Chereads / Cinta Tanpa Batas / Chapter 1 - prolog

Cinta Tanpa Batas

Riska_Iryanii
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 234.7k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - prolog

sheza menyusuri lorong kantor itu,bangunan laboratorium yang sederhana disebuah perusahaan di kota S. Hari ini dia ada interview, setelah memasukan lamaran kerja dan melalui seleksi.Sheza gadis cantik yang hanya lulusan SMA, dia tidak sepintar orang-orang, tapi dy punya daya ingat kuat, dan cepat belajar.

Setelah melewati beberapa pertanyaan akhirnya ia diterima bekerja diperusahaan M.

"sheza, selamat.Senin depan kamu sudah bisa bekerja disini. Ingat, kamu harus bisa dilapangan, di labor, semua harus bisa selama kamu menjalani masa training selama 3 bulan. Saya harap kamu bisa belajar cepet, laboratorium ini baru,meski ada di divisi kecil perusahaan M, tpi disini sangat -sangat bepengaruh pada perusahaan." Atasan itu bernama Nining, dia staf di divisi ini.sheza mengangguk lalu pamit pulang.

Itu adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit, bergerak dibidang itu, divisi ini khusus menangani hama penyakit pada tumbuhan kelapa sawit.

Dia tidak tau banyak, apalagi mengenai hama penyakit, hanya sekedar mencoba keberuntungan. Siapa sangka dy diterima bekerja,dengan kontrak yg sudah ditandatangani.Tinggal menunggu 3bulan jika kinerjanya bagus ia menjadi karyawan tetap.

Pagi itu ia sudah masuk kerja,pakaiannya Rapi. Disambut senyum sinis wanita yang menginterviewnya kemarin.

"Hari ini kamu mulai bekerja, karna saya sibuk di lapangan,kamu ikut intruksi dua staf itu. Mereka staf divisi ini juga".

wanita itu berkata sembari menunjuk dua orang staf lelaki dan perempuan. Mereka menatap ramah,disana ada seorang karyawan baru juga selain sheza,wanita juga.

"kemarilah kita mulai bekerja, ikut saya" ucap staf lelaki itu menuntun mereka kedalam laboratorium.

"Perkenalkan nama saya tetra, panggil pak tetra, ini bu ammi, yang tadi kalian tau sendiri namanya, dia staf penanggung jawab disini,kita ada 6 staf, satu manejer divisi.Selama disini kalian harus menuruti intruksi kami tidak peduli kalian berada di naungan staf siapapun,kami semua tetap staf kalian. "ucapan lelaki itu tampak dingin.

"kita semua team, harap kerja samanya. Tentu nya bu Nining sudah menjelaskan kinerja disini, jadi kita mulailah."sahut bu ammi.

Sheza dan teman baru itu mengangguk tanda mengerti.

Mereka memulai Bekerja,pertama-tama mereka ke areal belakang lab, untuk mencari dedaunan. Entahlah yang pasti itu untuk makanan ulat, yang menurut mereka itu hama dalam kelapa sawit, Nah loh kenapa hama dirawat....

" Ini adalah Daun Mucuna,kita akan berikan Daun ini pada ulat ini. Namanya Spodoptera litura,seperti ini, kita beri dia makanan,kita ingin tau fase hidupnya, mulai bertelur, menetas,larva,prepupa,pupa,imago,lalu bertelur lagi." jelas pak tetra panjang lebar,sheza dan lina mendengar kan dengan seksama.

"Kalau ini, namanya Setora nitens. Ulat api dalam bahasa kita,sengatannya luar biasa sakit, ini hama yg menyerang daun kelapa sawit, kita beri makan dia daun kelapa sawit,sama kita juga ingin tau fase hidupnya. "sahut bu ammi pula.

"Sekarang kita hanya merawat ini dulu, kemudian hari akan banyak yg akan dikerjakan, kalian paham. "...

Ucapan pak tetra membangunkan mereka untuk segera bekerja.

"hey, sheza kan, kenalin aku lina, aku dari kota M. senang berteman denganmu."

"hey lin, panggil aku eza aja, senang berteman dengan mu juga." keduanya berkenalan ditengah kegiatan yang baru saja mereka kenal itu.

Hari berlalu,pekerjaan itu terasa luar biasa, mereka tau banyak hal.Entahlah,semula eza jijik ngeliat ulat ulat itu menggeliat, tapi ia mulai terbiasa.

"hey tetra, ammi, " seru seseorang masuk kedalam lab, membawa seseorang.

"hey deb, dari mana lu...? "ucap pak tetra.

"kak deb, tumben rendi lu bawa ke lab. " sahut ammi pula.

"iya, gua ada kerja, jdi gua ajak dy, biasa krjaan ini uda lama gua angguri."

eza melirik kearah mereka, 'gaul amat bahasa mereka'batinnya. ia melirik ke seorang pria, dia rendi karyawan pak debby.

"hey, adik adik manis semangat kerjanya, ini rendi temen kalian juga ya, semoga betah kerja disini. Bu Nining itu garang loh jadi bagus bagus ya. "seru pak debby sambil cekikikan kearah tetra dan ammi.

Entahlah mereka semua atasan yang enak diajak guyon, bahasa mereka elu gua, tpi mereka tipe yg menghargai bawahan.

"Eza sibuk mi,? "tanya tetra ke ammi.

"Ngak, kenapa? "

"gua ajak kelapangan ya,gua butuh temen, "

"lu ajak dia, kenapa gk gua aja??? "

"gua mau dia belajar dilapangan, secara diantara eza dan lina dia lebih paham dan cepat belajar, gua penasaran sepintar apa anaknya, dia jarang nanya tapi uda paham. Nah makanya gua ajak kelapangan."

"gua ikut, biar lina aja tinggal di lab... "

"gua juga... "sahut debby gak kalah.

"fine, takut amat gua apa apain tuh bocah. "

"gua yang bonceng dia pake motor gua, lu cowok gak muhrim"sungut ammi.

Mereka pun memanggil eza,meninggalkan lina sendirian dilab. Padahal itu sudah akan menunjukan jam pulang kerja, tapi atasannya bertitah mereka berdua lembur.

Sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam, hening, hanya angin yng membelai lembut menerpa wajah mereka.Eza pun tampak terdiam diboncengan, Tak lama itu ammi merasa bosan, ia membuka percakapan terlebih dahulu sambil megendalikan motor.

"eza, gimana menurut kamu kerja disini,nyaman nggak... ?"

Eza terhenyak sadar dari lamunannya, "ya gimana ya bu, awalnya saya gak yakin bisa, tapi setelah dijalani beberapa hari, saya nyaman, saya banyak belajar, awalnya saya gak tau jadi tau... "

"kamu tipe yang cepet belajar ya..??? "eza hanya tersenyum mennggapi omongan ammi.

apalagi yang bisa ia lontarkan selain senyuman.

"saya liat kamu lebih banyak diam loh dibanding lina, kamu emng tipe pendiam ya... "

"ya begitulah bu,... "

"kenapa kamu gak kuliah aja za, secara otak kamu mumpuni loh,sayangkan klo hanya sebatas SMA, sapa tau kamu bisa kaya kita bertiga... "

"saya sih mau aja bu,tapi kondisi pas pasan mau tidak mau, lagian kuliahkan butuh dana banyak. Ada niat, tapi mungkin nggak sekarang... "

"Kamu tau ngak, tetra itu terkagum kagum loh sama kamu, lebih lebih kamu itu...ehem,cantik loh...," eza tertunduk malu,wajahnya sudah memerah mendengar pujian ammi.

"apaan sih bu... "

"Beneran, gak liat dia selalu menonjolkan kamu, tapi saya sih gak tau ya, entah apa itu..."

Terdengar hening sejenak, hingga ammi kembali membuka percakapan.

"hobby kamu apa... "

"saya sih suka menulis,apapun itu, membaca... "

"oh ya, nulis apa... ?"

"Cerita apapun, puisi... "

"wah penasaran, lain kali boleh dong baca hasil tangan kamu... "

"boleh kok bu... "

"jangan heran ya sma kita bertiga, kita orangnya emang gini, uda kayak saudara, apalagi kalo denger kita ngomong yng menurut kalian itu bahasa amit amit, tapi kita orangnya luwes gak ngekang ataupun merendahkan bawahan..., artinya kita bertiga fleksibel selagi bawahaN masi bersikap sewajarnya... "

Eza hanya tersenyum sambil mengangguk mendengar penuturan ammi. Bisa dibilang staf nya yang satu ini punya sifat ceria apapun kondisinya, mudah berbaur, yang paling penting dia menghargai setiap orang mau itu sejawat ataupun bawahan.

Tak lama terdiam, Hening membawa mereka menyusuri jalanan yang Terjal berbatu,panas terik matahari sore.

Mereka sampai Dimana perkebunan sawit yang masi kecil, hingga Terik matahari masi menembus kulit.

"eza hayu ikut saya, " seru tetra menghampiri eza yang baru turun dari motor Dan melepaskan helm nya.

"sabaran napa,buru buru amat... " seru ammi nyolot ke arah tetra yang hendak menarik eza secepat mungkin.

"lu kaya orang apaan aja deh," sambung debby.

"keburu sore,ntar ni Anak kesorean pulang nya... "

"Gak lucu.... " dengus ammi kesal.

Eza hanya menggeleng,mereka bertiga emang sering terlibat perdebatan yang menurut nya gak penting .Tapi mereka tetap masi kompak, seolah masa Bodo' dengan Hal kmaren.

Menyusuri rumput liar, mereka menembus ilalang Dan berjalan menyusuri deretan kelapa sawit.

Eza menurut saja mengikuti dari balik punggung tetra.