Aku lepaskan pakaianku sambil berjalan gontai menuju kamar mandi.
Kuguyur kepalaku dengan air dingin.Hasrat yang tadi muncul masih setia bergelayut di pikiran ku.Kucoba mengusirnya dengan terus mengguyurnya dengan air dingin.
Hampir setengah jam aku berdiri di bawah shower, setelah lebih rileks kusudahi ritual mandiku.
Kembali berjalan menuju ruang ganti dengan menggunakan piyama dan handuk kecil untuk mengeringkan rambut.Kaos hitam yang agak ketat dengan celana jeans pendek berwarna putih serta sendal jepit menjadi pilihan pakaian yang kukenakan sore ini.Setelah menyemprotkan sedikit minyak wangi dan menyisir rambut aku lalu berjalan menuju balkon.Aku menikmati pemandangan belakang rumah melalui balkon.Tampak dua orang pelayan rumah yang sedang membersihkan halaman belakang rumah.Setengah dari halaman belakang rumah merupakan taman bunga milik ibu.Dipojok kanan belakang rumah ada kolam renang berukuran sedang, semakin kebelakang nampak hamparan rumput hijau yang diselingi pohon,- pohon besar.Ada banyak pohon buah lokal yang sengaja ayah tanam di sana.
Ayah juga membuat jalan setapak dari rumah menuju ujung halaman belakang.Diujung halaman belakang sebenarnya ada tempat dimana ayah menyalurkan hobinya berternak.
Di sana ada ayam,angsa, Burung, ikan
dan masih banyak lagi.
Jika ada waktu senggang ayah akan menghabiskan waktunya dengan ternak piaraannya.
Perutku terasa lapar ku lirik jam tanganku.waktu sudah menunjukan pukul lima sore.Kuusap perutku yang mulai keroncongan.
Aku berjalan kebawah menuju ruang makan.Dari arah ruang depan aku melihat ayah yang baru pulang dari kantor ditemani seorang lelaki yang mungkin usianya tidak jauh berbeda dengan aku. Laki-laki itu berjalan dibelakang ayah sambil membawa tas milik ayah.Melihat kehadiranku di rumah wajah ayah sedikit berubah.
Ia menatap tajam kearah ku.
"Kapan kamu kembali...?"
" Kenapa tidak memberi kabar ha.....!"
Ucap ayahku kemudian memelukku dengan erat.
Sesaat kami berpelukan melepaskan kerinduan.
"Oh ya..... kenalkan ini Yudi asisten ayah"
"Yud, kenalkan ini anak bapak,Bayu" ucap ayahku sambil melepaskan pelukannya dan menepuk pundak laki-laki itu yang ternyata bernama Yudi.
"Selamat sore pak Bayu saya Yudi.....
senang berkenalan dengan bapak"
ucap Yudi dengan sopan sambil mengulurkan tangannya.
Kusambut uluran tangan dari pria itu sambil tersenyum ramah.
"Mungkin kedepannya Yudi lah yang akan membantu mengurus pekerjaanmu di kantor."ucap ayahku lagi penuh semangat.
Ayah memang berencana menyerahkan seluruh urusan kantor padaku setelah aku kembali dari Amerika.
Yudi kemudian pamit pulang, menolak ajakan ayah untuk makan bersama kami.Aku kembali berjalan menuju ruang makan sementara ayah masuk kedalam kamar untuk mandi dan salin baju.
Kuhampiri ibuku yang sedang menata meja makan.
"Bu... aku sudah kelaparan adakah yang bisa aku makan sekarang?"
ucapku memelas sambil mengelus perutku.Wajahku ku pasang dengan raut yang menyedihkan.
"Anak nakal..... tunggulah Ayahmu sebentar lagi"ucap ibu sambil memukul keningku pelan.
Ku peluk ibuku dari belakang,Kuresapi kehangatannya yang telah lama aku rindukan.Ibu menghentikan kegiatannya lalu berbalik menghadap ke arah ku.Air matanya kembali bercucuran.
"Berjanjilah untuk tidak akan meninggalkan ibu lagi!" ucapnya dengan suara serak.Ku anggukan Kepalaku dan kembali memeluknya erat-erat.
"Ehmmmm... Apa kita harus menunda waktu makan?"
Terdengar suara ayah dibelakang punggung ku.
Ayah berjalan ke meja makan lalu duduk di kursi yang disediakan oleh ibu.Akupun kemudian duduk di kursi yang berhadapan dengan ayah.
Tak lama muncul Pipit yang datang dari arah dapur membawa hidangan dalam mangkuk besar.
"Pipit membuat Sop iga sapi kesukaanmu"
"Dia sengaja belajar membuat Sop iga sapi begitu tahu kalau kamu suka SOP iga."ucap ibu dengan suara senang.
"Cobalah Bay....."
Sop iga buatan Pipit memang enak,
kau pasti ketagihan"sambung ayah menimpali.
Pipit yang dipuji hanya tertunduk malu lalu duduk di sebelahku.
Aku coba mencuri pandang ke arahnya.Pipit telah mengganti pakaiannya.Kali ini dia memakai kaos lengan panjang berwarna pink dengan kerah menutupi leher dipadu dengan rok lebar dengan panjang selutut.
Rambutnya yang panjang dibiarkan tergerai.Aroma shampoo nya kembali mengusik hidungku.
Kubiarkan dia menyiapkan nasi dan lauk dipiringku.Dia juga menyiapkan sop iga buatannya kedalam mangkuk kecil.Penasaran kucicipi Sop buatan Pipit perlahan.
"Gimana Bay.... enakkan?"tanya ibu penasaran diiringi tatapan tajam ayah.
Pipit masih tertunduk tidak berani menatap kearah ku.
"Kurang..."
"kurang?"
"masa si...."ucap ibu tidak percaya.
lalu ikut mencoba.Ayah juga ikut mencoba Sop iga yang sudah tersedia didepan mejanya.
"Ah enak..... ucap ibu diiringi anggukan ayah tanda setuju.
"Kurang apa mas...?"Pipit mulai buka suara.
"Kurang banyak....." jawabku datar.
Kulanjutkan makanku tanpa menghiraukan tatapan orang disekitar ku.
Pipit tersenyum sambil menundukkan kepalanya.Sementara ibu memonyongkan bibirnya.Hanya ayah yang tidak menunjukkan reaksi apapun.Wajahnya tetap datar sambil terus menyantap makanannya.