Raja berguling ke atas tubuh Dan Bi dan menatapnya tajam, "Katakan padaku. Beraninya kau menipuku!" Dan Bi kaget tapi pura-pura bodoh, mengira Raja sedang membicarakan detak jantungnya. Tapi maksud Raja bukan itu. Ia menadahkan tangan, "Berikan padaku sekarang juga."
Sejenak Dan Bi mencerna maksud Raja dan ia berteriak setelah mengerti maksudnya. "Ahh.. ini?" Ia merogoh sesuatu dari dalam bajunya. "Ini, kuberikan saja padamu." Dan Bi mengulurkan jeruk pada Raja.
Raja menyuruh Dan Bi menyimpan jeruk itu saja. Ia bangkit dan berkata kalau ia mau keluar istana dengan menyamar. Kalau Dan Bi pulangnya searah, mereka bisa pergi bersama. Ia mengulurkan tangan untuk menarik agar Dan Bi berdiri.
Dan Bi berkata kalau waktu pulangnya sudah lewat (yang berarti dia tak bisa keluar istana). Raja mentowel pipi Dan Bi dan berkata, "Terus kenapa? Aku ini Raja. Tunggu aku di sini. Ini perintah."
Raja berganti baju dengan antusias, tanpa dibantu oleh kasimnya. Sudah lama ia tak pernah ganti baju sendiri. Saat memandang wajahnya di cermin, ia menyadari sesuatu dan memegang dadanya. Ia ingat ucapan Dan Bi kalau dada akan berdebar-debar saat menyukai seseorang.
Sambil menunggu Raja, Dan Bi menggambar smiley face di jeruk. Tapi kelamaan menunggu Raja, Dan Bi akhirnya tertidur. Ah Jin membangunkannya dan mengantarkan pulang. Sampai ia keluar, sedikitpun tak nampak sosok Raja. Dan Bi memandang sekelilingnya dengan kecewa.
Menteri Shim On mengatur agar rencana penyatuan Raja dan Ratu sukses dengan menaburkan bubuk aprodisiak di tteokboki yang disajikan. Dan jika Raja tak mendatangi kamarnya, ia menyuruh Ratu untuk datang ke kamar Raja.
Tteokboki tersaji, tapi tak dimakan oleh Raja karena Raja memberikan makan malamnya untuk Dan Bi. Sepertinya sih sebagai permintaan maaf karena ia tak datang kemarin malam, walau ia tak mengucapkannya dengan gamblang. Sambil sok cool buka-buka buku, Raja bertanya apa Dan Bi menunggu lama kemarin? Ia banyak kerjaan sehingga ia lupa akan janji mereka.
Mendadak Raja tiba-tiba mengomentari tempat kos Dan Bi yang menurutnya tidak menyajikan makanan dengan baik dan mengusulkan untuk pindah rumah saja. Dan Bi bengong. Ga ada hujan ga ada angin, tiba-tiba Raja berkata seperti itu. Sadar, Raja pun menghentikan topik dengan sibuk baca.
Diam-diam, Dan Bi memasukkan kembali jeruk yang kemarin digambarinya.
Ratu memulai aksinya. Raja tak muncul di kamarnya, maka ia yang akan mendatangi kamar Raja.
Dan Bi sedang mengajar cara menghitung luas lingkaran menggunakan pi=3,14. Tapi Raja nggak konsen, hanya menatap gurunya tanpa kedip. Ciee…. Raja buru-buru fokus kembali saat ditegur Dan Bi. Tapi pelajaran mereka harus berhenti karena mendadak kasim memberitahu kedatangan Ratu.
Ratu muncul dan menyapa Raja yang sedang sibuk bekerja. Dengan lembut ia bertanya mengapa Raja bekerja keras. Walau ada kemarau panjang atau wabah, toh di istana baik-baik saja.
Ratu ingat, menurut ayahnya, sekarang Raja pasti sedang terbakar karena aprodisiaknya mulai bekerja. Maka ia pun mulai membuka pita bajunya.
Benar, aprodisiaknya mulai bekerja. Dan Bi mulai kepanasan dan merasa pusing. Tapi ia harus bisa menahan diri karena ia bersembunyi agar tak ketahuan Ratu.
Raja menghampiri Ratu dan mencegahnya buka baju. Tanpa rasa malu, Ratu terus melepaskan baju luarnya, meminta Raja untuk tak munafik karena Raja pun juga menginginkan kekuasaan.
Raja memakaikan kembali baju Ratu dan mengikat pitanya. Kekuasaan adalah prioritas utamanya
karena Ia ingin menjadi Raja yang baik, "Jadi aku tak akan kalah."
Alasan lain digunakan Ratu. Ia merasa kesepian. Tapi Raja bertanya siapa sih yang di istana ini yang tak kesepian? Ratu jangan memaksakan diri seperti ini.
Percakapan mereka terhenti karena ada jeruk menggelinding. Gosam muncul seperti orang ngelindur, sekarang berjalan ke arah Ratu untuk memeluknya, "Ah..Sou..!"
Ratu bingung sekaligus marah karena ada orang lain di kamar Raja. Tapi Gosam itu semakin mendekatinya sambil memanggil-manggil, "Sou..!"
Tapi belum sempat mendekat, Dan Bi sudah tak sadarkan diri dan pasti terjatuh kalau Raja tak menangkapnya. Ratu semakin marah melihat Raja memeluk gosam itu dan menepuk-nepuk pipinya khawatir karena pipi si gosam merah sekali. Ratu pun meninggalkan ruangan Raja dengan marah.
Dan Bi akhirnya sadar dan berkata kalau ia butuh AC. Raja tak mengerti ocehan Dan Bi. Tahu kalau tak mungkin memanggil tabib, Raja mencoba menyadarkan Dan Bi. Dan Bi membuka mata, cerita kalau ia baru saja mimpi buruk ketemu hantu.
Sudah ngoceh ngawur, Dan Bi juga memegang wajah Raja, dan mulai bicara keras-keras. Raja menutup mulut Dan Bi yang malah balik menggigit tangannya.
Raja mengerang kesakitan, tapi ia tahan karena tahu Ratu masih di luar. Benar saja. Ratu yang masih ada di luar menghentikan langkahnya saat mendengar suara erangan dan bisik-bisik.
Dan Bi mulai mengoceh tak keruan. Tadi ia menyakiti wajah Raja, sekarang ia malah memeluknya dan memuji kalau Raja sangat tampan. "Tapi kau sangat jahat. Kau membuat jantungku berdebar-debar. Apa kau yang syuting The Moon That Embraces the Sun? DIBANDINGKAN DENGAN KIM SOO HYUN..."
"Hei! Diam!" bisik Raja yang langsung menutup mulut Dan Bi lagi, kali ini lebih keras karena Dan Bi terus berteriak walau mulutnya sudah dibekap.
Beberapa detik kemudian, Dan Bi terdiam, dan malah membuat Raja panik. Ha, disangka ia membekap mulut sampai Dan Bi mati kali, ya kalau melihat wajah paniknya.
Tapi Dan Bi sadar kembali dan kali ini mendorong Raja hingga terjatuh dan ia berguling ke atas tubuh Raja sambil mengoceh lagi. "Sendok emas, kau ini jahat sekali. Aku akan pergi begitu hujan turun. Racun! Ambilkan racun, jadi aku bisa meracuninya!" teriak Dan Bi sambil menepuk-nepuk dada Raja yang ia jadikan bantal.
Raja menghela nafas. Apa Dan Bi pikir ia mengijinkan Dan Bi ada di dekatnya karena ia suka? Dan Bi menjawab, "Aku sedikit suka." Raja terpana mendengar pengakuan Dan Bi. Ia buru-buru melepaskan Dan Bi dan memperbaiki sikap duduknya.
Dan Bi malah beringsut mendekatinya dengan mata terpejam, merajuk, "Tapi aku kan hanya Anak kelas 3 SMA dan kau adalah Raja, dasar."
Raja mendengus mendengar ucapan Dan Bi. Ia sepertinya sudah terbiasa dengan tangan Dan Bi yang kadang memukul dada dan wajahnya. "Aku akan membuangmu kalau kau tak berguna. Pergilah saat hujan turun!"
Dan Bi memeluk pinggang Raja, berjanji akan pergi saat hujan turun dan mendoakan Raja hidup bahagia. Raja melepaskan pelukan Dan Bi dan melihat kalau Dan Bi kali ini benar-benar sudah tertidur. Raja menghela nafas dan menatap Dan Bi.
Tatapan yang sejak tadi ingin ia lakukan. Dan Bi tampak tidur dengan nyenyak. Raja pun menunduk dan mendekatkan wajahnya ke arah Dan Bi.