"Biarin, habisnya Laura bingung mau panggil apa. Kalau dipanggil tante saja, tapikan tante adalah mami Laura. Tapi kalau dipanggil mami, tante juga bukan mami kandungnya Laura. Makanya itu Laura panggil tante-mami" jawab Laura.
Wanita itu menghela nafas, tiap hari berdebat dengan gadis ini tidak akan pernah ada ujungnya. Wanita itu memilih kembali menatap layar. Ia konsentrasi dengan drama-korea yang sedang ia tonton.
"Ra, paketan tante sudah sampaikan kemarin?" tanya wanita itu tanpa melepaskan pandangannya itu dari televisi.
"Sudah kok tante-mami, Laura taruh di kamar paketannya, emang apaan isinya? album boyband lagi kah?" tanya Laura dengan penuh curiga.
"Iyalah, tante pesan album nya BTS yang Wings. Kan tante penggemar sama Suga. Hehehe" ucap tante-mami.
Laura mendesah berat, ia tidak paham dengan ucapan mami tirinya itu yang maniak dengan Korea. Laura pun bingung dengan kelakuan mami tirinya itu, tiap hari mami tirinya sangat mengidolakan yang berbaur identik Korea. Mulai dari drama, fashion, bahkan mami tirinya mengidolakan Boyband Girlband Korea. Semua playlist lagunya adalah lagu Korea, yang sama sekali tidak Laura mengerti.
"Cha, minggu depan mau ikut mami nggak?" ucap tante-mami.
"Kemana Mom?" tanya Laura yang mencium bau-bau nggak enak.
"Minggu depan acara pengakatan Mami jadi ketua Fanbase EXO-L, padahal Mami udah bilang nggak mau tapi malah dipaksa, yaudah mami terima aja, tapi mami senang banget" jelas tante-mami.
"Apalagi EXO-L itu??!!! Ya Allah Ya Robbi" desis Laura semakin tak paham.
Laura menepuk-nepuk bahu mami tirinya itu dengan pelan-pelan.
"Tante-mami, mohon lihat situasinya.. Mami lihat kondisi umurnya. Sadar umurnya Tante-mami Ya Allah. Nyebut tante-mami" ucap Laura sambil geleng-geleng kepala.
Laura segera berdiri dan kabur duluan ke kamarnya, daripada meladeni mami tirinya yang tiap hari semakin tergila-gila sama film Korea. Laura pun mendesah berat, dan hanya bisa bergumam dalam hati.
"Kasihan Papi Laura, Papi nemu dimana sih?? mami tiri macam itu" gumam Laura.
"Ya Allah."
Setelah Laura sampai ke kamarnya, ia pun memikirkan apa yang akan terjadi besok dengannya.
"Haish.. Laura nggak sabar menunggu besok..." gumam Laura di hatinya, sambil memeluk boneka beruangnya.
*****
Keesokan pagi, satu sekolah dibikin heboh dengan kedatangan Alex ke sekolah bersama Laura. Untuk pertama kalinya seseorang lelaki yang bernama Alex mau menjemput seseorang gadis. Dan dekat dengan seorang gadis yang bernama Laura. Hal itu juga membuat isu-isu di sekolahnya, bahwa Alex dan Laura ber-pacaran.
Banyak sekali mahasiswi yang mengidolakan Alex dari dulu, tapi??? Karena Alex berangkat bareng dengan Laura. Mahasiswi yang menyukai Alex dari dulu merasa sakit hati dan pada iri dengan Laura. Namun mereka mau berbuat apa, mau melawan Laura dengan penampilan yang lebih cantik?. Dan tentu saja Laura lah yang paling cantik, Laura mempunyai tubuh mungil, mata bulat jernih, bibir yang agak merah alami. Tentunya Laura yang akan terpilih sebagai seorang siswi yang ter cantik. Mereka pun memundurkan niat mereka untuk mengejar Alex lagi.
"Ciee.. berangkat bareng sama pacarnya iya?" ledek Fahmi ke sahabatnya itu.
Alex tak memperdulikan-nya, ia segera duduk di kursinya, membanting tasnya sedikit keras di atas meja. Mood pagi ini sangat buruk, benar-benar buruk. Hidupnya telah ternodai semenjak kedatangan gadis gila itu!!!
****
Exsel pun masuk kedalam kelasnya, sambil membawa tumpukan lembaran kertas setinggi 5 cm. Semua mata pun pada mengarah ke Excel, kecuali Alex yang masih melakukan healing untuk tubuhnya itu.
"Apaan itu, Excel?" tanya Fahmi dengan bingung.
"Hasil ujian kemarin" jawab Excel se-adanya, sambil membagikan satu-persatu lembaran kertas itu ke pemiliknya.
Braakk.
Excel pun berjalan ke arah bangkunya yang ada di depan Alex. Tangannya pun menggebrak meja, sambil menyodorkan hasil ulangannya itu ke Alex.
"Seperti biasanya, nilai sempurna untuk mas Alex. Eh bukan, maksudnya mbah dukun sakti." ucap Excel dengan raut iri.
Alex pun melirik sekilas kertas ujian, ia melihat kotak nilai dipojok kanan atas itu, terdapat angka 100 yang ditulis dengan tinta hitam terlihat begitu sangat jelas. Sudut bibirnya terangkat, membentuk sebuah senyuman kecil.
"Lu makan apa sih bisa pinter kayak gitu?" decak Excel sambil meremas-remas hasil ulangannya sendiri di tangannya itu.
Alex menatap Excel, ia bosan mendengar perkataan seperti itu lagi tiap hari dan yang sering dilontarkan banyak orang kepadanya. Alex pun menghela nafasnya dengan pelan.
"10 buku pelajaran di blender, jangan lupa kasih gula setengah sendok, susu putih satu sendok, pensil 2 buah, sama penghapus 1 buah, terus diminum tiap paginya" ucap Alex dengan dingin.
"Lu seriusan Lex?" sahut Fahmi dengan kedua mata yang tidak percaya.
"Pantas lu pintar banget, nanti gue coba.." sahut Excel dengan senang. Karena sekarang ia tahu, gimana sahabatnya itu jadi pintar.
"Ya nggaklah, gue masih waras broo.." ucap Alex dengan suara dingin.
Ketika Alex berkata seperti itu, membuat kedua sahabatnya bingung, yang tadinya Excel ingin mencoba, malah jadi hancur harapan Excel, menjadi orang pintar.
Alex mengeluarkan beberapa buku dari dalam tasnya, sahabatnya pun memperhatikan Alex.
"Kalau mau pintar itu gampang kok, cuma buka buku, terus dipelajari dan dibaca. Bukannya buku dijadiin bantal buat tidur." jelas Alex.
"Iya pak ustadz." serempak Fahmi dengan kecewa.
"Iya pak dukun" serempak Excel dengan pasrah.
Mereka kira Alex ingin kasih tau apa. Ternyata dia cuma memberi tahu hal itu.
Excel pun tiba-tiba memutar matanya ke arah Alex, sambil menatap Alex dengan pandangan serius.
"Ngapain lu ngelihatin gue?" tanya Alex dengan dingin.
"Nggak apa-apa, gue cuma punya kabar mengenai pacar lu Lex, si Laura" ucap Excel semangat.
"Apaan???" sahut Fahmi dengan semangat.
Alex mengedikkan bahunya, bersikap acuh tak acuh.
"Gue semalam ketemu sama teman-teman kompleks rumah gue. Dan sebagian dari mereka rata-rata ada anak yang dari SMA Trisakti. Terus gue tanyain mereka tentang si Laura."
"Dan yang paling gue nggak percaya, ternyata pacar lu itu adalah seorang Primadona disekolah SMA Trisakti, Lex." jelas Excel.
"Seriusan??" kaget Fahmi dengan tatapan tak percaya.
Sedangkan di satu sisi, Alex tidak mendengar mereka ngomong apa, ia masih bersikap biasa saja, dan nggak peduli.
"Cantik, baik hati, suka menolong, pintar, sumpah bro.. lu beruntung banget pacaran sama si Laura" ucap Excel.
"Lu bilang beruntung?" Alex memiringkan senyumnya dengan sinis. "Dia itu psikopat.. psikis, dan sudah nggak waras, malah warasnya terlalu" sahut Alex dengan nada dingin.
Percakapan mereka pun berhenti ketika ada segerombolan 4 gadis memasuki kelas, mereka adalah teman sekelas Alex, wajah mereka pun terlihat panik. Mereka pun berlari ke arah Alex, Fahmi, dan Excel.
"Lex, pacar lu bertengkar sama kak Bella di depan kantin". kata salah satu 4 orang cewek itu.