Chereads / Cinta Tanpa Batas / Chapter 9 - Menikung teman

Chapter 9 - Menikung teman

Eza berjalan memasuki gedung lab, ia bersenandung kecil. Lina menyusulnya dari belakang begitu juga Rena Dan yang lain.

"pagi eza Sayang... "seru lina dengan menggebu gebu,eza melirik kaget,ni Anak kenapa pagi pagi uda se energik ini,biasa dialah yang paling lesu bila mereka Belum sarapan.

"sehat lin, salah minum obat Kamu...? "

"apaan sih za,.... Eh za Kamu tau Ngak, mantan Aku Ngajak balikkan... " serunya sembari terkekeh sendiri tanpa eza mengerti.

"Terus,...? "

"ish Susah deh ngomong sama Kamu, oh ya lupa Kamu kan gak punya mantan, mana tau rasanya, eza.... " gerutu lina kesal Karna respon eza tak sesuai ekspetasinya.

"Terus Kamu terima...? "Tanya eza mencoba menanggapi sekenanya percakapan lina.

"jelas dong..., Dia tuh mantan terindah Aku... " Lina masi terkekeh sendiri, eza kembali mengernyitkan dahinya.

"balikan sama mantan Kok seneng sih, mantan itu bekas, yang harus disingkirkan Jauh Jauh... " suara rendy menguak memotong percakapan eza dan lina, eza tampak tertawa mendengar jawaban rendy, ia Tak melihat ekspresi lina yang seakan murka,"Kak rendy,... " serunya lantas mengejar ngejar rendy buat memberi pelajaran.

Eza kembali menuju lokernya,mengecek ponselnya sekedar menggeser geser media sosialnya.

***Kediaman eza***

Mama rere membuka pintu Setelah mendengar ketukan pintu beberapa Kali.

"Siapa... ?"

"malam bu,saya temen satu lab eza, eza nya Ada bu...? " Ucap bagas dengan sopan ke arah mamanya eza. Rere pun langsung berteriak dari depan pintu, "eza, temen Kamu datang nih..." serunya lantas mempersilahkan bagas yang Saat itu ditemani bg Dodi dan tunangannya Untuk masuk. Eza berlalu menuju ruang tamu,"bagas bang Dodi, Tumben,ada apa...?" Tanya eza melihat teman temannya.

"za keluar yuk,malam minggu nih... " seru bagas.

"kemana,...? " Tanya eza, ia tak pernah keluar malam Hari,kecuali di kawal oleh kakak laki laki nya. Waktu itu ia juga pernah kongkow bareng temen satu divisinya di salah satu cafe Di kota S, tapi kakaknya memantaunya,membuntuti tanpa sepengetahuannya, tau tau pulang kakaknya uda berdiri di parkiran.

Wajar,dia kesayangan kakaknya. adik perempuan yang susah senang bersamanya sejak kecil, Dia tidak ingin adiknya rusak perilaku nya.

"ke kafe biasa.. "

"aku izin dulu ya, Soalnya kakak Aku lagi gk dirumah... " eza pun masuk kedalam Dan meminta izin ke mamanya,.Setelah mendapat izin eza berjalan keluar ruang tamu menemui temannya, "yuk... "

"dibolehkan...? "Tanya bagas memastikan lagi.

"Iya... "

"kakak Kamu kemana, bukannya biasa Dia ngikuti Kamu... " Tanya bagas lagi memastikan.

"kakak Hari ini nginap di estate, lagi banyak Kerjaan, jadi gak bisa pulang... "

bagas pun mengangguk Dan bersiap pergi,

"Kamu gak usah bawa motor,aku boncengi aja. " seru bagas lagi, eza tampak Berpikir, ia Belum pernah di boncengi cowok sebelumnya kecuali kakaknya. Tapi melihat bagas sudah bersiap, eza pun menurut saja.

"Jangan malam malam pulang nya za, nanti kakakmu marah..." seru mama rere.

"Iya ma, eza pergi dulu, bye... "

Sebenarnya rere memberikan izin, Karna kakak eza sudah mencari tau Semua teman teman eza satu divisi, ia sudah menyimpan Semua kontak mereka hanya Untuk memastikan adik nya baik baik saja.Jika Eza lengah,ia akan membajak ponsel eza, memeriksa seluruh isinya.

Motor bagas Dan Dodi melaju membelah angin malam yang cukup dingin, eza masih terdiam diboncengan. Sesekali mereka berbicara Untuk mengusir keheningan. Hingga tibalah mereka dicafe yang dituju, mereka turun Dan masuk, bang Dodi mengambil duduk yang cukup Jauh.Ia sudah tau tujuan bagas mengajaknya agar eza diperbolehkan keluar oleh kakaknya Jika mereka Ramai.Bagas berniat nembak eza, Walau diakui Dodi,rendy lebih sesuai, tapi ia merasa bersalah juga dengan rendy mengingat bagaimana bagas Menikung eza dari rendy yang sendirinya Dodi juga tidak tau perasaan eza maupun rendy.

Tampak sesaat bagas Dan eza merasa canggung, ini pertama kalinya Bagi eza.Dia melirik bagas, Ada apa bagas mengajaknya keluar Dan makan bersama. Mana rendy Dan yang lain, malah bang Dodi duduknya Jauh bnget lagi.

"eza, Aku Ngajak Kamu kesini ada yang mau Aku katakan... " seru bagas dengan ragu,mencoba membelai keheningan yang Ada. ia melirik eza, tatapan gadis ini terkesan cuek,biasa tanpa ekspresi, beda Saat ia berbincang dengan rendy, matanya berbinar memperlihatkan sempurna nya bola hitam matanya.

"apa itu gas, kenapa mesti berdua...? "Tanya eza tak mengerti, ia mengernyitkan dahi nya.

"eza, aku suka sama Kamu, mau ngak jadi pacar Aku... " seru bagas spontan, eza yang sedang menyesap minumannya sontak tersedak. "uhuk... uhukk...,bagas kamu... "

"Iya, Kamu terima..? "

Eza menarik nafas dalam, ia tidak tertarik menjalin hubungan dengan siapapun. ia masi nyaman dengan kenangan nya dari orang yang telah pergi,.... tetra.

ia Tersenyum,mencoba merangkai Kata Kata, ia hobby menulis, yang pasti Kata Kata itu bahasa jiwa baginya.

"bagas, Maafkan ya, Aku Belum bisa terima,... "

"kenapa za, apa Karna rendy...?"eza tertegun mendengar nama rendy, kenapa rendy,...?

"Bukan, kenapa tiba tiba kak rendy...? "jawab eza tak percaya.

"eza, Semua orang di divisi tau, Kamu sama rendy itu dekat, atau kalian uda... " Kata Kata bagas mengambang, eza tertawa terbahak. apaan ini, dirinya bahkan tak pernah terpikir buat jadian sama rendy. Hanya saja ia nyaman bersama rendy, orangnya supel,dan happy. Jadi bagaimana mungkin orang Berpikir Dia Dan rendy.....

"kenapa tertawa... " seru bagas bingung.

"Kamu aneh,aku Dan kak rendy gak Ada apa apa, Kita temenan doang. Dan maaf bagas, Aku Belum mau pacaran, Lagian Kamu tau kakak Aku, Dia selektif tau. jadi Sekali lagi maaf ya... ,Kita temenan aja, Aku lebih nyaman... " eza menatap tulus ke arah bagas,bagas termangu perasaanya di tolak.

hadeuhhh malu nya...

Eza kemudian melirik ponselnya, sudah jam 9malam. "yuk pulang, ntar kemaleman... " seru eza seraya beranjak dari duduknya. Ia berjalan menuju meja kasir membayar makanan yang mereka pesan.

"malam ini Aku yang traktir... " seru eza mengerlingkan matanya, melihat bagas bingung Saat Nampak eza membayar pesanannya.

Mereka pun keluar dari cafe, menuju parkiran Dan melesat meninggalkan kota menuju rumah eza.