamu tanyain dulu deh sama Nichol," ujar Alvaro.
" Eh. nggak seru dong. Bukan kejutan namanya kalau aku nanya ke dia," jawab Raina.
" Iya juga sih ya." ucap Alvaro.
"Jadi...?"
Baru kali ini Alvaro melihat Raina seribet ini memilihkan kado untuk pacarnya. Padahal, biasanya juga asal beli barang saja.
" Yuk, sini. Aku tahu apa yang harus kamu belikan." Alvaro menarik tangan Raina.
Akhirnya Raina berhasil membelikan kado untuk pacarnya. Ia merasa lega. Ia tinggal mempersiapkan kejutan saja untuk Nichol.
...
Hari yang ditunggu pun akhirnya tiba. Semua sudah disiapkan dengan terkonsep. Caithlin datang menjemput Alvaro. Raina sudah lebih dulu datang di tempat yang sudah dijanjikan dengan Nichol.
Malam itu Raina terlihat tampil lebih cantik daripada biasanya Ia nampak mengenakan gaun putih yang dihiasi bunga bagaikan putri dari istana. Nichol senang menatap Raina yang terlihat lebih anggun itu. Ia menggenggam Raina selagi mengucapkan kalimat-kalimat cinta.
" Kamu nggak mau makan?" Nichol menghentikan makannya.
" Iya." Raina tersenyum sambil makan sepotong daging di piringnya.
Raina memberi tanda kepada Alvaro. Alvaro mengerti bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk mengantarkan kue ulang tahun ke meja mereka.
Beberapa menit kemudian, Alvaro dan Caithlin mendekat sambil menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Nichol benar-benar terkejut. Namun, rupanya sekilas ingatannya dengan Amanda kembali teringat. Manda pernah melakukan hal yang sama kepadanya.
" Terima kasih ya, Sayang." Ucap Nichol sambil mengecup kening Raina.
" Sama-sama Sayang. Oh iya aku punya hadiah untuk kamu. Sebentar. Nih..."
" Ini apa, aku buka ya?"
Raina mengangguk tanda setuju.
" Sleeping bag?" ucapnya sambil menatap Raina.
Lagi-lagi kado itu mengingatkannya pada Manda. Ditempat yang berbeda dan tahun yang berbeda, di kejutan yang nyaris sama. Amanda pernah menghadiahi jaket kepadanya dengan ucapan yang sama seperti yang diucapkan Raina.
" Eh, yuk potong kuenya," ajak Raina.
Terasa pedih di dada Alvaro.Ia benar-benar merasakan menjadi orang kedua saat Raina jatuh cinta. Caithlin bersandar di bahu Alvaro. Pertanda ia mengerti apa yang Alvaro rasakan. Malam itu akhirnya mereka habiskan dengan makan bersama di satu meja.