"Eh... maaf, siapa namamu?" Tanya Aira.
Gadis itu hanya diam.
"Eeh... ada apa?" Tanya Aira.
"Ella." Jawab gadis itu dingin.
Lalu gadis itu hendak pergi.
"Eeh?! Tunggu Ella!" Kata Aira.
Mereka bertiga mengejarnya.
Ella berdiri di tepi sungai.
"Jika kalian adalah the choosen one, coba murnikan air yang kotor oleh darkness ini!" Kata Ella.
"Air.. Aira, cobalah." Kata Liana.
Aira melihat air sungai yang berwarna kehitaman itu. Ia meletakkan tangannya ke air sungai itu. Air itu mengalir lembut melewati jemarinya. Saat air itu terkena jemarinya, air itu berubah menjadi jernih, tetapi tidak semua.
"Purify." Kata Aira.
Air sungai itu segers berubah menjadi jernih semua, kecuali yang mengalir dari sumbernya. Tak lama kemudian, air itu menjadi kehitaman lagi.
"Eh?" Kejut Aira.
Ella melihat hal itu.
"Kamu memang the choosen one." Kata Ella.
Ella membawa sebuah bunga yang layu.
"Kalau kamu the choosen one, hidupkan bunga ini." Kata Ella.
Liana memegang ujung tangkai bunga itu, tak lama kemudian bunga itu menjadi segar lagi, tetapi warnanya masih keabuan.
"Purify." Kata Liana lembut.
Bunga itu menjadi putih bersinar. Bunga itu mekar dengan sangat indahnya.
"Kamu memang the choosen one.." kata Ella.
"Kalau kamu memang the choosen one, coba murnikan batu ini." Kata Ella sambil memegang sebuah arang yang sudah sangat hitam.
Reese agak ragu, tetapi ia tetap mencoba.
"Purify." Kata Reese.
Api berwarna kuning terang membakar arang itu, dan arang itu menjadi putih.
"Aneh sekali?" Kejut Reese.
Ella akhirnya berkata,
"Kalian memang the choosen one."
"Eeh maaf, tetapi mengapa kamu menguji kita?" Tanya Liana.
"Agar aku tahu kalian benar-benar the choosen one." Kata Ella.
"Baiklah kalau begitu, maukah kamu ikut dengan kami?" Tanya Aira.
Ella mengangguk.
Mereka bertiga pun menjadi sangat senang, mereka segera berlari kembali.