Chereads / Splash Splash Love / Chapter 6 - Gosam memeluk matahari

Chapter 6 - Gosam memeluk matahari

Hujan perlahan mulai berhenti. Dan Bi tahu kesempatannya untuk kembali akan habis. Ia menangis saat memeluk Raja lebih erat. Ia sudah menentukan pilihannya.

Hujan telah berhenti. Raja mengajak Dan Bi pergi. Ia memutuskan untuk mengungsikan Dan Bi ke Cina dan ia sudah menyiapkan segalanya. Tapi Dan Bi tak mau pergi. Raja membujuk hal ini demi keselamatan Dan Bi.

Tapi Dan Bi tak mau. Ia sudah melarikan diri ke sini dan ia tak mau melarikan diri lagi.

Muncul Ah Jin dan Dan Bi pun dibawa pergi.

Sepertinya ini adalah titah Raja. Tapi Ah Jin diam-diam membawa misi sendiri. Sarjana Choi memerintahkan Ah Jin untuk membunuh Dan Bi demi kebaikan besama. Ia menjanjikan Ah Jin akan menjadi pejabat tingkat 5 di pemerintahan jika misi ini selesai.

Saat itu Ah Jin mengatakan kalau Dan Bi adalah orang dari masa depan. Tapi Sarjana Choi malah merasa hal itu lebih berbahaya. Ia memandangi jaket Dan Bi yang bertuliskan L.O.V.E dengan tak suka.

Menteri Shim On memberitahu putrinya tentang kesembronoan Raja yang lari hanya demi menyelamatkan gosam. Kali ini Raja benar-benar mencari masalah sendiri. Ratu heran mengapa Raja bertingkah seperti itu. Ia pun diam-diam masuk ke ruangan Raja, mencari infomasi.

Ia terkejut melihat jeruk yang disimpan Raja dalam kotak seperti barang berharga. Ia ingat ada jeruk menggelinding saat gosam itu menghampirinya. Dan betapa paniknya Raja saat itu. Ia juga ingat saat di kebun, ia melihat perawakan gosam dari belakang. Perawakan yang berbeda dengan perawakan Raja. Ia pun menyadari siapa gosam itu sebenarnya.

Dan Bi sedang mengambil air di genangan. Ia terkejut saat sebilah pedang terhunus ke lehernya. Ah Jin?

Ternyata Ah Jin hanya melarangnya untuk meminum air itu karena air menggenang itu penuh lumut busuk. "Tapi sebenarnya juga bukan salah lumut itu. Ini karena kesalahan manusia yang memerangkap alam demi kenyamanan mereka."

Jiaahhh.. dalem banget nih omongannya Ah Jin. Tumben.

Ah Jin menyuruh Dan Bi berdiri. Saat itu Dan Bi terpeleset. Untung Ah Jin menangkapnya. Tak sengaja dada mereka bersentuhan. Ah Jin terkejut, apalagi saat Ah Jin mengulang perbuatan itu lagi dan berkata, "Ternyata benar. Kau ini seorang gadis."

Dan Bi pura-pura bodoh. Ah Jin pun menantangnya untuk mandi bersama. Dan Bi menolak karena ia benci mandi.  Tapi  sebenarnya Ah Jin sudah mengetahuinya sejak dulu. Ia tahu sejak adiknya memanggil Dan Bi dengan Noona.

Dan Bi mulai membela diri. Ia sebenarnya tak berniat menipu Ah Jin. Ia mendapat pekerjaan karena semua mengira ia laki-laki dan sebenarnya ia juga merasa ketakutan. Ah Jin menyelanya, "Aku akan jaga rahasia dari Raja kalau kau bayar uang sewanya dobel."

Ternyata Ah Jin ini baik juga. Mulanya Dan Bi mengira Ah Jin adalah pria yang menyebalkan. Tapi Ah Jin menjawab kalau ia pun juga pintar berhitung, "Entah diaunugerahi pejabat rangking 5 atau pejabat rangking 4 karena menyelamatkan Raja, sekarang ini kau adalah milikku."

Ah Jin mencabut pedangnya lagi dan kali ini Dan Bi tak siap karena Ah Jin sudah menghujamkan pedang itu kepadanya.

Raja marah mengetahui Sarjana Choi memberikan perintah itu. Sarjana Choi berkata kalau ia tak ingin hasil kerja keras Raja hilang jika ternyata gosam itu benar-benar mata-mata. Dari huruf L.O.V.E yang sudah disalin di kertas, huruf V yang terbalik di putar oleh Sarjana Choi.

Tapi Raja tak setuju dengan pendapat Sarjana Choi. Ia akan pergi mencari Dan Bi. Sarjana Choi mencegahnya, memintanya untuk membuang perasaan pribadinya.

Tapi Raja tetap pergi. Dengan menunggang kuda, ia pergi ke luar istana. Ratu juga sudah bertekad, pergi ke luar istana tanpa kawalan, tandu ataupun kuda.

Dan Bi hampir tak bisa bernafas saat Ah Jin menghujam pedang ke arahnya. Anehnya ia tak mati. Tentu saja ia tak mati karena yang dibunuh Ah Jin adalah pembunuh yang ada di belakangnya. Dan Bi sudah hampir bernafas lega saat menyadari kalau pembunuh itu lebih dari satu.

Ah Jin menarik ranselnya, mengajaknya pergi.

Ia menaikkan Dan Bi ke atas kuda dan memberi tahu pesan Raja. Dan Bi harus pergi menuju waktu. Dan Bi panik, mengapa ia harus pergi sendiri? Ah Jin bertanya balik, "Apa kau mau mati bersama di sini?"

Melihat gerombolan pembunuh yang mulai mendekat, ia mengeluarkan cutter dan menyerahkan pada Ah Jin untuk jaga-jaga. Ah Jin memukul pantat kuda dan kudapun berlari.

Lah.. Dan Bi kan ga bisa menunggang kuda!

Ah Jin melawan para pembunuh itu sendirian. Dadanya terluka dan pedangnya terlepas. Ia mengeluarkan cutter Dan Bi dan mulai menggunakannya sebagai pisau. Sementara Dan Bi kesulitan menjaga agar tubuhnya tetap ada di atas kuda yang berlari kencang.

Kontras dengan Raja yang bisa melarikan kudanya dengan stabil. Sedangkan Ratu terus berlari walau kakinya terasa sakit. Ia melepas sanggulnya yang terasa berat dan mengganggu. Setelah itu ia pun kembali berlari.

Dan Bi sudah kewalahan menghadapi kudanya dan hampir terjatuh. Ia belum pernah berkuda! Belum pernah latihan gimana bisa menunggang kuda, yang tak hanya jalan tapi juga lari!

Mendadak ia ingat kalau ia pernah melakukannya. Ia pernah berlatih menunggang kuda dengan Sou malam itu saat karaokean gak jelas nyanyi Gangnam Style! Iya. Waktu itu ia melakukan gaya berkuda ala PSY dan ia masih ingat ritmenya.

Dan Bi pun melakukan tarian kuda Gangnam Style, menyesuaikan gerakan si kuda dan berteriak gembira, "Woohh… woh wohh.. wohh.. OPPA GANGNAM STYLE!"

Hahaha.. PSY pasti ga nyangka akan menyelamatkan hidup seseorang dengan lagu itu.

Dan Bi menemukan jalan bercabang. Ia ingat ucapan Ah Jin yang mengutip pesan Raja untuk pergi mengikuti waktu. Ia juga ingat Raja pernah berkata kalau di langit Joseon, matahari adalah waktu. Matahari mulai tenggelam dan menuju ke arah Barat.

Dan Bi mengeluarkan handphonya, membuka apps kompas dan menemukan arah Barat itu dimana. Ia pun membawa kudanya ke jalan sebelah kiri.

Ratu sudah kelelahan dan jalan terpincang-pincang. Alih-alih menemukan Raja, ia malah bertemu dengan Ah Jin yang juga kelelahan setelah mengalahkan para pembunuh itu. Ia menampar Ah Jin marah, "Kau juga mengetahuinya, kan? Apa yang harus kulakukan sekarang?"

Ah Jin melihat penampilan Ratu yang berantakan dan bertanya apa Ratu pergi dari istana dengan cara seperti ini? Tanpa menunggu jawaban ia mendudukkan Ratu dan melihat kondisi kakinya. Ternyata kaki Ratu sudah lecet hingga berdarah.

Ah Jin melepas sarung kaki Ratu dan mengambil daun untuk mencegah darah keluar lebih banyak lagi. Setelah itu ia memakaikan kembali sarung ke kaki Ratu. "Pasti terasa berat jika kau menanggungnya sendiri," ujarnya pelan.

Mata Ratu berkaca-kaca. Ia belum sempat menjawab, Ah Jin sudah memanggulnya dan membawanya pergi. Ratu berteriak, "Lepaskan aku! Aku bisa pergi sendiri. Aku harus menemukan mereka!" Tapi Ah Jin tak mendengarnya.

Dan Bi sampai di tepi pantai saat matahari hampir tenggelam. Dan Bi menghela nafas lega. Melihat matahari itu mengingatkannya kembali pada Raja karena Raja pernah berkata jika Matahari adalah sebuah kerajaan, maka matahari itu adalah dirinya.

Ia mendengar derap kuda dan tersenyum saat melihat Raja muncul di hadapannya.

Raja turun dari kuda dan berjalan menghampiri Dan Bi. Kemudian menciumnya.