Aku selalu merasa pola pikir nona asisten sedikit tidak benar, ekspresinya mengatakan seolah-olah dia sengaja melakukannya tetapi di sisi lain dia juga tidak terlihat menyesal, seolah-olah itu tidak masalah walaupun dia mengatakannya kepadaku.
"Biarkan aku memperjelas Aguri, aku sama sekali tidak mempercayaimu karena itu untuk alasan apa aku memperkerjakan orang yang tidak kupercaya?"
"Mengapa?"
Apakah dia tidak menyadarinya? maksudku aku mengatakan namanya tanpa perkenalan dulu, apakah dia pikir aku sudah melakukan penyelidikan terhadapnya atau bagaimana? Lupakan saja, apa pun itu tidak masalah bagiku.
"Kenapa? Itu karena kamu adalah mata-mata dari grup arkeolog Giant Roots, sekali lagi untuk alasan apa aku harus mempercayaimu?"
Akhirnya sekarang aku bisa melihat ekspresi terkejut di wajah Aguri.
Grup Arkeolog Giant Roots ini adalah salah satu kelompok arkeolog terbesar, tetapi mereka tidak hanya berfokus pada penjelajahan reruntuhan, grup arkeolog satu ini sebenarnya memiliki sekolah pelatihan mata-mata.
Mereka melatih begitu banyak anggota 'akar tunggal' untuk menjadi mata-mata, yang nantinya akan di sebarkan dan di susupkan ke kelompok-kelompok kecil.
Mata-mata itu akan mengumpulkan informasi rahasia kelompok itu, termasuk lokasi reruntuhan kuno yang baru saja mereka temukan, artefak yang mereka miliki, dan kadang-kadang bahkan mencoba mengendalikan kelompok arkeolog kecil.
"Sekarang grup arkeolog bintang jatuh yang kamu mata-matai dihancurkan, jadi apakah kamu ingin menjadikanku pengganti untuk kau mata-matai?"
Yang ku hancurkan memang hanya cabang, tapi aku tahu sebagian anggota inti ada di cabang ini, tanpa mereka grup tidak akan mempertahankan pengaruh yang mereka sebelumnya, bahkan mereka mungkin akan di telan oleh grup Arkeolog lain.
Tetap saja bukankqh Aguri ini terlalu memandang rendah orang lain? bagaimana mungkin dia berpikir semua orang akan memilihnya untuk menjadi asisten?
Aku tahu mereka (Akar tunggal) harus memilih sendiri kelompok mana yang akan dimata-matai, tetapi apakah mata-mata ini juga tidak diajarkan tentang beberapa kriteria untuk memilih grup? Aguri terlalu tidak profesional.
"Sebagai mata-mata pada dasarnya kau adalah salah satu orang yang tidak akan bisa dipercaya, aku juga punya asisten dan aku yakin dia jauh berpengalaman darimu, dengan semua itu untuk alasan apa aku harus menggantinya denganmu?"
Alan merasa dirinya telah mengatakan kata-kata terakhir berulang kali, membuat lidahnya sedikit berkedut kesemutan.
Lagi pula, di masa lalu Alan tidak banyak mendengar tentang Aguri, ia bukan sosok yang menonjol, Alan mengingatnya hanya karena Aguri berpura-pura menjadi pacar Ladur dan kemudian mengkhianatinya setelah menemukan sumber kekuatan Ladur.
"Karena aku cantik dan bisa menemanimu di malam hari?"
"..." Tiga segitiga kembar terbentuk di dahi kiriku.
Aku mulai bosan berurusan dengannya, ini hanya buang-buang waktu. Lebih baik keluar dari sini sebelum bantuan benar-benar tiba. Bukannya aku tidak bisa menghadapi mereka nanti, sama seperti berbicara dengan Aguri, itu semua hanya membuang-buang waktu.
Tanpa memberikan selamat tinggal, aku berbalik dan segera berjalan pergi.
"Tunggu, tuan ..."
Meskipun Aguri terus menelepon, aku tidak menanggapi sama sekali. Aku harap dia tidak mengejar dan lebih memilih mencari organisasi lain untuk di mata-matai.
Aku menghela nafas.
Hari ini aku menggunakan terlalu banyak energi sihir, meskipun sebagai master Dungeon cadangan energi sihir ku terhubung dengan Dungeon, tetap saja energi asli dalam tubuhku yang telah kering untuk waktu yang lama sedikit membuatku kelelahan.
Menggunakan energi sihir akan selalu menguras energi mental, dan kau dapat membayangkan bagaimana perasaanku ketika aku terus memaksa tubuh lemah ini untuk terus menggunakan sihir ketika energi magis asliku telah habis. Apalagi energi sihir pinjaman bahkan akan menguras energi mental 2 kali lebih cepat, aku yakin orang-orang yang tidak terbiasa kehabisan enegi sihir, pasti sudah pingsan sejak lama.
Terlalu lelah, alangkah baiknya jika aku bisa segera beristirahat. Mungkin sebaiknya aku tinggal di rumah Ladur.
Setelah beberapa jam bepergian menggunakan kuda yang aku curi dari seorang arkeolog bintang jatuh, akhirnya aku tiba di rumah Ladur.
Setelah turun dari kuda, aku tidak sengaja melihat pantulan tubuh ku di kaca jendela.
Dari pantulan kaca di bawah cahaya putih rembuoan, aku melihat pakaian yang basah kuyup oleh darah.
Ini buruk, dengan penampilan 'jahat' seperti ini ditambah dengan pedang di pinggangku, mengesampingkan ibu dan saudara perempuan Ladur, bahkan Ladur sendiri pasti akan takut.
'Mungkin akuharus membersihkan diri di sungai dulu?' karena terlalu tergesa-gesa aku menjadi sedikit ceroboh.
Nah, jika kemungkinan buruk benar-benar terjadi, aku akan pergi ke penginapan khusus nanti atau mungkin pergi ke sungai dulu, walaupun nanti aku harus melakukan perjalanan lebih jauh, setidaknya lebih baik daripada tidur di luar. Aku akan membuat tidur di luar sebagai pilihan terakhir.
Meski agak ragu, akhirnya aku memutuskan untuk mengetuk pintu rumah Ladur.
Setelah belasan kali ketukan, baru kemudian sahutan seorang gadis kecil terdengar dari dalam rumah Ladur.
"Ya, sebentar!"
Tunggu, suara muda ini ... Adik perempuan Ladur? Tapi sekarang sudah lewat tengah malam, kau tahu ?! Kenapa dia tidak tidur? dan juga sebagai gadis kecil bagaimana dia bisa diizinkan menerima tamu tak dikenal di tengah malam.
Pintu kemudian terbuka menunjukkan sosok seorang gadis kecil dengan tinggi sekitar 130 cm, dia mengintip dari balik pintu mencoba bersikap berhati-hati.
Saat dia melihat penampilanku daei balik pintu dia langsung kembali menutup pintu begitu saja, namun uniknya aku masih tidak mendengar suara pintu yang di kunci kembali.
"..."
Aku mencoba menahan olokan dan mengabaikan fakta aku bisa mendorong pintu rumah begitu saja.
"Tolong jangan tutup pintu dulu gadis kecil." Aku mencoba bernegosiasi, meskipun aku tidak yakin ini akan berhasil, aku masih tetap ingin mencoba nya, bagaimana pun juga ini hanya meludahkan beberapa kata-kata.
"Maaf, aku tidak diizinkan menerima tamu asing dengan sembarangan," jawab gadis itu, mengintip sedikit dari balik pintu.
Apakah sikap hati-hati itu benar-benar memiliki kegunaan?
Mlihat bagaimana dia mengintip seperti itu, jika aku benar-benar memiliki niat buruk, dengan perbedaan kekuatan antara kami berdua, aku akan bisa masuk ke dalam dengan mudah. Tentu aku pasti tidak akan melakukan kejahatan seperti itu, sebagai orang baik alih-alih secara paksa membukanya, aku lebih suka untuk mencoba menyusun kata-kata untuk meyakinkan gadis ini.
"Tunggu sebentar, aku bukan orang asing, aku teman Ladur dan aku butuh bantuannya"
Baiklah, pertama basa-basi kecil.
"Jadi kamu adalah teman dari kakak laki-laki. Baiklah, silakan masuk"
Melihat gadis kecil itu yang dengan mudahnya percaya padaku dan benar-benar membuka pintu, secara reflek aku menatap langit malam untuk menahan rasa ingin menghujat.
Aku harus benar-benar memberi tahu Ladur, lain kali dia harus lebih memperhatikan pola pikir kakaknya, adik perempuan ini terlalu mudah untuk ditipu, aku hanya mengeluarkan kata basa-basi, tidak mengharapkan gadis ini benar-benar mempercayai omong kosong itu.
"Terima kasih"
"En, sama-sama"
Jawaban ceria gadis kecil itu terdengar sangat manis bagiku.
Dengan kelucuannya yang ditambahkan pada kecerobohan dan kebodohannya, untuk beberapa alasan aku menjadi khawatir tentang keselamatannya.
Selain itu, di dunia ini keselamatan orang yang lemah terlalu rentan, sungguh ajaib bahwa dia masih baik-baik saja hingga hari ini.