Chereads / CINTAKU PADA SIBURUNG PIPIT / Chapter 22 - BAB 23. BABAK BARU (1)

Chapter 22 - BAB 23. BABAK BARU (1)

Aku jalankan mobilku perlahan.

Kulirik jam baru jam 19.15 malam.

"Masih sore ...."

"Pasti orang rumah belum tidur."gumamku

Aku lagi malas bertemu keluargaku malam ini.Aku putuskan untuk mampir dulu disalah satu bar yang letaknya tidak jauh dari tempatku sekarang.

Aku memasuki ruangan yang minim cahaya dan suara musik yang terdengar memekakkan telinga.

Ditengah ruangan tampak terlihat puluhan orang yang sedang bergoyang mengikuti irama musik.

Aku duduk di kursi depan bartender dengan posisi agak di pojok.

Aku memesan minuman racikan bartender dengan alkohol berkadar sedang.

Kunikmati minuman ku sambil melihat ke arah kerumunan orang yang sedang bergoyang.

Awalnya aku hanya ingin menikmati segelas wine namun dahagaku menuntutku untuk minum lagi dan lagi.

Entah sudah berapa gelas minuman yang masuk ke dalam perutku.

Aku memang mulai terbiasa minum minuman yang beralkohol sejak tinggal di Amerika.Saat disana aku sering datang ke bar bersama teman-temanku untuk mengusir jenuh.

Bar juga menjadi tempat pelampiasanku di saat rindu yang tidak tertahankan pada Pipit.

Kepalaku berdenyut pandanganku mulai berkabut.Wajah dan dadaku terasa panas tapi dahagaku masih belum terpuaskan.

Ada beberapa wanita cantik yang datang menghampiriku. Mereka melenggak-lenggokkan tubuhnya sambil tersenyum nakal.

"Hai.... ganteng mau di temenin?"ucap salah satu dari mereka.

Aku memilih tidak memperdulikan mereka.Aku malah tidak melirik sedikit pun pada mereka.

Akhirnya mereka memilih pergi meninggalkan aku sendiri.

Aku memesan kembali minuman untuk memuaskan dahagaku.

"Tuan anda sudah mabuk sebaiknya jangan minum lagi."ucap bartender memberi saran.

"Kalo anda ingin istirahat kami bisa menyiapkan kamar di atas."

Atau kalau anda ingin pulang kami juga bisa mengantar anda pulang ke rumah,"ucap si bartender lagi menawarkan jasa.

"Antarkan aku pulang,"pintaku pada si bartender.

Kuserahkan credits card ku beserta kunci mobil.

Kuletakan kepalaku yang terasa berat diatas meja.

Bartender dengan sigap memproses pembayaran kemudian memanggil dua orang pelayan laki-laki yang bertubuh tegap berbaju serba hitam.Kedua pelayan itu kemudian memapah ku kedalam mobil untuk kemudian mengantarkan aku pulang.

Tidak lama kemudian aku pun sudah sampai di depan rumah.Aku melihat pak Budi membuka pintu gerbang membiarkan mobilku masuk kedalam.

Aku turun dari mobil dengan tubuh sedikit sempoyongan.Namun begitu kesadaran ku masih penuh.

Aku mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribuan dari dalam dompetku dan aku sodorkan uang itu kepada pelayan bar yang sudah mengantarkan aku pulang.

"Ini tip untuk kalian yang sudah mau mengantarkan aku pulang.... ambilah"

ucapku sambil mengucapkan terima kasih.

Mereka pun menerima pemberianku dengan senang seraya membungkuk hormat.

"Terimakasih tuan.... kami pamit dulu,"

ucap salah satu dari mereka sambil menyerahkan kunci mobil.

Aku berjalan kedalam dengan tubuh sempoyongan.Pak Budi berniat membantu namun aku tolak.

Aku buka pintu kamar yang sudah gelap.Aku jalan perlahan menuju tempat tidur.Aku ingin cepat tidur.

Aku buka baju dan celana panjang ku dan melemparkannya ke sembarang arah. Hanya celana dalam saja yang masih menempel di tubuhku.

Aku rebahkan tubuhku di atas tempat tidur sambil menarik selimut dan mulai memejamkan mataku.

Belum sampai aku tertidur aku merasa ada gerakan halus disampingku.

Aku arahkan pandangan ku pada sesuatu yang bergerak tadi,

Sesosok tubuh tampak tertidur pulas di sebelahku.

Tubuh itu tidur dengan posisi membelakangi diriku.

Aku hanya bisa melihat rambut panjang dan sedikit wajah nya.

Aku tahu sosok wanita yang tidur di sebelahku adalah Pipit.

Ku dekati tubuh itu,ku cium aroma shampoo dari rambutnya.

Aroma yang mulai akrab dengan Indra penciumanku.

Ada rasa aneh yang masuk kedalam otakku dan rasa ku.Hasrat yang mulai akrab dengan tubuhku.

Aku merasakan ada sesuatu di diriku yang menegang dan ingin dipuaskan.

Pengaruh alkohol juga membuat pikiranku semakin menggila.

Kuciumi rambut Pipit kemudian kujulurkan lidahku menyentuh telinga Pipit. Kujilati telinga dan leher jenjang Pipit sambil sesekali menyesap lehernya hingga meninggalkan bekas merah. Tubuh Pipit bergetar, perlahan terdengar desisan suara Pipit menahan hasratnya. Suara itu terdengar seksi, dan semakin membangkitkan gairah ku.