Shinario ( Indonesia ): Jilid 1 Bab 6
Permintaanmaaf yang tulus dengan senyuman dan air mata. 6-1
Hari ini adalah hari H dimana acara pengenalan klub akan di mulai.
Kini, aku dan Shiratsuki sudah berada di gedung olahraga atau auditorium yang merupakan tempat acara pengenalan klub yang akan di mulai kurang lebih 1 jam lagi. Kini waktu sudah menunjukan pukul 11 siang, dan persiapan sudah mencapai 95%.
Aku dan Shiratsuki kini berada di balik tirai hitam yang menutupi panggung sedang mengawasi persiapan klub pertama yang nanti akan tampil di depan ratusan murid baru.
Klub Orchestra yang mendapat giliran pertama saat ini sedang melakukan pemanasan dan cek sound terlebih dahulu. Jumlah anggota maupun alat-alat yang mereka bawa memang sangat banyak, menurut data jumlah anggota klub Orchestra mencapai 60 orang jika di tambah dengan semua anggota kelas 3. Namun saat ini tidak semua anak kelas 3 yang tampil, anggota yang akan tampil hari ini di dominasi oleh anak kelas 2 saja.
Mungkin itu sudah menjadi keputusan yang mereka buat.
Anak kelas 3 yang mungkin aku kenal adalah wanita yang kini sedang memegang violin itu, dia adalah ketua dari klub Orchestra yang beberapa kali aku lihat dalam beberapa kali pertemuan ketua klub.
Dia adalah Shiina Namakura, berada di kelas 3-C.
Meskipun anggota OSIS yang tersisa hanya 2 orang saja saat ini, ada beberapa orang dari perwakilan klub yang membantu kemi sebelumnya untuk melakukan persiapan. Dalam pertemuan beberapa hari yang lalu, Shiratsuki meminta kepada setiap klub untuk mengirimkan 1 orang perwakilan yang bersedia ikut membantu persiapan acara ini.
Karena itulah tidak hanya ada kami berdua saja yang menjadi panitia acara ini.
Ada yang bertugas di ruangan audio, ada yang membantu membereskan kursi-kursi, ada yang membantu memasang lampu-lampu, dan lain-lainnya.
Dengan bantuan mereka, semua persiapan sudah hampir selesai.
Tinggal pengecekan terakhir saja yang belum selesai agar tidak terjadi masalah saat acara sebenarnya di mulai.
Beberapa jam sebelumnya gladiresik dari setiap klub yang tampil sudah di lakukan, semuanya selesai dengan catatan waktu yang hampir sama. Itu artinya, semua akan selesai sesuai rencana awal.
Namun semua belum selesai semuanya, ada satu kekosongan dalam gladiresik yang di laksanakan dari pagi tadi. Satu kekosongan itu adalah bagian awal, yaitu bagian Pidato ketua OSIS.
Bagian itu belum di isi sama sekali karena sampai saat ini, Sakamoto Ayane yang merupakan ketua OSIS Kita Kawaguchi belum terlihat di dalam area sekolah. Meskipun kamu sudah menunggu pagi-pagi di depan gerbang, kak Sakamoto belum menunjukan dirinya.
-║-
"Tirai cek!"
Ucap Shiratsuki pada alat komunikasi yang berada di depan mulutnya. Aku mendengar suaranya dari alat komunikasi yang terpasang pada telingaku.
Setelah klub Orchestra selesai, aku di suruhnya untuk memeriksa persiapan di tengah-tengah ruangan. Memeriksa apakah semua berjalan dengan lancar. Sementara itu Shiratsuki berada di balik layar dan memberikan perintah.
Setelah perintah itu di ucapkan Shiratsuki, beberapa orang yang bertugas untuk menarik dan menutup tirai mulai mengikuti perintahnya. Tirai hitam perlahan mulai terbuka ke atas.
"Tidak ada masalah untuk bagian tirai."
Ucapku setelah tirai terbuka seluruhnya.
"Lighting cek!"
Lampu-lampu di tengah-tengah auditorium mulai redup dan gelap. Beberapa saat kemudian, lampu pada bagian panggung mulai menyala. Alat-alat dari klub Orchestra terlihat berjajar rapi di sana, namun ada satu orang yang berdiri tepat di bagian tengah panggung itu. dia adalah Shiratsuki.
Dia berdiri tegak di tengah-tengah panggung sambil memegang sebuah mike.
Setelah lampu di atas panggung, lampu proyektor pun tidak luput dari pengetesan.
"Tidak ada masalah pada lampu."
"Audio cek!"
Ucap Shiratsuki sambil melihat ke arah ruang audio yang berada di sebelah kiri atas gedung ini. Dari tempatku berdiri saat ini, ruangan audio berada di bagian kanan atas gedung ini. Ada beberapa orang yang berada di sana, terlihat dari sebuah jendela kaca disana.
Seseorang yang berada di sana memberikan sebuah kode "OK" dengan tangannya pada Shiratsuki.
Setelah menerima sinyal ok tersebut, Shiratsuki melihat ke arahku yang berada di tengah ruangan. Lalu dia mengangkat mike yang dia pegang untuk mengecek apakah audio sudah berjalan lancar atau belum.
"Tes tes.... Namaku Shiratsuki Michiru kelas 1-B, wakil ketua OSIS."
Ucap Shiratsuki memulai pengetesan dengan mengenalkan dirinya sendiri.
"Semuanya, aku mengucapkan terima kasih banyak sebelumnyaterutama pada seluruh klub-klub yang telah hadir di tempat ini dan kepada perwakilan klub yang sukarela membantu persiapan acara hari ini. Aku sebagai wakil ketua OSIS ingin memberitahukan sesuatu pada kalian semua terlebih dahulu."
Saat Shiratsuki mulai berbicara, orang - orang yang sebelumnya berada di balik panggung malakukan persiapan mereka, kini mulai berhamburan keluar untuk melihat Shiratsuki yang sedang berbicara.
Kini hampir semua yang berada di berbagai klub sudah memenuhi ruangan Auditorium ini.
"Seperti yang semuanya ketahui, pada bagian awal acara ada bagian yang harusnya di isi oleh ketua OSIS. Tapi, Sakamoto Ayane yang merupakan ketua OSIS Kita Kawaguchi saat ini tidak mengikuti gladiresik yang di adakan sejak pagi tadi. Bu Kirishima mengatakan pada kami bahwa sampai saat ini Sakamoto Ayane belum terlihat memasuki gerbang sekolah ini. Tapi, aku memohon pada semuanya utuk menunggu kehadiran ketua OSIS nanti. Meskipun dia terlambat, aku mohon untuk menunggunya."
Itu artinya acara ini tidak akan di mulai sebelum kak Sakamoto datang dan mengisi bagian Pidato di awal acara.
Pagi tadi aku dan Shiratsuki sempat berbicara dengan bu Kirishima di ruangan OSIS mengenai bagian Pidato di awal. Bu Kirishima mengatakan bahwa jika kak Sakamoto tidak hadir maka Shiratsuki harus mengisi bagian itu.
Tapi Shiratsuki langsung menolaknya dengan alasan dia tidak berhak mengambil bagian itu.
Dia mengatakan bahwa kak Sakamoto harus mengisi bagian itu, atau rencana cadangannya adalah mengisi bagian pidato di awal-awal oleh kak Sazanami.
Kak Sazanmi pun sudah menyetujui hal itu, namun dengan satu syarat yaitu dia akan tampil jika kak Sakamoto tidak hadir atau terlamabat selama 10 menit. Itu artinya jika kak Sakamoto tidak hadir setelah 10 menit acara di mulai maka kak Sazanami akan mengambil peran sebagai ketua OSIS.
"... Hanya 10 menit, ini adalah permintaanku sebagai wakil ketua OSIS. Mohon kerja samanya."
Shiratsuki terlihat sedikit membungkuk.
"Hmmm, dia bahkan berani membungkuk seperti itu pada semuanya. Sepertinya dia cocok mengambil peran sebagai ketua OSIS nantinya. Ya kan Kazama Yuichiro?"
Seseorang mendekatiku dari belakang dan berbicara padaku.
Seorang wanita bertubuh tinggi, memiliki wajah sangat putih dengan rambut pirang dengan bando, memakai pakaian putih, celana pendek, sepatu boot dengan stocking, dan membawa tas merah.
Dia terlihat begitu dewasa dan menjadi pusat perhatian saat ini. Beberapa orang terlihat memandanginya dan sepertinya mengenali sosok wanita di sampingku ini.
Dia melihat ke arah Shiratsuki yang berada di atas panggung, sebelum akhirnya dia melihat ke arahku.
"Siapa?...Kenapa bisa tau namaku?"
Aku mulai bertanya padanya.
"Kaori, Kaori Himeko."
"Jadi, kau adalah ketua OSIS sebelumnya."
"Sepertinya Kyoka sudah mengatakan pada kamu siapa diriku."
Aku sedikit tidak menyangka bahwa wanita berambut pirang ini adalah ketua OSIS sebelumnya.
Dia mulai memperhatikanku.
"Kenapa?"
"Tidak, hanya saja kau sedikit menarik. Aku tidak pernah menyangka ada anggota seperti dirimu di dalam OSIS sekarang. Apa kau benar-benar anggota OSIS?"
"Memangnya kenapa?"
"Kau sedikit berbahaya, orang tidak akan percaya bahwa kau adalah anggota OSIS."
Ucapnya padaku dengan santai.
Meskipun ucapannya sedikit membuatku terkejut karena dia begitu berani dan jujur, apa yang dikatakannya barusan padaku memang ada benarnya juga. Dengan penampilanku seperti anak berandalan, orang-orang tidak akan menyangka bahwa aku adalah seorang anggota OSIS.
Tapi itu juga berlaku padanya, karena dia memiliki panampilan yang sama denganku.
Dia sepertinya bukan orang yang cocok menjadi ketua OSIS karena dia bergitu bebas, lihat saja penampilannya saat ini yang begitu berani. Mungkin jika anak kelas 1 melihat dia, mereka tidak akan menyangka bahwa dia adalah mantan ketua OSIS sebelumnya.
"Begitupun dengan kak Himeko."
"Tidak perlu panggil kak, cukup Himeko saja. "
"Kalau begitu panggil aku Yuichiro."
"Baiklah Yuichiro."
"Lalu aku harus memanggilmu apa?"
Himeko terlihat memalingkan wajahnya dan melihat ke depan.
Aku melihat Shiratsuki kini sedang berjalan dan mendekati kami berdua setelah selesai berbicara di atas panggung.
"Shiratsuki saja."
Jawab Shiratsuki.
"Baiklah Shiratsuki. Bisakah kita ganti tempat, aku ingin berbicara dengan kalian berdua. Aku punya tempat yang cocok dan ingin aku datangi."
6-2
"Yahoo, Kyoka. Sudah lama tidak bertemu."
Ucap Kaori Himeko kepada kak Sazanami yang berada di tempat klub Panahan sedang bersiap-siap.
"Kak Kaori dan kalian berdua kenapa ada disini?"
Kak Sazanami terlihat sangat terkejut.
Dengan masih menggunakan pakaian Kimono berwarna pink bercorak sakura, dengan Hakama, dan Yugake di tangan kanannya, dia terlihat sangat anggun dan rapi seperti sedang akan mengikuti turnamen resmi. Dia begitu berbeda dengan beberapa anggota yang berada di dalam dojo ini yang memakai Kimono putih-hitam.
Wajah kak Sazanami mulai memerah.
"Uah kau cantik sekali Kyoka. Boleh aku ambil fotomu?"
Sebelum kak Sazanami memberi ijin, Himeko terlihat sudah mengeluarkan handphone miliknya dan mengambil gambar kak Sazanami yang memakai kimono tersebut.
"Ah, kau sudah mengambilnya."
"Maaf-maaf."
Kak Sazanami terlihat sedikit mulai marah dan menghampiri Himeko yang berada tepat di depan kami.
Dari cara mereka mengobrol, sepertinya mereka memiliki hubungan yang cukup dekat.
"Boleh kami masuk, apa tidak mengganggu?"
"Tidak, seluruh persiapan sudah selesai. Semuanya sedang beristirahat?"
"Baiklah kalau begitu. Permisi!"
Himeko terlihat mulai membuka sepatunya dan memasuki Dojo. Karena Dojo ini berlantaikan kayu dan memiliki aturan khusus, setiap orang yang akan masuk harus selalu membuka sepatu mereka. Bahkan sebuah rak sepatu pun sudah tersedia tepat di pintu masuk yang berada di sebelah kiri kami saat ini.
"Kalian berdua, juga silahkan masuk."
Ucap kak Sazanami sambil melihat ke arah kami.
"Permisi!"
Ucapku dan Shiratsuki.
Kami akhirnya memasuki dojo tersebut, melewati ruangan penyimpanan yang tersimpan banyak perlengkapan dari klub panahan seperti Yumi / busur yang terbuat dari bamboo dan lain-lain. Mereka seperti sudah menyusunnya dengan baik untuk menyambut anggota baru nanti siang.
Selain itu, lantai dojo yang terbuat dari kayu terlihat sangat mengkilap dan bersih. Ruangan bagian dalam pun cukup wangi.
Dojo ini letaknya cukup jauh dari gedung sekolah dan juga berada di paling pojok dekat dengan pepohonan serja jauh dari jalan dan lapangan, karena itulah suasana yang tercipta di tempat ini sangat sepi dan tenang.
Suara angin yang menerpa pepohonan membuat suasana bagian luar terasa begitu menyegarkan.
Setelah keluar dari dalam dojo dan berada di area memanah yang berada di luar, aku melihat Kaori Himeko berdiri tegak sambil mengambil nafas dalam-dalam.
"Huahhh, enak sekali. Tempat ini memang menyegarkan seperti biasanya."
"Kau selalu lari ke tempat ini dulu kalau sedang mendapat masalah, apa sekarang pun sama kak Kaori?"
Tanya kak Sazanami.
"Yah seperti itulah, aku sangat sibuk sekali hari-hari ini. Pelajaran di perguruan tinggi memang membuatku sakit kepala. Di tambah dengan masalah antara kau dan Ayane membuat pikiranku menjadi penuh tau. Jadi apakah kamu sudah bilang bahwa aku akan datang hari ini?"
"Aku sudah menemui kak Sakamoto kemarin dan mengatakan bahwa kak Kaori akan datang."
Ucap Shiratsuki.
"Himeko saja cukup, jangan panggil aku kakak lagi karena aku sudah keluar. Biar lebih dekat panggil aku Himeko saja. Jadi kamu sudah bertemu dengan Ayane, terus bagaimana keadaannya?... Tadi aku sempat bertemu bu Kirishima di depan, dia bilang Ayane pingsan beberapa hari lalu di kelas. Apakah itu benar?"
"Yah, itu benar. Dia kelelahan dan akhirnya pingsan."
Jawab Shiratsuki.
"Ayane terlalu memaksakan diri, bukankah kamu sudah tau itu kan?... Karena itulah aku bilang jangan memberikan peran ketua OSIS padanya."
"Huh, ini juga salahmu Kyoka kenapa juga kamu harus keluar dari OSIS dan meninggalkannya sendiri."
"Tapi, dia menolak bantuanku dan malah mengerjakannya sendiri."
"Itu karena dia tidak ingin mengganggumu Kyoka. Kamu masih ingat kan apa yang ku katakan sebelumnya?... Kau tidak cocok menjadi ketua OSIS karena kau mempunyai kegiatan yang harus kau kedepankan. Turnamen Kyudo, ini adalah kesempatan terakhirmu kan mengikuti turnamen national tingkat menengah ini. Jika kau melewatkannya, jalan untuk menjadi atlit national akan sangat sulit lagi. Jangan membuang kesempatan emas ini, itu kan yang sebelumnya aku katakan."
"Aku tau itu, tapi liat apa yang terjadi dengan Ayane sekarang. Dia terlalu ceroboh."
"Yah ini juga kesalahanku, tapi aku tidak salah pilh orang. Ayane adalah sosok yang cocok mendapatkan peran ketua OSIS. Dia adalah orang yang ceria, pintar, pekerja keras, baik, dan juga tidak pantang menyerah. Karena itulah aku mengajaknya masuk menjadi anggota OSIS dulu. Aku tau kau memang cocok sebagai ketua OSIS, tapi tidak dengan mengorbankan masa depanmu Kyoka."
"Tapi?"
"Ayane memang belum cocok menjadi ketua OSIS, tapi dia memiliki potensi. Aku berharap kau bisa mengajarkannya beberapa hal kepadanya, tapi kejadiannya malah seperti ini. Tapi, dengan kejadian ini Ayane kini mempunyai teman yang dapat diandalkan."
Kaori Himeko melihat kepadaku dan Shiratsuki,
"Aku sangat terkesan dengan apa yang kamu lakukan tadi Shiratsuki." Ucap Himeko. "... Kau adalah sosok yang sangat ideal sebagai ketua OSIS. Kau terlihat sangat pintar berbicara dan mempunyai sifat kepemimpinan yang sangat tinggi. Satu pertanyaanku, apakah kau akan tetap menjadi anggota OSIS dan membantu Ayane?"
"Kenapa kau bertanya seperti itu kak Kaori?"
Ujar kak Sazanami.
"Aku mendengar dari bu Kirishima tadi, mereka berdua bergabung karena dia yang menyuruhnya kan. Mereka berdua mendapat hukuman dan harus membantu Ayane, itu artinya kalian berdua hanya sementara menjadi anggota OSIS kan. Jadi apa yang akan kalian lakukan selanjutnya, tetap menjadi anggota OSIS bersama Ayane atau akan keluar jika hukuman kalian sudah di cabut?"
Pertanyaan itu, aku tidak bisa menjawabnya langsung.
Namun Shiratsuki langsung menjawab pertanyaan itu beberapa saat kemudian.
"Jika kak Sakamoto meminta ku untuk bertahan, aku akan tetap membantunya. Selain itu aku tidak punya kegiatan lain, menjadi wakil ketua OSIS bukanlah hal buruk."
"Kau jujur sekali. Lalu bagaimana denganmu Kazama Yuichiro?"
Kaori Himeko melirik ke arahku.
Namun aku belum bisa menentukan jawaban apa yang harus aku keluarkan. Tapi aku memiliki sebuah pemikiran yang sama dengan Shiratsuki. Aku juga tidak mempunyai kegiatan lain di luar jam sekolah dan tidak ada kerugian besar untukku jika tetap tetap menjadi anggota OSIS.
"... Dia akan tetap berada di sampingku. Jadi kak Himeko tidak perlu khawatirkan itu."
Ucap Shiratsuki menjawab pertanyaan yang di tujukan padaku.
"Eh kenapa kamu yang jawab?... Ah aku mengerti, mungkinkah kalian berdua Pa— "
"Dia memang belum mengakuinya, tapi aku akan membuat dia mengakuinya."
Ucap Shiratsuki dengan percaya diri dan tanpa rasa ragu.
"Kau ini—"
Ucapanku terpotong saat Shiratsuki membalikan wajahnya melihat kearahku dengan wajah yang memerah. Aku tidak mengerti apa yang dia pikirkan dan rasakan saat ini, tapi ada sedikit rasa malu pada ekspresinya meskipun dia tetap menahannya.
"Uah haha haha ha, kalian berdua sangat menarik, aku menyukai kalian berdua."
Kaori Himeko terlihat tertawa lepas.
"Kak Kaori?"
"Ada apa Kyoka.?"
"Jangan menggoda mereka terlalu banyak."
"Baiklah-baiklah aku mengerti Kyoka." Akhirnya Kaori Himeko berhenti tertawa dan mulai melihat kami berdua kembali."Aku akan mempercayakan semuanya pada kalian berdua. Tolong bantu Ayane, ini adalah permintaan kecilku pada kalian."
"Aku mengerti."
Jawab Shiratsuki.
"... Huh, baiklah."
Jawabku.
"Yosh mumpung kita berada disini bagaimana jika kita melihat Kyoka melakukan demonstrasi."
"Huh seenaknya saja berbicara."
"Ehh, anggap saja ini pemanasan. Kau akan melakukannya nanti kan, jadi tidak ada salahnya memperlihatkannya pada kami bertiga terlebih dahulu. Oh baiklah, jika kau melakukannya nanti akan aku traktir kamu ice cream."
"Benarkah?"
Ucap kak Sazanami seperti tidak mempercayai perkataan dari Kaori Himeko.
"Aku tidak akan bohong kali ini, aku akan mentraktirmu."
"Baiklah kalau begitu, aku akan melakukannya. Tapi jangan berisik dan jangan ambil foto saat aku melakukanya, mengerti?"
"Untuk syarat yang kedua sepertinya aku tidak bisa menjamin itu. Aku tidak mungkin melewatkan momen semenarik ini, ini adalah kali kedua aku melihatmu mengenakan kimono itu."
"Huh baiklah, hanya satu syarat saja. jangan berisik, aku memerlukan ketenangan."
"Kami mengerti."
"Kalau begitu, duduklah disana."
Kak Sazanami mulai duduk bersila, sambil memejamkan matanya.
Dia sangat focus dan mulai menenangkan diri. Dalam seni Kyudo, bukan hanya ketepatan memanah pada target saja yang akan di hitung. Nilai tertinggi akan di berikan pada keindahan saat dia akan memanah.
Gerakan-gerakan itu dilakukannya dengan tenang dan halus untuk memperlihatkan keindahan seni Kyudo itu sendiri.
Tapi dalam kompetisi sebenarnya ketepatan target pun akan sangat menentukan karena itulah seni ini tidak lah mudah.
Kak sazanami mulai berdiri dari posisi nya dengan Yumi atau busur bambu yang sudah dalam posisi siap menembak. Berdiri dengan perlahan sambil memegang busur miliknya dan menjaga posisi tubuhnya agar tegap dan terlihat indah.
Hempasan angin membuat rambutnya sempat tersapu menjadikan kak Sazanami terlihat mempesona, namun dia tetap terlihat tenang.
Melihat ke arah target yang kira-kira jaraknya sekitar 30 meter dari tempatnya berdiri, dia perlahan mulai mengangkat busurnya ke atas. Menarik anak panahnya dengan tangan kanan, sangat kuat.
Dia mulai memfocuskan dirinya melihat ke arah target.
Kak Sazanami seperti menahannya, dan setelah angin sempat berhembus akhirnya dia melepaskan anak panah itu.
Bukkk... suara anak panah mulai terdengar menancap pada target yang berada 60 meter disana.
Setelah itu, kak Sazanami kembali duduk perlahan sebelum akhirnya dia menaruh busur bambonya di atas lantai kayu. Dia menarik nafas dan melihat ke arah kami bertiga yang sedang memperhatikannya.
"Huh, bagaimana?"
Aku dan Shiratsuki sempat bertepuk tangan saat dia bertanya.
Tanya kak Sazanami.
"Uoh Kyoka kau hebat sekali, lihatlah itu?...Tepat pada sasaran."
"Terima kasih kak Kaori. Tapi aku melihat kau mengeluarkan hanphone milikmu, kau merekamku tadi kan?"
"Aku akan mengupload video kamu dalam akun Youtubeku nanti."
"Hentikan itu kak Kaori, itu memalukan."
"Tidak perlu malu, dan aku akan memperlihatkannya pada Ayane nanti. Kau sudah tau kan bahwa dia menyukai saat kau melakukan gerakan memanah. Dia akan sangat senang melihat ini."
"Ah begitu, terserah kau aja kak Kaori."
Beberapa saat kemudian kami mulai mendengar bel pertanda pelajaran telah berakhir. Itu artinya Acara pengenalan klub akan segera di mulai.
"Shiratsuki."
Ucapku padanya.
"Maaf kak Kaori, apa kakak tidak keberatan untuk ikut bersama kami."
Ucap Shiratsuki.
"Ah soal itu, aku tidak akan pergi."
Jawabnya yang membuat aku sedikit terkejut.
"Kenapa?"
"Itu tidak perlu, aku yakin Ayane bisa mengatasi hal ini. Pergilah dan bantu dia Shiratsuki, Yuichiro. Dia pasti sudah berada di belakang panggung saat ini. Dia baru saja mengirimkan email padaku."
Kaori Himeko mulai mengangkat handphonenya dan memperlihakannya pada kami berdua.
Aku melihat sebuah pesan yang tertulis disana yang dikirim oleh Sakamoto Ayane. Isi pesan itu.
From: Ayane.Sakamoto
Text Message
Today 11.50
Terima kasih kak Kaori dan maafkan aku.
Aku tidak akan membuatmu dan kak Kyoka kecewa kali ini.
"Ayane?"
Kak Sazanami terlihat terkejut, namun setelah itu dia mengambil nafas panjang. Dia terlihat mulai tenang dan tersenyum melihat pesan yang di perlihatkan oleh Kaori Himeko padanya.
"Pergilah dan bantu dia Shiratsuki, Yuichiro. Aku mengandalkan kalian."
Ucap Kaori Himeko pada kami.
6-3
Saat kami kembali ke ruang auditorium, kami mulai melihat bahwa sudah banyak sekali siswa kelas 1 yang telah berkumpul dan mulai memasuki pintu masuk auditorium.
Beberapa orang dari panitia pun terlihat mulai membagikan lembaran yang berisi daftar klub-klub yang akan tampil pada hari ini di depan pintu ruang auditorium. Meskipun ini adalah waktunya istirahat, namun murid-murid yang masuk ke ruang auditorium terlihat sangat banyak dan kemungkinan seluruh gedung akan penuh tidak seperti prediksi sebelumnya.
Aku mendengar beberapa kelompok wanita kelas 1 yang melewati tempat ini mengatakan bahwa ingin melihat klub Orchestra.
"Klub Orchestra adalah pemenang mendali emas di presfektur Saitama tingkat SMA tahun lalu, dan masuk ke 3 besar tingkat nasional. Karena itulah klub Orchestra menjadi salah satu unggulan di sekolah ini. Karena itulah salah satu keuntungan besar menempatkan mereka di bagian pertama sebagai pembuka acara ini."
Ucap Shiratsuki padaku.
"Kenapa kau tau itu Shiratsuki?"
"Aku membaca seluruh prestasi klub-klub di sekolah ini beberapa hari yang lalu, karena itulah aku mengetahuinya."
"Ouwh begitu."
Sebuah suara keluar dari dalam ruang auditorium, suara itu menandakan bahwa acara akan segera di mulai.
Shiratsuki sedikit terkejut dan dengan cepat mengambil alat komunikasi yang sebelumnya dia simpan dan mulai memasangnya. Melihat itu aku pun ikut memasang dan menyalakan alat komunikasiku.
Shiratsuki mungkin terkejut karena acara sudah akan dimulai tanpa perintah darinya.
Kenapa?
Hanya ada satu orang yang bisa memulai acara selain Shiratsuki, orang tersebut adalah ketua OSIS Sakamoto Ayane. Hanya dia yang bisa mengambil alih peran Shiratsuki.
Setelah alat komunikasi di aktifkan, kami bergegas mulai memasuki ruang auditorium.
Setelah masuk ke dalam, lampu-lampu mulai di redupkan.
Seseorang berbicara di alat komunikasi yang kami pakai. Suara seorang wanita yang sudah aku dan Shiratsuki kenal, dia memerintahkan untuk mengangkat tirai panggung.
"Kak Sakamoto?"
"Kalian telat."
Bu Kirishima terlihat mendekati kami berdua.
"Bu Kirishima, kapan kak Sakamoto datang ke sekolah?"
"Maaf aku berbohong pada kalian berdua, sebenarnya Sakamoto sudah datang ke sekolah sejak pagi tadi. Dia bilang ingin melakukan sesuatu di ruang OSIS terlebih dahulu dan menyuruhku agar tidak memberitahu kalian berdua."
Tirai terlihat mulai terbuka dan akhirya aku melihat kak Sakamoto sudah berdiri di tengah-tengah panggung. Dia menjadi pusat perhatian dari ratusan murid berisi anak kelas 1 dan mungkin ada beberapa dari kelas 2 dan 3 yang sudah memenuhi ruang auditorium ini.
Dari kejauhan, aku melihat kak Sakamoto yang terlihat gemetar dan sedikit gelisah. Terlihat dari cara dia memegang micnya. Dia memegang mic tepat di depan dadanya dengan kedua tangan. Kepalanya sedikit menunduk ke bawah dengan posisi berdiri tidak tegak.
Dia terdiam sesaat di sana tanpa berbicara membuat semua orang di dalam ruangan ini mulai mengomentari apa yang dilakukan kak Sakamoto di atas panggung sana yang hanya diam.
"Berjuanglah."
Ucap Shiratsuki pada alat komunikasi yang dia pakai.
Sepertinya kak Sakamoto sudah memakai alat komunikasi yang sama dan mendengar perkataan dari Shiratsuki. Dia sempat mengangkat kepalanya dan melihat ke arah kami yang berada di dekat pintu masuk yang sudah di tutup.
Dia tersenyum pada kami dan menganggukan kepalanya.
Dia terlihat mulai berani saat ini.
Kak Sakamoto mulai mengangkat mic miliknya dan mulai berbicara.
"S-semuanya selamat siang, nama saya Sakamoto Ayane, k-ketua OSIS."
Meskipun masih terbata-bata, akhirnya kak Sakamoto mulai berbicara di atas sana.
"Pertama-tama, s-saya ucapkan selamat datang di SMA Kita Kawaguchi untuk siswa kelas 1 dan terima kasih sudah datang ke ruangan ini untuk melihat acara pengenalan klub-klub yang berada di sekolah ini. Tapi, sebelum acara di pengenalan klub saya ingin mengatakan sesuatu terlebih dahulu."
Kak Sakamoto terlihat diam lagi dan mengambil nafasnya dalam-dalam. Dia kembali mengangkat mic dan mulai berbicara kembali.
"Untuk semuanya, aku mohon dukung saya dalam pemilihan ketua OSIS yang akan datang."
Kak Sakamoto mulai menundukan kepalanya.
"A-aku tau ini bukan waktu yang tepat, tapi aku mohon dukung saya kembali untuk menjadi ketua OSIS untuk satu tahun ke depan. Sebelumnya aku ingin memberitahu semua yang berada disini bahwa aku tidak sedikit pun membantu acara pengenalan klub ini. Meskipun aku ketua OSIS dan menjadi orang yang bertanggung jawab, aku tidak bekerja sedikit pun dalam acara ini. Aku hanya seseorang yang mengambil keuntungan dari orang-orang yang telah bekerja keras untuk membuat acara ini. Aku memang tidak berguna dan tidak cocok menyandang posisi sebagai ketua OSIS."
Seluruh murid di ruangan ini mulai mengomentari apa yang di ucapkan oleh kak Sakamoto.
Komentar-komentar itu adalah komentar negatif, itulah yang sedikit aku dengar dari orang-orang yang berada di sekitarku saat ini.
Aku tidak mengerti kenapa kak Sakamoto mengatakan itu saat ini, jika dia berkata seperti itu maka permohonan yang di ucapkannya barusan akan sia-sia saja karena kini orang-orang di ruangan ini akan berpikir 2 kali untuk memilihnya nanti.
"Jadi, Aku ingin meminta maaf pada Shiratsuki dan Yuichiro yang sudah bekerja keras seminggu ini. Maaf karena aku menyuruh kalian bekerja keras sedangkan aku hanya diam di rumah. Dan aku meminta maaf pada seluruh panitia dan seluruh klub yang sudah terlibat dalam acara ini. Aku minta maaf karena tidak bekerja seperti yang seharusnya. Dan terima kasih semuanya telah bekerja keras untuk melanjutkan acara ini."
Kak Sakamoto terlihat terdiam dan menundukan kepalanya.
Ada yang aneh dengan tingkah lakunya saat ini.
"A-aku, U-ucapkan terima kasih b-banyak sekali lagi untuk semuanya."
Ucap Kak Sakamoto sambil berlinang air mata. Air matanya mulai berjatuhan ke lantai panggung saat dia menundukan kepalanya ke bawah meminta maaf.
Kak Sakamoto kini mulai menangis di atas panggung, cara bicaranya pun kini mulai patah-patah oleh tangisannya.
"A-aku tau bahwa aku t-tidak berhak berada di atas panggung ini, dan mengambil keuntungan dari acara ini. S-sebenarnya a-aku tidak ingin melakukan ini, aku tidak ingin berdiri di atas panggung ini. Aku malu, aku malu dengan diriku sendiri. Aku malu dengan orang-orang yang sudah bekerja keras membuat acara ini, dan aku malu terhadap kak Kaori Himeko. Aku telah mengkhianati kepercayaannya, aku telah membuatnya kecewa."
Semua orang kini mulai terdiam sambil mendengarkan kak Sakamoto berbicara dengan air mata di atas panggung sana.
Kak Sakamoto mulai mengangkat kepalanya melihat ke arah seluruh orang di depannya dengan air mata yang masih mengalir.
"Karena itulah aku memberanikan diri berdiri disini dan memohon pada semuanya yang berada disini. Aku, aku tidak ingin membuatnya kecewa untuk kedua kalinya. Aku tidak ingin mengkhianati orang-orang yang telah membantuku bahkan ada yang menangis untukku. Aku tidak ingin mengecewakannya."
Aku tau siapa orang yang menangis untuknya, dia adalah Shiratsuki.
"Aku akan berusaha, aku tidak ingin membuat orang yang mekhawatirkanku kecewa lagi untuk kedua kalinya. Karena itulah, aku harus tetap menjadi ketua OSIS. Aku akan terus berusaha keras menjadi ketua OSIS yang baik dan layak untuk sekolah ini, meskipun aku belum bisa menjadi seperti ketua OSIS sebelumnya ataupun tidak seperti kak Sazanami Kyoka, tapi aku akan berusaha keras menjadi seperti mereka. Aku ingin menjadi seperti mereka, karena mereka berdua adalah panutanku. Aku ingin akan terus bekerja keras, karena itulah aku memohon satu kali lagi pada semuanya yang berada disini tolong dukung saya dalam pemilihan ketua OSIS baru nanti. Tolong berikan kesempatan sekali lagi padaku menduduki posisi ketua OSIS 1 tahun ke depan, aku akan berusaha terbaik menjadi ketua OSIS. Aku mohon."
Kini keadaan di dalam ruangan ini menjadi hening.
Kak Sakamoto kini hanya berdiri di atas panggug itu seperti menunggu jawaban dari permohonannya, namun belum ada jawaban dari permohonan itu. Tidak ada seorangpun dari seluruh siswa yang berada di ruangan ini yang menjawab permohonan itu.
Kak Sakamoto terlihat masih menunggu sambil berharap di atas sana.
Sekitar 15 detik berlalu suasana ini terus berlangsung dan tidak ada jawaban dari satu orang pun di ruangan ini, namun aku melihat kak Sakamoto masih berdiri menunggu disana.
Melihat keadaan ini membuatku ingin membantunya, tapi sesaat kemudian aku mendengar seseorang membuka pintu masuk auditorium yang berada di samping kami dan mulai berteriak...
"AYANE, BERJUANGLAH!!!"
Suaranya menggema ke seluruh ruangan ini membuat semua orang mulai melirik ke arah sumber suara itu.
Seseorang berteriak di tengah suasana yang hening ini yang membuatku sedikit terkejut. Namun aku sangat terkejut lagi setelah mengetahui orang yang berteriak itu, dia adalah Sazanami Kyoka. Dengan masih menggunakan Kimono dan hakama miliknya, dia datang ke ruang auditorium untuk menyemangati kak Sakamoto.
Aku sangat terkesan dengan apa yang di lakukan oleh kak Sazanami.
Kak Sakamoto terlihat mulai menangis kembali.
Namun kali ini dia menangis dengan senyuman di wajahnya.
Dia mungkin sangat senang melihat kak Sazanami memberikan semangat padanya.
Setelah kak Sazanami yang berteriak, kini beberapa orang yang berada di ruangan ini mulai ikut berteiak juga. "Berjuanglah, aku mendukungmu." , itulah yang kini terdengar menggema di ruangan ini.
Melihat reaksi itu, kak Sakamoto mulai menundukan kepalanya kembali.
"Terima kasih banyak, terima kasih banyak."
Ucap kak Sakamoto dengan air mata dan senyuman pada wajahnya.
Dan setelah itu, acara pengenalan klub di mulai oleh klub Orchestra sebagai klub pertama yang membuka acara pengenalan klub ini.