Shinario ( Indonesia ): Jilid 1 Bab 7
Membuatkenangan yang tidak akan kita lupakan bersama-sama. 7-1
Tepat di lorong sekolah yang menuju ke arah dojo klub panahan, kak Sakamoto berlari dan menghampiri kak Sazanami yang mulai kembali ke klub miliknya. Sementara itu aku dan Shiratsuki berada di balik tembok agak jauh dari tempat kak Sakamoto dan Sazanami saat ini saling bertatap muka.
Kami berdua sengaja mengikutinya dan melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.
Meskipun menguping tindakan buruk, kami tetap melakukannya.
"Kak Sazanami!!"
Teriak kak Sakamoto dengan nafas yang terengah-engah.
Sazanami Kyoka mulai membalikan badannya.
"Kak Sazana—"
"Kyoka, kau selalu memanggilku begitu kan dulu Ayane. Kita akhiri saja permusuhan ini, aku sudah tidak marah lagi denganmu. Dan maafkan aku, aku terlalu kasar padamu akhir-akhir ini."
"Ti-tidak kak Kyoka, aku yang seharusnya minta maaf. Maafkan aku."
Kak Sakamoto mulai menundukan kepalanya, dengan air mata yang kembali mengalir dari kedua matanya.
"Ah kau menangis lagi, kau sudah terlalu banyak menangis hari ini Ayane. Apa kau tidak lelah?"
Kak Sazanami terlihat mulai mendekati kak Sakamoto dan mulai mengeluarkan sebuah sapu tangan. Dia mengangkat kepala kak Sakamoto dan mulai mengusap air mata yang mengalir membasahi kedua pipinya.
"Maafkan aku, maafkan aku, maafkan aku."
"Ah ah, jangan meminta maaf terus. Berhentilah menangis Ayane."
"Ta-tapi—"
"Aku mengerti, aku memaafkanmu kok dari dulu. Seharusnya kau marah padaku, bukan malah menangis di depanku. Aku sudah melakukan hal yang jahat padamu. Apa kau mau memaafkanku Ayane?"
"A-aku memaafkan kakak, dan terima kasih banyak."
"Untuk apa?"
"Jika tidak ada kakak tadi, mungkin kepercayaan diriku akan turun. Tapi, melihatmu berteriak memberikanku semangat membuatku senang dan terharu. S-selain itu kakak juga berusaha untuk menjengukku kemarin dan mengkhawatirkan keadaanku. Aku sangat senang sekali. Jika bukan karena kakak, mungkin aku tidak akan seberani ini menghadapi semuanya. Terima kasih banyak."
"Tidak apa-apa, tapi pada akhirnya aku tidak menjengukmu kemarin."
"Meski begitu, aku sangat senang. Kakak sudah meluangkan waktu mengantar Shiratsuki dan Yuichiro ke stasiun menuju rumahku."
"Aku punya sedikit waktu luang jadi aku putuskan untuk menjengukmu kemarin. Dan juga Kak Kaori menyuruhku untuk menjengukmu saat aku bilang bahwa kamu sedang sakit. Kau tau sifatnya kan, dia memaksaku untuk menjengukmu. Tapi dengan keadaan kita kemarin, aku sedikit ragu untuk bertemu dan menjengukmu. Akhirnya aku mengandalkan Shiratsuki dan Yuichiro."
"A-aku ingin tau, siapa yang bilang pada kakak tentang kondisiku?... Shiratsuki, Yuichiro, atau Bu Kirishima?"
"Aku sempat bertanya pada teman sekelasmu beberapa hari yang lalu saat aku lewati di depan kelasmu."
"Kenapa kakak pergi ke kelasku, bukankah jarak antara kelas kakak dan kelas ku cukup jauh?"
"Aku malu mengatakannya, tapi aku ingin melihat keadaanmu. Aku sempat ke ruang OSIS, tapi aku hanya melihat Shiratsuki dan Yuichiro saja yang sedang rapat dengan ketua klub lainnya. Aku merasa sedikit aneh karena tidak ada kamu disana, karena itulah aku pergi ke kelasmu. Saat aku menanyakan keberadaanmu pada teman sekelasmu, mereka bilang kamu pingsan dan sedang beristirahat."
"Jadi begitu, Aku sangat senang."
"Baiklah kalau begitu, aku harus segera kembali ke dojo. Anak-anak kelas satu mungkin sudah menungguku, jadi maafkan aku Ayane. Kau bisa menyimpan sapu tanganku, aku berikan padamu."
"T-terima kasih."
"Tidak apa-apa." Kak Kyoka mulai berjalan meninggalkan kak Sakamoto, namun beberapa saat kemudian dia berhenti dan kembali berbalik ke arah Kak Sakamoto. "Satu lagi, aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Kak Kaori akan datang kembali ke sekolah ini saat pengumuman siapa yang akan menjadi ketua OSIS nanti. Satu hal yang harus kamu tau Ayane, aku belum memutuskan untuk memundurkan diri dari pemilihan ketua OSIS. Aku tidak akan bersikap lunak padamu meskipun hubungan kita sudah kembali seperti semula. Aku ingin kita bersaing secara sportif dalam pemilihan ketua OSIS nanti. Tunjukan padaku jika kamu layak menjadi ketua OSIS menggantikan kak Kaori. Tunjukan padanya jika dia tidak salah memilih orang, jangan kecewakan kak Kaori. Buatlah dia bangga dengan cara mengalahkanku, mengerti."
"B-baiklah kak—"
"Jangan ragu, katakan dengan jelas Ayane."
"Baiklah, aku akan mengalahkan kakak dalam pemilihan itu. Lihatlah nanti."
Ucap kak Sakamoto dengan suara keras dan tegas.
Mendengar jawaban itu, kak Sazanami mulai tersenyum.
"Aku akan menantikannya, ayo berjuang bersama-sama. Aku tidak akan mengalah padamu Ayane."
"Aku juga kak Kyouka."
-║-
"Shiratsuki, Yuichiro!!"
Setelah berbicara dengan kak Sazanami, kak Sakamoto mulai mendatangiku dan juga Shiratsuki yang sebelumnya bersembunyi di balik tembok di ujung lorong dimana kak Sakamoto dan kak Sazanami bertemu beberapa saat yang lalu.
Sepertinya kak Sakamoto sudah mengetahui keberadaan kami berdua yang menguping pembicaraan mereka beberapa saat yang lalu.
"Maafkan aku kak Sakamoto."
Ucapku saat kak Sakamoto menemukan kami.
"Tidak apa-apa, justru aku ingin mengucapkan banyak terima kasih pada kalian berdua dan Maafkan aku karena meninggalkan banyak pekerjaan OSIS pada kalian saat aku sedang sakit. Kalian sudah bekerja keras dalam beberapa hari terakhir mengerjakan semua pekerjaan yang seharusnya aku kerjakan. Meskipun awalnya kalian bergabung dengan sebuah paksaan dari bu Kirishima, tapi kalian berdua malah membantuku sangat banyak."
"Itu bukan sebuah paksaan kak Sakamoto."
" Shiratsuki?"
"Jika aku terpaksa, mungkin dari awal aku tidak akan menyetujuinya. Jadi, aku tidak bekerja karena sebuah paksaan, aku bekerja karena keinginanku sendiri."
Ucap Shiratsuki.
"Aku juga sama, aku tidak merasa bahwa seminggu terakhir ini aku bekerja dengan sebuah paksaan. Aku bekerja karena keinginanku sendiri."
Ucapku setelah Shiratsuki.
Kak Sakamoto kembali mengeluarkan air mata namun sambil tersenyum.
"Ah kak Sakamoto, kau menangis lagi. kak Sazanami bilang berhentilah menangis."
"A-aku sangat senang saat ini, ini adalah tangisan bahagia. Aku tidak pernah merasakan hal yang seperti ini dalam hidupku. Terima kasih banyak."
"Sama-sama kak Sakamoto."
Dia mulai mengusap air matanya yang sempat akan mengalir keluar dari kedua matanya.
"Aku punya permintaan untuk kalian berdua, maaf jika aku akan menjadi orang sedikit egois."
"Katakan saja kak Sakamoto, aku sudah bilang sebelumnya kan menjadi egois bukanlah hal yang buruk."
"Aku mohon, maukah kalian berdua menjadi anggota OSIS tetap untuk satu tahun kedepan jika aku menang dalam pemilihan nanti. Mungkin aku akan banyak meminta bantuan dan menyuruh kalian nanti untuk mengerjakan pekerjaan sekolah. Apakah kalian bersedia bergabung denganku nanti?"
Tanya kak Sakamoto pada kami.
"Meskipun sedikit merepotkan, aku bersedia bergabung dengan kak Sakamoto. Tapi dengan satu Syarat yaitu kakak harus menang dalam pemilihan nanti. Dengan senang hati, aku akan membantu kakak. "
"Terima kasih Shiratsuki, aku akan melakukan yag terbaik."
Setelah Shiratsuki, kini kak Sakamoto melihat ke arahku. Dia menunggu jawaban dari pertanyaan sebelumnya apakah aku bersedia ikut bergabung jika dia menang dalam pemilihan ketua OSIS untuk satu tahun kedepan.
Shiratsuki yang berada di sampingku pun kini mulai menatapku, namun tatapannya sedikit tajam padaku seperti mencoba mengintimidasiku agar aku mengatakan hal yang sama sepertinya.
"Huh, baiklah. Aku tidak keberatan."
Mendengar jawaban dariku, kini kak Sakamoto terlihat lebih berseri dari sebelumnya. Dia mungkin sangat senang mendengar jawaban dariku dan juga Shiratsuki.
"Terima kasih banyak, Aku sangat senang sekali. mohon kerja samanya Shiratsuki, Yuichiro."
Ucap kak Sakamoto sambil tersenyum lebar pada kami.
Ini adalah kali pertama bagiku dan mungkin Shiratsuki melihat kak Sakamoto memperlihatkan senyuman penuh kebahagiaan seperti itu.
7-2
Seluruh kegiatan di sekolah berangsur selesai, begitu juga dengan acara pengenalan klub yang sudah berakhir dengan sukses. Seluruh kegiatan selesai tepat waktu, sesuai dengan apa yang telah di rencanakan semuanya.
Saat ini, aku sedang membantu membereskan kursi-kursi dan menyusunnya di gudang bagian belakang.
Karena ruang auditorium merupakan ruang olahraga bagi beberapa klub, akhirnya seluruh kursi yang di susun sebelumnya di tumpuk di gudang belakang dekat dengan gedung auditorium. Yang membereskan semuanya hanya aku, Shiratsuki, dan juga kak Sakamoto. Seluruh panitia yang merupakan perwakilan setiap klub sudah kembali ke klub masing-masing.
"Akhirnya selesai juga, ini yang terakhir."
Ucap Shiratsuki.
"Terima kasih atas kerja kerasnya Shiratsuki, Yuichiro. Ini minumlah."
Kak Sakamoto memberiku sebotol air minum dingin yang dia beli pada mesin penjualan minuman di dekat pintu masuk auditorium. Begitu juga dengan Shiratsuki.
"Terima kasih kak Sakamoto."
"Terima kasih."
"Tidak, aku yang seharusnya berterima kasih. Maaf, aku tidak bisa membantu kalian lebih banyak."
"Tidak apa-apa, kami tau bahwa kondisi kakak masih belum sehat betul kan. Malahan, aku sedikit menyesal karena menyuruh kakak datang ke sekolah kemarin dengan kondisi tubuh kakak masih sakit."
Ucap Shiratsuki.
"Tidak perlu khawatir, kondisiku sudah baikan sekarang. Aku hanya sedikit kelelahan saja. Aku hanya perlu istirahat saja, aku yakin kondisiku akan membaik hari senin nanti."
"Tapi jika kakak belum baikan, jangan memaksakan diri untuk masuk ke sekolah nanti."
"Terima kasih sudah mengkhawatirkanku. Aku memang harus segera memulihkan kondisiku agar bisa beraktifitas kembali seperti biasa, selain itu hanya 2 minggu lagi pemilihan ketua OSIS akan segera di laksanakan. Aku harap aku bisa menarik banyak suara dalam 2 minggu ini, aku tidak boleh kalah dari kak Kyoka."
Kak Sakamoto terlihat begitu bersemangat dan tidak tertekan sama sekali. Dia bahkan seperti bersenang-senang, dia bertekad untuk mengalahkan kak Kyoka dalam pemilihan ketua OSIS itu.
"Kak Sakamoto, apa kakak tidak akan menemui kak Kaori Himeko. Dia sepertinya masih berada di sekolah ini?"
Tanya Shiratsuki.
"Hmm, aku tidak akan menemuinya sekarang. Aku tau dia pasti sedang berada di Dojo bersama dengan kak Kyoka, tapi aku tidak akan menemuinya. Kak Kyoka bilang dia akan datang pada pemilihan ketua OSIS nanti. Aku akan menemuinya disana, aku ingin dia melihat perkembanganku. Meskipun kalah nantinya, aku tetap akan menemuinya dengan senyuman."
"Jadi begitu, berjuanglah. Kami berdua akan membantu kakak."
"Terima kasih, aku akan mengandalkan kalian. Tapi ini akan sedikit merepotkan, tidak apa-apa?"
"Hmmm, aku sudah lelah dengan pekerjaan seminggu terakhir ini. Jadi, aku harap pekerjaannya tidak terlalu berat kak Sakamoto. Aku juga belum sempat membaca kelanjutan novel milikku beberapa hari ini."
"Pttf."
Kak Sakamoto dan Shiratsuki, saling bertatapan dan kemudian tersenyum satu sama lain.
Mereka sedikit tertawa satu sama lain.
"Aku mengerti, mohon kerja samanya Shiratsuki, Yuichiro."
"Ya kak Sakamoto."
Ucapku dan Shiratsuki bersamaan.
7-3
2 minggu berlalu setelah acara itu, dan kini hari adalah hari H dimana ketua OSIS baru akan segera di pilih. Bertempat di ruang auditorium saat ini, hampir seluruh murid dari kelas 1 sampai 3 sudah berkumpul untuk mendengarkan pidato terakhir dari kandidat ketua OSIS untuk tahun kedepan.
Ada 3 kandidat ketua OSIS yang mengikuti pemilihan ini, yang pertama adalah Sazanami Kyouka dari kelas 3-B, yang kedua Ayane Sakamoto dari kelas 2-C, dan yang terakhir adalah kandidat baru yang melamar sekitar 2 minggu lalu bernama Hideki Subaru dari kelas 2A.
Dalam seminggu terakhir poster mereka bertiga terpampang di setiap papan pengumuman yang berada di sekolah ini. dan dalam 2 minggu terakhir banyak sekali orang-orang yang mulai melakukan kampanye untuk menarik pendukung agar memilih mereka, tidak terkecuali kak Sakamoto.
Meskipun disibukan dengan kegiatan OSIS, kak Sakamoto menyempatkan diri untuk mengkampanyekan dirinya sebagai kandidat ketua OSIS pada murid-murid.
Kampanye yang di lakukan oleh ketiga kandidat memiliki aturan yang sama yaitu hanya menyebarkan selebaran yang berisi motivasi mereka jika berhasil menjadi ketua OSIS dan juga mencari dukungan dengan mengumpulkan tanda tangan murid.
Mereka di larang untuk berpidato di depan para murid selama masa kampanye karena waktu berpidato sudah di tentukan, dan hari ini adalah hari dimana kak Sakamoto dan kedua kandidat lainnya harus berbicara di depan seluruh murid untuk pertama kalinya dan terakhir.
Pidato ini akan sangat menentukan, terutama untuk menarik dukungan dari murid-murid.
Ada sekitar 1000 lebih murid dari kelas 1 sampai 3 yang mempunyai hak untuk memilih calon ketua OSIS yang baru.Untuk menang mutlak, kak Sakamoto setidaknya harus mengumpulkan 500 lebih suara.
Tapi itu sangatla sulit, karena lawan terkuatnya saat ini kak Sazanami Kyoka masih mengungguli suara kak Sakamoto.
Dalam seminggu terakhir, tanda tangan yang sudah kami hitung untuk kak Sakamoto hanya mencapai 376 suara. Itu artinya kak Sakamoto hanya berhasil mendapatkan 30% suara dari seluruh murid di sekolah. sedangkan kak Sazanami berada di peringkat pertama dengan 498 suara, sisanya untuk Hideki Subaru di peringkat ke tiga.
Jumlah suara itu di kumpulkan oleh klub Koran yang mempublikasikannya 2 hari yang lalu, diambil dari data jumlah tanda tangan yang di kumpulkan dari setiap kandidat selama 2 minggu terakhir.
Meskipun begitu, hasil akhir belumlah final.
Meskipun kak Sakomoto masih kalah 100 lebih suara dari kak Sazanami, dia masih bisa tersenyum dan tenang menghadapi semua ini. dia masih bersemangat sampai hari terakhir ini.
Dia masih focus dan menunggu gilaran Pidato di bagian belakang panggung dengan tenang.
Kak Sakamoto mendapat gilaran terakhir setelah sebelumnya mengambil undian.
Sementara saat ini yang berada di atas panggung adalah kak Sazanami. Mendengar pidatonya, sepertinya dia akan segera menyelesaikannya dan turun. Suara tepuk tangan pun terdengar menggema sampai ke belakang panggung setelah kak Sazanami mengakhiri pidatonya.
Sementara itu akhirnya giliran kak sakamoto untuk berpidato datang juga.
"Ini sudah waktunya kak Sakamoto."
"Ya."
"Berjuanglah."
Ucapku dan Shiratsuki.
Dia mulai berdiri dari tempat duduknya.
"Aku pergi."
Kak Sakamoto mulai berjalan menuju tangga menuju tangga untuk naik ke atas panggung. Dia berhenti sejenak di depan tangga dan melihat kak Sazanami yang turun dari panggung. Mereka saling bertatapan namun kini saling tersenyum satu sama lain.
"Ayane, Berjuanglah."
"Terima kasih kak Kyoka."
Kak Kyoka mulai turun dan melewati kak Sakamoto yang kini mulai berjalan menaiki tangga.
"Ayane, pojok kanan lantai 2. Liatlah kesana, kau akan menemukan dia disana."
Ucap kak Sazanami sebelum kak Sakamoto berjalan masuk ke atas panggung.
Setelah mendengar perkataan itu, kak Sakamoto dengan berani dan tanpa rasa takut mulai berjalan menuju ke tengah panggung. Sementara aku dan Shiratsuki mulai berpindah tempat dari bagian belakang panggung ke depan untuk melihat pidato kak Sakamoto.
-║-
Tepuk tangan mulai terdengar saat kak Sakamoto berjalan menuju mimbar tepat tengah panggung.
Dia kini berdiri tepat di depan mimbar tersebut, sedikit menarik nafas, dan melihat ke arah depan. Aku sempat melihat ke arah yang di katakan kak Sazanami sebelumnya. Disana, terlihat kak Kaori Himeko yang sedang duduk dan melihat ke arah kak Sakamoto di atas panggung sambil melambaikan tangan kanannya. Sementara itu tangan kirinya terlihat memegang handphone seperti sedang mengambil gambar, atau mungkin video karena dia terus mengarahkannya ke kak Sakamoto.
Saat aku kembali melihat kak Sakamoto di atas panggung, dia terlihat tersenyum sambil melihat kearah kak Kaori Himeko di atas sana.
Beberapa saat kemudian dia mulai berbicara, diawali dengan memperkenalkan namanya.
"Selamat siang semuanya, namaku Ayane Sakamoto, kelas 2-C. Pertama-tama aku ingin mengucapkan terima kasih banyak untuk seluruh orang yang telah memberikan dukungannya padaku sampai saat ini, aku sangat senang mengetahui banyak sekali orang yang mendukungku saat ini. Aku sangat berterima kasih, dukungan kalian semua menjadi suntikan keberaniaan bagiku. Itulah yang aku rasakan saat ini. Meskipun dulu aku adalah orang yang kikuk, pemalu, dan tidak mempunyai keberanian besar, kini aku mulai mencoba merubah itu. Aku ingin merubah semuanya dan mencoba untuk menjadi yang terbaik. Semua berkat semuanya dan teman-temanku. Terutama untuk Shiratsuki Michiru, Yuichiro Kazama, , kak Sazanami Kyoka, dan Kaori Himeko. Mereka semua adalah orang membuatku bisa berdiri disini, orang yang membuatku semangat dan berani untuk berdiri disini. Aku sangat senang sekali bisa mengenal mereka berempat. Kak Kaori Himeko dulu adalah orang yang pertama kali mengajakku bergabung dengan OSIS 1 tahun lalu. Karena aku orang yang kikuk dan susah bergaul dulu, aku sangat senang sekali ketika kak Kaori berbicara denganku saat itu. Akhirnya, aku mengikutinya dan masuk ke dalam OSIS dan bertemu kak Sazanami kyoka dan lainnya. Mereka berdua adalah orang yang mengajariku dan membimbingku. Mereka berdua adalah panutanku, aku ingin menjadi seperti mereka berdua. Sampai saat ini, aku tidak pernah melupakan hari-hari dimana kami bersenang-senang. Meskipun ada masa sulit, kami berhasil mengatasinya bersama-sama. Itu adalah sebuah kenangan yang tidak bisa aku lupakan, saat-saat itu adalah momen yang berharga untukku. Tapi, semuanya sempat berubah saat kak Kaori Himeko memberikan posisinya padaku karena dia akan segera segera mengikuti ujian kelulusan. Sejujurnya aku sangat terkejut, kenapa aku yang dipilihnya menjadi ketua OSIS yang baru menggantikannya dan bukannya kak Sazanami?... Aku sedikit mulai gelisah dan takut, selain itu keadaan pun mulai berubah saat aku mulai bertengkar dengan kak Sazanami. Itu membuatku sangat sedih "Kenapa bisa jadi seperti ini?"... dan setelah itu, aku mulai sendirian lagi. Melakukan kegiatan OSIS sendirian. Tapi, ada 2 orang yang mulai masuk bergabung dengan OSIS. Mereka berdua sangat baik dan pekerja keras, namun aku sedikit takut mereka akan meninggalkanku lagi karena mereka hanya anggota sementara. Mereka mungkin akan keluar ketika hukuman mereka selesai. Itulah yang aku pikirkan. Karena itulah aku tidak ingin memberikan tugas berat pada mereka, namun tindakanku salah. Mereka berdua akhirnya malah membantuku dengan ikhlas, mereka membantuku menyelesaikan semua tugasku saat aku tidak ada. Tidak hanya itu, banyak orang juga yang mengkhawatirkanku saat aku sakit. Itu membuatku terharu dan aku sangat senang sekali, ternyata masih ada orang yang masih mekhawatirkanku... Dan akhirnya aku mulai mengerti sekarang, apa yang ingin aku lakukan selanjutnya setelah semua yang terjadi padaku. Aku ingat kata-kata kak Kaori Himeko sebelum dia lulus dari sekolah ini, dia bilang padaku "Aku ingin melihat kamu menikmati masa sekolah bersama dengan yang lainnya, seperti yang kita lalui."... Karena itulah aku ingin menjadi ketua OSIS lagi, bukan sebagai pengganti tetapi aku ingin kalianlah yang mendukungku. Aku ingin membuat semua murid menikmati masa sekolah mereka. Aku ingin berbagi kesenangan yang ku alami dengan kalian semua, membantu kalian, dan membuat kenangan yang indah di sekolah itulah keinginanku. Karena itulah aku akan mencoba mewujudkannya, itulah tujuanku saat ini. Menjadi ketua OSIS lagi dan memberikan semua yang kubisa agar kalian bisa menikmati masa sekolah kalian dan membuat sebuah kenangan yang tidak akan kalian lupakan. Meskipun sangat sulit, mungkin dengan bantuan semua kita bisa mewujudkannya. Mungkin akan ada waktu yang sulit, namun jika bersama-sama kita pasti bisa melaluinya. Itulah yang terjadi denganku... Jadi, aku harap kalian bisa mendukungku dan memilihku, mari kita buat kenangan yang tidak akan kita lupakan bersama-sama."
Ucap kak Sakamoto sambil menundukan kepalanya ke depan.
Setelah pidato yang cukup panjang itu selesai, semua serasa begitu hening sesaat. Semua larut dengan pidato yang di sampaikan oleh kak Sakamoto, semua tertuju melihat ke arah kak Sakamoto yang berada di atas panggung.
Dan sesaat kemudian, satu tepuk tangan mulai terdengar sangat dekat denganku.
Orang pertama yang memberikan tepuk tangan adalah Shiratsuki yang berada di sampingku, dengan reflek akupun ikut bertepuk tangan mengikuti Shiratsuki.
Setelah itu, aku melihat semua orang mulai berdiri dari tepat duduknya dan memberikan tepuk tangan yang cukup meriah. Aku melihat hampir semua orang berdiri dari tempat duduknya. Suara tepuk tangan itu begitu meriah dan berlangsung cukup lama. Jika di bandingkan dengan kedua kandidat sebelumnya, tepuk tangan untuk kak Sakamoto lebih lama dan banyak.
Mungkin semua tepuk tangan ini adalah kerja keras dari kak Sakamoto yang menyampaikan pidato itu dengan sangat tulus.
Aku pun harus mengakuinya, aku terkesan dengan apa yang telah di sampaikan oleh kak Sakamoto.
...Membuat kenangan yang tidak akan kita lupakan bersama-sama.
Sebuah kata-kata yang bagus.
"Huh sepertinya aku akan kalah."
Tiba-tiba seseorang berbicara, mendekatiku dan juga Shiratsuki dari balik pangggung. Dia adalah kak Sazanami. Meskipun dia bilang dia kalah, dia terlihat tetap masih tersenyum sambil melihat kearah kak Sakamoto yang masih berada di atas panggung. Dia tidak terlihat sedih karena kalah, tapi dia terlihat senang.
"Hasilnya belum keluar kan?"
Ucap Shiratsuki.
"Tidak, aku yakin Ayane akan menang. Kini dia sudah menjadi lebih dewasa, kini aku tidak perlu khawatir lagi padanya. Membuat kenangan yang tidak akan dilupakan bersama-sama, kata-ta yang sangat indah. Aku menantikannya. Aku ingin melihat dia melakukannya."
"Aku juga menantikannya, kenangan apa yang akan kita buat ke depannya."
Ucap Shiratsuki sambil melirik ke arahku.
-║-
Setelah menunggu sekitar 35 menit, akhirnya hasil vote akan segera keluar.
Metode pemilihan menggunakan sistem vote yang sudah tersedia di web sekolah Kita Kawaguchi. Dengan memasukan no ID siswa kita sendiri, kita dapat mengakses halaman web melalui handphone dimana murid dapat memvote dan memilih satu dari ketiga kandidat ketua OSIS yang ada. Semuanya cara dan tahapan sudah di sebar ke setiap murid melalui selebaran yang terdapat di bawah kursi duduk yang ada di ruangan auditorium.
Hanya ID seluruh murid dari kelas 1 sampai 3 lah yang bisa mengakses halaman vote tersebut, itu artinya alumni tahun sebelumnya tidak akan bisa mengakses halaman ini meskipun mereka memasukan ID mereka yang lama agar tidak terjadi kecurangan. Selain itu, setiap murid hanya bisa mengakses halaman ini sekali saja.
Proses vote memerlukan waktu sekitar 10 menit lamanya, dan hasil akan segera keluar setelah 30 menit kemudian. Hasil vote akan di akses dan disampaikan langsung oleh kepala sekolah.
Ketiga kandidat ketua OSIS kini sudah duduk berjajar di kursi yang berada di belakang mimbar di atas panggung. Hideki Subaru berada di paling kanan, Kyoka Sazanami di tengah, dan Ayane Sakamoto berada di kiri.
Sementara itu kepala sekolah kini terlihat sudah naik dan berjalan di atas panggung menuju mimbar untuk mengumumkan hasil vote yang sepertinya telah dia ketahui siapa pemenanganya.
"Hasil vote sudah keluar, saya akan menampilkannya di layar."
Layar LCD tepat di atas ketiga kandidat duduk saat ini mulai menyala. Ada 3 foto yang keluar di layar LCD itu sama dengan urutan duduk ketiga calon ketua OSIS dengan angka tepat di bawah foto tersebut. Kemungkinan angka tersebut merupakan jumlah vote yang mereka dapat.
Hideki Subaru, 154 suara.
Kyoka Sazanami, 458 Suara.
Ayane Sakamoto, 472 suara.
"Yang menjadi ketua OSIS untuk satu tahun kedepan adalah, Ayane Sakamoto."
Ketika kepala sekolah mengumumkannya secara resmi, lampu sorot mulai mengarah pada kak Sakamoto yang duduk di atas panggung. Tepuk tangan meriah kembali terdengar menggema ke seluruh ruangan auditorium.
Sementara itu kak Sakamoto terlihat terkejut dan terlihat menangis.
Dia melihat ke arah kak Sazanami yang berada di sebelahnya. Kak Sazanami berdiri dari posisi duduknya dan mulai menjulurkan tangan kanannya meminta jabat tangan. Setelah mereka berjabat tangan, aku melihat kak Sakamoto memeluk kak Sazanami di atas panggung sambil menangis.
Setelah itu, kak Sakamoto dilantik secara resmi oleh kepala sekolah sebagai ketua OSIS untuk satu tahun ke depan.
7-4
Setelah aku mengucapkan selamat kepada kak Sakamoto di belakang panggung, kami akhirnya mengambil tas di kelas dan langsung menuju ruangan OSIS.
Namun Kak Sakamoto langsung pergi dari belakang panggung setelah mendapatkan pesan dari Kaori Himeko. Namun sebelum pergi dia sempat meminta kami berdua untuk menunggunya di ruangan OSIS setelah ini. Ada sesuatu yang di ingin dia bicarakan, itulah yang dia katakan pada kami berdua.
Namun sebelum kami keruangan OSIS, Shiratsuki mengajakku ke sebuah tempat terlebih dahulu.
Kami berdua akhinya sampai di tempat yang dia ingin datangi, tempat itu adalah atap sekolah.
Jika tidak salah, tempat ini adalah tempat dimana kami berdua pertama kali bertemu. Saat itu aku tertidur disini, lalu bertemu dengannya saat terbangun. Dia menyandar padaku dan tertidur pulas di sampingku.
"Hei Kazama duduklah disampingku."
Ucap Shiratsuki yang terlihat sudah duduk dan menyandar ke tembok di belakangnya.
"Kau memanggilku dengan nama depanku?"
"Kita hanya berdua saja, tidak apa-apa kan?... Aku pernah bilang kau bisa memanggilku Michiru jika kita berdua saja. Aku belum pernah mendengar kau memanggilku seperti itu. Apa kau masih bingung dengan perasaanmu sendiri?"
"Huh, sebenarnya apa yang ingin kau bicarakan sampai-sampai membawaku kesini?"
Aku akhirnya mulai bergerak dan duduk di samping kanannya.
"Sebentar saja, aku ingin beristirahat sebentar saja."
Shiratsuki mulai menyenderkan tubuhnya pada tubuhku. Kakinya terbentang ke depan, dan kedua tangannya di letakan di atas tas miliknya. Dia mulai memejamkan mata, dan mencoba tertidur di sampingku.
Melihat itu aku mulai mencoba membangunkannya.
"Woy Shiratsuki?... Woy-- "
"Kau berisik Kazama. Aku sangat lelah."
"Kau terlihat sedikit pucat Shiratsuki, apa kau sedang sakit?"
Aku melihat sedikit keringat yang mengalir di wajahnya dan juga mukanya sedikit deman.
"Mungkin saja, jadi biarkan aku beristirahat sebentar saja di sampingmu."
"Jangan tidur disini, kau akan tambah parah."
"Tidak apa-apa, aku hanya perlu tidur sebentar. Aku sedikit kurang tidur tadi malam karena membaca lanjutan cerita novel yang belum sempat aku selesaikan sebelumnya."
"Kau?"
"Tidak ada pilihan lain kan, dalam beberapa hari terakhir ini kita sangat sibuk. Aku juga tidak punya waktu untuk membaca novel."
"Bukan berarti kau harus menyelesaikannya dalam semalam kan?... Kau hanya membuat dirimu menderita saja."
"Berisik, biarkan aku beristirahat sebentar. Aku bisa beristirahat dengan tenang sekarang karena semuanya berjalan dengan lancar."
"Huh, kau sungguh keras kepala. Bangunlah sebentar."
Aku mengangkat tubuh Shiratsuki yang berada bersandar pada tubuhku. Aku mulai membuka blazer yang ku pakai, lalu memakaikannya pada pundak Shiratsuki agar dia tidak kedinginan.
"Apa?"
Shiratsuki terkejut.
"Kenapa kau terkejut?... Aku hanya tidak ingin kau tambah sakit saja, jika kau sakit kau akan menyusahkanku nantinya. Cepatlah tidur, aku akan membangunkanmu nanti."
Shiratsuki perlahan mulai menyandarkannya tubuhnya kembali ke tubuhku.
"Hangat!!"
"Jangan mengeluarkan suara yang aneh."
Ucapku.
"Hei Kazama, kapan kau akan memanggilku Michiru?"
"Huh, kenapa kau bilang itu sekarang?"
Teriakku terkejut.
"Hubungan kita sudah cukup dekatkan, kenapa kau masih memanggilku dengan nama belakangku?... Aku ingin kau memanggilku Michiru."
"Jangan bodoh, hubungan kita tidak sedekat itu."
"Itu tidak susah kan. Aku ingin mendengar kau memanggilku Michiru sekali saja, bolehkan?"
"Huh?"
"Kau tidak banyak bicara dan membantu saat menyelesaikan masalah Kak sakamoto, dan saat acara pengenalan klub juga. Aku seperti harus bekerja sendiri."
"Mau gimana lagi, aku bukanlah orang mudah berbicara banyak di depan orang lain."
"Tapi kenapa kau banyak sekali berbicara saat bersamaku?"
"I-itu karena?"
Aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu.
"Alasannya?"
Ucap Shiratsuki dengan suara pelan.
"Ah baiklah, aku hanya perlu memanggilmu dengan nama depanmu kan. Baiklah aku akan melakukannya?
Aku mulai membalikan wajahku ke kanan agar tidak terlihat oleh Shiratsuki. Memanggilnya dengan nama depannya memang sangatlah sulit untukku, mungkin karena aku masih menganggap hubungan diantara kita masih belum sedekat itu.
Kita hanya baru bertemu 3 minggu yang lalu.
Saling memanggil nama depan, itu sedikit aneh bagiku.
"Mi-Mi—Michi—ru...Michi-ru. Kau sudah mendengarnya?"
Aku mengucapkan namanhya dengan patah-patah, tapi aku sudah mengucapkannya. Namun saat aku menengok ke arah Shiratsuki, aku melihat dia sudah tertidur bersandar padaku.
Itu membuatku sedikit kecewa dan malu karena usahaku memanggil nama depannya sia-sia.
Tapi melihatnya tertidur aku membuatku menjadi releks dan tenang juga. Mungkin karena semuanya sudah selesai dengan bahagia. Semua masalah kak Sakamoto sudah selesai, dan seluruh kegiatan OSIS sudah selesai dan akan mulai kembali.
Mungkin satu hal yang mengganjalku adalah hubunganku dengan Shiratsuki setelah ini.
Memikirkan itu membuatku teringat dengan kata-kata kak Sakamoto sebelumnya dalam pidato.
Membuat kenangan yang tidak akan kita lupakan bersama sama.
Apa aku akan memulai hal yang baru dan membuat kenangan yang tidak bisa di lupakan di masa SMA ini?
Mungkin jawabannya ada di dekatku.
Bersama dengan Shiratsuki Michiru, aku mungkin akan menemui kehidupan sekolah yang tidak biasa.
...Tidak seperti kehidupanku yang dulu.