Chereads / Hijrah (revisi) / Chapter 10 - ketakutan

Chapter 10 - ketakutan

*

*

*

setelah sampai dirumah Amira mengganti baju seragam sekolah nya dengan baju kaos oblong, Bu amira lapar mau makan, yaudah tunggu bentar nanti ibu ambilkan dulu. nasinya dikit aja Bu jangan banyak banyak. iya iya...

Amira ini nasi nya,

sambil menonton tv, aku memakan nasi itu dikit demi sedikit. Amira kalau makannya kayak gitu kapan kelarnya nak, cepat habisin baru nonton lagi. 😁aku nyengir kuda karna memang betul aku makan nasinya 10 menit baru satu sendok yang masuk ke perutku. habis filmnya lucu sih bikin aku jadi fokus sama tv.

tadi disekolah gimana, apa amira gak ada PR dari guru hari ini? tanya ibuku

ada Bu tugas menggambar dan kita harus bisa menceritakan kisah dari gambar yang kita buat itu.

Bu amira udah selesai makan. amira mau main keluar ya? kemana Ra, main kerumah Mila Bu.

tugas sekolah kamu gimana? nanti malem amira kerjain kok Bu.

iya yaudah hati hati ya nak.

aku pergi kerumah Mila,

Mila Mila mila main yuk. eh Amira Ayuk masuk kita main di rumah aku aja, tunggu bentar aku ambilkan dulu mainan masak masakan aku.

seharian Amira bermain masak masakan di rumah Mila. hingga waktu menjelang sore, mila aku pulang dulu yah udah sore aku harus mandi.

iya Ra aku juga harus mandi nih soalnya takut dimarahin sudah sore belum juga mandi.

yaudah aku pulang dulu ya mil, mainnya besok lagi.

iya ra... daaahhh.

aku berlari lari kecil dari rumah Mila sampai ke depan rumahku.

sesampainya dirumah aku melihat ayahku duduk didepan pintu menungguku. dengan sorot mata yang tajam ia melotot padaku,

ayah memarahiku! seperti orang yang habis melakukan suatu kejahatan!! dari mana saja kamu,

main tempat Mila yah jawabku.

MAIN aja yah kerjaan MU DASAR ANAK GAK BERGUNA Kerjaannya main main terus, sambil menekan wajahku dengan satu tangannya, bukannya tidur siang malah pergi, teriak ayahku sambil membentak.

cepat mandi sana awas kalo dalam 15 menit kedepan belum juga mandi. ia mendorong wajahku  ke kebelakang.

aku hanya diam, aku sangat ketakutan dan merasakan seluruh tubuh ku bergetar.

aku masuk kedalam rumah, menarik handuk di jemuran dan langsung berlari masuk ke dalam kamar mandi. Amira Sudak tidak bisa lagi membendung rasa takutnya. Amira berjongkok dan menangis ketakutan, Amira sangat syok dengan ayahnya. badanku bergetar hebat. Amira menutup mulutnya menggunakan kedua tangan supaya tangisnya tak terdengar oleh siapapun.

wajar Amira syok sekali.

bagaimana mana tidak anak sekecil ini diperlakukan begitu buruk oleh ayahnya sendiri.

Amira mandi dengan air mata yang terus mengalir di pipinya.

Amira menguatkan diri sebelum ia berjalan keluar dari kamar mandi dan sebisa mungkin Amira menutupi matanya yang memerah dan membengkak itu.

dengan langkah cepat Amira memasuki kamar supaya tak ada yang melihat keadaannya saat itu.

didalam kamar Amira hanya termenung sungguh sesuatu yang mengejutkan bagi nya. seperti di sambar petir. Amira tak menduga kejadian seperti itu akan terjadi padanya.

di bentak oleh ayah kandungnya sendiri. membuat pikiran Amira menjadi kosong entah kemana.

Amira tak memberitahukan kepada siapa pun karna saat Amira pulang bermain tadi. ibunya sedang pergi entah kemana, sedangkan Abang Raka saat itu berada dikamar mandi dan Abang Rudi menggunakan airphone di telinganya.

sejak saat itu Amira berubah menjadi anak yang pendiam, berbicara hanya seperlunya aja. memang tidak banyak yang berubah. Amira masih suka tersenyum dan tertawa tapi sangat tergambar jelas di wajahnya tak ada lagi keceriaan seperti dulu.

saat makan malam,

Rudi cepat panggil Amira untuk segera turun, kebiasaan banget buat orang lain menunggu.

Amira ayo turun kita makan malam, semua orang nungguin kamu dek. iya bang tunggu sebentar.

Amira turun ke meja makan untuk makan bersama keluarga, ayahku melihat dengan sinis. lama banget gktau apa semua orang sudah lapar nungguin kamu.

ayahku langsung memasukkan nasi di atas piringnya. hening tak ada suara, ibu dan kedua abangku mungkin juga kaget dengan ucapan ayahku.

sungguh Amira tak mempunyai selera untuk makan, supaya tak diketahui oleh orang lain Amira tetap memakan makanan yang ada di piringnya walaupun hanya sedikit sekali. yang masuk ke dalam perutnya.

sudah tak berselera Amira juga tidak memiliki semangat untuk melakukan sesuatu. tapi ada tugas sekolah yang harus ia kerjakan.

Raka nanti kamu bantu adek Mira buat ngerjain tugas menggambarnya ya setelah makan, iya Bu,ucap kak Raka.

Mira nanti kamu bawa aja tugas kamu kekamar kakak, nanti kita kerjain disana.