Chereads / asam manis cinta remaja / Chapter 2 - Murid baru

Chapter 2 - Murid baru

Langkah Alex mendadak berhenti, 5 langkah lagi ia harusnya sudah sampai didalam kelas. Namun, karena kedatangan seorang gadis itu yang entah dari mana, membuatnya terpaksa harus mematung ditempat.

"Selamat pagi Alex" sapa seorang gadis cantik dengan senyuman paling ceria di dunia.

"Alex mengerutkan keningnya, mengingat wajah gadis itu. Terlalu familiar di matanya.

"Lu...lu..si.. siapa ya?"

"Lu lupa sama gue? ucap gadis itu sambil kecewa. Senyumannya perlahan mudar.

"Mmm.. Siapa Ya?"

Laura menghela berat, menatap Alex kesal.

"Nama gue Laura Ramadani.. 2 hari kemarin gua masih sekolah di SMA Trisakti, tapi karena gua suka sama lu gua pindah sekolah di SMA Arwana.."

Alex ingat sekarang, sangat ingat...! dia gadis yang ditemuinya di cafe 3 hari yang lalu!. Alex menatap gadis itu setengah tak percaya. Dia tidak sedang dikerjain kah?.

"Minta nomor hp lu" ucap Laura lebih semangat, sembari menyodorkan ponselnya.

Alex terdiam sebentar, meresapi apa yang sedang menerapnya. Musibah kah? malapetaka kah? atau mimpi buruk kah?. Demi melewati seluruh warga bikini bottom, Alex sama sekali nggak ngerti.

"Alex!! minta nomor hp lu!!" teriakan Laura membuat Alex tersadar kembali di dunia nyata. Alex menatap Laura sekali lagi. Mencoba memastikan.

"Lu sakit?" tanya Alex

"Nggak" jawab Laura

"terus?"

"Gue suka sama lu! mangkanya gue rela pindah sekolah! satu sekolah sama lu.. gue jatuh cinta sama lu sejak di camp!!. Gue jatuh cinta pada pandangan pertama.

Alex pun mendesah berat.

"Lu nggak waras ya!!??" decak Alex lantas melewati Laura begitu saja. Alex pun tiba tiba merasa merinding sendiri.

Dan Alex pun dengan cepat berjalan masuk kedalam kelas, melewati teman temannya yang sedari tadi menonton kejadian tersebut, Alex tak ingin mempunyai urusan dengan gadis itu lagi. Jika Alex dekat dengan gadis itu membuatnya semakin risih!. Sama sekali bukan tipe gadisnya.

"Tutup pintu kelas! suruh Alex tajam kepada siapapun. Mau tak mau teman temannya menuruti perkataannya, daripada mereka tidak diberi tahu jawaban soal fisika yang harus dikumpulkan jam 8 ini.

*Braakk..

Laura menghela berat, meratapi kedua kali nasib tak beruntung. Ia menatap pintu kelas Alex dengan pandangan nanar. Kedua mata Laura menyorot tajam..

"GUE AKAN TERUS KEJAR LO!! AKAN DAPETIN NOMER LU"

"GUE PASTIKAN LU AKAN SUKA SAMA GUE DAN JADI PACAR GUE!!

"ALEX.. LU PASTI JUGA AKAN SUKA SAMA GUE!!!"

****

Pulang sekolah

Alex merebahkan tubuhnya di sofa, duduk di tengah tengah papa dan kakaknya yang sedang asyik menonton film sembari mencomoti popcorn. Alex menghela nafas dengan berat sekali lagi.

"Kenapa lu? nggak biasanya pulang sekolah kaya gini?" tanya Aldi kakak pertama Alex.

"Capek aja" jawab Alex seadanya.

"Baru putus sama pacar hi..ya?" tebak Mr. Bov, papa Aldi dan Alex.

Alex tertawa mendengar pertanyaan papanya itu.

"Dia punya pacar? Hahahahaa! nggak mungkin!" tawa Aldi meremehkan.

"Kok nggak mungkin?" tanya Mr. Bov heran.

"Dia nggak suka cewek! Dia takut sama cewek pa! Mau jadi homo dia!! tukas Aldi seenak jidat.

Alex pun melirik tajam sang kakak!

"Beneran Lex?" kaget Mr. Bov

"Nggak lah pa! Alex masih normal kok.." sahut Alex dengan kesal.

"Masakk? ke sentuh cewek sedikit aja kayak ke sentuh barang haram" ledek Aldi.

"Gue itu belum nemuin gadis yang cocok dengan tipe gue, gue juga lagi males buat pacaran! gue mau fokus sekolah dulu.."

"Iya iya iya yang ingin jadi astronot! serempak Mr. Bov dan Aldi bersamaan, mereka berdua pun memilih kembali fokus menonton. Bercekcok dengan Alex tidak akan ada ujungnya. Pria itu selalu bisa membuat percakapan berakhir dengan hasil kekalahan!.

DRTTDRTT..

DRTTDRTT.. Dering ponsel berbunyi,

"Aldi, angkat ponsel kamu! berisik!" ucap Mr. Bov merasa terganggu.

"Bukan ponsel Aldi pa!" sahut aldi.

DRTTDRTT

DRTTDRTT

"Lex angkat telponnya!! teriak Mr. Bov dan Aldi gregetan melihat pria ditengah tengah mereka.

Alex menatap layar ponselnya dalam diam, sebuah nomer tidak dikenal menelponnya. Alex mengernyitkan kening, siapa yang menelepon ini? perasaan buruk perlahan memasuki sanubarinya, tidak ada yang tau nomernya selain keluarganya, Fahmi dan Excel. Alex memang tak suka membagikan nomernya untuk hal tak penting.

Alex pun me reject panggilan tersebut.

DRTTDRTT

DRTTDRTT

"Alex angkat panggilannya!!" teriak Mr. Bov dan Aldi lebih murka.

Alex menghela berat, dengan berat hati ia pun mengangkat panggilan dari nomer yang tak ia kenal. Alex mendekatkan ponselnya ke telinganya.

"Alex gue dapet nomer lu"

sial.. suara gadis itu, kedua mata Ale membelalak sempurna, tubuhnya langsung ia tegakan. Napasnya tak beraturan. Bagaimana gadis ini bisa tau nomernya?

"Lu dapat dari mana nomer w" tanya Alex dingin.

"gue dapet dari Fahmi dan Exsel. Upsss.. gue keceplosan"

Alex mendesis tajam. Dua temannya itu..! Awas aja besok..!

"Alex simpan nomer gue ya..! Gue akan telfon lu lagi! Bye bye Alex..

"I love you, Alex"

Tangan kanan Alex meremas ponselnya dengan kuat, cobaan apa lagi ini Tuhan. Alex mengacak acak rambutnya sangat frustasi, ketenangan hidupnya mulai terganggu sejak kedatangan gadis itu. Baru satu hari ini. Bagaimana dengan hari hari berikutnya?

"AAAAAARGHHHHSSS!!" teriak Alex sekeras mungkin.

***

Di sekolah

Alex memasukan seragamnya ke dalam loker, jam pertama hari ini adalah pelajaran olahraga dan Alex sangat semangat untuk berlari pagi. Ia melangkah ke arah lapangan menyusul beberapa temannya itu yang sudah pada berbaris di lapangan.

"Lex, jangan diemin kita kek! sorry banget.." ucap Fahmi mensejajarkan langkah

"Lex jangan marah. kaya cewek lagi PMS aja lu.."

Alex pun menghela nafas. Dia sogok pake apa lu berdua? tanya Alex dingin.

"Bolpoin satu pack sama permen lollipop satu pack" serempak Fahmi dan Exsel

Langkah Alex pun langsung berhenti, telinganya nggak salah dengarkan?

"Lu berdua barter nomer gue cuma dengan bolpoin satu pack sama permen lollipop gitu?" tanya Alex dengan raut wajah yang tak percaya.

"Kan bisa dijual lagi permennya sama bolpoinnya"

"Biar kita nggak mungutin bolpoin si Irma lagi, sama biar tambah uang jajan juga"

Alex memejamkan kedua matanya dengan erat, mengatur napasnya dengan tenang, amarahnya baru saja akan meledak.

"Aisssshh!!" geram Alex berjalan kembali dengan langkah lebih cepat.

Fahmi dan Exsel pun saling bertatapan, dan juga saling menyalahkan satu sama lain.

"Lu sih!!"

"Kok gue? kan lu yang ngasih"