Chereads / Splash Splash Love / Chapter 3 - Aku benci Gosam

Chapter 3 - Aku benci Gosam

Ternyata Raja menariknya untuk mulai belajar. Rajin banget nih Raja. Ia melihat tulisan Dan Bi dan menebak kalau itu adalah angka Arab. Note : angka yang kita gunakan memang berasal dari angka Hindu-Arab yang diadopsi oleh Arab dan telah dimodifikasi saat mencapai Eropa pada abad pertengahan. Dan Bi bertanya apa Raja benar-benar tak mengetahui huruf itu?

Raja menggeleng dan Dan Bi memutuskan untuk tak mengajari aritmatika, tapi mengajari yang dasar dulu. Raja harus mulai mengenal angka dulu. Raja menatap Dan Bi kesal, maka Dan Bi pun membuat perjanjian. Ia akan mengajari setelah Raja melakukan tes.

Haha.. Raja mencemooh usul Dan Bi. Ia terkenal karena tak pernah salah menyelesaikan soal matematika saat menjadi Putra Mahkota. "Apa kau pikir aku ini otomatis jadi Raja?"

"Benar? Kalau begitu, bagaimana kalau aku akan pukul keningmu kalau kau salah jawab?" tantang Dan Bi.

Raja tak menjawab malah memandangi Dan Bi. "Mari kita bicara tentang dirimu. Kau ini kalau bicara berani menatap mataku. Kau tak punya rasa takut."

Dan Bi menyadari kesalahannya. Suaranya lirih dan matanya lirik kanan lirik kiri saat menjawab, "Errr… Bagaimana .. aku bisa mengajar kalau aku tak melihatmu?"

Tapi ternyata Raja tak marah karena sudah lama ia tak bertemu orang seperti Dan Bi. Biasanya orang-orang selalu menunduk. Ia pun siap menghadapi tes yang diberikan Dan Bi.

Maka Dan Bi pun mengajarkan angka 1 sampai 9. Dan kayaknya puas banget saat Raja membuat kesalahan. Coretannya itu loh panjang banget saat menyalahkan jawaban Raja. Raja kesal dan hampir ngambek melihat jawabannya banyak yang salah.

Setiap hari Dan Bi mengajar. Tau apa yang paling sulit untuk Dan Bi? Bangun pagi sesaat setelah ayam berkokok. Dan Bi menggerutu, pengen makan ayam itu saja biar gak bunyi. Ada yang melempar baju kasimnya, Ah Jin saya rasa, membuat Dan Bi semakin kesal dan pengen hujan cepat turun karena ia sudah ingin pulang.

Namanya kasim, tentu Dan Bi harus mengiringi kemana Raja pergi. Ia terkantuk-kantuk sambil memegangi payung buesar sementara Raja melatih hitungannya di pasir. Karena keberatan, Dan Bi sering menjatuhkan payung, ke atas kepala Raja. Haha..

Karena air adalah barang langka, Dan Bi bisa minum banyak di istana. Ia membawa pulang minum yang dihabiskan oleh anak ibu kos. Makan? Ada ikan. Tapi ikannya digantung di atas sementara Dan Bi, Ah Jin dan si krucil makan nasi saja. Hahaha.. ikannya digantung cuman untuk merangsang nafsu makan.

Dan Bi ingat kalau ia masih menyimpan onigiri yang dibungkus nori. Ia membongkar tasnya, tapi tak ketemu. Dimana, ya?

Ternyata onigiri itu sudah ada di tangan Raja yang kayaknya mengoprek tas Dan Bi dan sekarang ingin tahu benda apa itu. Ia membuka-buka catatan kerajaan dan menemukan kalau itu adalah bom! Sedikit was-was, Raja menarik sumbu (yang sebenarnya tali merah untuk membuka plastik) dan menyalakannya dengan menggunakan lilin.

Melihat sumbu itu menyala, Raja langsung melemparkan keluar jendela dan bertiarap dengan kamera slow motion. Terdengar suara gedebug, bukan karena bom meledak tapi karena tiarapnya Raja itu benar-benar menjatuhkan diri. Hahahaha… adegan slow motion yang paling kocak yang pernah saya lihat.

"Jeonhaaaaaa….," Kasim Guru langsung membuka pintu kamar karena khawatir mendengar suara gedebug itu. Melihat tak ada apa-apa, Kasim Guru hanya bisa beraigoo aigoo saja.

Raja langsung duduk cantik dan mengambil bola. "Kau.. hanya boleh datang saat aku memanggilmu!" Ia melemparkan bola ke arah kasim, kesal sendiri.

Tak hanya onigiri yang diculik, Raja juga mengambil spidol yang membuatnya terkesima dan mulai mencobanya. Ia benar-benar senang pada spidol itu. Saat pertemuan dengan para menteri dan mereka meminta pendapatnya, ia memegang keningnya pura-pura berpikir.

Padahal ia sedang menghafalkan tabel perkalian 8 dan 9 yang ia salin di telapak tangannya untuk persiapan ujian. Hahaha…

Ujian dimulai. Raja dan Dan Bi sama-sama melepas topi. Ah Jin sudah siap meniup seruling. Untuk apa? Ujiannya pake lagu anak-anak dan Ah Jin mengiringi lagu itu dengan serulingnya. Dan Bi pun mulai menyanyi dan menanyai.

Pertanyaan pertama benar. Kedua benar. Ketiga salah! Yay! Dan Bi kegirangan dan langsung memberi hukuman, tepok jidat Raja. Ups!

"Jeonhaaaa....," kasim guru yang menunggu di luar mendengar suara pukulan itu dan Ah Jin pun langsung cabut pedang. Dan Bi menyadari kesalahannya dan dag dig dug menunggu titah Raja.

Raja yang tadi menunduk sekarang tertawa sedikit terpaksa. Ia tak masalah ditepok dan merasa gosam ini benar-benar pria. Ia dapat merasakan dari tangan si gosam. Ia melempar bola, menyuruh kasim keluar. Ujian pun lanjooott!!

Kali ini pun Raja kembali salah. Raja merasa tak salah, maka Dan Bi menanyai saksi. Sebagai saksi, Ah Jin pun membenarkan ucapan Dan Bi. Hahaha.. Raja pun pasrah. Kali ini Dan Bi tak segan-segan. "Come on baby!" teriaknya sambil tepok jidat Raja keras-keras. "Yess!!"

Hahaha… bahkan Ah Jin dan Kasim Guru yang mengintip pun tak bisa menyembunyikan senyum mereka.

Sekarang gantian Raja yang menguji Dan Bi. Tau sendirilah kemampuannya. Dan Bi langsung salah dalam soal pertama. Hahahaha…

Bukan main senangnya Raja dan ia langsung mencabut pedang. LOL. Ah Jin sudah siap dan membentangkan tangan Dan Bi untuk dipotong. Dan Bi menjerit-jerit ketakutan.

Tapi teriakan Kasim Guru di luar menghentikan aksi kejam Raja. Kasim Guru memberitahukan kalau Ratu datang. Semua buru-buru beberes. Topi dipakai walau sempat salah dan mereka pun bertukar topi. Saat Ratu datang semua sudah di tempat masing-masing.

Ratu datang untuk menyapa Raja. Dan Bi yang berdiri di samping kaget dan berseru, "Sou!"

Ratu yang wajahnya mirip dengan sahabatnya, Sou, menoleh dan menyadari kalau ada wajah baru di sini dan bertanya apa Dan Bi orang baru. Dengan suaranya yang gemetar, ia mengiyakan.

Raja berpura-pura mengagumi seruling hasil karya Ah Jin. Waktu makan tiba dan Ratu keluar. Begitu pula Ah Jin.

Sepertinya mereka punya masa lalu karena Ratu menjajari Ah Jin dan bertanya mengapa Ah Jin bisa mendampingi Raja. "Kau menjadi anjing setianya," sindir Ratu. Ah Jin berbalik dan menjawab, "Begitu pula dengan dirimu."

Masakan tersaji di depan Raja. Saat Raja akan menyuapkan makanan, terdengar suara perut berbunyi. Ha, suara itu berasal dari perut Dan Bi. Dan Bi hanya bisa menunduk semakin dalam saat perutnya berbunyi lagi. Raja pun menyuruh semua pelayan untuk pergi.

Ih.. baik banget ya Raja mau makan berdua dengan Dan Bi. Raja menyuapkan ddeokboki ke mulut Dan Bi, tapi cuman sampai depan mulut saja karena Raja hanya ingin mengiming-imingi Dan Bi dan malah makan suapan itu, membuat Dan Bi menjerit frustasi. Sambil mengunyah puas, Raja bertitah, "Beraninya sendok kotor (ungkapan Korea untuk menyebut kelas miskin) tergoda oleh makananku?"

"Rakyat sedang tak punya makanan, tapi orang yang punya sendok emas malah makan banyak hidangan dan sup!!" sindir Dan Bi kesal, membuat Raja terbatuk-batuk.

"Kau kelas rendahan, aku harus sehat agar bisa menghentikan kemarau panjang," jawab Raja membela diri.

Dan Bi kesal karena Raja selalu menyebutnya kelas rendah. Ia pun menyombongkan diri,"Tapi Sendok Emas yang terhormat, rasa masakan kelas rencahan itu jauh lebih enak!" Raja tak percaya mendengar bualan Dan Bi tapi Dan Bi berani membuktikan. "Dimana dapur tempat Jang Geum unni bekerja?"

Hahaha… Dan Bi pun masuk ke dapur diiringi lagu Onnara.. onnara.. OST Dae Jang Geum. Raja yang belum pernah masuk dapur heran, bagaimana bisa seorang pria masuk ke dapur? Tapi Dan Bi tak peduli dan minta waktu 2 menit saja.

Ia pun menyiapkan air panas dan mengeluarkan tteokboki instannya. Yaelah.. Jang Geum modern. Ia memasak telor rebus dan menuang air panas ke dalam tteokboki yang sudah diberi bumbu. Sekejap, tteokboki pun jadi.

Dan Bi kesenangan mencium baunya. Ia mengambil satu tteok dan menyuapkan ke Raja. Raja menciumi baunya curiga, tapi Dan Bi mendorongnya untuk mencoba. Raja membuka mulut dan Dan Bi pun membelokkan suapannya ke mulutnya sendiri. Nyam!

Hahaha.. Tapi Dan Bi tak sekejam itu. Suapan kedua benar-benar ia berikan pada Raja.

Raja terbelalak merasakan sedapnya tteokboki. Ha, jelas, dong. The power of MSG. Ia langsung mengambil sumpit dari tangan Dan Bi dan makan sendiri dengan lahap. Walau pedas, tapi Raja menolak minum dan terus makan dan makan.

Keesokan harinya, Dan Bi pergi ke ruangan Raja untuk mengajar, tapi ia disalip oleh beberapa pelayan dan kasim yang berlari ke ruang Raja. Kenapa?

Ternyata Raja sakit perut. Hahaha.. Raja yang belum pernah merasakan pedas level 10, sekarang merasa perutnya seperti ada api. "Ambilkan aku wadah, tidak. Panggil pelayan toilet, tidak, dimana si Gosam brengsek itu?"

Hihihi.. dan sekarang Raja mulai mendingan setelah diberi jimat penangkal di jidat. Dan Bi dengan referensi sagueknya bertanya apa Raja tak mengenal Heo Joon (tabib kerajaan dinasti Joseon yang menulis tentang pengobatan tradisional Korea, ada dramanya di MBC dulu) sambl mencabut jimat dari wajah Raja.

Raja menyindir Dan Bi yang sebenarnya telah mengguna-gunanya dengan maksud pemberontakan. Ha. Dan Bi tak gentar karena ia tahu apa penyakit Raja. Ia pun menjelaskan dimana letak usus tempat mengolah makanan dan lambung Raja yang terasa sakit. "So, just do better. Okay?"

Raja tak mengerti bahasa alien Dan Bi. Dan Bi pun heran pada Raja yang kesehatannya lemah. Ia mengacungkan jimat itu. "Katamu matematika itu penting, tapi kok kau malah percaya pada tahayul?" Raja mengaku tak percaya kalau ia tak bisa melihatnya.

Dan Bi pun meminta Raja meletakkan tangan di dada untuk merasakan sesuatu yang berdetak. Yang berdetak itu namanya jantung. Raja mengikuti perintah Dan Bi tapi tak merasakan apa-apa. Dan Bi mengulurkan tangannya ke dada Raja, tapi belum sempat menyentuh, Raja mencegahnya. Berani sekali Dan Bi menyentuhnya.

"Tapi kau tak bisa selamanya tak mengetahui hal ini." Dan Bi memegang dadanya. "Ketika kau menyukai seseorang dan merasakan dadamu berdebar-debar, kau akan tahu kalau itu adalah jantungmu."

Raja mengerutkan kening. Ia ingin tahu bagaimana detak sebuah jantung dan mengulurkan tangannya ke dada si gosam. Dan Bi berteriak dan buru-buru mundur. Ia berkilah kalau ia adalah anak kelas 3 SMA, ia jadi tahu banyak hal, jadi sebaiknya Raja percaya saja.

Raja mendesak Dan Bi ke lemari dan berkata kalau Dan Bi ternyata jauh lebih berguna dari yang ia bayangkan. Dan Bi kaget melihat sikap Raja, tapi  Raja hanya ingin mendorong lemari di belakangnya. Ternyata ada jalan rahasia menuju tempat lain.

Tempat itu adalah laboratorium tempat para sarjana mempelajari anatomi. Dan Bi pun mulai menjelaskan satu per satu organ tubuh yang dicatat oleh para sarjana hingga menjadi buku. Pada mayat yang dijadikan percobaan, ia mulai menunjuk beberapa bagian tubuh.

Hingga bagian otak. Dengan mengetuk-ketukkan spidolnya ke kening, ia menjelaskan dimana otak berada. Tiba-tiba mayat itu bangkit, membuat Dan Bi menjerit ketakutan dan bersembunyi di balik tubuh Raja.

Hahaha.. ternyata itu bukan mayat tapi orang beneran. Saya aja sampai kaget melihat mayat itu bangkit.

Buku anatomi pun jadi. Dan Bi mulai mengajarkan tentang proses fotosintesis pada Raja. Cuaca sangat cerah, membuat Dan Bi meminta handphone-nya untuk selfie dengan Raja. Mulanya Raja kaget melihat wajahnya sendiri, dan agak canggung difoto. Tapi setelah beberapa kali, Raja ketagihan dan mulai ikut-ikutan berekspresi yang aneh-aneh.

Ratu yang melihat mereka dari kejauhan, merasa tak suka melihat kedekatan dua pria itu.

Buku pertanian pun juga jadi. Raja menyuruh sarjana untuk memperbanyak buku itu untuk disebarkan ke rakyat agar pertanian mereka lebih baik lagi. Untuk menghargai jerih payah para sarjana, Raja menghadiahi jeruk yang didatangkan dari Pulau Tamra.

Semua mendapatkan jeruk termasuk Dan Bi yang ia simpan di balik baju. Raja juga mengambil satu jeruk.

Secara pribadi, Raja berterima kasih pada Dan Bi karena berkat Dan Bi ia bisa membuat semua menteri tua itu diam tak bersuara. Dan Bi benar-benar sangat berguna. Ia pun memberikan jeruk sebagai hadiah.

Dan Bi menerimanya dengan senang hati. Raja terus bicara menggebu-gebu tentang kejadian hari ini dan berhenti saat melihat kulit jeruk dibuang di hadapannya. Haduhh .. kebiasaan Dan Bi ini bener-bener, ya..

Raja benar-benar melongo, bukan karena Dan Bi membuag kulit jeruk ke atas meja, tapi karena melihat Dan Bi menghabiskan jeruk dalam satu kali makan. Padahal jeruk  adalah buah yang saking berharganya selalu dimakan sedikit-sedikit hingga 4 hari atau bahkan lebih.

"Ehh.. ini kan hanya jeruk," jawab Dan Bi polos.

"Hanya.. apa?!" Raja terkejut mendengar jeruknya diremehkan. "Sini kau, anak bandel yang tak mengargai kemurahan hati seseorang. Apa kau ini menyimpan pengemis dalam perutmu? Aku benci Gosam."

Dan Bi mengunyah sambil minta maaf. Ia tak tahu kalau jeruk ini sangat berharga. Raja jaga gengsi dan berkata kalau jeruk itu tak berarti baginya dan menyuruhnya keluar, sambil melempar kulit jeruk. Fix deh ini, Raja marah.

Tapi Raja tetap mengaku tak marah, kok. Walau begitu, ia menakuti-nakuti Dan Bi kalau di malam-malam begini suka seram dan banyak orang jahat berkeliaran. Walau takut, Dan Bi tetap mau pergi. Hingga Raja memanggilnya lagi dan melemparinya bola.

Tidak. Raja tak menyuruh Dan Bi keluar seperti kalau ia melempar bola pada Kasim Guru. Ia mengajak Dan Bi untuk latihan bola. Maksudnya ia menendang dan Dan Bi yang memungut bola karena Raja tak pernah satu kalipun menggolkan bola itu.

Dan Bi mengeluh kenapa juga Raja latihan malam-malam sepert ini. Raja menjawab kalau terlalu banyak orang yang menonton di sore hari. Raja melanjutkan omelannya. "Bagaimana bisa kau tak membagi sedikit dari jeruk yang berharga itu? Tak tahu malu!"

"Tuh kan, aku benar. Ini masih tentang jeruk itu," tukas Dan Bi terengah-engah. Raja sudah menendang berkali-kali tapi bolanya selalu keluar gawang, membuatnya harus pontang-panting memungut bola. Dan Bi menunjuk gawang. "Gawangnya tuh ada di sini dan kau bahkan belum menendang satu gol pun."

Raja menyuruhnya diam saja dan memungut bola. Tapi tak semudah itu untuk menutup mulut Dan Bi. Dan Bi mengomentari Raja yang tak pernah lari. Memangnya Raja itu bisa apa? Raja melempar bola hingga mengenai punggung Dan Bi. "Raja itu harus menjaga citra maka aku tak pernah lari."

Dan Bi pun mencemooh. Kalau dipikir-pikir, raja itu tak bisa melakukan banyak hal. "Kau bahkan tak bisa mengatakan apa yang ingin kau katakan, lari sesukamu karena ada pelayan-pelayanmu. Bisakah kau lari? Bisakah kau hidup semaumu? Kau kan Raja, wekk," Dan Bi menjulurkan lidahnya dan langsung melarikan diri.

Kesal diejek Dan Bi, Raja jalan cepat untuk mengejar Dan Bi. Tapi Dan Bi yang bisa lari tentu saja tak bisa ditangkap. Semakin Raja mempercepat jalannya, Dan Bi pun semakin cepat larinya. Dan Bi terus mengolok Raja yang tak bisa mengejarnya, membuat Raja panas dan akhirnya Raja pun berlari, semakin lama semakin cepat.

Dan dengan sekali sentak, ia berhasil menarik dan memeluk Dan Bi hingga mereka berdua terjatuh.  Walau tertangkap, Dan Bi malah tertawa-tawa.

Raja bertanya apa Dan Bi lagi cari mati? Tapi kelihatan kalau ia tak marah. Dan Bi memuji Raja yang bisa lari sejauh tadi. Raja menghela nafas kalau ia tak ingat kapan terakhir ia bisa lari seperti itu.

"Rasanya asyik juga," kata Raja sambil menepuk dada Dan Bi.

Keduanya terpaku. Raja menyadari sesuatu dan Dan Bi merasa ketahuan. Raja sekarang berguling ke atas tubuh Dan Bi dan memaksanya bicara. "Katakan padaku yang sebenarnya. Beraninya kau menipuku!"

Dan Bi terperangah kaget.