Chapter 16 - Konfigurasi Terakhir

Yang terakhir, bangunan lobi kali ini tidak banyak memiliki banyak penyesuaian.

Dari 3 bangunan yang ku beli, Aku membuat salah satunya menjadi sebuah toko hampir persis didepan pintu masuk, yang sekiranya tepat ketika Dungeon Attacker masuk, apa yang ia lihat adalah toko ini dengan jalan menyamping ke kanan dan ke kiri.

Bagian depan toko di buat seperti meja resepsionis, dan dibelkangnya adalah gudang yang menjual barang-barang yang telah ku beli. Meski hanya melakukan sedikit penyesuaian, aku telah dikenakan biaya 100 energi.

Dan 2 bangunan yang tersisa aku tidak akan membuat penyesuaian karena berniat menyewakannya, dengan menggunakan fiture 'menyewakan' pada toko Dungeon, nantinya informasi ini akan terhubung ke beberapa dunia lain, kepada pihak-pihak telah bekerja sama dengan Gaia dalam proyek Dungeon ini.

Aku sedikit menambahkan deskripsi Dungeon sebagai jaminan.

-          - Dungeon baru dibuka satu hari.

-          - Lantai 1 telah unlocked dan bisa dibuka untuk umum kapan saja.

-          - Biaya sewa hanya dikenakan 15% biaya penghasilan perbulan.

-          - Biaya pembangunan di tanggung penyewa.

Aku tidak terlalu pandai membuat iklan sperti ini, tapi kurasa segini sudah menarik.

Sekarang aku hanya perlu menunggu penyewa sambil mengerjakan hal lain, aku harap ada beberapa penawaran dari kerajaan elf, mereka kebanyakan akan menjual ramuan herbal dan potion, itu adalah hal-hal yang paling dibutuhkan Dungeon pemula.

Uangku yang sekarang masih tersisa 1590, kupikir masih cukup bahkan jika aku membeli buku itu. Jika aku membeli buku ini aku tidak perlu repot-repot lagi mencatatnya sendiri.

"Lina, buka ke toko dungeon, dan cari buku ensiklopedia tanaman roh tingkat rendah"

"Dimengerti, Akan segera ku lakukan"

Kurang dari 10 detik kemudian, sebuah Gambar buku yang cukup tebal ditampilkan didepanku, gambar sbuah tanaman herbal tercetak di sampulnya dengan latar belakang berwarna hitam.

Nama dan harga barang tertera dibawah gambar buku.

>Ensiklopedia tanaman roh (tingkat rendah) – 500 energi.

Dengan membeli buku ini aku jadi tidak perlu repot-repot lagi mencatatnya sendiri, nantinya aku akan memperbanyak dan menjualnya lagi kepada Dungeon attacker dengan harga yang lebih rendah tentunya.

Aku segera membelinya dan bersiap menutup jendela toko, tapi tanpa sengaja aku melihat barang yang direkomendasikan di toko, menarik perhatianku.

Bukan barang khusus hebat ataupun barang yang kunginkan di timeline sebelumnya. Hanya saja barang ini...

>Paket 100 box tinta B-3 + 100 pena bulu anure putih.

Hanya dengan 150 cristal energi kau bisa membeli, 100 box tinta kualitas tinggi B-3 dan 100 pena bulu burung Anure putih yang tahan lama dan tidak mudah rusak. Ayo cepat beli, sebelum barang kehabisan stock.

Aku tidak peduli dengan tinta B-3 atau burung Anure. Tapi begitu melihat barang ini aku kemudian menyadari sesuatu penting yang telah aku lewatkan.

Sebelumnya aku telah membeli kertas dengan harga 500 energi, entah seberapa banyak itu aku tak tahu tapi bukan itu yang ingin ku bahas.

Aku telah membeli begitu banyak kertas tapi bagaimana bisa aku sama sekali tidak membeli tinta? Lalu untuk apa kertas-kertas itu? ingin membuat origami? Bahkan menggunakan sihir pengganda tulisan pun masih memerlukan tinta.

Bagaimana bisa aku melupakan hal dasar seperti ini, aku yakin aku tidak memiliki masalah pada ingatanku.

"fuuh"

Hembusan nafas lelah keluar dari dalam paru-paru. 

"Ada apa kakak laki-laki?" Tanya Lina dengan nada datar tanpa emosi. 

"Tidak ada apa-apa, Luna beli barang ini sebanyak dua set dan kemudian tutup mode pengelolaan Dungeon"

Setelah mengatakan kata-kata itu aku segera menutup mata untuk mengistirahatkan pikiran. Aku bahkan tidak terlalu mendengarkan kata-kata Lina berikutnya

"Sesuai perintahmu, kakak laki-laki"

Beberapa saat kemudian, kesadaranku ditarik kembali dari ruang pengelolaan.

Sedikit rasa pusing terasa dikepalaku membuatku kembali tersadar dan membuka mata. Rasa pusing ini mengkonfirmasi dugaanku tentang kondisi mentalku yang sedang tidak baik.

Perpindahan kesadaran seperti ini banyak menguras tenaga mental, pagi ini saja entah sudah berapa kali aku melakukan perpindahan kesadaran, dan sebelumnya saat aku membuat kontrak acak, aku sempat pingsan.

Tubuh ini terlalu lemah, hanya sedikit kelelahan mental, sudah cukup meninggalkan gejala sisa pada tubuh.

Sayangnya aku tidak punya banyak uang, aku jadi tidak bisa memeperkuat tubuh. Mungkin sekarang Dungeon master lainnya menggunakan 'uang pinjaman' hanya untuk membangun dasar Dungeon.

Setelah membandingkan keadaan ku dengan mereka, aku sedikit merasa beruntung, setidaknya aku tidak perlu berhutang kepada kapitalis lintah itu, tentang masalah memperkuat tubuh aku bisa melakukannya lain kali.

Melihat waktu sekarang, aku rasa sudah melewati 30 menit, kuharap mereka sudah memutuskan akan setuju pada kontrak atau tidak.

*****************

Di dalam ruang tengah Dungeon.

Masing-masing pelayan masih dalam posisi yang sama ketika Alan pergi meningalkan ruangan ini, mata mereka terpenjam memikirkan kondisi kontra.

Sebenarnya mereka semua sudah mengambil memutuskan, tapi karena master masih belum datang, mereka memilih mempertimbangkan kembali, dan memeriksa apakah ada tipuan dalam kontrak. Kecuali Bell, yang dengan gelisah dicampur dengan rasa penasaran menatap sekeliling Dungeon.

Langkah kaki ringan terdengar di telinga mereka, berjalan mendekat tanpa terburu-buru.

Bell dan lainnya segera menatap pada sumber suara.

Perasaan gugup sedikit terasa di dalam benak Bell. Ini adalah sosok masternya yang baru, yang akan menjadi harapan untuk sukunya.

"Baiklah, bagi kalian yang menyetujui kontrak, setujui kontrak sekarang. Dan bagi yang menolak, kalian di persilahkan untuk pergi dari Dungeon."

Suara yang tenang dan penuh percaya diri terdengar di telinga Bell, mengikuti kata-katanya ia kembali fokus pada kontrak.

Membiarkannya kontrak terhubung dengan dirinya tanpa mencoba melawan. Sedikit hubungan kemudian terasa antara dirinya dan Dungeon ini. Perasaan yang aneh tapi sama sekali tidak menyakitkan.

Saat Bell membuka matanya kembali, tanpa sadar ia melihat sekeliling melihat 3 pelayan lainnya. 

Tidak ada satupun orang yang pergi, semuanya memutuskan untuk menyetujui kontrak.

Bell mengalihkan perhatiannya pada masternya, sebagai salah satu ras menengah dari Dunia binatang secara alami Bell bisa merasakan emosi seseorang, samar-samar ia bisa tahu Master merasa senang ketika melihat tidak ada satupun orang yang pergi.

"Bagus, untuk sekarang tidak ada tugas khusus untuk kalian, biasakanlah dengan Dungeon ini terlebih dahulu"

"Dimengerti, master" mereka berempat menjawab secara bersamaan.

"Sedangkan untuk tugas, Alfred kau ku tunjuk sebagai Kepala pelayan, Elaire dan Tamara untuk saat kalian masih menjadi pelayan biasa dan bantulah kakek Alfred. Sedangkan kan kau Bell..."

Master sedikit membuat jeda pada kata-katanya. Tanpa sadar Bell menelan ludah karena antisipasi.

"Kau akan menjadi pelayan Pribadiku"

"Sebuah ke hormatan bagiku, master" Alfred, Elaire dan tamara menjawab secara bersamaan.

Meski Bell sedikit bingung, dengan cepat ia membuat tanggapan yang sama.