Chereads / asam manis cinta remaja / Chapter 9 - Perhatian dan sikap dingin

Chapter 9 - Perhatian dan sikap dingin

"Pacar gue siapa emangnya? gue nggak punya pacar" ucap Alex dengan acuh tak acuh.

"Si Laura Lex, dia lagi cekcok sama kak Bella. Gara-gara kak Bella nggak terima kalau Laura berangkat bareng ke sekolah sama lu" jawab salah satu 4 orang cewek.

"Tau sendiri kan? kalau kak Bella dari dulu ngefans berat sama lu" tambah gadis itu lagi.

"Sumpah si Laura berani banget sama kak Bella. Kak Bella hampir mau nampar Laura, mereka bertengkar hebat Lex" gumam salah satu cewek itu.

"Ayo kita samperin Lex" ajak Fahmi dan Exsel yang sudah berdiri duluan.

Alex pun menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Gue nggak ikut, males gue" jawab Alex dingin.

"Seriusan lu nggak mau ke sana?" tanya Excel memastikan.

Alex melambaikan tangannya, ia memilih untuk menaruh kepalanya diatas meja dan mulai memejamkan matanya, ia tidak memperdulikan Fahmi dan Exsel yang lagi heboh sendiri keluar kelas.

Beberapa menit kemudian, mata Alex pun terbuka lagi, napasnya bergerak tak pasti. Ia pun mendecak pelan.

"Haissh.. ada-ada saja tuh anak" gumam Alex kepada dirinya sendiri.

Alex mengangkat kepalanya, kemudian ia pun berdiri dari bangkunya. Ia berjalan keluar kelas. Entah, ia sendiri tidak tahu kenapa dirinya menjadi peduli dengan gadis itu. Alex pun terus berjalan menuju ke arah kantin.

Alex melihat banyak sekali kerumunan dan keributan di sana. Tetapi, Alex menghentikan langkahnya dari arah kejauhan ia tidak ingin mendekat. Alex melihat pak Bambang, guru BK yang sedang berlari menuju keramaian itu untuk membuyarkan kerumunan itu dan membawa dua gadis yang sangat familiar bagi Alex. Laura dan kakak kelasnya, Bella. Mereka berdua diiringi ke ruang BK.

"Cihh.."

Alex menggelengkan kepalanya dengan tatapan dingin. Alex meneruskan langkahnya, ia tidak kembali ke kelasnya, melainkan ke kantin. Alex membeli minuman dingin.

*****

Laura melirik Bella dengan tatapan tajam, gara-gara kakak kelasnya ini, yang kayak iblis. Laura harus mendapatkan hukuman membersihkan toilet sepulang sekolah. Ingin rasanya ia mencakar-cakar muka kakak kelasnya yang mirip kayak singa.

Laura melihat punggung Bella yang mulai menghilang dari pandangannya.

"Udah puas bertengkarnya?"

Tubuh Laura tersentak, suara itu mengejutkannya. Laura segera membalikkan badannya, mendapati Alex yang telah berdiri dibelakangnya dengan tatapan dingin, yang penuh dengan es yang mau membekukan dirinya.

"Hei Alex hehehe" cengir Laura yang tak berdosa.

"Lu masih baru beberapa hari sekolah disini, sudah masuk BK?" tanya Alex. "Cih!! mengesankan" lanjutnya menyindir.

Laura pun menundukkan kepalanya dengan malu.

"Habisnya kak Bella yang mulai duluan, Laura nggak salah kok" ucap Laura mencoba membela dirinya sendiri.

Alex pun menghela nafas, ia memberikan minuman dingin yang ia beli tadi di kantin.

"Nih minum" suruh Alex sambil memberikannya ke Laura.

Laura mengangkat kepalanya, senyuman pun kembali merekah.

"Buat Laura??" tanya Laura dengan raut wajah yang senang.

"Hmm" gumam Alex.

"Ya Allah Alex tumben baik, lagi cair ya sifat es-nya? hehehe" ucap Laura.

Alex pun tidak memperdulikan ocehan gadis itu, ia melangkah meninggalkan Laura untuk kembali masuk ke dalam kelasnya.

Laura dengan cepat mengikuti Alex dari belakang.

"Alex udah berubah pikiran belum?" tanya Laura sembari menyeruput minumannya itu.

"Apanya?" jawab Alex tidak mengerti.

"Yang Laura tanyain kemarin" ucap Laura lagi.

"Apa?" gumam Alex.

"Alex mau nggak jadi pacar Laura?" tanya Laura dengan hati berdebar kencang.

Langkah Alex pun langsung berhenti, sampai membuat gadis di belakangnya itu mendadak ikut berhenti. Alex pun mengembalikan badannya, dan menatap Laura dengan tajam.

"Lu dengerin gue baik-baik" ucap Alex.

"Iya Laura bakal dengerin Alex kok" sahut Laura.

"Satu, gue nggak suka sama lu"

"Dua, gue nggak bakal pernah suka sama lu"

"Dan tiga, gue nggak mau jadi pacar lu" ucap Alex dengan nada tinggi.

Laura terdiam sebentar, ia menatap Alex dengan tatapan kosong.

"Alex juga harus dengerin Laura dengan baik-baik" ucap Laura.

"Satu, Laura suka sama Alex"

"Dua, Laura sangat-sangat suka sama Alex"

"Dan tiga, Laura nggak peduli dan Laura pastiin Alex bakalan jadi pacar Laura" ucap Laura lagi dengan penuh keyakinan.

Alex menjadi lebih kesal dengan sikap Laura.

"Terserah lu, terserah lu pokoknya!!!" teriak Alex dan segera kabur dari hadapan Laura.

Laura cuma bisa menatap atas kepergian Alex dengan senyuman yang puas, ia lebih semangat lagi untuk bisa mendapatkan pria yang ia sukai itu. Menurutnya, Alex adalah lelaki yang berbeda dengan laki-laki lain.

****

*Hampir 3 bulan berjalan.*

Sudah hampir 3 bulan lamanya gadis itu masih sekolah di SMA Arwana dan mengganggu kehidupan Alex disekolah. Kemana-mana pun Alex pergi ia selalu mengganggu dan membuat Alex kesal kepadanya. Kemana-mana ia selalu mengikuti Alex, diusir tak mempan, di marahin malah senyam-senyum. Mungkin Laura harus di RUQYAH dulu kali ya?.

Itulah Laura Ramadani, si gadis cantik, yang memiliki bermuka baja.

Akhirnya Alex mulai angkat tangan, cara apapun yang telah ia lakukan untuk mengusir gadis itu dari kehidupannya tidak ada yang mempan. Alex pun menyerah dan membiarkan gadis itu bertingkah semakin tak waras di dekatnya. Alex pun memilih untuk diam dan mengalah.

****

*Kantin sekolah...*

Excel dan Fahmi pun geleng-geleng melihat aksi tingkah dari Laura yang dari tadi terus ngoceh seperti burung beo dan mulai mengusik Alex yang sedang makan. Mereka berdua pun jadi heran bagaimana Alex bisa bertahan hidup dengan gadis gila yang terus mengikutinya.

"Alex dengerin Laura ngomong nggak sih dari tadi?" tanya Laura sebal, sambil melihat Alex hanya diam menunduk fokus ke arah cilok yang dimakannya.

"Iya" jawab Alex dengan malas.

"Ok, kalau gitu, tadi Laura ngomong apa barusan? cepat ulang Lex" pinta Laura dengan penuh memastikan.

Alex pun mengunyah satu ciloknya itu sampai habis, setelah itu menelannya, kemudian membuka suara lagi tanpa mengubah posisi kepalanya. Ia pun sama sekali kagak melihat Laura.

"Lu punya 2 tiket nonton, dikasih sama teman lu Tiara, dan lu minta nonton nanti sore" Jawab Alex dengan teliti dan hafal.

Laura tersenyum merekah.

"Berarti, Alex mau kan nanti nonton sama Laura?" tanya Laura dengan penuh semangat.

"Nggak!!!" tolak Alex.

"Kok nggak mau sih? kenapa?" tanya Laura dengan penasaran.

"Gue nggak suka nonton" jawab Alex seadanya.

"Alex.. Laura ingin sekali nonton bareng Alex, mau ya. Pliss.." gumam Laura dengan nada sedih dan melas.

Fahmi yang lagi duduk di sebelah Laura pun menepuk pundak gadis cantik itu.

"Adek Laura, kakak Alex itu sukanya nonton Shingeki no Kyojin, Death noth, sampai film zombie pun di tonton olehnya" ucap Fahmi seadanya.

Alex pun melirik Fahmi dengan tatapan tajam, Fahmi pun yang melirik Alex barusan, ia menghindari karena ketakutan.

Alex pun menghela nafas, sifat ia pun semakin acuh tak acuh kepada Laura. Ia merasa, kalau semua aktivitasnya semakin terganggu. Melihat sifat Alex yang dingin seperti itu membuat Fahmi dan Exsel geleng-geleng kepala dan menatap Laura dengan gemas dan penuh iba.