Chereads / DANCING IN THE RAIN / Chapter 9 - RASA PERCAYA MEMBUATKU INGIN MEMBUKA HATIKU

Chapter 9 - RASA PERCAYA MEMBUATKU INGIN MEMBUKA HATIKU

Di Kampus tempat Raina dan Alvaro kuliah sekarang lagi sering-seringnya mengadakan Event Campus Fair. Karena acara itu, Nichol dan Raina menjadi sering bertemu. Inilah hal yang membuat Alvaro mulai menjauh dari Raina. Alvaro harus mengerti bahwa sahabatnya itu sedang jatuh cinta.

Alvaro harus mendukung jika kini Raina sedang dekat dengan Nichol. Ia hanya ingin satu dari sahabatnya. Ia ingin sahabatnya itu bahagia. Walaupun, didalam hatinya sendiri ikut merasakan pedih.

Cinta itu butuh pernyataan, meski mencintai tidak selalu harus dinyatakan oleh kata-kata.

...

Alvaro menghentikan langkah sepedanya. Lalu ia berjalan menuju perpustakaan kampus. Hari ini ia tidak ingin melakukan apapun selain membaca buku-buku di perpustakaan. Mendengar Raina ingin mendaki ke gunung Semeru bersama Nichol membuatnya semakin khawatir dengan sahabatnya itu. Apalagi Raina belum ada pengalaman mendaki sama sekali, belum pernah melakukan kegiatan ekstrim seperti itu.

Sewaktu mereka SD, Raina hanya pernah mendaki di bukit sekat sekolahnya. Itupun ia harus dirawat di rumah sakit karena terlalu kelelahan.

Namun, ia paham. Ia tak boleh melarang apapun yang menyangkut sahabatnya jika itu memang bisa membuat Raina bahagia.

" Aku sudah dewasa,Al! Kamu tenang saja, Nichol laki-laki yang baik kok," kata Raina kepada Alvaro.

" Aku hanya nggak ingin kamu kenapa-kenapa Raina," jawab Alvaro sambil memegang erat tangan Raina.

Perempuan itu hanya tersenyum kepada Alvaro, orang yang lebih peduli daripada pacarnya sendiri.

Kemudian Raina menjawab " Iya, Al. Aku bisa jaga diri kok. Kamu tenang saja, nggak usah terlalu khawatir begitu."

Sudah hampir satu jam Alvaro habiskan untuk membaca buku-buku di perpustakaan.

Ia mencari cara agar rasa cemas dan khawatir nya akan Raina berukurang.

Pikiran-pikiran tentang Raina dan Nichol sudah merasuki kepala Alvaro. Buku-buku dihadapannya sudah tak mampu lagi mengalihkan perhatiannya. Ternyata, ia memang tidak bisa sepenuhnya merelakan Raina menjalin kasih dengan lelaki lain.

Namun, apapun ya g terjadi itu semua adalah keputusan Raina sendiri. Alvaro tidak berhak ikut campur urusan sahabatnya itu. Memang harus diakui bahwa cinta tak bisa menyatu tanpa ada yang menyatakan.

Alvaro mengambil tas yang ada di mejanya,

kemudian ia mengembalikan buku-buku yang sudah ia baca. Ia melangkah meninggalkan perpustakaan. Membawa hatinya yang lebih sepi dari ruangan itu.

Alvaro memasang earphone di telinganya. Mengayuh sepeda meninggalkan perpustakaan. Entah mau kemana. Ia hanya ingin menikmati kemana saja sepeda itu membawanya. Kadang memang begitu. Saat hatimu pedih dan terluka, kamu memang tidak butuh tempat tujuan. Kamu hanya perlu mengalir seperti air, meski tidak tahu ingin kemana.

Lagu Dewa 19, Pupus.

"... Baru kusadari cintaku bertepuk sebelah tangan. Kau buat remuk seluruh hatiku."

"... Aku mencintaimu lebih dari yang kau tahu. Meski kau takkan pernah tahu."

Lagu itu mengalun bersama kayuhan kaki Alvaro. Alvaro membiarkan tubuhnya dihempas angin. Ia telan setiap lirik dari lagu Dewa 19 itu. Sangat menusuk hatinya. Tapi ia tidak peduli. Karena ini juga bukan yang pertama kali untuknya.

...

Di perjalanan, Raina dan Alvaro mendengarkan penjelasan pemandu wisata tentang perjalanan yang akan mereka tempuh. Terdengar kurang lebih masih 5 kilometer lagi, 2 tanjakan. Barulah mereka akan sampai di lokasi tujuan utama yaitu di Gunung Semeru adalah sebuah gunung berapi tertinggi di Jawa Timur dan kedua tertinggi se Jawa, tepatnya terletak di Kabupaten Lumajang. Gunung Semeru memiliki ketinggian 3,676 meter di atas permukaan laut dan juga dikenal sebagai Mahameru atau Gunung Agung.Gunung Semeru merupakan gunung dengan rute pendakian paling indah di Indonesia. Banyak juga turis asing yang mendaki disana.

Sebenarnya Raina sudah sejak lama ingin datang kesana. Tetapi ia memang tidak pernah memiliki kesempatan. Alvaro sendiri tidak suka datang ke tempat seperti itu. Bagi Alvaro, alam bukanlah tempat untuk bersenang senang. Banyak yang datang ke alam tapi tidak bisa menjaga kebersihannya.

Sebagai pecinta lingkungan, Alvaro berusaha menghindari kegiatan seperti itu, kecuali kegi atan pelestarian saja.

Raina berhenti sejenak, matanya tertuju pada pemandangan yang sangat menakjubkan. Lalu setelah itu dia kembali melangkahkan kakinya mengikuti teman-temannya yang lain. Nichol mengiringi langkah Raina dari belakang, memastikan bahwa perempuan itu sedang baik-baik saja.

Begitu sampai di separuh perjalanan, tangan Nichol memegangi tangan Raina. Berjalan pelan-pelan diatas jalan curam yang berbatu. Beberapa orang memutuskan untuk beristirahat sejenak. Mereka memulihkan energi sejenak.

" Lain kali kita kesini lagi ya?" ucap Raina ke Nichol.

" Yakin kamu kuat?" Ini saja kamu sudah terlihat kelelahan."

" Yeee.. harus kuat dong! Aku kan perempuan tangguh." jawab Raina.

Teman-temannya yang lain hanya tersenyum mendengar Raina yang sedang berbincang dengan Nichol. Padahal sudah jelas terlihat bahwa diantara romombongan yang lain, dia lah yang paling terlihat lemah. Tetapi, semangatnya itu patut diacungi jempol.

...

Sore itu sekitar pukul tiga, akhirnya mereka sampai di pos 4 atau Ranu Kumbolo. Pemandangannya sangatlah indah dan mencuri perhatian mata untuk segera terjun ke danau itu. Raina menatap kagum.

Raina menurunkan kaki, terasa air sangat dingin memeluk kulitnya. Sebagian dari rombongan menyiapkan makanan untuk mereka.

Nichol memperhatikan Raina yang terlihat sibuk bermain air. Perempuan itu melepas lelah dengan memasukkan kakinya ke dalam air danau.

" Yuk, makan dulu." Nichol mengulurkan tangannya.

Lalu Raina berdiri sambil mengikuti langkah Nichol menuju tempat makan.

Tidak ada makanan mewah, mereka hanya menikmati bekal seadanya yang sengaja dibeli di desa terakhir sebelum mendaki.

...

Saat yang lain sibuk mandi di danau, Raina hanya melihat dan menikmati air di tempat yang dangkal karena ia tidak bisa berenang dengan baik. Melihat air yang tidak kelihatan dasarnya itu, Raina sudah takut duluan. Nichol dan teman-temannya mandi di bagian yang dalam. Ia terjun bebas dari bebatuan besar yang berada di pinggir sungai. Tenggelam lalu muncul lagi di permukaan air.

Setelah cukup puas melakukan kegiatan itu, Nichol perlahan mendekati Raina.

"Rain, kamu nggak mau nyoba?" ucap Nichol.

Raina menggeleng, Nichol pun tersenyum. Sebenarnya ia sudah menduga jawaban itu.

Nichol menarik pelan tangan Raina. "Yuk!" ucapnya.

Entah kenapa Raina merasa aman jika bersama dengan Nichol. Ia pun akhirnya mau diajak terjun bebas.

Tiba saat mereka mendaki menuju puncak Gunung Semeru. Saat itu mereka sudah sampai di pos terakhir. Raina memegang erat tangan Nichol. Sungguh menantang perjalanan kali ini . Raina baru sadar, ternyata baru kali ini, ia berhasil menaklukan kegiatan ekstrim seperti ini. Mendaki gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Jawa Timur. Sungguh bangga dia pada dirinya sendiri.

Saat mereka sampai di puncak...

Inilah momen yang pas bagi Nichol untuk menyatakan perasaannya pada Raina. " Rain, saya tahu, banyak yang belum bisa saya buktikan untuk membuatmu percaya dengan apa yang akan saya katakan. Tapi saya rasa, kali ini dan ditempat ini saya ingin kamu tahu bahwa ada perasaan yang tidak mau berhenti berdetak dari dalam hatiku." ucap Nichol.

" Raina, aku ingin membangun kembali cinta yang jatuh. Dan itu denganmu."

Raina merasa terkejut dan berusaha menenangkan dadanya sendiri. Biasanya, ia meminta pendapat Alvaro kalau masalah cinta. Tetapi kali ini Raina tahu apa yang harus ia perbuat.

" Nic, tidak ada yang tahu kapan pastinya cinta datang. Tapi kita selalu tahu kapan kita harus memulainya. Aku merasa nyaman denganmu. Dan aku ingin membuka hatiku denganmu," jawab Raina.

Beberapa teman-temannya ikut tersenyum melihat mereka. Ranu Kumbolo itu pun serasa merestui hubungan mereka. Akhirnya Raina pun menemukan pengganti mantan kekasihnya. Kali ini ia berharap semoga ia tidak dilukai lagi oleh lelaki.

Bagi Nichol patah hati telah membawanya jauh pergi, tapi bertemu dengan Raina dapat menguatkannya kembali. Tidak ada gunanya menyedihi luka berlebihan, karena cinta akan selalu datang sendiri jika memang sudah waktunya. Ia sangat berterima kasih pada alam semesta yang telah mempersatukan mereka.