"Temui aku dikamar"bisikku pada Pipit sebelum pergi meninggalkan meja makan.Kutinggalkan tatapan bingung dari Pipit.Melangkah menuju kamar ayah dan ibu hanya tersenyum di kulum.
"Cepatlah temui dia...."
"Mungkin ada hal penting yang ingin ia sampaikan."saran ibu kepada Pipit dengan senyum misterius dan tatapan penuh makna.Senyum ibu semakin merekah ketika melihat tanda merah yang melekat di leher Pipit.
Pipit sudah berusaha menutupi tanda merah di lehernya namun mungkin karena tanda itu terlalu banyak sehingga masih dapat terlihat.
Pipit bangkit dari tempat duduknya dengan wajah merona merah.
Berjalan perlahan menuju kamarku.
Sementara dikamar,aku duduk di tepi ranjang.
Kulepas kaos dan celana jeans ku meninggalkan celana boxer ketat.
Aku merebahkan tubuh letihku diatas tempat tidur.Kutarik selimut untuk menutupi tubuh bagian bawah sampai pinggang.Aku raih laptop dan mulai membuka website.
Tidak lama terdengar suara pintu dibuka.Didepan pintu Pipit berdiri kaku.Dia menatap ke arah ku sambil menutup pintu kamar.Aku bangkit dari tempat tidurku, meletakkan kembali laptop diatas nakas dan berjalan menghampiri Pipit.Ku umbar senyum yang paling manis yang aku punya kearah wanita cantik yang kini berdiri kaku di hadapanku.Pipit menundukkan kepalanya dalam-dalam terlihat tubuhnya sedikit bergetar.Dia tidak berani menatap tubuhku yang nyaris telanjang.Aku punya tubuh yang lumayan seksi.Semenjak mengenal seks aku banyak menghabiskan waktuku untuk berolahraga.Aku memang suka olahraga lari pada masa SMA dulu.Saat di Amerika aku lebih memilih olahraga angkat beban.
5 tahun aktif sebagai anggota salah satu studio kebugaran di sana membuat tubuhku menjadi berotot.
perutku yang rata menampilkan sobekan seperti roti sobek.
"Apa aku menyeramkan..."
Apa tubuhku kurang bagus hingga kau memalingkan wajahmu dariku."bisikku pelan saat jarak Kam sudah dekat.
Pipit memundurkan tubuhnya hingga membentur pintu.Aku mengunci pergerakan Pipit dengan menempelkan tanganku ke pintu disamping kepala Pipit.Ku condongkan kepalaku mendekat ke wajahnya.Ku cium aroma shampoo di rambutnya
"Aku ingin meminta hak ku padamu..."
"Bisakah aku meminta hak ku sekarang hmmmm...."bisikku parau.
Kepalaku sudah dipenuhi hasrat yang memang telah aku tahan dari siang tadi.Aku menatap Pipit dengan pandangan yang berkabut. Ku sentuh pipinya dengan lembut. Kutelusuri wajah cantik itu sambil mempermainkan anak rambut yang menempel di pipinya yang mulus.
"Pipit.... aaaakh...."
Aku mulai tidak tahan, tanpa menunggu jawaban aku langsung melumat bibir mungil yang merah alami.Aku melumatnya dengan kasar.
Tanganku mulai nakal bergerilya di seluruh tubuh Pipit.
Masih dengan malu-malu Pipit mencoba membalas ciumanku.
Lidahku merangsek masuk kedalam mulutnya dan mulai memilin lidahnya.Puas dengan bibir Aku beralih ke telinga Pipit memancing hasrat Pipit. Perlahan terdengar desis lembut dan erangan tertahan dari Pipit.
"Jangan ditahan sayang......"
"Akuuuu sukka menndengarrnyaa....."
geramku dengan suara yang bergetar.
Aku lepaskan pakaiannya satu persatu dan membawanya ke atas tempat tidur.Aku rebahkan tubuh bugilnya di atas tempat tidur.Sambil terus menghujani tubuhnya dengan ciuman liar. Kuremas payudaranya yang menantang sambil menghisap salah satu P***** yang berwarna coklat kemerahan.Tubuh itu bergelinjang kegelian saat lidahku mencium pinggang dan pusarnya.Aku terus turun ke bawah menciumi paha mulus Pipit.Kurenggangkan kedua paha mulus itu membuka daerah yang tersembunyi di antara keduanya.
mmmmmmhhhh......aku menggeram penuh nafsu melihat V**** Pipit yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Kusentuh V***** Pipit dengan lembut.Kucium aroma khas dari kewanitaan Pipit dan mulai menghisap
V***** Pipit dengan rakus.Aku mainkan daerah kl******nya dengan ujung lidah. Pipit kembali mendesis nikmat tubuhnya melengkung dan matanya mulai berkabut.
"Maassss.,......aaaaaakkhhh..."
Desis Pipit sambil menggerak-gerakkan pinggulnya.
kugosok- gosok bagian kl******nya yang sudah menegang dengan gerakan cepat.Tubuh Pipit semakin melengkung, matanya meredup dan kedua tangannya mencengkram erat pada sprei.
"Masss.......akuuu mau pipisss....."
desis Pipit dengan suara serak.
"Keluar kan sayang....keluarkanlah"
ucapku pelan sambil tetap menggosok-gosok kl****** Pipit.
"Maassss Bayyuuu... aaaakh"
teriakan Pipit diiringi kedutan lembut tubuhnya tangannya mencengkram erat pergelangan tanganku.
Aku lepaskan tanganku dari V*****
Pipit yang sudah basah. Kujilati tanganku yang penuh cair kenikmatan Pipit.
"Isssshh.....mas Bayu jorokk..."ucap Pipit seperti jijik.
"Punyamu sangat manis sayang....."
"Sekarang waktunya kenikmatan yang sesungguhnya"ucapku sambil melebar paha Pipit, kulepaskan celana boxer ku yang membuat P*****ku yang sudah menegang terbebas dari sarangnya.
Kugosok-gosok P*****ku pada V**** Pipit lalu kumasukkan kedalam lubang V*****nya.
"ZLEEEEEBBBB........"
"AAAAAAKKHHH....." jerit Pipit cukup keras.
"Ssssakkkiiit....massss...."rintihannya membuat aku menghentikan gerakan tubuhku.Kucoba menenangkan Pipit dengan kembali menciumi bibirnya.kugigit-gigit pelan cuping telinganya untuk mengalihkan perhatian Pipit.Kutahan gerakan P****ku yang kini telah masuk sebagian kedalam lubang V****** Pipit
Kembali terdengar suara desahan Pipit. Aku kembali menekan P****ku agar masuk seluruhnya kedalam lubang V***** Pipit.
"Apa masih sakit..."tanyaku sambil melirik kearah bawah.
"Sedikit..."terdengar lirih suara Pipit.
"Aku akan mengerjakannya secara perlahan."
"Mungkin akan terasa sedikit sakit....."
"Tapi sakitnya tidak akan lama"ucapku
sambil menggerakkan pinggulku dengan perlahan.Aku keluar masukkan P*****ku didalam V***** Pipit dengan gerakan yang lambat.
kubiarkan Pipit terbiasa dengan milikku.Gesekan P*****didalam V*****
seperti aliran listrik yang memicu hasratku semakin menggila.
"Masss....akkku.... mau keluar lagi..."
"Ayo.....saayyyyaaang.... keluarkan bersamkuuuu...."
Kugerakan maju mundur milikku dengan ritme yang tidak beraturan.
"Ppiiiipiiiittt....aaakkkhh"tubuhku ambruk menindih tubuh Pipit diiringi dengan semburan spermaku yang menyiram rahim Pipit diiringi kedutan kenikmatan dari V""""" Pipit tanda dia juga telah mencapai klimaks nya