Chereads / Splash Splash Love / Chapter 7 - Jangan menangis Gosam

Chapter 7 - Jangan menangis Gosam

Raja tak kuasa untuk tak mencium Dan Bi. Ia kemudian memeluk Dan Bi erat, membelai kepalanya seolah mengatakan kalau semua akan baik-baik saja.

Ratu dan Ah Jin tiba di istana saat malam tiba. Tapi gerbang sudah tertutup. Dan penampilan Ratu yang berantakan tak memungkinkannya untuk mengumumkan kedatangannya.

Akhirnya Ah Jin membawa Ratu ke rumahnya. Di kamar, Ratu melihat beberapa alat musik terpajang dan dua burung dari kayu. Ia ingat burung kayu itu.

Saat ia kecil, Ah Jin membuat burung kayu itu dan ia mewarnai burung kayu itu. Ah Jin berkata ia akan membuat mainan itu berbunyi layaknya seekor burung. Tangan kecilnya dengan lincah melubangi burung-burungan itu sehingga saat ditiup, mainan itu mengeluarkan suara. Dan Ratu saat itu mengagumi keahlian Ah Jin.

Ratu tersenyum mengingat masa kecilnya. Ia akn meniup burung-burungan itu saat ia melihat kerah bajunya berdarah. Kecuali kakinya yang lecet, tak ada bagian tubuhnya yang terluka. Berarti darah itu milik Ah Jin.

Benar. Di luar Ah Jin sedang kerepotan membebat luka di dadanya. Ratu menawarkan akan membantu,. Tapi Ah Jin malah memunggunginya. Tanpa permisi lagi, Ratu mengambil ujung perban dan mulai membebatnya. "Kau juga menanggung semuanya sendirian. Berarti kau tak pantas menilaiku," tukasnya tajam.

Dan Bi menceritakan kalau kemunculannya pertama kali di Joseon adalah hari ujian dimana seluruh hidupnya bergantung pada hasilnya. Ia selalu berpikir dari semua tempat, kenapa ia bisa terdampar di sini. Tapi ia menyadari kalau mungkin itu adalah pilihannya. "Joseon atau tempat lainnya, aku hanya ingin menghilang ke suatu tempat yang jauh."

"'Mi' itu artinya belum, dan 'rae' artinya terjadi. Mirae (Masa Depan). Berarti kau datang dari waktu yang belum terjadi?" tanya Raja. Dan Bi mengangguk. "Dan kau menyuruhku untuk mempercayainya?"

Dan Bi gemas karena Raja tak percaya. "Apa kau ini seumur hidup selalu dibodohi (makanya sekarang tak percaya)? Sekarang saatnya kau percaya padaku!" Untuk membuktikannya, Dan Bi membuka apps tentang rasi-rasi bintang dan menunjukkan pada Raja.

Raja terkagum-kagum karena melihat langit yang di atas bisa masuk semua ke dalam alat itu. Kalau sudah melihat di sini, mereka tak perlu menatap langit lagi. Tapi kekaguman itu hanya beberapa saat saja karena handphone Dan Bi mati kehabisan baterai. "Yah, lebih baik memiliki sesuatu yang tetap," ujar Raja sambil menunjuk ke atas langit.

Sekarang ganti Dan Bi yang terkagum-kagum melihat langit luas penuh bintang yang bercahaya. Ini benar-benar Joseon. Raja menjelaskan kalau bintang-bintang itu bisa memberi tahu mereka tanggal dan waktu. Dan Bi menatap kagum, "Di masa depan, tak banyak bintang lagi. Kau hanya bisa melihat beberapa bintang yang paling terang sementara bintang yang lain seperti tak pernah ada."

Raja meminta Dan Bi memperhatikan dengan baik. Memang awalnya yang paling terlihat adalah bintang yang paling terang. Tapi jika terus diperhatikan, maka bintang yang kurang terang pada akhirnya akan bersinar lebih terang.

Dan Bi menuruti saran Raja dan terkesima karena ia benar-benar bisa melihatnya sekarang. Raja berkata, "Bintang-bintang itu sebenarnya tak bersinar lebih terang. Tapi keinginan orang yang melihatnyalah yang menjaid semakin besar."

Raja menatap Dan Bi dan meraih tangannya. Di telapak tangannya, Raja menulis empat huruf yang asing. L. O. V. E. Dan Bi terkejut tapi wajahnya berseri-seri saat menjawab, "Aku juga.."

"Apa?" tanya Raja tak mengerti.

Dan Bi tersipu malu dan bertanya, "Kau mencintaiku?"

Haha.. Raja malah kaget karena Dan Bi tiba-tiba mengucapkan kata itu. Cengiran Dan Bi bertambah lebar. Ia senang tapi tak kuasa menahan malu, maka ia menutup wajahnya. Raja bingung tapi melihat wajah Dan Bi yang memerah, ia tersenyum lebar.

Ratu memandang langit. Ia baru sadar kalau selama hidupnya ia tak tahu kalau ada banyak bintang di langit Hanyang. Ia melihat di kamar ada banyak alat musik. Ia mengusulkan sebaiknya Ah Jin mempertimbangkan untuk pindah ke Departemen Musik.

"Jika aku bicara dengan ayahku.." Belum sempat Ratu selesai bicara, Ah Jin mengambil kapak dan menghancurkan kecapi itu. Ratu terkejut, "Aku.. aku hanya mencoba membantu!"

Ah Jin sudah mau marah pada Ratu, tapi terdengar bunyi dari perut Ratu.

Dengan coklat huruf, Dan Bi menunjukkan bagaimana menyuarakan huruf-huruf LOVE. Love. Itu artinya cinta. Raja memuji orang Barat yang mempunyai huruf sendiri. Ia sedih karena  merasa ketinggalan dengan yang lain. Dan Bi berkata, "Kalau kau sedih, makanan ini yang terbaik. Permen."

Raja menolak memakannya karena kelihatannya pahit. Dan Bi terus membujuknya untuk mencoba satu, karena coklat ini benar-benar manis. Raja akhirnya mengambil satu huruf dan berjanji akan membuatkan huruf untuk Joseon agar orang miskin seperti Dan Bi dapat hidup dengan baik.

"Karena itulah aku mempelajari matematika darimu. Kombinasi vokal dan konsonan itu tak muncul begitu saja," katanya sambil mencium-cium coklat, masih ragu.

Dan Bi terkejut dan ingat pada buku pelajaran yang dibacanya. Tentang Raja Sejong yang pintar matematika dan pencipta huruf Hangul. Ia mengambil uang 10 ribu won yang ada Raja Sejong untuk melihat kemiripannya.

Raja bingung melihat Dan Bi terus memandanginya. "Kenapa kau memandangiku seperti itu? Apa aku.. kelihatan tampan?" 

Dan Bi terpana dan akhirnya menyebut Raja dengan Yang Mulia. "Yang Mulia, Paduka pasti berhasil melakukannya." Ia bergumam sendiri sambil menatap uang sepuluh ribuannya, "Wow.. ini hebat sekali. Apa sekalian aku minta tanda tangannya saja, ya?"

Ia terus menjajarkan uang itu ke wajah Raja dan berseru gemas, "Ah.. kau ini benar-benar jauh lebih tampan!"

Hahaha.. Raja makin geer, merasa Dan Bi jatuh dalam pesonanya lagi. Ia berjanji akan menciptakan huruf sendiri dan menuliskan nama Dan Bi. Akhirnya coklat itu masuk ke dalam mulut Raja dan ia terpana. "Whoaa.. Whoaa… ini.. apa ini?"

Dan Bi tertawa melihat wajah Raja, "Kan sudah kubilang itu tuh benar-benar enak." Raja mengambil satu coklat lagi dan terbelalak lagi. Dan Bi tahu apa yang akan diucapkan Raja. Ia ikut mengucapkannya, "Whoaa!!"

Dan ia tertawa terbahak-bahak melihat Raja terus mengambil lagi dan lagi, bahkan mencium bungkus coklat pun ia berkata, "Whoaaa!!"

Tak hanya Raja yang terkesima dengan makanan Dan Bi. Ratu pun juga dibuat terpana dengan ayam yang digoreng Ah Jin.

Kayaknya Dan Bi besok bisa bangun siang deh karena mungkin ayam goreng itu adalah ayam yang berkokok tiap hari. Dan itu kayak ayam kremes, ya? Hahaha..

Akhirnya coklat itu tinggal dua. Raja terkagum-kagum melihat banyak barang yang muncul dari tas Dan Bi. Dan Bi sebenarnya juga heran kenapa coklat itu ada di dalam tasnya. Ia baru ingat kalau ibunya yang menaruh coklat itu ke dalam tasnya saat ia akan berangkat ujian.

Ia jadi ingat bagaimana ibunya yang terus berteriak menyemangatinya walau ia sudah pergi menjauh. Ingat ibunya, membuatnya sedih. Ia juga baru ingat kalau ia menyukai coklat itu saat ia kecil. Raja tampak bersalah karena ia memakan habis coklat itu. Dan Bi menggelengkan kepalanya karena bukan itu yang membuatnya sedih.

Raja bingung melihat wajah murung Dan Bi. "Jangan menangis! Ini titah Raja." Tapi Dan Bi tetap termenung sedih. Raja menatap bungkus coklat dan ingat ucapan Dan Bi yang mengatakan kalau sedang sedih, permen ini adalah yang terbaik. Tapi sayang coklatnya sudah habis.

Maka ia pun menyentuh dagu Dan Bi agar menatapnya. Dan ia mendekatkan wajahnya untuk mencium, ehm.. mentransfer rasa manis coklat itu. Raja tersenyum dan meminta, "Jangan menangis."

Dan Bi terpana dan lupa rasa sedihnya.

Di kamar, Ratu menemukan beberapa balok kosong. Ia menggambari balok-balok itu satu persatu. Setelah selesai, ia meletakkannya begitu saja.

Ah Jin menemukan kotak-kotak itu yang sekarang sudah digambari langit penuh bintang. Ia menyusun balok-balok itu dan whoaa…

Ternyata Ratu membuat kepingan-kepingan gambar yang jika dijadikan satu menjadi lukisan dua sejoli yang memandang taburan bintang di bawah sebuah pohon besar.

Dan Bi menghitung dan terus menghitung, tapi hingga pagi tetap tak berhasil juga. Dengan kecewa, Dan Bi menatap Raja yang dengan sabar menungguinya. Untuk menyegarkan diri, ia membasuh wajah dengan air yang tergenang.

Air itu penuh lumut dan ia teringat kalimat filsuf Ah Jin yang mengatakan kalau kesalahan manusialah yang memerangkap alam demi kebutuhan manusia itu sendiri. Ia sadar apa yang salah dengan jam airnya.

Mereka pun pulang ke tempat jam air berada. Dan benar saja. Ada lumut yang menyumbat pipa saluran air sehingga air tak menetes dengan konstan. Hitungannya sudah benar. Ia hanya perlu membersihkan lumut yang menyumbat di pipa.

Raja kagum melihatnya. Tapi Dan Bi berkata kalau semua ini bukan murni usahanya.

Kita melihat kalau ia dibantu Ah Jin membawa tempayan air. Ah Jin meminta Dan Bi untuk membagi keberhasilan mereka ini secara adil.

Akhirnya jam air itu berhasil dibuat. Dan Bi mengangkat tangannya, mengajak Raja high five. Raja sih tak paham, tapi ia ikut mengangkat tangan yang langsung disambut oleh Dan Bi. Toss! High Five!

Raja mengumumkan akan menganugerahi Ah Jin dengan menjadi pejabat rangking 4 untuk keberhasilannya dan memutuskan untuk mengampuni Gosam.

Walau begitu, Menteri Shim On minta Raja agar mengusir Gosam dari istana. Tapi Menteri Hwang Hee tak setuju. Jika status menghalangi orang yang peduli dengan rakyat, maka Raja sebaiknya memberikan Gosam itu status. "Bagaimana dengan menjadi pegawai rangking 3?"

Menteri Shim On kaget mendengar usul itu. Ia bertanya sebenarnya Menteri Hwang Hee ini memihak siapa? Menteri Hwang Hee menjawab, "Aku.. berada di pihak rakyat."

Dan Bi melihat keduanya dari jauh dan ingin melihat lebih jelas. Tapi ada sebuah tangan yang menyelip ke dalam tangannya dan menggenggamnya. Ia menoleh, melihat Raja tersenyum padanya dan menariknya pergi.

Aih.. so sweet..

Mereka pun latihan tabel perkalian lagi. Tanpa Ah Jin yang memainkan seruling, mereka berdua bernyanyi dan saling melempar pertanyaan. Pertanyaan pertama diajukan oleh Dan Bi yang bisa dijawab dengan mulus oleh Raja. Pertanyaan kedua diajukan oleh Raja, yang lagi-lagi gagal dijawab oleh Dan Bi.

Ah.. Mereka berteriak, satu kegirangan, satu lagi mohon ampun. Tapi Raja sudah ambil ancang-ancang untuk memukul jidat Dan Bi. Dan Bi memejamkan mata, mempersiapkan diri.

Dan cup! Kening itu tak mendapat pukulan tapi kecupan dari Raja. Dan Bi terkejut, dan langsung menelungkupkan wajahnya di atas meja, bahagia sekaligus malu. Raja tertawa geli dan memegang kepala Dan Bi.

Dan Bi sedang mengajarkan sistem tata surya. Tentang bumi yang  berputar mengelilingi matahari. Melihat Raja memandang dengan tatapan kosong ia bertanya apakah Raja mengerti? Raja menggeleng. Maka ia melepas ikat rambutnya dan mencontohkan tata surya menggunakan ikat rambutnya.

Tapi hal itu malah membuat Raja semakin tak konsen. Saat Dan Bi menjelaskan dengan biji-biji ikat rambutnya, yang mana matahari dan planet, mata Raja malah tak lepas dari wajah Dan Bi yang rambutnya terurai. Dan Bi menyebutkan semua nama-nama planet, dari Merkurius, Venus, Bumi hingga Neptunus.

Tertimpa sinar matahari, Dan Bi terlihat mempesona di mata Raja. Raja meminta Dan Bi menyebutkan Venus (geumseong) sekali lagi. Dan Bi bingung tapi menuruti permintaan Raja. "Geum.seong."

Raja kemudian sibuk menulis di buku catatannya sementara Dan Bi mengurutkan nama-nama planet kembali. Dan Bi bertanya apa Raja mendengarkan kata-katanya?

Raja menjawab, "Iya, iya. Teruskan." Dan Bi pun kembali menjelaskan kalau bintang-bintang itu berputar mengelilingi matahari. Dan Raja kembali menulis. Tulisan yang berbeda dengan yang diajarkan Dan Bi.

Tulisan yang kita kenal sekarang dengan nama Hangul.