Chereads / Reinkarnasi Naga Primal / Chapter 9 - Entiti (2)

Chapter 9 - Entiti (2)

Berjarak ratusan meter dari [Gunung Besar]. Tepatnya hampir berada di tengah-tengah pedalaman hutan.

Seorang gadis berambut hitam panjang dengan sayap burung hitam di pinggangnya berlari ketakutan. Gadis itu memakai pakaian lusuh satu kain yang jorok dan terdapat bekas darah yang berasal dari bahu kirinya yang terluka.

Di saat berlari gadis itu beberapa kali berusaha melompat dan terbang dengan sayapnya. Walaupun hanya bisa dia lakukan dalam jarak tertentu, setidaknya kecepatannya bertambah.

Di belakang gadis itu ada sekitar enam sosok binatang buas mirip manusia yang berlari sangat kencang. Mereka berenam berakselerasi dengan cepat. Dengan mudahnya melewati dan melompati rintangan yang ada di depan.

Tujuan mereka berenam untuk mengejar gadis kecil yang berusaha kabur dari kejaran mereka.

Dikarenakan gadis itu memiliki kemampuan untuk terbang, mereka cukup kesulitan untuk mengejarnya. Kalau saja mereka berada di lapangan terbuka gadis itu pasti bisa tertangkap dengan mudah.

Di saat berlari salah satu dari sosok binatang buas mengambil batu kerikil dan melempar gadis bersayap yang sedang terbang.

"Ah!"

Gadis bersayap terkena lemparan batu yang menyerempet dahinya. Hal itu membuatnya kehilangan keseimbangan dan terjatuh.

Enam sosok binatang buas mempercepat laju mereka.

Gadis bersayap hampir terjatuh ke tanah. Di tengah udara dia menyempatkan untuk memperbaiki posisinya. Namun sudah terlambat, salah satu binatang buas tipe serigala sudah menunjukkan taringnya.

Di waktu yang sangat singkat itu gadis bersayap mengedepankan kedua telapak tangannya ke arah binatang buas.

"[Forbidden Order – Binding Spell]!"

***

Beberapa saat sebelum kejadian kejar-kejaran terjadi.

Azure masih berhadapan dengan Aquatic Serpent yang menaruh segala hormatnya ke Azure.

"Aku berterima kasih sekali lagi dengan seluruh jiwa atas kebaikan hati anda, Wahai Sosok Yang Agung."

Itu adalah penghormatan yang sudah diberikan untuk kedua kalinya.

Azure sebenanrya tak butuh penghormatan yang terdengar berlebihan seperti itu.

'Lagipula kenapa dia terus memanggilku sosok yang agung?'

Azure masih belum bisa mengerti kenapa dia terus dipanggil dengan rasa penghormatan yang sangat tinggi. Bahkan Peri kecil yang merupakan [Makhluk Pemanggilan] pertamanya tak menunjukkan reaksi semacam itu.

Peri kecil memberikan kesan kalau dia sangat nyaman berada di sisi Azure. Sedangkan untuk Aquatic Serpent, dia seperti melihat sesosok dewa sedang berdiri di hadapannya.

'Apa itu karena aku Naga Primal?'

Walaupun Azure masih belum mengerti apa hal istimewa dari tubuhnya yang baru itu?

Azure mau mengatakan tidak perlu berterima kasih sampai segitunya. Namun pasti itu akan terdengar sangat naif dan Aquatic Serpent sekali lagi aka membantah perkataannya.

"Baiklah, kuterima rasa terima kasihmu. Karena itu naikkan kepalamu."

Azure mulai bisa terbiasa dengan karakter besar yang dia ciptakan.

Aquatic Serpent mengangkat kepalanya dan menjawab, "Untuk membalas kebaikan anda hamba siap diberikan tugas seberat apapun."

'Apapun terdenga cukup berlebihan.'

Akan tetapi Azure tak bisa membantah sistem yang ada. Karena setiap Makhluk Pemanggilan secara otomatis telah terikat oleh kontrak dengan Pemanggil mereka.

'Tapi mau dikasih tugas apa coba? Aku bahkan gak tahu mau ngelakuin apa setelah ini.'

Meskipun memiliki kekuatan luar biasa, Azure masih seperrti benih kecil yang baru ditanam di dalam sawah. Azure masih sangat muda dan bahkan baru saja terlahir beberapa saat yang lalu. Peri kecil bahkan bisa melakukan lebih baik daripada Azure.

Namun Azure tetap tak bisa mendiamkan suasana itu. Dia harus mengatakan sesuatu karena dua entiti mistik sedang menatapnya, menunggu kata-kata yang akan keluar dari mulutnya.

"Ehem-ehem, baiklah. Hmmm, aku masih tak punya gambaran penting utnuk memberikanmu peran dalam rencanaku. Tapi untuk sekarang kau bisa menjaga sungai ini sebelum aku memberikanmu perintah yang lebih spesifik."

Azure tak tahu apa yang dia katakan. Rencana? Perintah yang lebih spesifik? Itu seperti dia punya niat besar untuk melakukan sesuatu.

Tentu saja dua entiti yang mendengarnya merasa terkejut dengan kata-katanya.

"Aku terima tugas yang anda percayakan, Wahai Sosok Yang Agung."

Walaupun terdengar hebat, Azure memang tak bisa terbiasa dengan panggilan itu.

"Mengenai panggilanmu padaku, bisa kau ganti dengan yang lain?"

Azure kehilangan karakter besarnya untuk sesaat dan mengejutkan Aquatic Serpent.

"Aku minta maaf yang sebesar-besarnya. Apa panggilan itu mengganggu anda?"

Sikap yang Azure tunjukkan berpengaruh sangat besar terhadap sekitarnya. Bahkan Peri kecil terkejut melihat Azure yang baru pertama kali mengeluarkan egonya seperti itu.

"Ah, maaf, bukan seperti itu. Hanya saja itu terdengar sangat berlebihan. Jadi kupikir mungkin kau bisa menggunakan panggilan lain."

Aquatic Serpent memang tak memiliki wajah yang bisa menunjukkan ekspresi yang detail seperti manusia. Namun entah kenapa Azure bisa merasakan kebingugan dalam diri Aquatic Serpent. Seperti pada saat editor meminta Azure untuk melakukan major editing pada plot komiknya.

"Maafkan aku, Sosok Yang Agung. Tetapi aku tidak bisa menemukan panggilan lain yang bisa ku gunakan. Namun kalau berkenan, Sosok Yang Agung bisa mengusulkan panggilan-Nya sendiri."

'Apa seberat itu mengubah nama panggilan seseorang?'

Sepertinya faktor Pemanggil dan Makhluk Panggilan berpengaruh sangat besar pada sikap satu sama lain.

Tak peduli seberapa besar Makhluk Panggilan, mereka akan tetap sangat menghormati Pemanggil mereka.

Apalagi dalam kasus Azure, ditambah dia adalah makhluk paling istimewa yang hidup.

Dengan alasan itu, Azure takkan mengelak.

"Baiklah, hmm, bagaimana kalau kau panggil aku dengan Yang Mulia sebelum namaku sendiri."

Dengan begitu Azure akan terdengar seperti seorang raja atau penguasa. Walaupun kedudukannya lebih rendah dari Sosok Yang Agung. Setidaknya itu bisa terdengar lebih familiar di telinga Azure.

Meskipun begitu, Aquatic Serpent malah menunjukkan rasa terkejut untuk yang ke beberapa kalinya.

"Apa Yang Agung yakin saya bisa menggunakan nama Yang Agung sendiri untuk memanggil-Nya?"

"Kenapa kau ragu?"

"Karena sebuah nama sangat berharga bagi kami para entiti. Untuk diberikan sebuah nama yang akan dipanggil merupakan kehormatan tertinggi yang bahkan nyawa kami tak sama harganya."

'Berlebihan banget?!'

Tetapi seperti itulah aturan yang ada di dunianya sekarang. Azure tak bisa terus menolak apa yang terjadi dan menyamakan/berusaha menyamakan dunianya dulu dengan yang sekarang.

Di dunia dimana dia bisa menciptakan keajaiban saja sudah terdengar sangat fantastis. Jadi wajar saja kalau Aquatic Serpent berekspresi seperti itu padanya.

"Jangan khawatir. Kalau kau sudah kuberikan ijin itu berarti aku tak meragukanmu. Lagipula kau sudah kuanggap sama seperti Peri kecilku ini."

'Walaupun ukuran mereka sangat jauh berbeda.'

Setelah diberikan penjelasan seperti itu akhirnya Aquatic Serpent menyerah dengan sikap keras kepala Azure.

"Baiklah, saya akan menerima kebaikan-Nya dan akan mulai memanggil-Nya dengan panggilan, Yang Mulia Azure."

'Hm?', Azure merasa kalau dia belum memberitahu namanya. Tetapi Aquatic Serpent sudah mengetahuinya.

Hal itu memberikan Azure sedikit kecemasan. Untuk memastikannya, Azure mencoba bertanya ke Peri kecil.

"Peri keci, jangan bilang kalau kamu juga sudah tahu namaku?"

"Tentu saja, Yang Mulia. Anda adalah Sosok Yang Agung, Naga Awalan, Penguasa Langit yang menamakan dirinya, Azure Akasha."

'Peri kecil dengan kepribadiannya yang lain!?'

Hal itu sangat mengejutkan Azure. Bahkan Peri kecil yang penuh kebahagiaan berubah menjadi seperti pelayan setia dalam sebuah kerajaan.

'Enggak-enggak, aku gak bakal terkejut lagi.'

Meskipun begitu dia tetap penasaran. Grand Order pun dipanggil untuk memberikan penjelasan lebih lanjut.

[Jawaban : Entiti yang dipanggil akan terikat kontrak secara langsung dengan jiwa sang Pemanggil. Informasi, perasaan, dan pikiran mereka tersambung langsung dengan sang Pemanggil]

Jadi itulah alasan kenapa Peri kecil dapat dengan segera merespon perubahan dalam diri Azure. Itu karena mereka terhubung langsung.

'Tapi kenapa mereka bisa membaca jiwaku dan aku tak bisa?'

Itu adalah pertanyaan yang wajar ditanyakan untuk sekarang. Namun sebelum Azure bisa mencari tahu jawabannya, angin dingin menerpa Azure yang berasal dari dalam hutan.

"Tuan~ Ada sesuatu yang terjadi di dalam hutan~!"

Peri kecil dapat langsung membaca angin dingin itu. Kemungkinan angin dingin itu adalah pesan dari para entiti yang berasal dari dalam hutan.

Azure mengesampingkan semua pertanyaannya, dan segera bersiap untuk berangkat menuju masalah yang memanggil.