Shinario ( Indonesia ): Jilid 2 Bab 2
Sebuahjanji kecil diantara kami berdua.2-1
"Kakak Cobalah?"
Setelah 1 jam menunggu dan kini waktu sudah memasuki jam makan siang, akhirnya kami aan mulai menyantap kare buatan Maria yang tersaji di atas meja tepat di depan kami. Namun yang pertama kali mencoba masakan Maria adalah bu Kirishima, karena dari awal dia membuat kare untuk bu Kirishima.
"Baiklah-baiklah Maria. Hmmm, menurutku ini akan menjadi masakan yang enak, aroma karenya cukup kuat dan kelihatan sangat lezat." Bu Kirishima mulai mengambil sendok di sisi piring yang sudah terisi oleh nasi yang di taburi kare buatan Maria. " Aku akan mencobanya ya?"
"Hmmmmm?"
Maria terlihat begitu tegang di samping bu Kirishima sambil menatapnya. Dia menunggu hasil dari penilaian bu Kirishima yang akan mencoba merasakan kare buatannya.
"Selamat makan."
Ucap bu Kirishima sebelum dia memasukan sendok berisi kare ke dalam mulutnya.
"Bagaimana Kakak?"
Tanya Maria.
Setelah bu Kirishima menelan makanannya, dia mulai melihat ke arah Maria sambil tersenyum.
"Kare ini sangat enak, tekstur daging dan kentangnya lebut. Rasa karenya juga kuat, manis dan sedikit pedas. Aku menyukainya."
"Really?"
"Yes."
Maria terlihat tersenyum kegirangan, dia begitu gembira saat bu Kirishima memuji dan mengusap bagian kepalanya.
"Kalau begitu aku akan mencicipinya. Selamat makan."
Ucap Yamato yang mulai mencoba mencicipi kare milik Maria, disusul dengan kami semua termasuk dengan Maria yang mencoba masakannya sendiri.
"Uahh enak sekali."
"Ini sangat enak."
Komentar Yamato dan Yukina setelah merasakan makanan yang di buat oleh Maria.
"Ini semua berkat Michi yang mengajariku, thank Michi."
Ujar Maria yang tersenyum pada Shiratsuki.
"Tidak, aku hanya memberitahukan resep dan tata caranya saja. Aku tidak menyentuh karenya sama sekali saat memasak tadi. Jadi Ini adalah kare buah kerja keras Maria sendiri."
"Michi, I love you."
Maria mulai memeluk Shiratsuki yang berada di samping kananku sambil tersenyum lebar.
"Maria, kau terlalu dekat. Cepat habiskan makanannya, jam makan siangnya akan segera habis."
Ucap Shiratsuki pada Maria yang memeluk tubuhnya.
Maria mulai melepaskan pelukannya dan kembali kesisi bu Kirishima.
Namun beberapa saat kemudian aku melihat pak Kimura mendekati meja makan kami.
"Wah sepertinya kalian sedang berpesta Kare. Dari aromanya saja, aku yakin karenya sangat enak."
Ucapnya sambil tersenyum pada kami.
Senyuman pak Kimura langsung di balas dengan cemberut wajah Maria. Seperti yang di ketahui sebelumnya bahwa Maria tidak menyukai pak Kimura, alasannya adalah karena bu Kirishima cukup dekat dengannya.
Maria sempat bilang pada kami bahwa mereka mungkin saja pacaran saat di ruang OSIS beberapa hari lalu.
Namun semuanya masih belum tentu benar karena sampai sekarang kami belum tau ada hubungan apa diantara pak Kimura dan bu Kirishima.
Apakah mereka pacaran atau hanya teman biasa?
Kami tidak bisa menebaknya karena mereka begitu tertutup. Meskipun sejak di dalam bus mereka cukup dekat, namun pembicaraan mereka hanya tentang program kepemimpinan ini. Tidak ada obrolan hal pribadi diantara mereka berdua. Kami bisa mendengarnya karena tempat duduk kami di bis tidak terlalu jauh.
Alasan kami saat ini mencoba mengetahui hubungan mereka berdua adalah karena Maria meminta bantuan pada kami.
Dia memohon pada kami untuk menyelidiki apakah mereka berdua pacaran atau tidak?
Maria bilang bahwa dia pernah menanyakannya pada bu Kirishima saat di rumah, namun bu Kirishima bilang tidak ada hubungan apa-apa dengan pak Kimura. Namun, Maria tetap tidak mempercayai perkataannya dan mencoba mencari tahu lebih dalam lagi antara hubungan mereka berdua, sampai akhirnya dia meminta bantuan pada kami.
Yukina, Yamato, Shiratsuki, kak Sakamoto, dan aku saat itu memang tidak begitu langsung menyetujuinya.
Namun, Maria tidak menyerah dan melakukan penyelidikannya sendirian.
Melihat hal itu akhirnya kami mencoba untuk membantunya.
Namun menurutku, cara tercepat untuk mengetahuinya adalah dengan cara bertanya langsung pada mereka berdua.
"Pak Kimura, apa kau mau mencobanya. Kare ini buatan Maria."
Ajak bu Kirishima.
"Hmmm, bolehkah aku bergabung?"
"Tentu saja boleh."
Jawab bu Kirishima.
Pak Kimura kini terlihat mulai duduk, tepat di samping Maria dan bu Kirishima. Suasana saat ini sedikit agak menegangkan karena Maria terlihat tidak senang. Maria terlihat sedikit terganggu karena pak Kimura memilih duduk di sampingnya. Mungkin Maria saat ini berpikir bahwa pak Kimura mencoba untuk dekat dengan bu Kirishima.
Setelah bergabung, Shiratsuki mulai memberikan makanan untuknya.
"Selamat makan."
Ucap pak Kimura saat mulai mencoba kare buatan Maria. Beberapa saat setelah dia mengunyah makanannya, dia terlihat tersenyum dan melihat ke arah Maria yang berada di sisinya.
"Hmmm ini sangat lezat. Kau sangat pintar memasak Maria."
Puji pak Kimura.
Maria terlihat menundukan kepalanya ke bawah dan wajahnya sedikit memerah. Perasaanya mungkin bercampur aduk kali ini, dia mungkin merasa senang karena makanannya di puji. Namun orang yang memujinya adalah orang yang tidak di sukainya.
"...Thank you."
Dia menjawabnya dengan suara yang sangat pelan.
"Ah benar juga, ibu ingin mengatakan sesuatu pada kalian. Untuk kegiatan setelah ini, kalian akan di bagi menjadi beberapa kelompok untuk menjaga setiap pos jaga. Ada 4 pos yang akan kalian jaga. Ibu akan menjaga pos 4 dam pak Kimura karena akan menjaga pos 3 karena tempat itu sedikit jauh. Sementara kalian akan menjaga pos 1 dan 2. Ibu akan memberikan petanya nanti."
"Aku ingin menjaga pos 4. Bolehkan Kakak?"
Maria terlihat mengangkat tangannya sambil melihat ke arah bu Kirishima di sampingnya.
"Maaf Maria, ibu sudah bersama dengan guru lainnya di pos 4."
"Ehhhh."
Maria terlihat kecewa mendapat jawaban dari bu Kirishima.
"Kalau begitu, bagaimana jika Maria menjaga pos 3 bersama dengan bapak?"
Ucap pak Kimura.
Ajakan dari pak Kimura sepertinya tidak akan membuat suasana hati Maria berubah. Aku tidak tau kenapa pak Kimura mengajukan hal itu, namun aku curiga bahwa dia juga mengetahui bahwa Maria memang tidak menyukainya.
Karena itulah dia mencoba mendekatinya.
Meskipun tidak secara langsung menolak ajakannya, ekspresi cemberut Maria menandakan bahwa dia tidak ingin pergi bersamanya.
"Bagaimana Maria?"
Tanya bu Kirishima.
"B-baiklah."
Jawab Maria dengan pelan.
Meskipun tidak menyukainya, Maria akhirnya menyetujui untuk menjaga pos 3 bersama dengan pak Kimura. Maria tidak bisa menolak ajakan itu karena dia tidak ingin mengecewakan bu Kirishima, jika dia menolaknya mungkin bu Kirishima akan mengetahui bahwa dia tidak begitu menyukai pak Kimura.
Maria tidak mau hal itu terjadi, karena itulah dia mengikuti perintahnya.
"Mohon kerja samanya Maria."
Ucap pak Kimura setelah Maria menyetujui ajakannya. Namun Maria hanya menjawab perkataan pak Kimura dengan sedikit mengangguk saja.
"Lalu untuk pos 1 dan 2, apa yang akan kalian lakukan?"
Tanya bu Kirishima padaku, Shiratsuki, Yukina, dan Yamato.
Sepertinya jawabanya sudah pasti bahwa kami harus membuat 2 kelompok berisi 2 orang.
Namun yang menjadi pertanyaanku saat ini adalah dengan siapa aku akan di pasangkan?
Apakah kita akan membuat sebuah undian untuk memutuskannya atau kita yang akan memilih sendiri pasangan kita?
Semua tergantung dari mereka bertiga karena aku hanya akan menunggu saja.
Namun beberapa saat setelah bu Kirishima bertanya pada kami berempat, tidak ada jawaban yang keluar dari salah satu dari kami. Tidak ada satupun dari kami yang berbicara.
Karena tidak ada jawaban, akhirnya bu Kirishima mulai berbicara kembali membuat keputusan.
"Kurasa ibu yang akan memilihnya. Karena kegiatan ini sedikit memakan waktu dan tempatnya agak jauh dari sini, ibu tidak akan membiarkan 1 kelompok berisi 2 orang wanita. Jadi Yuichiro akan bersama dengan Shiratsuki di pos 2, dan Yukina bersama dengan Yamato di pos 1. Kalian tidak keberatan kan?"
Tanya bu Kirishima.
"Aku tidak keberatan."
"Aku setuju."
"Tidak apa-apa."
Jawab Yukina, Yamato, dan Shiratsuki.
"Kalau begitu sudah di putuskan. Setelah kalian menyelesaikan makan siang dan membereskannya, temui ibu di pos guru. Ibu akan memberikan informasi mengenai tempat pos kalian mengerti. Mengerti?"
"Kami mengerti."
Jawab kami berempat bersamaan.
2-2
Setelah menyelesaikan makan siang dan membersihkan tempat makan kami, akhirnya kami pergi ke tempat para guru. Seperti yang di bilang oleh bu Kirishima sebelumnya, dia memberikan sebuah informasi mengenai pos yang akan kami jaga.
Sebuah peta di wilayah ini di berikan pada kami.
Setiap pos di beri tanda silang merah pada peta yang menandakan letak pasti pos yang akan kami jaga. Pos 1 berada di sebelah timur dekat dengan sungai yang sebelumnya aku dan Yukina datangi. Sementara pos 2 yang akan aku jaga bersama Shiratsuki berada sedikit jauh ke arah utara dari pos 1.
Selain memberikan peta lokasi, bu Kirishima pun memberikan sebuah informasi lainnya mengenai kegiatan yang akan kami lakukan di setiap pos.
Kegiatan kepemimpinan yang akan di lakukan ini akan membuat setiap peserta saling bekerja sama. Para peserta akan di bagi menjadi beberapa kelompok dan di berikan sebuah peta yang sama seperti yang kami dapat, namun dalam peta tersebut tidak terdapat tanda merah mengenai pos-pos yang sudah di bagi di beberapa lokasi.
Para peserta harus mencari ke 4 pos di wilayah yang ada di peta dan mengumpulkan 4 cap stempel.
Namun di setiap pos, para peserta tidak dengan mudah untuk mendapatkan cap stempel. Mereka harus berhasil menyelesaikan sebuah tantangan terlebih dahulu sebelum mendapatkan cap stempel, sebuah tantangan yang akan menguji kekompakan mereka dalam bekerja sama.
Setelah mendapatkan pengarahan dari para guru sebelumnya, akhirnya aku dan Shiratsuki sampai di sebuah tempat dimana pos ke 2 di tempatkan. Tempat ini cukup ramai karena berada di jalur pendakian untuk menuju ke bukit merah muda.
Sebuah meja dan 2 tempat duduk terlihat sudah di siapkan di sana dengan sebuah tanda bertuliskan pos 2 disana.
Meskipun tempat ini masih belum masuk ke bukit merah muda, namun beberapa bunga berwarna merah muda terlihat tumbuh di sisi jalan di tempat kami berada. Selain bunga, pepohonan yang tumbuh berjajar di jalan ini pun di penuhi oleh bunga yang bermekaran pada setiap dahannya meskipun warna putih.
Kelopak bunga itu terlihat berguguran dan memenuhi pemukaan jalan.
Tempat ini begitu indah dan sangat nyaman.
Tapi suasana di antara aku dan Shiratsuki masih belum berubah. Kami masih belum saling berbicara satu sama lain. Yang kami lakukan saat ini hanya duduk sambil melihat ke depan, menunggu kedatangan dari para peserta kelas 2.
Karena pos kedua adalah pos paling jauh, kemungkinan besar para peserta akan sedikit memerlukan waktu untuk menemukan pos ini. Di tambah tidak ada aturan yang mengharuskan peserta agar mendapat stempel secara beraturan, karena itu kemungkinan besar para peserta menuju pos lain terlebih dahulu sangat besar.
Shiratsuki yang berada di sampingku masih terlihat focus membaca novelnya, sementara aku sesekali melirik ke arahnya sambil memikirkan apa yang dikatakan sebelumnya.
Alasan dia cemburu padaku.
Namun cemburu karena apa?
Hal itu masih mengganjal pikiranku saat ini.
Shiratsuki terlihat mulai menutup buku novelnya. Dia mulai berdiri dari tempat duduknya dan terlihat mulai mendekati jajaran bunga berwarna merah muda yang ada di sekitar area ini. Sambil membawa handphonenya, dia terlihat mulai mengambil beberapa gambar dari bunga-bunga tersebut.
Sesekali dia memegangm kelopak bunganya dan mencium aroma bunga tersebut. Selain itu, dia juga sempat mepotret bunga putih yang tumbuh mekar di atas pohon di jalan ini.
Namun pandanganku kini terfocus padanya.
Aku melihat sebuah senyuman yang begitu tulus dari wajahnya, dipenuh kebahagiaan. Aku merasa bahwa dia sangat menyukai tempat ini. Bahkan kali ini, aku melihat Shiratsuki menatap jauh kearah jalan menuju bukit merah muda di atas sana.
Apakah dia ingin pergi kesana?
"... Hei Shiratsuki."
Ucapku memanggilnya ketika melihatnya terdiam sejenak.
Dia berbalik melihat kearahku.
"...Apa?"
"Kenapa kau membawa handphone?... Bukankah kita mengumpulkannya."
"Aku memintanya pada bu Kirishima tadi siang. Karena kita panitia, tentu saja aturannya berbeda dengan peserta."
Dia berbicara sambil berjalan ke tempat duduknya kembali dengan tenang.
"Ah begitu."
Beberapa saat kemudian keadaan di antara kami kembali seperti semula lagi, tidak ada pembicaraan kami lakukan. Hanya diam dan menunggu.
Aku tidak tau keadaan seperti akan berjalan berapa lama, namun ini sedikit menggangguku. Entah kenapa, aku ingin sekali permasalahan di antara kami segera selesai.
"Apa hanya itu yang ingin kau bicarakan?" Tiba-tiba Shiratsuki mulai berbicara padaku. "... Jujur, aku tidak menyukai suasana yang terjalin di antara kita saat ini. Jadi jika ada yang mengganjal di pikiranmu, katakanlah."
Shirasuki seperti memberi sebuah celah, apakah itu artinya dia akan segera mengatakan padaku alasan kenapa dia begitu dingin padaku akhir-akhir ini.
"... Kalau begitu pertanyaanku sama seperti sebelumnya. Kenapa sikapmu berubah padaku?"
"Karena aku benci dengan orang yang tidak peka."
Jawaban yang sama keluar dari mulut Shiratsuki.
"Kalau begitu beritahu aku, apa yang kulewatkan?"
"Baiklah aku akan menjawabnya, kau membuatku kesal. Aku bilang untuk mencarinya sendiri. Tapi aku akan menjawabnya setelah kau berjanji padaku."
"Janji?"
"Ya, kau harus berjanji padaku satu hal. Kau harus mengabulkan 1 permintaanku."
"Apa itu?."
"Aku tidak akan mengatakannya, namun kau harus berjanji akan mengabulkan 1 permintaan itu nanti. Kapanpun aku menagih janji itu, kau harus menepatinya. Berjanji padaku?"
Ucap Shiratsuki sambil menatapku dengan serius saat ini.
Kini aku terdiam sejenak dan berpikir. Aku tidak bisa dengan mudah berjanji untuk mengabulkan permintaan dari Shiratsuki.
Namun akhirnya aku menyetujuinya, alasannya adalah karena aku ingin tau apa yang menjadi kesalahanku. Lebih tepatnya, apa yang menjadi penyebab dari perubahan sikap Shiratsuki padaku.
"Baiklah, aku berjanji."
Ucapku.
Beberapa saat kemudian, dia mengangkat tangan kanannya. Dia memberikan jari kelingkingnya padaku, dia bermaksud menyegel perjanjian dengan cara mengaitkan kedua jari kelingking kami pertanda bahwa perjanjian tidak boleh diingkari.
Meskipun hal seperti ini kekanak-kanakan, Shiratsuki ingin melakukannya agar aku tidak akan mengingkari janji yang kita buat saat ini.
Perlahan aku mulai mengangkat tangan kananku dan mendekatkan jari kelingkingku pada jarinya. Akhirnya kedua jari kelingking kami saling terikat satu sama lain. Ketika ini terjadi, kini Shiratsuki terlihat mulai tersenyum padaku.
Tatapan dan sifatnya mulai berubah lagi seperti semula.
"Aku kira kau tidak akan melakukan hal seperti ini."
Ucap Shiratsuki sambil ternsenyum padaku.
"... S-sekarang kau harus mengatakan alasannya. Kenapa kau menyebutku tidak peka?"
Tanyaku sambil menarik tanganku.
"Cluenya adalah cinta."
"Cinta?"
"Aku bilang saat ini aku sedang cemburu padamu. Aku tidak marah, dan kau tidak melakukan kesalahan padaku. Ini hanya emosi yang keluar dari rasa cemburuku padamu. Apa kau sudah mengerti sekarang?"
Dia cemburu dan clue nya adalah cinta.
Apa maksudnya itu?
Yang muncul dalam pikiranku saat ini hanya, ada seseorang menyukai diriku. Karena itulah Shiratsuki saat ini cemburu padaku. Hanya itu alasan yang bisa aku temukan ketika mendengar perkataannya.
Tapi apakah benar ada seseorang yang menyukaiku saat ini?
Jika benar, siapa dia?
Aku harus memastikannya bahwa tebakanku benar kali ini.
"Apakah ada seseorang yang menyukaiku?"
Tanyaku pada Shiratsuki.
"Ya itu yang aku rasakan saat ini, aku merasa dia menyukaimu."
"Dia, siapa maksudmu?"
"Coba tebak?... Dia sangat dekat dengan kita saat ini."
Ucap Shiratsuki.
Aku mulai berpikir saat ini, seseorang yang dekat denganku.
Hanya ada 3 wanita yang berada di lingkungan OSIS selain Shiratsuki. Hanya kak Sakamoto, Yukina, dan Maria saja yang menurutku berada sangat dekat saat ini karena kita berada di kelompok yang sama.
Aku tidak begitu banyak berbicara dengan wanita lain beberapa waktu terakhir, bahkan aku juga tidak begitu banyak berbicara dengan perempuan di kelasku meskipun kami sering bertemu tiap hari.
Jika melihat kondisi saat ini, hanya ada 1 kemungkinan saat ini.
Tapi apakah benar dia orangnya?
Jika memang benar, maka keadaan saat ini akan sangat merepotkan.
"... Apakah kau tau siapa dia?"
Tanya Shiratsuki kembali padaku, sepertinya dia sudah mengetahui bahwa saat ini aku sudah mempunyai jawabannya.
"A-apakah Yukina?"
Tanyaku pada Shiratsuki.
"Benar, aku rasa dia menyukaimu."
Jawab Shiratsuki.
Jadi tebakanku benar bahwa orang yang di katakan Shiratsuki menyukaiku adalah Yukina.
Kak Sakamoto dan Maria tidak mungkin menjadi orang yang menyukaiku. Ada banyak alasan yang bisa membuktikannya.
Kak Sakamoto bukan orang itu karena Shiratsuki tidak memiliki perubahan dalam sikapnya ketika kita masih bertiga di OSIS. Shiratsuki mulai berubah sikapnya ketika anggota OSIS mulai kedatangan Maria, Yamato, dan Yukina.
Maria tidak mungkin menyukaiku karena dia lebih focus mengenai hubungan antara bu Kirishima dan pak Kimura.
Itu artinya hanya tinggal Kanae Yukina saja.
Jika memang benar Yukina menyukaiku, itu artinya ada kemungkinan alasan dia bergabung dengan OSIS adalah karena aku.
Apakah Shiratsuki juga berpikir seperti itu?
Jika benar maka Yukina tentu tidak ingin mengatakannya pada siapapun tentang alasannya, termasuk pada Yamato. Tentu saja alasan seperti ini tidak mungkin di beritahukan oleh seorang wanita pada orang lain.
Tapi apakah benar alasannya Yukina adalah karena aku?
Mungkin saja ada alasan lainnya juga.
Tapi jika melihat tingkah Yukina sebelumnya, aku kini sedikit mulai percaya dengan apa yang Shiratsuki katakan.
Keadaan ini membuatku sedikit bingung.
Jika Yamato mengetahui ini, apa yang akan terjadi selanjutnya?
"Sekarang kau sudah tau, lalu apa yang akan kau lakukan selanjutnya?"
Tanya Shiratsuki.
Aku tidak bisa menjawabnya karena keadaan saat ini membuatku bingung.
Aku tidak tau apa yang harus aku perbuat jika keadaannya memang seperti itu.
2-3
Waktu sudah menunjukan pukul 10:00 malam saat ini.
Aku dan Shiratsuki kembali kearea berkumpul di tempat sebelumnya dekat penginapan sekitar jam 5 sore. Setelah kembali, seluruh panitia dan beberapa orang mulai melakukan persiapan untuk kegiatan malam hari ini.
Beberapa panitia dibantu dengan peserta pelatihan kepemimpinan terutama siswa wanita mulai memasak untuk makan malam, sementara beberapa siswa pria melakukan persiapan lain. Sebagian ada yang bantu-bantu di dapur bersama para wanita, sementara sebagian pria mengerjarkan pekerjaan lainnya seperti menyusun kayu untuk kegiatan api unggun malam nanti, menyiapkan kembang api, membersihkan area sekitar, dan lain-lainnya.
Setelah makan malam, akhirnya semua melakukan penutupan acara dengan menyerahkan beberapa angket yang harus diisi tiap kelompok peserta. Sebagai penutup acara pelatihan, akhirnya semua berada di area luar dimana tumpukan kayu mulai dinyalakan dan beberapa siswa mulai melakukan tarian di samping api unggun yang menyala. Ada pula yang membawa alat musik dan bernyanyi di samping api unggun.
Setelah melalui hari yang panjang, acara puncak memang diadakan untuk membuat para peserta menjadi lebih rileks dan tenang.
Semua acara berakhir beberapa saat lalu, semua orang mulai membereskan kembali semuanya. Setelah selesai, seluruh siswa diwajibkan untuk masuk ke dalam penginapan untuk beristirahat untuk mempersiapkan perjalanan pulang esok hari.
Meskipun begitu, panitia dan guru pun tidak melarang para pesertanya untuk beristirahat lebih cepat. Mereka diperbolehkan keluar asalkan tidak boleh jauh-jauh dari area penginapan. Untuk mencegah ada yang keluar terlalu jauh, panitia dan guru sudah membuat penjagaan di beberapa titik di sekitar area penginapan.
Aku, Shiratsuki, Yukina, Maria, dan Yamato yang merupakan panitia, akhirnya diberi tugas oleh bu Kirishima untuk berjaga disekitar area penginapan.
Udara yang malam yang cukup dingin membuat semua orang berada didekat dengan area api unggun sebelumnya saat ini saat berjaga. Karena serbuk kayu masih panas, hawa panasnya masih dapat menghangatkan tubuh semua orang yang berjarak kurang lebih 10 meter dari tempat itu.
Tiba-tiba suara bu Kirishima terdengar memanggil mereka dari arah belakang.
"Maaf menunggu."
Bu Kirishima terlihat membawa beberapa gelas minuman hangat di atas nampan yang dia bawa di kedua tangannya.
"Kakak, apa itu?"
Tanya Maria sambil mendekati bu Kirishima.
"Coklat panas, aku membawakan ini untuk kalian. Silahkan ambil."
"Thank you, kakak."
Maria terlihat memeluk bu Kirishima sambil mengucapkan terima kasih.
"Maria hentikan, ini bisa terjatuh."
"Sorry."
"Biar aku bantu bu Kirishima."
Yukina yang berada tepat di depan bu Kirishima mulai berdiri dan mengambil nampan minuman di tangannya. Dia mulai membagikan gelas berisi coklat panas padaku, Shiratsuki, dan Yamato. Bu Kirishima akhirnya ikut duduk bersama dengan kami dan duduk disamping tempat duduk Maria sebelumnya.
Dia mulai berbicara kembali setelah berada di tengah-tengah kami semua.
"Maafkan ibu ya, kalian harus membantu sampai larut malam seperti ini. Kalian pasti lelah kan?"
"Tidak kakak, Maria sangat menikmati perjalanan ini." Jawab Maria secara langsung di dekat bu Kirishima. "... Saat berada di London, aku belum pernah melakukan hal seperti ini."
"Karena pelajaran di Inggris dan disini memang berbeda, tidak ada kegiatan seperti ini disana. Tapi saat itu kita pergi ke perkemahan musim panas bersama kan Maria. Apa kau ingat?"
"Ya, saat itu aku, kakak, dan Irene menunggangi sebuah kuda bersama-sama disana."
Irene Lauren adalah nama kakak dari Maria yang berada di London dan merupakan teman dekat bu Kirishima saat melanjutkan kuliah di Inggris beberapa tahun lalu.
Setelah beberapa menit kemudian, kami akhirnya mendengarkan cerita kebersamaan bu Kirishima dan Maria ketika mereka berada London. Bu Kirishima menceritakan bagaimana dia bisa pergi ke London dan bagaimana cara mereka berdua bertemu.
Cerita itu cukup panjang, kami semua hanya bisa mendengarkannya saja di bawah langit malam itu.
Suasana disekitar kami terasa sangat hangat dan waktupun tidak terasa berjalan lebih cepat.
Bahkan ketika bu Kirishima sedang di tengah-tengah ceritanya, tiba-tiba kak Sakamoto pun mulai bergabung dengan kami.
"... Pak kimura dan Kak Sakamoto?"
Teriak Yamato melihat dari kejauhan sosok Kak Sakamoto yang berjalan mendekati mereka.
"Sakamoto, apa semua peserta ada di dalam penginapan?"
Tanya Bu Kirishima pada kak Sakamoto dan pak Kimura saat mereka mendekati tempat dimana kami berkumpul saat ini berkumpul.
"Kami sudah mengeceknya. Tidak ada yang meninggalkan gedung penginapan sampai saat ini, mereka langsung beristirahat. Hanya anggota dari Klub Astronomi saja yang meninggalkan area penginapan menuju bukit untuk melakukan kegiatannya."
Wajah cemberut Maria terlihat kembali terlihat setelah melihat pak Kimura datang bersama kak Sakamoto.
Pak Kimura pun sepertinya mengetahui bahwa Maria tidak begitu menyukainya, namun dia terlihat tetap tenang dan tersenyum kepada Maria.
"Apa aku mengganggu kalian."
"Tidak-tidak, aku sedang menceritakan pengalaman ku saat berada di London saat ini. silahkan duduk pak Kimura, apa kamu ingin bergabung?."
Ajak bu Kirishima.
"... Tidak, usah. Aku akan bergabung bersama dengan para guru disana sambil memeriksa angket yang para peserta isi tadi."
Setelah mengatakan itu, pak Kimura mulai meninggalkan area ini. Namun tiba-tiba bu Kirishima terlihat berdiri dari tempat duduknya dan mengehentikan pak Kimura.
"Tunggu pak Kimura, aku ikut."
"Tidak usah, bu Kirishima seharusnya bersama dengan anak-anak saja disini."
"Aku juga akan membantu memeriksa angket-angket disana. Selain itu, aku juga ingin memberikan minuman hangat pada guru lainnya. Bisakah kau membantuku membawakannya?."
Mendengar itu, Maria kini terlihat menatap tajam pada pak Kimura.
Mengetahui itu, pak Kimura hanya bisa tersenyum saat ini tanpa bisa berbuat apa-apa. Dia tidak bisa menolak bu Kirishima, namun dia pun merasa tidak enak dengan Maria saat ini yang terlihat marah padanya.
"... Maaf anak-anak ibu pergi dulu ya." Ucap bu Kirishima. Dia melihat kearah kak Sakamoto dan kembali melanjutkan perkataannya. "Terima kasih untuk sebelumnya."
"Tidak apa-apa bu Kirishima."
"Kakak bolehkah Maria ikut?"
Maria berdiri dari tempat duduknya.
"...Maaf Maria, kau tidak boleh ikut kali ini. Ibu harus memeriksa angket peserta pelatihan dan berjaga semalaman."
"Tapi—"
"Kalian harus beristirahat juga. Tugas kalian hanya sampai jam 12 saja, setelah itu kalian harus beristirahat untuk perjalanan pulang besok." Ucap Bu Kirishima sambil memegang pundak Maria di depannya. Beberapa saat kemudian dia melihat kearah kak Sakamoto kembali. "... Maaf Sakamoto, bisakah berjaga bersama dengan mereka. Kalian harus kembali dan beristirahat setelah jam 12 malam ya."
"Baiklah bu Kirishima."
Jawab Kak Sakamoto.
"... Aku mengandalkanmu, ketua OSIS."
Setelah mengatak itu, Bu Kirishima dan pak Kimura akhirnya meninggalkan area ini menuju ke pos penjagaan dimana guru-guru lainnya berada untuk memberikan minuman hangat serta memeriksa angket yang dikumpulkan sebelumya.
Sementara itu suasana hati Maria kini sedikit murung setelah ditinggalkan bu Kirishima.
Ekspresinya ini sama seperti sore tadi setelah dia kembali dari pos penjagaan bersama dengan pak Kimura.
Dia harus menjalani hari-hari dengan orang yang dia tidak sukai, itu memang sangat berat.
"Ahhh menyebalkan sekali dia."
Maria terlihat berteriak dengan wajah cemberutnya. "Dia" yang dimaksud Maria tentu saja adalah pak Kimura.
"Tenanglah Maria."
Kak Sakamoto mencoba menenangkan Maria.
"Apa kalian lihat itu?... Kini aku yakin dia menyukai Kakak. Dia terus mencoba mendekatinya. Jika dibiarkan dia akan berduan bersama Kakak semalaman. Aku tidak bisa membiarkannya,aku akan ke tempat kakak."
Tidak bisa menahannya, Maria terlihat berdiri dari tempat duduknya dan berjalan meninggalkan area ini.
"Tunggu Maria."
Teriak kak Sakamoto sambil memegang tangan Maria.
"Lepaskan kak Sakamoto."
"Kau tidak boleh pergi, nanti kau akan mengganggunya."
"Tapi?"
"Bu Kirishima punya pekerjaan lain yang harus dia kerjakan juga saat ini. Dia pun seharian bekerja dan pasti merasa lelah. Jika kau mengganggunya, dia juga akan kesusahan. Jadi aku rasa kau tidak boleh mengganggunya sekarang Maria."
Mendengar perkataan itu, Maria mulai mengurungkan niatnya dan kembali duduk di samping kak Sakamoto. Meskipun aku yakin dia masih ingin pergi, tapi dia juga tidak ingin membuat bu Kirishima kesusahan dengan tingkahnya.
Dia mengetahui itu, karena itulah dia tidak pergi.
"... Bolehkah aku bertanya padamu Maria, kenapa kau tidak setuju bu Kirishima dekat-dekat dengan pak Kimura?"
Kak Sakamoto mulai bertanya pada Maria setelah dia duduk kembali.
"Tentu saja tidak boleh dengan pak Kimura."
Jawab Maria dengan cepat.
"Kenapa?"
"Why?... Tentu saja karena dia tidak cocok dengan Kakak. Dia terlalu mencolok."
"Mencolok?"
Semuanya terlihat kebingungan dengan apa yang dikatakan oleh Maria.
"Aku mengerti apa yang dirasakan Maria."
Tiba-tiba Shiratsuki mulai berbicara.
"Michi apa kamu mengerti?"
"Pak Kimura tampan, muda, dan menjadi idola di sekolah. Banyak siswi perempuan yang mencoba mendekatinya disekolah, benarkan?"
"Playboy."
Ucapan Maria begitu mengejutkan.
"Ehh Maria, kau tidak boleh bilang begitu pada pak Kimura."
Kak Sakamoto yang terkejut terlihat mencoba menenangkan Maria.
"Kenapa?"
"Kenapa?... Itu tidak baik, kau tidak boleh berkata seperti itu pada seorang pria. Jika pak Kimura mendengarnya dia merasa terganggu. "
"Aku melihatnya beberapa kali. Saat disekolah, dia sering berbicara dengan para siswi perempuan lainnya bahkan sangat dekat. Dia tidak memperdulikannya, dan malah tersenyum saja. Jika dia bukan Playboy, harusnya dia mencoba menjaga jarak dengan perempuan lain. Tapi pun dia saling mengobrol dengan siswi lainnya tanpa memperdulikanku yang berada bersamanya. Bukankah itu sudah membuktikan semuanya?... Aku yakin kelakuannya pun sama di luar sekolah dan mempunyai banyak teman dekat wanita. Karena itulah aku tidak menyukai dia dekat-dekat dengan kakak."
"Itu mungkin hanya pendapatmu saja Maria."
Ucap Yukina beberapa saat kemudian.
"Kalau begitu, bagaimana pendapat kalian tentang dia?"
Tiba-tiba melontarkan pertanyaan mengenai pendapat kami tentang pak Kimura. Pertanyaan itu membuat semuanya terdiam. Tentu saja pertanyaan itu cukup sulit karena kami semua tidak tau jelas Pak Kimura.
Tapi tentu saja jika melihat sikapnya selama ini saat disekolah, semua orang tau bahwa pak Kimura adalah seorang guru yang ramah, baik, dan murah senyum. Perkataan Shiratsuki mengenai pak Kimura memang tidak salah bahwa pak Kimura banyak didekati siswi di sekolah dan terkenal.
Selain karena dia masih muda, pak Kimura pun terbilang pria yang cukup tampan membuat dirinya disukai oleh siswa perempuan. Begitu juga dengan bu Kirishima yang terbilang punya wajah cantik, dia juga sangat dikagumi dan disukai oleh siswa laki-laki.
Namun pertanyaan Maria begitu sensitif saat ini, mereka takut untuk menilai seseorang yang belum mereka kenal.
"Bagaimana kak Sakamoto?... Dia sudah masuk tahun lalu kan, jadi kakak sudah kenal dia kan waktu itu. Jadi bagaimana pendapat kak Sakamoto?"
Kini Maria bertanya pada kak Sakamoto yang ada di sampingnya, namun terlihat kak Sakamoto sedikit gelisah kali ini. Dia terlihat bingung untuk menjawab pertanyaan dari Maria.
"... Ehhh, jika kamu bertanya seperti itu. Ah benar sekali, apa kalian ingin ikut denganku untuk melihat langit malam bersama dengan klub Astronomy?... Mereka ada dibukit sana, bagaimana kalau kita pergi kesana."
Tiba-tiba kak Sakamoto mengalihkan pertanyaan dari Maria dengan pembicaraan yang lain. Dia mencoba menghindari pertanyaan itu dan mengajak kami untuk pergi ke tempat lain.
"Kak Sakamoto?"
Maria terlihat cemberut dan marah.
Kak Sakamoto yang kewalahan mulai tersenyum sedikit kepada kami semua, seperti memberikan sebuah sinyal bantuan.
"Aku ingin melihatnya. Kak Orihime sempat mengajakku tadi pagi untuk melihat bintang-bintang malam ini."
Ucap Shiratsuki sambil berdiri dari tempat duduknya.
Aku tidak tau itu adalah sebuah alasan atau memang benar, tapi berkat Shiratsuki pembicaraan dapat dialihkan. Dengan cepat Yukina dan Yamato pun mensupport Shiratsuki yang sudah membuka jalan untuk mereka.
"Aku ingin melihatnya."
"Aku juga."
Ucap Yukina dan Yamato secara bersamaan.
"Apa kamu mau ikut Maria?... Ayo kita pergi bersama-sama."
Ajak Yukina sambil menggenggam tangannya.
"Tapi?"
Terlihat Yukina mendekatkan mulutnya pada telinga Maria seperti membisikan sesuatu. Beberapa saat kemudian setelah itu, sebuah senyuman kecil terlihat dari wajahnya Maria.
"Really?" Ucap Maria pada Yukina yang kini sedikit menganggukan kepalanya. Yukina dan Maria terlihat saling bertukar jari kelingking, melihat itu aku yakin mereka membuat sebuah perjian.
Apa itu?
..... Aku tidak tau pasti.
Tapi berkat itu suasana kita berhasil mengalihkan Maria dari tujuannya.
"Okay. Let's Go kak Sakamoto."
Maria memegang tangan kak Sakamoto dan mengajaknya pergi ke arah bukit.
"O-oh ayo."
Kak Sakamoto yang di tarik oleh Maria terlihat membalikan wajahnya pada Yukina, mulutnya mulai bergerak mengucapkan sesuatu tanpa suara. Namun kami dengan mudah menyadari perkataannya itu dari gerak mulutnya. Dia bilang "Terima kasih" ke arah kami.
Akhirnya kami mulai berjalan mengikuti Maria dan kak Sakamoto yang telah berjalan terlebih dahulu meninggalkan kami.