Chereads / Splash Splash Love / Chapter 8 - Gosam adalah seorang wanita

Chapter 8 - Gosam adalah seorang wanita

Dan Bi pergi ke dapur istana untuk masak ramen instan. Ia terkejut kalau tak hanya dirinya yang ngidam ramen. Tapi juga Ratu! "Sou!" panggilnya.

Ratu yang bersembunyi di balik tiang sambil membawa mangkuk mie, mengisyaratkan agar diam. Dan Bi refleks menutup mulutnya.

Tapi ia menunjuk barang bawaannya. Ratu mengangkat alis, penasaran. Dan Bi pun memasakkan mie cup dan menyajikannya untuk Ratu. Ratu mulanya ragu-ragu dan mencium baunya dulu. Setelah dirasa aman, ia mencoba sesuap.

Sama seperti Raja, Ratu terbelalak merasakan nikmatnya mie itu. "Enak, kan?" tanya Dan Bi senang. Ia mengangsurkan gelas minumnya untuk meredakan pedasnya mie. Tapi Ratu menolaknya karena tak terlalu pedas. Dan Bi senang melihat Ratu mirip dengan sahabatnya, suka mie cup itu. "Anda mirip dengan teman saya."

Sambil terus melahap mie-nya, Ratu berkata kalau Dan Bi sepertinya juga tak asing baginya. Katanya orang dari Mirae mengetahui segalanya. Apa Dan Bi juga begitu? Dan Bi langsung menjawab, "Enggak juga, sih."

Ratu langsung melirik tajam karena Dan Bi menggunakan bahasa informal. Dan Bi buru-buru menambahkan –yo untuk menjadikan formal. 

Note: Saat Dan Bi mengatakan ia dari masa depan (mirae). Menurut dramabeans, semua orang mengira Mirae adalah sebuah negara asing. Hingga di episode 2 – 2, Raja baru sadar kalau mi (belum) rae (terjadi) yang dimaksud adalah masa depan. Tapi di kerajaan, orang-orang mengenal Dan Bi berasal dari daerah Mirae.

Penjelasan ini masuk akal, karena jika Dan Bi dikenal dari masa depan, maka orang mungkin takut atau takjub. Tapi saat Dan Bi berkata tentang Mirae, mereka biasa-biasa saja. 

Ratu meletakkannya mie-nya dan mengeluarkan lukisannya, gambar wanita berhanbok. Ia sebenarnya ingin mewarnai rok di gambar itu seperti cahaya bintang, tapi tak ada warna yang seperti itu.

Dan Bi pernah melihat tutorial di internet dan ia mengeluarkan cutternya.

Ratu kagum melihat pisau tipis yang bisa keluar sendiri. Baru pertama kali ia melihat barang seperti itu. Ia pun menunjukkan bagian-bagian yang ingin diwarnai dan Dan Bi pun mulai bekerja. Hanya butuh waktu sebentar untuk Dan Bi menunjukkan  hasilnya. 

Dan Bi mengangkat kertas itu ke arah langit dan Ratu terpesona. Gambarnya sekarang jadi bagus sekali. Atas petunjuk Ratu, Dan Bi menghilangkan sebagian rok, sehingga jika diangkat ke langit, rok itu sekarang berkelap-kelip oleh cahaya bintang. "Cantiknya..," gumam Ratu kagum.

Menteri Shim On marah mendengar permintaan putrinya yang menginginkan Raja dan Dan Bi menghabiskan malam bersama. Tapi Ratu bersikeras dan tahu ia harus menerima kenyataan. "Sekali ini saja. Aku yang akan mengurusnya."

Dan Bi merasa senang bisa mandi di bathtub ala Joseon. Ternyata enak juga punya rangking jabatan di istana.

Raja dipanggil oleh Ibu Suri. Di sana Ratu juga sudah duduk menunggunya. Ratu berkata, "Paduka, hamba sudah menceritakan semua pada Yang Mulia Ibu Suri, jadi Paduka tak perlu menyembunyikannya sendirian." Raja belum mengerti tentang siapa atau apa yang dimaksud, maka Ratu pun melanjutkan, "Hamba membicarakan tentang gadis itu."

Raja kaget mendengarnya, apalagi saat Ibu Suri berkata, "Paduka seharusnya menjadikannya sebagai selir dan bukan menjadi pejabat."

Dan Bi memakai hanbok dan dirias. Dan Bi sih senang tapi juga bingung.  Memang dia akan diberikan jabatan di posisi apa sehingga memakai baju ini? Dayang menjawab kalau Dan Bi akan melakukan 'tidur bunga' dengan Raja. Dan Bi bingung dengan istilah tidur bunga.

Tidur bunga adalah ungkapan jaman dulu untuk malam pertama.

Pasti Dan Bi sudah mengetahui artinya karena sekarang Dan Bi kabur. "Apa mereka sudah gila? Selir? Memangnya aku ini Jang Hee Bin?"

Hahaha… Iya sih.. ia bermarga Jang. Kalau si Raja bukan Raja Sejong melainkan Raja Sukjong, Dan Bi pasti jadi Jang Hee Bin yang jahat. Kekeke..

Raja berjalan tergesa keluar dari kediaman Ibu Suri. Ibu Suri memerintahkan Raja untuk menghabiskan malam bersama Dan Bi agar gadis itu dijadikan Hee Bin (selir).

Tuh kan.. Hee Bin artinya selir. Selir Jang. Cocok deh.. :p

Di tengah jalan, dayang melapor kalau Dan Bi menghilang dalam perjalanan menuju kediaman Raja. Raja semakin bergegas pergi mencari Dan Bi. Padahal Dan Bi sedang bersembunyi di bawah jembatan, mendengarkan percakapan mereka. Ia segera kabur ke arah lain, menuju jalan rahasia.

Tapi Raja juga punya pikiran yang sama. Ia melewati lorong rahasia itu, menoleh kiri kanan mencari sosok Dan Bi. Dan Bi panik mendengar langkah kaki Raja mendekatinya. Tapi ternyata Raja berbelok ke jalan lain. Dan Bi menghela nafas lega dan berbalik, hendak kabur lewat jalan yang tadi ia lewati.

Ia terbelalak karena Raja sekarang ada di hadapannya, menatapnya marah. Ternyata Raja tadi tak berbelok, diam-diam malah menghampirinya. Reflek Dan Bi mundur hingga ke dinding, tapi Raja melangkah semakin mendekatinya dan memandangi Dan Bi dari atas ke bawah. Dan Bi semakin ketakutan, tahu karena ia selama ini telah menipu Raja.

Ia terkesiap kaget saat Raja meraih tangannya dan menariknya pergi.

Ternyata Raja menyeretnya ke kamarnya dan mendorong Dan Bi ke atas tempat tidur. Dan Bi panik dan memuntahkan seribu alasan, "Katanya aku akan diusir kalau ketahuan aku ini gadis dan kau juga lebih dulu ingin kita menjadi teman, kan? Dan aku ini baru 19 tahun!"

Ia terpojok karena Raja terus menghampirinya dan berkata, "Benarkah? Jika kau ini 19 tahun, harusnya kau sudah punya 3 anak sekarang. Karena kau selalu berbohong setiap kau buka mulut, aku harus melihatnya sendiri."

"Ah.. tidak! Tidak!" jerit Dan Bi memejamkan mata ketakutan sambil mengeluarkan cutternya.

Raja malah tertawa geli. Ia menurunkan cutter itu dan memeluk Dan Bi. "Apa kau pikir aku tak menyadari kalau kau ini perempuan? Aku sudah memelukmu beberapa kali. Apa kau pikir aku ini bodoh?"

Dan kita kembali saat adik Ah Jin muncul dengan bra dan memanggilnya Noona. Saat itu Raja ternyata juga mendengarnya. Dan ketika ia mencari Dan Bi ke rumah saat hujan turun, adik Ah Jin keluar kamar dan mencari noona.

Raja menjelaskan alasan ia diam saja karena ia terus ingin dekat dengan Dan Bi. "Jika kau ketahuan adalah seorang perempuan, keinginanku tak mungkin terwujud karena banyak orang yang akan mengawasi kita."

Wahhhh… Raja pinter! Tapi Dan Bi masih bengong mendengar semua ini. Raja duduk dan bertanya apa yang harus ia lakukan sekarang karena ibunya menginginkan Dan Bi menjadi selirnya. Ibunya itu benar-benar keras kepala. Ia saja tak yakin berapa lama ia dapat menunda keputusan itu.

Kreeett… Dan Bi mendorong pisau cutter keluar, mencoba mengancam. Tapi Raja hanya memandang sebelah mata pada cutter itu. Ia menenangkan Dan Bi kalau ia tak ingin tergesa-gesa. Tapi karena semua orang sedang mencari Dan Bi, ia menyarankan agar Dan Bi bersembunyi di kamarnya saja.

Krieettt… Dan Bi akhirnya menarik pisau itu masuk. Raja menatap cutter itu dan berkata dengan tatapan penuh arti, "Kau akan paling aman di sini." Kreettt… Dan Bi mendelik mengancam, membuat Raja tersenyum geli, senang godaannya berhasil. "Jangan khawatir, aku tak akan memakanmu. Sekarang aku mau pergi kerja dulu."

Raja bangkit berdiri tapi kemudian berbalik, "Ah.. apa aku tadi sudah bilang? Belum, ya?" Raja sedikit tersipu saat berkata, "Hari ini..kau .. kelihatan cantik." Ehem. Raja berdehem lalu buru-buru pergi.

Krieett… Untung Raja tak melihat kalau Dan B lebih tersipu malu.

Malam tiba. Raja dan Dan Bi tidur berdampingan, tapi dipisahkan oleh sketsel pembatas ruangan. Raja mencoba tidur tapi tak bisa. Raja bertanya apa Dan Bi sudah tidur? Tak ada jawaban. Raja mendadak langsung melongok dari lobang sketsel, membuat Dan Bi menjerit kecil, "Astaga! Kau mengagetkanku!"

"Kenapa kau pura-pura tidur?" tuduh Raja. Dan Bi berkilah kalau ia terbangun saat Raja mengajaknya bicara tadi. Tapi Raja malah semakin heran karena Dan Bi bisa tidur. Apa Dan Bi ini laki-laki? Ia langsung merogoh lewat lobang sketsel, "Coba kuperiksa.. "

Dan Bi menjerit geli dan memukuli tangan Raja yang muncul di sisinya. Raja senang melihat Dan Bi sudah tak canggung lagi. Ia berbaring dan cerita betapa kesalnya ia karena Ibu Suri tak mau memahaminya. "Tak bisakah ia mempercayaiku? Bahkan sebelum aku melakukan sesuatu, ia sudah banyak mencerewetiku."

Dan Bi memiringkan badannya  untuk mendengarkan Raja. "Ibuku juga seperti itu," ujar Dan Bi sambil tersenyum mengingat ibunya.

"Jika nanti hujan turun.. jangan pergi," ujar Raja. Dan Bi kaget mendengar ucapan Raja yang mendadak serius. Mulanya Raja berpikir kalau ia membutuhkan Dan Bi hanya karena Dan Bi berguna untuknya. Tapi ternyata ia salah.

Dan Bi sedikit kecewa mendengarnya, tapi ia menimpalinya dengan bercanda kalau ternyata ia tak begitu berguna. Raja pun mengkoreksi ucapannya. "Yang ingin aku sampaikan adalah jika kau ada di sisiku, itu sudah cukup bagiku. Bukan karena kau berguna atau tidak. Hanya saja keberadaanmu sudah cukup bagiku. Dengan kau hanya berada di sisiku, sudah cukup untukku."

Dan Bi tercenung dan berbalik. Pengakuan Raja itu sangat mengagetkannya. Raja memandang Dan Bi yang sekarang memunggunginya.

Ia berdiri dan mengampiri tempat tidur Dan Bi. Tanpa permisi ia langsung meloncat untuk berbaring di sisi Dan Bi. Dan Bi terlalu kaget untuk menolak tindakan Raja yang berani itu. Raja langsung menarik tangan Dan Bi, menjadikannya sebagai bantal, "Ayo tidur saja karena kita jadi canggung."

Dan Bi terperangah melihat Raja sekarang ada di dekatnya. Ia terus memandangi Raja yang sudah memejamkan mata.

Ah Jin mengelap alat yang baru saja ia buat. Ia dengar Dan Bi sudah bicara pada Raja tentang sistem penanggalan yang telah mereka buat. Ia mengomel, menyalahkan Dan Bi yang membuatnya begadang untuk menyelesaikan alat penanggalan itu sendirian.

Dan Bi tak menjawab malah bermain-main dengan mesiu yang juga dibuat oleh Ah Jin, sehingga tangannya hitam. Ah Jin kembali mengomel walau ia menyodorkan lap dan minyak pembersih.

Dan Bi memandangi Ah Jin dan berkata, "Raja dan Jang Young Shil. Pasti enak ya kalian karena bisa menjadi orang-orang hebat," keluhnya. "Sedangkan aku ini apa?"

"Apa maksudmu? Bagi orang desa, menjadi selir Raja adalah impian semua wanita," jawab Ah Jin menjabarkan kenyataan di Joseon.

Tapi Dan Bi tak mau. Menjadi selir berarti menjadi wanita jahat yang ada di istana dan ia tak bisa membayangkan hidupnya akan menjadi seperti itu. Lagi pula ia tak ingin banyak mempengaruhi sejarah. "Bagaimana jika ia tak jadi menciptakan huruf Hangul gara-gara aku?"

Ah Jin mengoloknya yang pasti sedang bermimpi. Ah Jin meminta Dan Bi untuk tak berpikir macam-macam. Ratu pasti membuat keputusan dengan memikirkannya masak-masak.

Dan Bi berkata kalau ia ingin pulang ke rumah. Ah Jin bertanya apa Dan Bi serius benar-benar ingin pulang? Dan Bi menghela nafas, berkata kalau ia tak punya jawabannya.

Raja mengambil sebuah tusuk konde dan menaruhnya di atas jeruk berwajah. "Cocok sekali," kata Raja sumringah. Ia pun berdehem dan mulai melatih kata-kata yang ia ingin tanyakan pada Dan Bi. "Tetaplah di sisiku, di Joseon." Ia terus mengulanginya dengan berbagai intonasi. "Hiduplah bersamaku."

Dan Bi masih termenung, kali ini sambil memandangi baju seragam dan tasnya yang tertumpuk rapi. Ratu muncul, membuat senyumnya terbit. Ratu mengajak Dan Bi untuk mengikutinya. Ada seseorang yang ingin bertemu dengannya.

Ratu mengantarkan Dan Bi ke kediaman Ibu Suri. Dan Bi melangkah hati-hati dan hendak memberikan salam. Tapi ia terkesiap melihat Ibu Suri.

Karena ia melihat ibunya sekarang ada di hadapannya.

"Ibu," terbata-bata Dan Bi menyapa. Air mata mengalir di pipinya. Ia menangis kangen.