Chapter 51 - Aguri

Aguri menghela nafas lelah.

Dia tidak mengerti bagaimana semuanya bisa menjadi seperti ini, pada awalnya dia pikir karirnya akan mulus, bisa mencapai level atas dengan mudah, dia tidak sekalipun membayangkan situasinya akan menjadi kacau.

Aguri masih ingat ketika dia baru saja mulai bekerja di grup arkeolog bintang jatuh, yepatnya satu bulan yang lalu.

Pada saat itu dia merasa seperti salah satu gadis paling beruntung, dia bisa memasuki inti grup dengan cepat.

Kebetulan pada waktu itu ketua cabang yang baru diangkat sedang mencari seorang asisten, ketua membutuhkan seseorang yang dapat berbagi beban pekerjaan dengannya, karana bersamaan dengan semakin meluasnnya pengaruh Grup ini, beban kerja jelas semakin berat juga, dia tidak bisa lagi melanjutkan mengelola cabang grup ini sendirian.

Aguri merasa ini adalah kesempatan yang diberikan dewa kepadanya.

Bukannya menyombongkan diri, Aguri sendiri sangat percaya diri pada tubuh maupun bakat pribadinya, karena itu ia bisa dengan mudah menarik perhatian ketua baru meskipun dia tidak berpengalaman dalam mengelola apapun, setelah beberapa pelatihan panjang usaha yang ia lalukan setiap malam tidak sia-sia. Dari magang ia langsung di angkat menjadi asistem utama dari cabang grup ini.

Bersamaan dengan itu ia mulai diberi lebih banyak otoritas, mendapatkan akses ke informasi yang lebih penting, hingga ke titik ia mendapatkan keheranan dan kecemburuan dari orang-orang.

Sayangnya kehidupan yang menyenangkan ini harus berakhir ketika seorang pengganggu datang ke markas bintang jatuh, bisa di bilang hari keberuntungannya telah berakhir.

Penyusup itu kuat, tidak hanya dalam sihir dia juga sangat pandai menggunakan pedang, dia mampu membunuh semua anggota kelompok arkeolog bintang jatuh sendirian.

Hanya dua orang yang selamat, itupun hanya karena penyusup itu sengaja melakukannya.

Terlepas dari ketua yang baru saja melarikan diri, orang yang sengaja dibiarkan selamat adalah orang yang telah disandera sejak awal, yang tidak lain adalah dirinya sendiri.

Meskipun begitu hatinya sulit untuk tenang, siapa pun yang berjalan di sebelah pria gila seperti ini pasti akan merasakan hal yang sama. Perasaan seperti berjalan dengan malaikat maut.

Merasakan bahaya, naluri Aguri sebagai makhluk hidup terus memperingatkannya untuk segera melarikan diri, tetapi Aguri juga tahu bahwa jika dia mencoba melarikan diri, dia pasti akan mati.

Aguri telah dibebaskan, tetapi tangan dan kakinya masih terasa terikat.

Meskipun dia enggan, Aguri tetap mematuhi permintaan penyerang untuk memandunya ke ruang harta. 

Di kantor ketua, Aguri mengaktifkan beberapa mekanisme khusus untuk membuka jalan ke ruang tersembunyi. Segera dinding di sebelah kanan terbuka, memperlihatkan sebuah tangga mengarah ke ruang lain yang di penuhi benda berharga.

"Silakan Tuan"

Aguri mengundang penyusup itu untuk berjalan terlebih dahulu, dia berbicara perlahan sambil sesekali menelan ludah.

"Kamu yang pertama," jawab penyusup sambil tersenyum dengan tenang.

Dari jawaban pendek tersebut, Aguri mencoba menganalisis sikap pihak lain.

Penyusup itu sangat berhati-hati, dihadapkan dengan begitu banyak harta ia tidak memunculkan keserakahan sama sekali. Tentu semua jebakan di ruang ini telah benar-benar dinonaktifkan oleh Aguri, tetapi Aguri sengaja bertindak seperti gugup untuk menguji sejauh mana pihak lain sadar atas setiap tindakannya.

Aguri tidak tahu mengapa pihak lain tidak serakah, yang pasti Aguri tahu menghadapi musuh yang selalu tenang sabgat sulit untuk menciptakan kesempatan agar ia bisa melarikan diri.

Kesempatan begitu kecil hingga ia mulai berpikir mencoba metode lain adalah pilihan yang lebih baik. 

Sambil berjalan, kepala Aguri terus bekerja keras.

Sementara itu Alan masih sibuk melihat harta milik Grup Arkeolog Bintang Jatuh. Tidak seperti pikiran Aguri, Alan sebenarnya memiliki sedikit ketertarikan pada harta ini, hanya saja Alan memiliki kontrol tenang yang cukup baik, ia tidak akan dengan mudah menunjukkan keinginannya kepada orang lain. Apalagi level harta karun ini.

Sayangnya hanya ada enam benda yang menarik perhatian Alan.

Ruang rahasia kecil ini di buat seperti ruang koleksi dan ke enam benda yang menarik perhatian Alan di pajang di tengah ruangan.

Dari bagaimana mereka memperlakukan ke enam benda tersebut, sudah menunjukkan betapa berharganya itu.

Tentu Alan tahu ada kemungkinan Ketua telah menyembunyikannya di tempat lain, sayangnya Alan tidak punya waktu dan petunjuk untuk mencari nya.

Kali ini hanya akan menggigit yang bisa ia makan.

Alan mulai mengamati ke enam benda berharga tersebut satu-persatu.

Yang pertama dari kiri, botol berisi ekstraksi daun pohon dunia dengan konsentrasi yang cukup tinggi, mungkin sekitar 1: 100.

Dari sekali tatap Alan tahu ini adalah barang bagus, jika dijual pasti akan sangat mahal, tapi Alan punya ide lain daripada dijual begitu saja.

Dia kemudian mengganti fokus ke item kedua.

Harta kedua adalah kartu ungu metalik, Alan mengenali benda ini, meskipun jarang menggunakannya ia tahu sedikit pengetahuan dasar tentangnya. Jika tidak salah Alan ingat kartu ini adalah alat untuk menyimpan uang milik ras Elf, seperti layaknya kartu debit atau kartu Atm.

Jika dlihat dari warna nya, jumlah persis uang mungkin setara dengan 30.000 batu energi.

Barang bagus yang lainnya, sayangnya Alan tidak dapat menggunakannya, sedikit berbeda dengan atam kartu metalik ungu seperti memiliki system pengenal saat dihunakan, jika seseorang menggunakannya tanpa verifikasi dan izin dari pemiliknya, orang itu pasti akan ditangkap dan di interogasi oleh polisi setempat.

Bahkan jika Alan menggunakan koneksi yang telah ia bangun sebelumnya dengan Luuber, masih akan memakan waktu setidaknya 2 minggu untuk transfer kepemilikan.

Alan berusaha menutupi kesedihannya dengan beralih ke item berikutnya.

Harta ketiga adalah benda ajaib dalam bentuk pena kayu berwarna merah, melihat benda ini Alan hampir kehilangan kesabaran dan segera mengambilnya. Alan akhirnya menemukan objek yang ia cari, objek yang membuat nya menyerang grup arkeolog Bintang Jatuh.

Pena yang bahkan akan diperebutkan oleh tingkat Legenda sekalipun.

Untuk saat ini, hanya Alan yang tahu fungsi dan cara menggunakannya, bahkan anggota grup arkeolog Bintang Jatuh mengumpulkannya mungkin hanya karena pena ini memancarkan aura sihir.

Alan merasa dirinya terlalu ceroboh, bagaimana bisa seseorang yang telah melewati apocalypse selama 27 tahun kehilangan ketenangan dengan begitu mudah. 

Alan berusaha membuat dirinya tenang agar tidak terlihat begitu bersemangat.

Alan mencoba mengalihkan pikirannya ke objek keempat.

Sayangnya objek keempat adalah gulungan sihir, dan 2 objek lainnya Alan tidak tahu fungsi dan efeknya, jika ingin mengidentifikasi fungsi spesifik Alan perlu melakukan pemeriksaan lebih dekat.

Setelah selesai melihat sekeliling, Alan mengalihkan perhatiannya kembali pada Aguri.

"Nona asisten, tidak ada jebakan di ruangan ini kan?"

Ketika Alan berbicara, matanya menyipit menatap Aguri, sebagai seseorang yang berhasil bertahan dalam dunia yang kacau, Alan telah melewati berbagai macam ekspresi dan trik akting, ketika pengkhianatan sudah terasa seperti makanan sehari-hari, dia mulai merasa aneh jika seseorang tidak memiliki ide memberontak dan mengkhianati dalam situasi seperti ini.

Alan bahkan bisa membaca tujuan Aguri saat ia berpura-pura gugup sebelumnya, dengan menyipitkan mata seperti ini Alan bisa sedikit mengintimidasi Aguri dan menciptakan situasi yang bisa membuat Aguri lebih mudah dikenali ketika berbohong.

"Tidak ada jebakan Tuan, semua jebakan telah saya nonaktifkan"

Dia berkata dengan jujur, Alan bahkan sedikit terkejut dengan ini, asisten wanita ini berkata tanpa keinginan untuk berbohong.

Alan merasa asisten wanita ini menyimpan beberapa trik, dia harus lebih berhati-hati.

Sementara itu setelah menerima konfirmasi, Alan segera mengemas enam harta itu ke dalam tas kain yang telah dia persiapkan, termasuk kartu logam ungu yang tidak bisa dia gunakan.

Meskipun kunjungan pertama ini tidak memiliki cukup waktu untuk menggunakan kartu, pada kunjungan berikutnya ia pasti akan dapat menggunakannya, jadi kartu ini masih berharga.

Setelah selesai menjarah, Alan langsung mengucapkan selamat tinggal pada Aguri.

"Oke, sampai jumpa lagi, nona asisten."

Alan merasa dia harus segera meninggalkan tempat ini, dia tidak tahu apakah Elf berambut emas akan meminta bantuan atau tidak, Alan ingat arah yang di tuju Elf berambut emas adalah markas pusat, ada kemungkinan besar dia akan memanggil bala bantuan.

"Tunggu, bisakah ... bisakah saya ikut dengan Anda?"

"Hah?" Alan hampir tersandung dan terjatuh dari jendela mendengar perkataan Aguri.

Alan tidak habis pikir dia sudah cukup baik telah melepasnya sesuai janjinya, sekarang bagaimana bisa gadis ini memutuskan untuk mengikuti. Dia merasa senang disandera?

"Tidak perlu dipungkiri Anda adalah orang yang kuat tuan, sebagai orang yang kuat tuan harus memiliki berbagai masalah, jadi tuan memerlukan asisten untuk berbagi beban kerja denganmu, mungkin juga berbagi tempat tidur, dan saya bisa melakukan keduanya dengan baik, apakah tuan tertarik menjadikanku asistenmu ? "

Aguri menurunkan wajahnya, bertindak seolah-olah dia malu mengatakan kalimat itu.

Sekarang Alan mengerti mengapa dia sebelumnya menunjukkan sikap jujur ​​kepada Alan, gadis ini benar-benar menyimpan trik.

Sayangnya kail dalam umpan itu begitu jelas bagi Alan.

"Maaf aku tidak tertarik"

Alan tidak kekurangan bakat sama sekali, jika dia mau mencari Alan memiliki begitu banyak pilihan.

Alan dapat menarik orang-orang hebat di timeline sebelumnya menumbuhkan nya menjadi bawahan setianya. Sebaliknya orang-orang berbakat yang dengan mudah beralih arah seperti Aguri, adalah orang-orang yang perlu dihindari untuk tidak digunakan sebagai bawahan.

Namun tanpa Alan ketahui penolakannya telah memunculkan ide aneh di pikiran Aguri.

"Tuan, apakah Anda tidak tertarik pada wanita?"

"!!!'

Pola pikir ampas macam apa yang ia miliki, bagaimana bisa dia mencapai kesimpulan seperti itu.