Pagi pun datang.
Greisy segera menyalakan mesinnya, lalu mereka segera berangkat. Ada beberapa yang masih tertidur karena mereka berangkat pada saat pagi buta.
"Kita harus cepat." Kata Greisy.
.
.
Akhirnya mereka sampai.
"Desanya lebih besar." Kata Gavin.
"Benar juga." Jawab Greisy.
Banyak pedagang di sana, mereka sedikit terkejut saat melihat mesin Greisy melintas.
"Ayo turun, aku akan letakkan mesin ini di sini." Kata Greisy.
Mereka pun berjalan-jalan sebentar.
"Kita harus bersiap." Kata Gavin.
"Benar, aku akan membeli beberapa makanan dan juga senjata." Kata Greisy.
Mereka pun pergi berbelanja.
"Woohoo! Pedang asli!" Kejut Reese.
"Eeh? Eeh? Itu berbahaya!" Seru Liana.
"Lihat ini! Aku adalah pendekar pedang api! Reese!" Kata Reese sambil mengayun-ayunkan pedang itu.
"Reese!" Seru Liana.
Aira hanya tertawa melihat tingkah teman-temannya itu, tetapi Ella hanya diam saja.
"Ada apa Ella?" Tanya Aira.
"Kalian semua memang seperti anak-anak!" Kata Ella dingin.
"Eeh? Tapi, kita kan memang anak-anak?" Tanya Liana gugup.
"Sudahlah, kita harus fokus." Kata Ella dingin.
Mereka pun berjalan bersama Greisy dan Gavin, Pam dan Dalbert masih diikat di punggung mereka.
"Hey, Greis... aku jadi malu.. jika terikat seperti ini.." kata Dalbert dengan suara pelan.
"Hahahaha! Tidak apa-apa! Tidak ada yang salah!" Kata Greisy.
"Tidak masuk akal!" Protes Dalbert.
Mereka pun berjalan.
Greisy melihat suatu sosok, dan ia pun terkejut.
"Gadis berambut merah.. sepertinya pernah lihat..." pikir Greisy.
"Dan di sampingnya, ada gadis berambut kehijauan, dan juga ada yang berambut hitam. Sepertinya pernah lihat, tetapi aku lupa." Pikir Greisy