Chereads / DANCING IN THE RAIN / Chapter 13 - KEKHAWATIRANKU PADAMU

Chapter 13 - KEKHAWATIRANKU PADAMU

Tiba saat dimana Alvaro akan memulai praktik lapangan untuk segera melanjutkan skripsinya. Ia mulai melaksanakan praktik lapangan. Dengan mantap ia melangkahkan kakinya.

Menyibukkan dirinya sendiri adalah salah satu cara yang terbaik untuk menyembuhkan patah hatinya.Tetapi, semakin kesini ia sadar bahwa semuanya perlahan menjadi jauh. Raina sibuk dengan kekasihnya. Betapa cemburunya Alvaro saat melihat sahabatnya itu berjalan bersama Nichol.

Mantap sudah niat Alvaro untuk perlahan melupakan Raina. Meski perasaannya masih belum bisa berubah. Ia benar-benar tidak bisa lepas dari orang-orang yang selama ini belum menjadi miliknya itu.

Batin Alvaro " Ini tidak akan lama. semuanya akan kembali baik-baik saja."

Tetapi, biar bagaimanapun mungkin ia benar-benar tidak bisa pergi dari kehidupan Raina. Mungkin saja perempuan itu masih mencari dan membutuhkannya.

Namun, dengan menjauh dari Raina, ada seseorang perempuan yang berusaha memanfaatkan kesempatan untuk mendekati Alvaro. Caithlin adalah perempuan yang sejak lama menyimpan perasaan pada Alvaro. Ia masih berharap pada Alvaro. Meskipun ia tahu bahwa Alvaro tidak akan pernah bisa melupakan Raina sepenuhnya.

...

Siang itu, Caithlin menunggu Alvaro digerbang sekolah tempat Alvaro magang. Beberapa siswa terlihat sedang berlalu-lalang. Ada yang sedang menunggu jemputan bahkan ada juga yang pulang sendirian. Meskipun sedang terik, tetapi tidak dapat mengurungkan niatnya untuk bertemu Alvaro.

Setelah sekian lama menanti, akhirnya Alvaro muncul juga. Perempuan itu melambaikan tangannya pada Alvaro. Hingga sampailah Alvaro didepan Caithlin yang sudah lama menantinya.

" Kenapa kamu ada disini?" Tanya Alvaro.

" Enggak apa-apa sih aku pingin lihat kamu saja jadi guru," jawabnya.

Alvaro hanya dapat menggelengkan kepalanya.

" Ya udah, kalau begitu pulang ya. Aku juga ingin pulang."

" Alvaro... aku dari tadi nungguin kamu disini. Sekarang kamu menyuruh aku untuk pulang begitu saja?." Jawab Caithlin.

" Lah, terus memangnya kamu mau apa lagi?" tanya Alvaro.

" Ahh.. nggak tau ah," Caithlin kesal dengan perlakuan Alvaro kepadanya. Tiba-tiba ia naik ke sepedanya dan pergi meninggalkan Alvaro sendirian.

Alvaro merasa bersalah kepada Caithlin. Ia mengambil ponsel disakunya lalu mencari kontak Caithlin. Ia mencoba menghubunginya. Tetapi tak ada balasan sama sekali dari Caithlin. Sudah berkali-kali ia telepon tapi tidak ada satupun yang diangkat.

" Ayolah, Caithlin angkat teleponnya!" Tapi tetap tidak ada balasan sama sekali dari Caithlin. Ia merasa bersalah telah membuat Caithlin kesal pada siang itu.

Keesokan harinya setelah ia pulang praktik mengajar, ia pergi menuju kampus. Ia mencari Caithlin. Tetapi ia tak nampak sama sekali. Alvaro sudah meneleponnya tetapi tetap saja tidak ada balasan dari Caithlin.

Ia kemudian mencari sampai ke belakang kampus, Tempat dimana Caithlin biasanya melepas penat saat jam istirahat.

Tiba-tiba saja ...

" Alvaro...?" suara itu mengalihkan pandangan Alvaro.

" Kok kamu bisa disini?" tanya Caithlin keheranan.

" Jadi, kamu nggak marah sama aku perihal kemarin?" tanya Alvaro.

" Kemarin aku cuma kesal saja sama kamu. Aku udah capek-capek nungguin kamu. Tapi aku malah kamu suruh pulang. Siapa coba yang nggak kesel kalau digituin," jawab Caithlin.

" Kalau begitu syukurlah. Aku minta maaf ya perihal kemarin" ucap Alvaro.

" Iya, semalam aku ketiduran. Makanya aku nggak bales telepon dari kamu," ucap Caithlin.

Caithlin tiba-tiba menatap Alvaro dengan tatapan yang kosong.

" Caith... kamu kenapa? Ada yang aneh sama aku?" Tanya Alvaro keheranan.

" Enggak. Aku bingung saja sekaligus senang. Ternyata kamu mengkhawatirkan aku juga," jawabnya.

Alvaro hanya diam dan tidak membantah omongan Caithlin.

" Oh iya, kamu udah makan...?" tanya Caitlin.

" Belum." jawab Alvaro.

Caithlin langsung menarik tangan Alvaro untuk makan di tempat makan favoritnya dekat kampus.

...

Lagu Maroon five mengalun lembut. Raina dan Nichol sedang berjalan- jalan disebuah pusat perbelanjaan. Raina memperhatikan beberapa boneka yang dijual di kios-kios mall.

" Kamu mau yang mana, Yang?"

" Aku mau yang pinguin ini, Yang. Boleh?"

" Boneka pinguin?"

" Iya. Kamu tahu nggak kalau pinguin itu hewan yang setia pada pasangannya, bahkan sampai mereka mati"

" Oh ya?" Nichol tidak pernah mendengar hal itu."

" Aku ingin menjadi pasanganmu kayaknya pinguin ini." Raina tersenyum dan menatap mata Nichol.

" Begitupun aku, Rain. Aku akan menjadi lelaki yang akan selalu mendampingimu." jawab Alvaro.

...

Nichol menatap ke arah Raina seolah ingin mengatakan sesuatu...

" Rain, minggu ini aku aku akan pergi rock climbing lagi." Raina langsung menegakkan badan dari pelukan lelaki itu. Ia takut mendengar Nichol berkata seperti itu. Padahal, Raina tahu sendiri bahwa itu adalah hal yang biasa bagi Nichol.

" Kemana?" ucapnya cemas.

" Kamu kenapa kok cemas gitu wajahnya?"

" Aku ikut!" ucap Raina.

" Sayang... dengarin aku dulu ya. Aku ingin pergi sendiri. Kamu pasti akan ku ajak pergi bersamaku. Tapi sekarang bukan saatnya."

" Tapi aku takut kamu kenapa-kenapa," ucap Raina.

" Sayang,kamu nggak usah cemas begitu. Kamu tahu kan aku cinta sama kamu. Aku akan pulang demi orang yang aku cintai" ucap Nichol sambil memandang mata Raina.

" Tapi kamu janji dulu ya, akan kembali."

" Iya Raina sayang. Aku ada di hatimu, kemanapun aku pergi, hatiku akan tetap bersamamu."