Chapter 24 - Dampak

Teriakan ketakutan terdengar dari berbagai arah. Beberapa orang bahkan muntah ketika melihat anggota tubuh yang berceceran.

Melihat tembakan peluru sama sekali tidak berguna, tentara segera menghentikan serangannya.

Perintah untuk memeriksa korban telah di berikan.

Lubang di perut yang membuat organ dalam keluar terlihat menjijikan, tembakan yang mengenai lengan yang langsung membuat mereka terpisah dari anggota badan.

Sebagian besar orang yang terkena panah sihir langsung meninggal di tempat dan bahkan orang yang hanya sedikit tergores, sedang dalam keadaan kritis sekarang.

Tapi ada sesuatu yang aneh yang menarik perhatian mereka, para penyerang dungeon yang terkena panah sihir tidak ada satupun yang meninggal.

Sebagian besar hanya mendapat luka bakar ringan, bahkan yang terparah hanya memiliki luka yang sedikit menyentuh daging. Jika dibandingkan dengan orang-orang biasa yang mengalami luka seperti lubang ditubuh dan kehilangan anggota badan, perbedaanya terlalu jauh.

Tentu Alan tahu alasan utama ini terjadi.

Entah di dunia manapun serangan panah sihir ini sangat populer.

Alasannya sangat sederhana, karena selain praktis dan dapat membuat banyak serangan secara langsung, serangan energi langsung seperti panah sihir sangat efektif melawan mahluk non sihir.

Entah itu hewan, tumbuhan, manusia atau mahluk non sihir yang lainnya, pada dasarnya energi orang lain seperti racun bagi mereka.

Meski para penyerang Dungeon belum lama berubah dari orang biasa, tetap saja mereka sudah memiki energi sihir dalam tubuh, energi sihir milik orang lain pada dasarnya memiki efek korosif membakar jika menyentuh tubuh, dan energi dalam tubuhlah yang akan menetralisirkannya.

Tentu efeknya masih akan dipengaruhi oleh banyaknya energi dalam tubuh dibandingkan dengan panah sihir yang mereka terima, karena alasan ini juga meski 2 orang penyerang dungeon mendapat jumlah serangan yang sama, tapi memiliki tingkat keparahan yang berbeda. 

Di saat orang-orang masih sibuk mencoba menimpulkan teori, Alfred kemudian mengambil inisiatif untuk berkomunikasi, tapi sayangnya bahasa yang digunakan kakek dengan pakaian butler ini hanya bisa di mengerti oleh orang dungeon.

"Bisakah kalian berhenti mengganggu bisnis orang lain? Kalian menghalangi para penyerang Dungeon yang ingin masuk"

Suara Alfred sangat datar tanpa emosi sedikitpun tapi entah kenapa terasa begitu dingin.

Dibawah tatapan ribuan pasang mata, Alfred kembali berjalan dengan tenang ke dungeon.

Di internet sendiri, insiden ini telah menjadi populer di berbagai dunia, banyak video tersebar. Meski wartawan sudah menghentikan penayangan, tapi masih banyak orang-orang dari situs web video yang merekamnya dari jarak jauh.

Bahkan Alan ikut memperhatikan arus topik saat ini, lagi pula ini terkait dengan masa depan bisnisnya.

"Sukarjo: Apakah kalian melihat video penyerangan butler di dungeon? Wow itu cukup gila, aku ingin bisa melakukan itu juga"

"Dimas anggit: Ya aku melihatnya, kau tahu saat adegan berubah saling menyerang, kupikir akan menjadi adegan pertarungan epic sihir vs teknologi, tapi aku tak menyangka pada akhirnya akan menjadi pembantaian satu sisi"

"Benny Rattakiri: Ya kau benar, tapi melihat ini malah membuatku takut, salah satu dari kita mungkin akan menjadi penyerang Dungeon nantinya, tapi sebelum itu aku khawatir apakah kita bisa melihat hari esok atau tidak"

"Sukarjo: @Benny Rattakiri apa maksudmu?"

"Benny Rattakiri: Kalian mendengar rumor itu kan? Tentang hewan yang bermutasi, ini pasti semacam tanda"

"Dimas Anggit: @Benny Rattakiri Oh kupikir aku mulai mengerti apa yang ingin kau katakan, jadi menurutmu dengan munculnya monster di luar dungeon, hidup kita akan dalam bahaya? Sedangkan pemerintah tidak akan bisa memberi perlindungan kepada kita?"

"Benny Rattakiri: @Dimas Anggit Ya seperti itu, aku jadi merasa perlu menjadi kuat juga"

"Dimas Anggit: @Benny Rattakiri memang benar kita juga perlu menajdi kuat, tapi situasi tersebut aku pikir tidak akan terjadi. Jika kau perhatikan video yang di ambil wartawan, di situ terlihat jelas penyebab senjata modern menjadi tidak mempan itu karena barier berwarna putih transparan yang mengelilingi dungeon, barier itu telah merubah peluru yang di tembakkan akan menjadi semacam ilusi, banyak juga orang yang berspekulasi seperti ini. Jadi janagn khawatir bukan berarti senjata modern tidak efektif"

"Sukarjo: Aku juga sudah menontonnya, jika di pikirkan lagi sepertinya memang seperti itu, tapi tetap saja aku ingin menjadi penyerang Dungeon agar bisa melindungi diri sendiri, ngomong-ngomong ada yang tahu berapa kisaran harga untuk kristal perubahan?"

Seorang pengguna tiba-tiba masuk ke percakapan.

"Rangga papan: Em jangan kaget... jumlah kristal perubahan terlalu sedikit jadi harganya semakin mahal sekarang, terakhir aku melihatnya di lelang seharga $10.000"

Ini baru lewat satu hari tapi harga sudah menembus 5 digit angka, lalu apa yang terjadi untuk 1 bulan kemudian?

"Sukarjo: ..."

"Dimas Anggit: Ugh... jiwa miskinku bergetar"

"Benny Rattakiri: Aku juga... ginjalku tiba-tiba terasa ngilu tadi"

"Sintia runi: Begitu Mahal!"

"Dimas Anggit: Ya memang mahal, dan di masa depan pasti akan lebih mahal lagi, orang-orang seperti kita hanya bisa berharap bisa beruntung menemukannya"

"Sintia runi: aku harap orang-orang membuat semacam klan atau organisasi yang terdiri dari penyerang Dungeon untuk melindungi orang biasa"

"Sukarjo: Kau benar"

Saat Alan melihat ini, ia jadi teringat masa lalu, organisasi seperti itu emang akan ada tapi bukannya membawa kedamaian seperti yang orang katakan, mereka malah membuat situasi dunia menjadi kacau.