Padahal aku sama sekali tidak mengintruksikan apapun, mereka berempat berbaris dengan rapi tidak jauh didepanku, mereka kemudian berjongkok sambil memberikan pose penghormatan.
Tiga orang yang lain melakukannya dengan sangat baik, meski anak lelaki kecil awalnya agak bingung dan gerakannya sangat kaku, tapi pada akhirnya ia berhasil melakukannya hingga selesai setelah mencoba meniru yang lainnya.
Sekarang jika aku sedang duduk di atas Tahta pasti adegan ini akan sangat keren, tapi jika aku sengaja berpindah tempat hanya untuk itu, entah apa yang akan mereka pikirkan nantinya.
Sedikit disesalkan aku hanya bisa menyerah pada ide ini, dan mencobanya pada lain waktu.
Saat aku memandang ke empat orang di depanku dan memikirkan tentang perkenalan, aku mengingat kembali beberapa hal.
"Oh aku melupakan sesuatu, saat memperkenalkan diri, perkenalkan juga latar belakang serta asal kalian, sisanya lakukan sesui improvisasi kalian sendiri. Apakah kalian mengerti?"
"Yes, Master" jawab mereka secara bersamaan.
Dengan senyum di bibir, aku berjalan santai ke arah 'tahta', sudah kuduga hatiku merasa sulit untuk melewatkan kesempatan ini.
Saat aku sudah duduk diatas tahta dan berbalik kearah mereka, aku sedikit bersyukur mereka ikut mendekat kearah tahta.
"Bagus, sekarang mulailah memperkenalkan diri dari sebelah kiri kalian"
Aku menunjuk ke arah wanita berusia sekitar 30an diujung kiri, dia memiliki rambut hitam panjang yang terurai hingga ke punggung. Tubuhnya cukup normal seperti wanita kebanyakan, pupil matanya memiliki warna coklat dengan sedikit kekuningan.
Pakaiannya terlihat seperti gaun panjang model lama tanpa pernak-pernik yang membuatnya terlihat sedikit kurang anggun, meski begitu aku masih bisa melihat kecantikan dibalik pakaian lusuh itu.
"Ya, master"
Dengan sangat hati-hati dia maju dua langkah dan memperkenalkan diri.
"Namaku Aldonia Kizzy Elaire, Mantan putri dari kerajaan Lanang. Setelah berulang kali mengalami kekalahan perang, Kerajaan akhirnya dibubarkan, aku dijual ke pedagang budak, memiliki pengalaman dalam melayani bangsawan baik secara umum serta dalam hal-hal lain. Mage tingkat 1, pandai menggunakan mantra pesona, mantra tidur, dan penenang"
"..."
Baru saja dimulai langsung dihadapkan dengan latar belakang yang ekstrim!! Mantan putri? dijual ke budak? Latar belakang Ini bahkan akan menjadi salah satu plot utama cerita pahlawan dari dunia lain.
Meski aku terkejut, dari luar aku masih telihat tenang, hanya mengangguk dan lanjut bertanya.
"Apakah kau ada permintaan atau semacamnya?"
"Tidak ada master"
Dia menjawab dengan sangat cepat. Ekspresinya masih setenang air, tanpa terlihat ada sedikit fluktuasi emosi apapun. Tapi aku tahu sebenarnya dia menjawab dengan sangat cepat agar hatinya tidak memiliki pertimbangan dan harapan.
Mungkin dia selam ini diajari, tidak sopan seorang pelayan meminta sesuatu kepada master yang baru saja ia layani.
Tapi jika sekarang ia tidak meminta sesuatu, kontrak akan menjadi sedikit merepotkan di masa depan.
Aku memutuskan bertanya sekali lagi, jika ia masih menolak aku hanya bisa menanyakan permintaan miliknya lain kali saja.
"Tak apa, katakan saja, jika aku bisa aku pasti akan memenuhinya nanti"
Lagi pula, Kakek dengan pakaian butler itu sudah membuat permintaan, jika pelayan lain tidak mendabat 'imbalan' perbedaan ini akan menimbulkan hal yang buruk. Mungkin tidak untuk saat ini, tapi di masa depan nanti pasti akan ada rasa ketidakpuasan, iri hati dan lainnya, memupuk benih yang akan menjadi cikal bakal pengkhianatan.
"Baiklah, jika itu perintah master, permintaan ku adalah hal yang sulit, master disarankan untuk menolak jika tidak setara, keinginan ku adalah master dapat membalaskan dendam ku dengan cara menghancurkan kerajaan Waria."
Jika aku sedang meminum sesuatu, pasti aku akan menyemprotkannya sekarang. Menghancurkan kerajaan? Itu tidak semudah seperti saat mengucapkannya. Jika kerajaan dihancurkan, bagaimana dengan rakyatnya? Bagaimana dengan Reaksi kerajaan lain? Dan Bandit-bandit disekitar?
Aku sedikit tidak menduganya, aku pikir dia hanya akan membalas kepada orang tertentu, tidak kusangka akan langsung pada kerajaanya.
Jika dilihat dari nilai menghancurkan kerajaan benar-benar tidak sebanding dengan mendapatkan 1 pelayan. Tapi...
"Sebelum itu aku ingin bertanya 1 hal lagi, apakah planet yang kau tinggali bernama Planet Wadon?"
Kerajaan lanang, Kerajaan Waria, dan ditambah dengan Planet Wadon , ini mengingatkanku pada beberapa hal, tentang 'Naga palsu yang menghancurkan kekaisaran' . Jika Elaire dan kejadian ini berasal dari planet yang sama, aku tidak keberatan menukar 1 pelayan dengan kehancuran sebuah kerajaan.
"Ya master, Planet yang ku tinggali bernama Planet Wadon"
Wow benar-benar di planet yang sama.
Apakah seluruh jagat raya tidak lebih lebar dari daun talas? Aku tidak menyangka kebetulan seperti ini ada.
"Baiklah permintaanmu diterima. kau boleh mundur kembali"
Elaire kemudian mundur ke posisi semula. Mungkin itu hanya ilusi, untuk sesaat aku melihat kilau kegembiraan dimata Elaire.
"Berikutnya silahkan maju dan perkenalkan diri."
Wanita yang lainnya, dia maju beberapa langkah dengan sopan dan alami, terlihat lebih muda dari wanita sebelumnya, dengan usia mungkin sekitar 20 tahunan, rambutnya pendek hampir tidak sampai ke bahu, matanya berwarna hijau amethyst yang memiliki kesan menyegarkan, badannya cukup bagus terutama dada dan pinggulnya benar-benar dapat membuat orang yang memandangnya merasa segar.
"Namaku Shanon Tamara, Ibu dan ayahku bekerja sebagai seorang pelayan, sejak kecil aku telah diajari tata cara dan sopan santun pelayan, saat aku berusia 12 tahun aku secara resmi menjadi pelayan salah satu bangsawan kecil, pernah mencoba untuk membuat bisnis perdagangan namun gagal karena penipuan "
Hmm... Tidak ada yang luar biasa dengan latar belakangnya, tapi kalimat penipuan dibagian akhir memberiku firasat buruk.
"Apakah kau memiliki permintaan ?"
Aku mencoba mengajukan pertanyaan yang sama seperti yang kutanyakan pada Elaire.
Dengan perasaan yang tenang tanpa gerakan tambahan yang tidak berguna Tamara menjawab.
"Aku ingin master dapat membantuku membalas dendam pada bajingan yang telah menipuku"
"..."
Dengan sekuat tenaga aku berusaha menahan dorongan untuk mengumpat dengan keras.
Ya ampun, permintaan balas dendam yang lainnya. Pertama permintaan dari kakek dengan pakaian butler, kemudian muncul permintaan balas dendam yang ke dua dari Elaire, dan ini yang ketiga.
Apakah balas dendam sedang populer diantara para pelayan akhir-akhir ini? Kenapa tiga dari empat orang pelayanku semuanya menginginkan balas dendam? Aku memang tidak keberatan, tapi ayolah apakah tidak ada permintaan lain selain balas dendam?
Aku sudah banyak berharap sejak saat membaca studi dari masterku sebelumnya, Pelayan dari gacha memiliki banyak resiko, jadi cara terbaik untuk menjamin kesetiaan adalah membiarkan pelayan membuat satu permintaan, saat dalam sesi perkenalan seperti ini.
Karena itu aku membayangkan permintaan-permintaan yang aneh, sejak awal aku sudah mempersiapkan diri. Tapi tidak berharap untuk ketiganya menjadi balas dendam.
Aku sedikit melirik anak kecil yang terlihat gugup disamping, ku harap anak ini tidak mengajukan permintaan balas dendam juga. Jika masih balas dendam, percaya atau tidak aku akan membalikkan meja- lupakan tidak ada meja di ruangan ini.