Sepertinya ketiga gadis itu melihat Greisy, mereka melambaikan tangan sambil berseru,
"HEYY! GREISY! LAMA TAK JUMPA!"
Greisy terkejut, ia benar-benar lupa siapakah ketiga sosok itu.
"Eeh..."
Ketiga sosok itu mendekati Greisy.
"Waah sudah lupa ya? Kejam sekali..." kata gadis berambut hitam itu.
"Masih ingat kita?" Tanya gadis berambut hijau itu.
"Greis Greis, siapakah yang kamu bawa?" Tanya gadis berambut kemerahan itu.
"Ooh! Aku ingat! Kalian adalah Bella, Chloe, dan Daisy!" Kata Greisy, terapi ia tidak begitu senang. Malahan, ia terlihat khawatir.
"Hahaha! Ternyata memori Greisy masih bagus." Kata gadis berambut kemerahan itu.
"Ayo, kalian semua, kita menginap di rumahku!" Kata gadis berambut hijau itu.
"Hey, Daisy, kenapa di rumahmu? Apakah kamu tertarik dengan seseorang yang Greis bawa?" Kata gadis berambut hitam sambil menggoda Daisy, gadis berambut hijau itu.
"B-Bukan begitu, Chloe! Benar! Hehehe!" Kata Daisy, gadis berambut hijau itu.
"Dasar tidak bisa jujur kamu.." kata gadis berambut hitam itu, Chloe.
"Sudahlah, Chloe, biar saja. Tetapi rumah Daisy tidak akan cukup untuk mereka semua, kita pakai rumahku saja." Kata gadis berambut kemerahan itu.
.
.
Akhirnya mereka dibawa ke rumah Bella, gadis berambut kemerahan itu.
Greisy nampak khawatir. Dalbert dan Pamela sudah dilepaskan dari ikatannya. Dalbert melihat kekhawatiran Greisy, dan ia memutuskan untuk bertanya kepadanya,
"Siapakah mereka, mengapa kamu nampak khawatir?"
Greisy tidak menjawab.
Dalbert pun tidak bertanya lagi.
Rupanya ada yang duduk di samping Dalbert tanpa ia sadari.
Gadis berambut hijau, Daisy, yang duduk di sampingnya.
Dalbert hanya melihat ke arah Daisy dengan tatapan kebingungan.
"Huwaa! Maaf jika mengganggumu! Kamu hanya... eehehehhehehe." Kata Daisy dengan muka yang sedikit memerah.
Dalbert pun kebingungan, tetapi Greisy tampak tidak begitu senang dengan hal itu.
Liana juga tampak tidak begitu senang.
"Ada apa Liana?" Tanya Aira yang duduk di sampingnya.
"Huuuh! Tidak apa-apa!" Kata Liana kesal.
"Hehe.. suaramu menunjukkan jika ada sesuatu." Kata Aira.
Liana masih kesal dengan perlakuan Daisy.
Greisy tampak tidak tenang.
Chloe duduk di samping Gavin. Gavin hanya melihat Chloe dengan tatapan dingin.
"Aah maaf." Kata Chloe.
Gavin menjawab,
"Maaf, aku masih berumur 18 tahun."
"Aah tidak apa-apa.. bukan apa-apa kok." Kata Chloe.
Gavin memalingkan mukanya dari Chloe.
Greisy hanya menunduk saja, ia terlihat tidak senang.
Aira duduk di samping Greisy,
"Ada apa, kak Greisy terlihat tidak senang." Kata Aira.
"Yaah.. ini rumit.." kata Greisy.
Bella datang dengan membawa makanan bagi mereka.
"Silahkan disantap." Kata Bella.
Greisy terlihat curiga dengan makanan Bella.
Bella tertawa,
"Hahhahaa! Tenang saja! Tidak ada racunnya kok!"
"Hah? Racun?" Kejut Reese.
"Iya, dia memang mudah curiga." Jawab Daisy.
Reese membau makanan itu, baunya lezat. Reese memakan makanan itu.
"Waaah lezat!" Serunya.
Ella, Aira, dan Liana mulai memakannya.
"Selamat makan!" Ucap mereka semua.
Greisy memakannya tanpa semangat.
.
.
Daisy masih duduk di samping Dalbert. Daisy memberikan Dalbert sebuah piring penuh biskuit,
"Dalbert, makan biskuitnya juga dong~"
"Eeh.. nanti..." kata Dalbert kebingungan.
Chloe memberikan secangkir teh pada Gavin,
"Gavin, minumlah~"
"Tch, aku bisa ambil sendiri." Kata Gavin dingin.
.
.
"Astaga, ini bukan tontonan anak-anak." Kata Ella sambil menutup mata Liana, Reese, dan Aira.
"Hebat sekali kamu bisa menutup mata 3 orang sekaligus hanya dengan dua tangan." Kata Reese.
"Hmm! Hmmm!" Kata Liana kesal dengan perlakuan mereka semua.
"Aa? Ada apa?" Kejut Aira.
"Tetapi, bukannya kamu anak-anak juga?" Tanya Bella di belakangnya.
Ella hanya diam.
.
.
"Aku permisi dulu.." kata Greisy, ia segera pergi ke teras.
Dalbert melihat Greisy keluar.
"Eeh, sebentar." Kata Dalbert.
Dalbert hendak berdiri menyusul Greisy, tetapi Daisy memegang lengan Dalbert.
"Eeh, kamu mau ke mana?" Tanya Daisy.
"Eeh! Lepaskan!" Kata Dalbert berusaha melepaskan tangan Daisy.
Akhirnya tangan Daisy terlepas dari tangannya. Dalbert segera berlari keluar.