setelah sampai dirumah Amira langsung tidur tanpa makan siang, itu udah kebiasaan ku bahkan kadang hanya sehari 1x aku makan nasi,
pukul 5 sore Amira terbangun dengan rasa lapar di perutku, Amira langsung berdiri mengambil piring di dalam rak lalu melahap makanannya.
dengan nasi yang sangat sedikit, tak banyak hanya 5 sendok nasi. karna nafsu makan ku memang sedikit,
cklek....
Amira membuka pintu kulkas untuk mengambil segelas air es. huaahh air es mengalir di tenggorokan ku sungguh rasanya segar sekali air es ini. menambah nikmat ku dalam menyantap nasi.
herkkkk.....suara yang keluar dari mulutku, Alhamdulillah kenyang.
setelah kenyang aku melanjutkan kegiatanku mencuci piring di dalam kamar mandi.
lalu Amira langsung lanjut mandi setelah mencuci piring dan bersiap siap untuk pergi shalat magrib di musholla.
Amiiiiirrrraaaaaaa.... teriak mey memanggilku, ayok pergi udah adzan nanti telat.
dengan terburu-buru aku keluar rumah.
adzan telah berkumandang membuat Amira dan mey harus berlari lari mengejarnya.
setibanya di mushollah kami langsung masuk dan mengerjakan shalat magrib berjamaah.
dengan nafas yang tersengal-sengal kami membentangkan sajadah, langsung mengakat tangan dan mengikuti imam didepan.
hampir saja kami ketinggalan rakaat pertama gumam ku dalam hati.
Amira dan mey mengambil Al Qur'an dalam lemari yang disediakan oleh mushollah. lalu membawanya ke hadapan guru ngaji ya setiap selesai shalat magrib.
Amira dan mey belajar mengaji di mushollah, dihadapan guru kami membuka Al Qur'an halaman demi halaman,
auzubillahiminassyaitonirrojim bismillah hirrahmanirrahim, aku mulai membacakan ayat demi ayat, "salah" ucap guruku.
guru ngaji ku ini sangat baik, lembut dan tegas, dengan sabar ia mengajari kami, hingga bacaan Amira dan mey benar benar betul dan fasih dalam membacanya, jika tidak!!!
besok kami disuruh mengulanginya lagi dan lagi sampai bacaan benar benar betul tanpa ada kesalahan.
kami pulang setelah shalat isya di Musholla.
setiap hari Amira dan mey selalu shalat magrib, mengaji dan sholat isya di mushollah.
sampai suatu hari setelah aku pulang dari musholah, ayah ku marah.
dipinggir jalan,
ngapain kamu sholat di mushollah,
kan bisa sholat dirumah aja bentak ayahku di depan umum dengan nada marah, aku sangat malu pada saat itu karna banyak tetangga dan sekumpulan laki laki sebaya dengan ku melihat kejadian itu.
aku hanya diam menunduk dan pergi masuk kerumah,
itulah hari terakhir aku pergi ke mushollah.
aku sangat kecewa pada peristiwa yang baru saja terjadi, apa salahku hingga dipermalukan seperti itu, bukankah shalat itu baik dan mengaji itu baik?
keesokkan harinya,
Bu aku mau bawa bekel ke sekolah hari ini, iya nanti ibu masakin mie goreng pake telor + nasi putih aja yah, iya Bu.
aku melihat ayahku berjalan mendekat dengan wajah tak suka.
lalu ayahku bilang ( ngapain bawa bekel memangnya disana gak ada yang jualan jawabannya sinis), aku hanya diam karena tak mampu menjawab nya padahal aku sangat jengkel dengan ayahku,
tidak hanya itu sebab mengapa aku tak suka padanya. tapi, ada hal lain yang membuatku marah padanya sangat sangat marah. huh😒
tring....
tring....
hp ayah ku berbunyi, ayah ku langsung berlari masuk ke kamar mandi, ternyata itu suara SMS yang masuk di hp nya, tapi entah kenapa setiap hpnya berbunyi ayahku langsung berlari masuk ke kamar mandi.
''heran'' iya itulah yg aku dan ibuku rasakan. bahkan
ayah ku suka sekali berada di dalam mobil bahkan sepanjang malam dia tidur di mobil, dan itu tak hanya sekali tapi berulang kali.
semakin hari timbul pertanyaan dibenak ku ''apa yg ayah ku lakukan di sana'', ternyata ibuku sudah lebih dulu curiga pada ayah ku.
kami perhatikan ternyata ayahku sering menerima telpon di dalam mobil. dia berbicara entah pada siapa, kamu tak mengetahui apapun karna hp nya selalu disimpan dan di bawa kemanapun dia pergi.
karna rasa curiga, ibu menyuruh sepupuku Wina yang pada saat itu tak sengaja main kerumah lalu ibuku menyuruhnya untuk mengikuti ayahku.
win tolong kamu bantu wawak yah buat ngikutin suami wawak soalnya wawak curiga kalo dia ada main sama wanita lain. iya Wak, Wina berdiri mengambil helm dan pergi menggunakan motor untuk menguntit.
Wina,
beberapa menit aku pergi, dan aku menemukan mobil suami wawak yg berwarna hitam terparkir dipinggir jalan, tepatnya di depan sebuah rumah makan sederhana,
aku turun dari motor, aku mengintip dari kejauhan untuk melihat apa yang sedang mereka lakukan, dan ternyata benar suami wawakku sedang makan bersama seorang wanita.
yah ampun itu cewek masih kecil, dan masih ABG. apa orang tuanya gak tau sama kelakuan anaknya ini.
aku segera pergi dari tempat itu karna takut ketahuan,
aku langsung pulang kerumah wawak ku, sampai disana aku ceritakan semua nya, ku beritahu kan padanya apa yang sudah aku lihat disana, wawak ku sudah pasti marah.
apa bener wina semua itu, iya wak Wina lihat sendiri kok mereka makan berdua di tempat itu.
Amira,
sebagai seorang anak Amira hanya bisa menangis dalam diam, sangat sedih melihat ibuku terluka, memang ibuku tak menangis, tapi aku sangat tau betapa ibuku terluka.
Rudi ayahmu selingkuh kata ibuku memberitahukan semua perbuatan buruk ayahku pada Abang ku yang kedua.
Abang Rudi mengepalkan tangan sebelah kanannya, sepertinya Abang ku benar benar marah
tapi tidak dengan ekspresi wajah nya yang hanya diam membisu.