Chapter 18 - Bell Unjuk Diri

Pemenang pertandingan pertama telah ditentukan. Alan memandang ke arah Totem menunggu deklarasi kemenangan.

"Master Dungeon Alan telah memenangkan pertandingan, kepada pihak pemenang adakah beberapa kata-kata yang ingin disampaikan, dalam waktu 5 lima menit, pertandingan berikutnya akan dimulai"

Sebenarnya Alan sama sekali tidak tahu bahasa goblin, jadi tidak mungkin ia bisa memberikan 'pesan' kepada goblin, karena alasan ini juga ia tidak banyak berbicara selama pertandangian, tapi karena totem sudah memberikan intruksi, pasti akan ada semacam terjemahan.

Alan tahu akan ada sesi seperti ini setelah pertandingan pertama, jadi ia sudah menyiapkan kata-kata untuk momen ini.

"Para goblin dengarkan, ini adalah pertandingan pertama, jadi aku sengaja membuat pertarungan ini sedikit ringan, untuk pertandingan berikutnya luka tidak hanya akan sebatas 1 mata, tapi keduanya bahkan telinga dan lubang-lubang lainnya akan kuhancurkan 1 persatu" dengan sedikit mengeluarkan aura membunuh, Alan mencoba membuat dirinya terlihat mengintimidasi.

Para goblin yan gmendengar kata-kata ini menggertakan gigi mereka, jika mereka bisa mereka akan segera menyerang bersama manusia sombong di depan mereka ini. Seperti yang biasa mereka lakukan.

Tapi sayangnya Totem tidak akan mengijinkan hal seperti itu terjadi. Bisa dibilang sejak awal pertandingan ini, bukan pertandingan yang secara sukarela mereka ingin lakukan.

Sebelumnya bersamaan dengan kata pertama yang 'diucapkan' Totem, ada semacam kekuatan yang sama sekali tidak mereka mengerti datang dari totem yang memaksa mereka untuk pertandingan tidak masuk akal ini.

Melihat Goblin yang terlihat marah, Alan hanya menampilkan senyum dan melanjutkan apa yang ingin ia sampaikan.

"Tapi jika kalian menyerah sekarang, aku hanya akan meminta suku kalian untuk berpindah ke tempat hunian baru, yang kalian perlukan hanya bertahan hidup, tidak jauh berbeda dengan lingkungan tempat tinggal kalian yang sekarang, di sisi lain di tempat baru nanti, akan ada lebih banyak makanan, dan bahkan kalian memiliki kesempatan evolusi. Semakin membuat kalian lebih dekat pada wujud nenek moyang, sihir bukan lagi mimpi bagi kalian"

Godaan yang menggiurkan ini membuat para goblin ragu-ragu, melihat ini senyum di bibir Alan semakin melebar, berbicara fasih seperti agen marketing yang sedang menipu pelanggannya.

"Atau malah kalian lebih memilih melakukan pertarungan lain? meski hasil pertandingan tidak akan jauh berbeda, aku tidak keberatan mempermalukan pejuang paling berani kalian yang lainnya"

Alan memandang para goblin di sekelilingnya.

Para goblin ini hanya makhluk dengan kecerdasan tingkat rendah, tapi melihat bagaimana mereka membangun peradaban. Memikirkan hal sederhana seperti itu, mereka pasti sudah bisa membedakan pilihanan mana yang terbaik.

Tapi bagi Alan sendiri apapun pilihannya tidak akan berdampak pada dirinya, ia mengatakan kata-kata itu hanya karena ia terlalu malas untuk melanjutkan pertarungan yang membosankan ini lagi

Dari pihak goblin sendiri, tidak ada satu otang pun yang mencoba berbicara, mereka mungkin marah dan ingin menyerangnya bersama, tapi dalam pertarungan 1 lawan 1, mereka mengakui manusia ini jauh lebih kuat dari pada mereka.

Dan kata-katanya juga tidak salah, baik menyerah ataupun melanjutkan pertarungan hasil akhirnya akan sama.

Pada akhirnya ketua desa memutuskan untuk menyerah, dan para goblin yang lain hampir tidak ada yang keberatan dengan keputusan ini.

"Kami menyerah"

Kata salah satu tetua goblin dengan bahasa asli sendiri, namun dengan kekuatan Totem Alan bisa mengerti apa yang mereka katakan.

Melihat Goblin telah menyerah Alpha mengangkat tangannya ke arah Totem dan mengucapkan kata-kata dalam bahasa iblis kuno.

Seketika gambar di sekeliling terdirtosi, dari goblin, rumah-rumah, serta benda-benda di dekatnya seperti pohon dan lainnya mengilang, hanya menyisakan Alan dan Bell berdiri diatas tanah kosong.

Di dalam dungeon di sudut timur laut, para goblin dan pemukimannya perlahan muncul dari ketiadaan, seolah mereka hanya sebuah file yang di 'cut' dan kemudian di 'paste' ketempat ini.

Totem raksasa berdiri di tengah pemukiman mereka, yang awalnya menunjukan gambar iblis tanpa wajah, sekarang berubah menjadi sosok gadis kecil Lina.

Alan yang telah menyelesaikan hal-hal, berjalan kembali ke tempat Bell berdiri.

"Ayo, kita pergi ke tempat berikutnya"

"Yes, master"

Mereka pergi mencari monster yang lainnya.

Setelah sekitar 2 jam Alan dan Bell berjalan, mereka sampai di pemukiman monster berikutnya.

Saat Bell melihat ke depan, ia melihat sosok humanoid berkulit hijau, lagi-lagi ini adalah monster goblin. Goblin dengan tinggi sekitar 100cm, badan mereka kecil tapi kaki mereka panjang, menggunakan duri pohon dengan ukuran yang cukup besar sebagai senjata. Mereka termasuk varian goblin yang lainnya.

Beberapa anak-anak Goblin terlihat sedang bermain kejar-kejaran, hanya sebuah lari biasa tapi karena alasan itu juga Bell terkejut, mereka hanya anak-anak tapi kecepatan lari mereka hampir mencapai kecepatan lari manusia biasa.

Lalu bagaimana dengan kecepatan lari Goblin dewasa?

Bell sedikit tertarik, ia kemudian memandang masternya dan membuat permintaan.

"Master, master kali ini biarkan aku yang bertarung"

Alan melirik Bell yang sedang menatapnya dengan tatapan memohon, karena anak ini mengusulkan diri, Alan tidak bertanya apakah ia bisa bertarung atau tidak, jadi ia sama sekali tidak khawatir, tapi setelah mengingat Bell berasal dari Dunia Binatang membuat Alan memikirkan sesuatu.

"Apa kau bisa berubah?"

'Berubah' adalah kemampuan khusus dari manusia setengah binatang, untuk membuat ras jenis ini memiliki kemampuan asli ras binatang asalnya, mereka perlu berubah agar dapat meningkatkan kemampuan bertarung serta kemampuan lainnya, baik ras atau kemampuan ini biasa disebut 'Siluman'.

"Ya, setidaknya sampai tahap 1."

Alan sedikit terkejut, sedikit dari yang ia tahu kemampuan 'berubah' ini bukan kemampuan yang mudah untuk dipelajari, memang kemampuan ini termasuk kemapuan Alami bagi mereka, tapi tidak semua ras Siluman bisa mempelajarinya, melihat usia Bell sekarang sudah mampu melakukan perubahan tahap 1 dapat dikatakan Bell adalah salah satu orang-orang yang berbakat.

"Baiklah, aku akan membiarkanmu bertarung melawan mereka"

Perubahan tahap 1 melawan ras goblin jenis ini, Bell dapat menang dengan mudah. Bahkan jika Bell kalah, bukan berarti Alan akan kehilangan kesempatan untuk menundukkan Goblin, jadi tidak salahnya untuk mencoba melihat sejauh apa kemampuan bawahannya ini.

Alan segera melakukan prosedur yang sama dengan prosedur saat hendak melawan Goblin titan. Mengeluarkan totem, membaca mantra, dan melemparnya keatas.

Totem terjatuh di tengah pemukiman, berbeda dengan goblin Titan goblin jenis ini tidak langsung mendekat, beberapa goblin dengan beberapa cat di tubuh mereka mendekat dengan hati-hati, untuk melakukan pengintaian. Sedangkan goblin-goblin yang lainnya bersembunnyi dan sedikit mengintip dari kejauhan.

"Semua dengarkan, dengan saksi dan kehendak Gaia, Master Dungeon Alan menantang kalian Suku Goblin Nimbler dalam tantangan 1 lawan 1, pihak yang memenangkan 2 pertandingan terlebih dahulu adalah pemenangnya. Pihak yang kalah di haruskan untuk menuruti permintaan pihak yang menang. 1 orang dijinkan untuk bertarung lebih dari 1 kali."

Kata-kata yang sama terdengar dari Totem, hanya saja kali ini nama suku goblin bukanlah Titan melainkan Nimbler.

Bersamaan dengan kata-kata ini, para goblin yang bersembunyi merasakan tubuh mereka telah kehilangan kontrol, berjalan dengan sendirinya menuju pusat di dekat totem.

Melihat prosedur telah selesai, dan para goblin telah membentuk sebuah 'arena' Bell kemudian melangkah maju ke depan, sedikit melakukan pernapasan ringan untuk menghilangkan ke gugupan.

"Tak perlu gugup Bell, mereka hanya goblin, dengan sedikit luka kecil mereka akan kalah"

Bell sedikit mengedutkan mulutnya mendengar kata-kata masternya yang menganggap goblin seperti sekor serangga, namun karena master sudah menyemangatinya, Bel memutuskan untuk berterima kasih.

"Terima kasih master"

Setelah kata-kata itu diucapkan, Bell kembali fokus, sambil berjalan menuju Arena ia mengucapkan mantra doa dengan suara yang lirih.

"Aku keturunan kecil dari suku kucing berkabut, berdoa kepada dewi mimpi dan ilusi, meminta izin meniru sosok sejati dari leluhur, menunjukan kembali pada dunia sosok surgawi yang telah menipu banyak sekali dewa. Perubahan pertama – kucing bayangan"

Sebuah kabut tipis keluar dari mulut bell, perlahan membesar dan menyebar ke sekeliling.