Shinario ( Indonesia ): Jilid 1 Bab 4
KakSakamoto seorang pekerja keras, tapi itulah kesalahan terbesarnya.4-1
Keesokan harinya tepat setelah bel tanda istirahat berbunyi, bu Kirishima memanggil kami berdua. Dia menunggu kami tepat di depan pintu keluar dan membawa kami berjalan kearah wilayah gedung OSIS dan klub.
Aku tentu saja tidak mengetahui alasan kenapa bu Kirishima menyuruh kami berdua untuk mengikutinya.
Tapi tidak seperti biasanya, kami kini berjalan menyurusi lorong di lantai satu area gedung itu. Itu artinya bu Kirishima tidak mengajak kita menuju ke ruang OSIS, bahkah saat kami berada di depan ruang guru bu Kirishima tidak berhenti dan terus berjalan.
Ketika aku mulai bingung dan penuh pertanyaan karena bu Kirishima tidak bilang apa-apa pada kami, akhirnya Shiratsuki mulai berbicara.
"Bu Kirishima, sebenarnya kita sedang kemana?"
"Sebentar lagi kalian akan mengetahuinya." Setelah sekitar 10 langkah kemudian dia berhenti. "Kita sudah sampai."
Kami berhenti tepat di depan sebuah ruangan dengan plat yang bertuliskan " UKS ".
Kenapa bu Kirishima mengajak kami berdua ke tempat seperti ini?
Tentu saja pertanyaan itu langsung keluar dari benakku, karena tentu saja aku tidak mengerti sama sekali. UKS adalah tempat ketika seorang murid ataupun guru memiliki masalah kesehatan. Tapi saat ini tidak ada satupun alasan untuk aku dan Shiratsuki berada disini, tapi anehnya bu Kirishima mengajak kami ke tempat ini.
Ada apa sebenarnya?
Apa ada seseorang yang kami kenal berada didalam sana?
"Bu Kirishima, apakah kak Sakamoto ada didalam?"
Ucap Shiratsuki bertanya pada bu Kirishima.
Aku sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Shiratsuki. Kenapa dia bisa bertanya seperti itu pada Bu Kirishima.
"Kenapa kamu tau Shiratsuki, ibu bahkan belum mengatakan apa-apa?"
"Hanya tebakanku saja, itu artinya benarkan?"
"Ya, Sakamoto berada di dalam."
"Eh, Apa yang terjadi?"
Tanyaku yang kini masih dalam keadaan terkejut dengan apa yang sedang terjadi sekarang dengan keadaan kak Sakmoto. Jika dia ada di dalam ruangan UKS, itu artinya ada sesuatu yang terjadi dengan kak Sakamoto sekarang ini.
"Dia pingsan dan tubuhnya sedikit demam saat pelajaran ke-3 1 jam yang lalu. Sepertinya dia kelelahan karena kerja terlalu keras, akibatnya daya tahan tubuhnya berkurang."
"Bekerja terlalu keras?"
"Ya seperti itulah. Apa kalian tidak menyadarinya?
Tanya bu Kirishima.
"Apa maksud ibu?"
"Aku sudah tau akan terjadi seperti ini."
Ucap Shiratsuki.
"Kau mengetahuinya?"
Tanyaku.
"Tentu saja, coba kau pikir, siapa yang mengerjakan poster untuk di temple di papan pengumuman waktu itu?... lalu siapa yang membuat formulir pendaftaran kemarin?... kita tidak membantunya sama sekali kan. Kak Sakamoto adalah orang yang mengerjakan itu sendirian. Bahkan aku yakin dia juga telah bekerja sendirian untuk semua keperluan rapat hari ini. Kemarin malam dia menyuruh kita pulang lebih awal, tapi dia sendiri mungkin mengerjakan pekerjaan lainya sendirian."
Mendengar penjelasanya, aku diam dan mulai mengerti.
Aku memang tau bahwa kak Sakamoto adalah orang yang pekerja keras, tapi kali ini aku mulai mengerti bahwa kak Sakamoto terlalu pemaksa. Mungkin Shiratsuki sudah mengetahuinya sejak pertama kali bertemu, namun dia tetap diam.
Seperti katanya kemarin, dia ingin kak Sakamoto lebih jujur.
Itu artinya Shiratsuki menunggu kak Sakamoto untuk meminta tolong padanya.
Selama ini aku memang merasa bahwa pekerjaan yang kita lakukan hanya hal-hal kecil saja, menempel poster dan membagikan formulir pendaftaran. Kami belum melakukan pekerjaan besar selayaknya seorang anggota OSIS. Banyak sekali seharusnya yang bisa kita lakukan meskipun baru 2 hari, contohnya saja adalah harus datang ke sekolah lebih awal untuk melakukan pengecekan terhadap kedisiplinan siswa. Setiap paginya, aku selalu melihat kak Sakmoto berdiri di depan gerbang mengecek seluruh siswa yang melakukan pelanggaran kedisiplinan.
Tugas itu seharusnya dilakukan juga oleh aku dan Shiratsuki.
Tapi kak Sakamoto tidak pernah memberikan tugas itu, tidak pernah menyuruh kami datang lebih awal dan membantunya mengecek seluruh siswa yang melakukan pelanggaran.
Dia hanya mengucapkan selamat pagi padaku saat berpapasan di gerbang.
Dia seperti bekerja sendirian.
Dia tidak berani memberikan tugas berat pada kami.
"Jadi kamu sudah menyadarinya Shiratsuki?... Meskipun ibu sudah mengatakan padanya agar jangan berkerja terlalu keras, bahkan setelah kalian berdua bergabung, dia tetap berkerja terlalu keras sendirian. Apa yang ibu takutkan akhirnya terjadi juga."
Jadi bu Kirishima pun sudah mengetahui bahwa kak Sakomoto terlalu memaksakan diri dalam bekerja menjadi OSIS.
Itu artinya, bu Kirishima juga memang sengaja memasukan kami berdua untuk mencegah kak Sakamoto agar tidak terlalu memaksakan diri dan terjadi hal seperti ini.
Apa yang aku pikirkan sekarang adalah, apakah kak Sazanami mengetahui ini semua?
Jika memang kak Sazanami mengetahuinya, dia memang sengaja ingin mengambil jabatan OSIS agar kak Sakamoto tidak terbebani pekerjaan yang berat. Melihat sifatnya, kemungkinan besar kak Sakamoto akan melakukan hal yang sama, dia hanya akan memberikan tugas-tugas kecil pada kak Sazanami dan mengerjakan semua pekerjaan lainnya sendirian.
Jika kak Sazanami menjadi ketua OSIS, kak Sakamoto tidak akan bekerja terlalu keras seperti sekarang ini. Kak Sazanami mempunyai kemampuan seorang pemimpin, dia bisa mengatur semua perkerjaan OSIS dan memberikan pekerjaan keseluruh anggota lainnya.
Kak Sazanami kemarin bilang bahwa dia ingin mengambil jabatan ketua OSIS karena demi kebaikan kak Sakamoto sendiri.
Itu artinya dia juga mengetahui semua ini akan terjadi.
Beberapa saat kemudian, seseorang mulai menggeser pintu ruangan UKS dari dalam. Ketika pintu terbuka, seorang pria yang berdiri disana mulai berbicara.
"Maaf, bisakah kalian jangan terlalu berisik."
Pria itu mulai melangkah keluar dan menutup kembali pintunya.
Pria itu memakai kacamata dan jas putih panjang itu terlihat masih muda, mungkin seumuran dengan ibu Kirishima. Sebuah stetoskop terlihat menggantung di lehernya yang menandakan bahwa dia adalah seorang dokter, dan mungkin juga dia adalah guru di sekolah ini.
Ini adalah kali pertama aku bertemu dengannya, karena itulah aku tidak bergitu mengenal siapa dia sebenarnya.
"Bagaimana keadaannya?"
Tanya bu Kirishima pada pria itu.
"Tidak perlu khawatir, aku sudah memberinya obat penurun panas. Yang hanya perlu dilakukanya sekarang adalah istirahat saja, aku yakin dalam 2 hari dia akan kembali seperti semula."
"Syukurlah kalau begitu."
"Pak—?"
Shiratsuki mulai berbicara.
"Hmmm, kalian berdua?.. Ah maaf aku belum mengenalkan diri, kalian berada di tingkat pertama kan. Namaku Suichi, Suichi Kimura."
"Michiru Shiratsuki."
"Kazama Yuichiro."
"Mereka berdua adalah anggota OSIS."
Ucap Ibu Kirishima.
"Ahh, apa kalian kesini karena ingin melihat keadaan Sakamoto. Tapi untuk sekarang aku harus melarang kalian untuk menemuinya, saat ini dia sedang istirahat dan tidak boleh di ganggu."
"Jadi begitu, maaf menggangu pak Kimura. Kalau begitu kita sebaiknya pergi dari sini." Ucap Shiratsuki. "Bu Kirishima, ada yang ingin saya katakan. Bisakah kita bicara di tempat lain?"
"Baiklah."
Shiratsuki mulai berbalik dan berjalan meninggalkan area UKS, aku mulai mengikutinya.
"Pak Kimura, tolong jaga Sakamoto. Nanti aku akan kembali."
"Baiklah bu Kirishima."
Setelah itu bu Kirishima mengikuti kami berdua di belakang.
-║-
Kami tiba di ruang OSIS.
Setibanya di ruangan itu, aku sempat melihat beberapa tumpuk buku yang berada di meja bagian tengah. Aku mengambil salah satu buku dan melihat isinya. Buku tersebut berisi kumpulan nama-nama klub dan anggota yang kemarin kami kerjakan.
Sepertinya kak Sakamoto telah menyalin seluruh data kemarin ke dalam buku ini. Aku melihat tinta hitam dalam buku tersebut yang berwarna hitam gelap terlihat baru.
Ada beberapa tumpukan kertas juga di atas meja yang terlihat adalah data yang kemarin kami kumpulkan, kertas formulir pendaftaran klub dan pendaftaran event hari sabtu. Ada juga beberapa buku keuangan yang di tumpuk sama dengan buku lainnya di atas meja.
Kemungkinan besar, kak Sakamoto belum membereskannya karena biasanya aku melihat ruangan OSIS sangat rapi. Apa dia datang kesini untuk melanjutkan pekerjaannya?
Mungkin benar, karena aku melihat beberapa data klun masih belum di salin ke dalam buku yang kupegang saat ini.
Aku melihat Shiratsuki dan bu Kirishima memegang satu kertas di tangan mereka dan membacanya.
"Shiratsuki, sebenarnya apa yang ingin kamu bicarakan?"
"Ini tidak penting, tapi aku ingin Ibu melakukan sesuatu?"
"Melakukan apa?"
"Sebenarnya hari ini ada rapat bersama dengan perwakilan klub untuk acara hari sabtu."
"Ibu sudah mengetahui tentang itu, karena tadi ibu sempat berbicara dengan Sakamoto di ruang UKS."
"Kemungkinan kak Sakamoto akan memaksakan diri untuk tetap menghadiri rapat ini, aku ingin ibu mengahalanginya. Dia mungkin akan tetap keras kepala, karena aku ingin meminta ibu berbicara dengannya dan menghentikannya agar tidak memaksakan diri."
"Itu artinya kamu akan—"
"Aku akan melakukan sesuatu dalam rapat itu. Aku ingin ibu meyakinkan kak Sakamoto untuk tidak memaksakan diri dan menyerahkan seluruhnya pada kami berdua."
"Apa kamu yakin?"
"Bukankah ini adalah tugas seorang wakil ketua OSIS. Selain itu aku tidak sendirian, ibu tidak perlu khawatir. Benarkan?"
Shiratsuki melihat kearahku.
"...Ya, kami akan melakukan sesuatu."
"Meskipun kamu bilang begitu ibu belum terlalu yakin. Bukankah kalian berdua memiliki sikap yang anti-sosial?... menjadi seorang moderator bukan keahlian kalian berdua."
Memang benar, aku tidak bisa mengomentari begitu jauh mengenai hal moderator itu.
Aku dan Shiratsuki memang memiliki sikap yang cuek terhadap orang lain, menjadi seorang moderator di sebuah rapat itu bukan keahlian kami, tapi bukan berarti kami tidak bisa berbicara layaknya seorang moderator.
Yang menjadi sedikit permasalahannya disini adalah kami bukan sosok seorang moderator.
Sosok kami akan berpengaruh terhadap suasana ruangan rapat nantinya. Aku yakin beberapa orang di dalam ruangan nanti akan sangat kebingungan melihat kami, mungkin beberapa diantara mereka sudah mengenal kami berdua.
Michiru Shiratsuki murid baru yang mendapat nilai tertinggi di seluruh mata pelajaran saat ujian masuk dan tidak hadir dalam pidato perwakilan siswa baru.
Sedangkan aku, mungkin mereka mengenalku sebagai berandalan, anak baru yang mendapat skorsing 1 minggu setelah berkelahi di hari pertama.
Kenapa 2 orang ini menjadi pemimpin rapat ini?
Mungkin itu yang nanti akan terjadi.
Aku bisa menjamin hal itu akan terjadi nanti.
Mungkin yang ibu khawatirkan saat ini sama halnya dengan apa yang kupikirkan saat ini, apakah rapat nanti akan berjalan dengan baik?
Ini adalah sebuah rapat yang cukup penting.
"Ibu tidak perlu khawatirkan itu, semuanya sudah tertulis disini." Shiratsuki mengangkat kertas yang ada pada lengannya.
"Apa itu?"
"Ini adalah daftar nama klub yang mendaftar untuk acara hari sabtu nanti. Semuanya datanya sudah tertulis disini. Selain itu aku hanya perlu membuat sususan acara saja, kami berdua bisa menyelesaikannya."
"Huh, sebenarnya ibu tidak yakin dengan hal ini tapi aku mengandalkan kalian. Sebenarya ibu ingin meminta bantuan kepada Sazanami, tapi dia pasti sangat sibuk sekali saat ini. Ibu menyerahkan semuanya pada kalian berdua."
"Serahkan pada kami, ibu hanya perlu menjaga kak Sakamoto saja sampai rapat selesai. Setelah itu, kami akan menemuinya."
"Ya,ya baiklah."
"Satu lagi?"
"Apa?"
"Karena persiapannya yang dilakukan kak Sakamoto belum selesai sepenuhnya, kemungkinan kami berdua tidak bisa mengikuti homeroom. Bisakah ibu berikan ijin pada kami berdua?"
"Huh, aku menegerti. Aku akan mengurusnya."
"Terima kasih ibu Kirishima."
"Baiklah kalau begitu, ibu akan pergi."
Bu Kirishima mulai menyimpan kembali kertas yang di pegangnya pada tumpukan di depannya, dia mulai berjalan kearah pintu dan keluar dari ruangan ini meninggalkan kami berdua.
Shiratsuki mulai mengambil beberapa alat tulis yang berada di meja komputer di salah satu sudut ruangan ini.
Dia mulai mengambil tumpukan kertas di atas meja dan menyusunnya tepat di depanku. Dia mulai mengambil tempat duduk dan menyimpannya tepat di samping kananku.
"Kita akan segera bekerja, jadi duduklah disampingku."
Dia duduk dan melihat kearahku.
Mengikuti perintahnya, aku mulai duduk tepat di sampingnya.
"Apa yang harus aku lakukan?"
"Kita hanya perlu membaca seluruh daftar klub yang akan mengikuti acara nanti."
"Hanya itu?"
"Ya hanya itu, kita hanya memeriksa deskripsi penampilan setiap klub dan memasukannya dalam sususan acara yang akan kita buat nanti. Kau mungkin sudah membaca beberapa data sebelumnya, contohnya klub sulap. Lihatlah ini!!"
Shiratsuki memberikan satu kertas padaku.
"Lihatlah, dia menuliskan daftar penampilan yang akan di pertujunkan hari sabtu nanti. Bukankah ini cukup banyak dan memakan waktu?... 5 menit itu sangat lama, kita akan memangkasnya menjadi 3 menit."
"Bukankah itu akan menjadi masalah?"
"Itulah gunanya rapat ini kan, kita hanya perlu memberikan mereka penjelasan saja jika mereka protes."
Shiratsuki mulai mengambil beberapa kertas dan mulai membacanya.
Begitupun denganku, aku mulai mengikutinya membaca kertas-kertas tersebut. Aku mulai melihat Shiratsuki mulai menulis sambil sesekali membaca kertas di tangan kirinya. Aku bisa melihat begitu jelas apa yang di tulisnya karena dia berada sangat dekat duduk di samping kananku.
Dia membuat sebuah daftar susunan acara dengan waktu yang mereka butuhkan saat tampil.
Aku melihat klub Modern Dance pada kolom pertama yang kemungkinan akan menjadi pembuka dalam acara nanti. Yang kedua dia menuliskan klub Cheerleaders, dan yang ketiga adalah Taiko klub.
Sudah 3 kertas dia baca, dan mulai menggantinya dengan kertas lain.
Melihat itu aku mulai berbicara pada Shiratsuki.
"Hei Shiratsuki bagaimana dengan ini?"
Memberikan kertas yang ku pegang padanya.
"Klub apa ini?"
"Klub Drama."
"Apa kau sudah menentukannya?"
"Menentukan apa?"
"Kita sedang bekerja sama sekarang ini kan, tentu saja komentar darimu sangat penting dalam diskusi ini."
"Ahh, aku mulai mengerti."
"Apa kau pikir alasan kenapa aku duduk di dekatmu karena aku hanya ingin dekat denganmu saja. Aku melakukannya bukan tanpa alasan yang jelas. Dengan begini kita akan mudah saling bekerja sama."
"Baiklah aku mengerti."
Aku melihat Shiratsuki tersenyum seperti meledek dan mempermainkanku.
"Hei Shiratsuki, bolehkan aku bertanya sesuatu padamu?"
"Bertanya apa?"
"Kau tadi mengetahui bahwa kak Sakamoto yang berada di dalam ruang UKS itu, dan kau mengatakan "Aku mengerti" saat kak Sazanami mengatakan bahwa kak Sakamoto belum pantas menjadi ketua OSIS. Bagaimana kau bisa mengetahui semuanya?"
Sebuah pertanyaan terlontar dari mulutku.
Aku memang sangat penasaran dengan apa yang dipikirkan oleh Shiratsuki tentang masalah yang dihadapi oleh kak Sakamoto saat ini karena dia belum pernah mengatakannya langsung padaku.
"Aku hanya memprediksi semuanya. Hanya saja semuanya terlihat begitu jelas bagiku setelah bertemu dengan kak Sazanami kemarin."
"Maksudmu?"
"Aku pernah bilang kan aku sangat benci sifat kak Sakamoto yang tidak jujur. Lalu setelah kak Sazanami mengatakan bahwa kak Sakamoto belum pantas menjadi seorang ketua OSIS, aku mulai mengerti kenapa masalah ini terjadi. Seperti yang terjadi saat ini, aku yakin kak Sazanami mengetahui bahwa kak Sakamoto akan berkerja terlalu keras sendirian, Karena kak Sazanami adalah ketua dari klub Panahan dan berada satu tingkat di atasnya, maka kak Sakamoto mungkin tidak ingin mengganggunya dan hanya memberi tugas kecil saja. Begitu pula dengan anggota lainnya, mungkin mereka merasakan apa yang kita rasakan selama 2 hari ini. Itulah kenapa kak Sazanami bilang bahwa kak Sakamoto belum pantas menjadi seorang ketua. Aku yakin mereka berdua pernah membicarakannya, tapi kak Sakamoto tidak bisa memberikan jabatan ketua pada kak Sazanami."
"Kenapa?"
"Mungkin karena kak Sazanami sudah kelas 3, dan juga kak Sazanami bilang akan mengikuti turnament panahan tingkat nasional. Jika kak Sakamoto memberikan jabatannya, maka dia akan mengganggu kegiatan kak Sazanami."
Jika jabatan ketua OSIS diberikan pada kak Sazanami maka dia bisa mengatur seluruh perkerjaan OSIS dengan baik, tapi pada akhirnya mungkin akan mengganggu kegiatannya yang lain. Dia berada di tingkat 3, itu artinya dia harus segera bersiap untuk ujian kelulusan dan juga menuju Universitas. Selain itu dia akan mengikuti sebuah tournament panahan, tentu saja dia harus berlatih keras.
Jika dia menjadi ketua OSIS, itu artinya dia akan kesulitan mengatur waktu.
Lalu apakah kak Sakamoto ingin tetap menjadi OSIS karena dia tidak ingin menggannggu kegiatan kak Sazanami?
Menurut Shiratsuki itu kemungkinan alasan kenapa kak Sakamoto bersikeras tetap ingin menjadi ketua OSIS.
Jika memang seperti itu, maka artinya kak Sakamoto dan kak Sazanami sama-sama memiliki tujuan yang sama. Mereka hanya ingin saling menolong satu sama lain, tapi mereka tidak bisa mengungkapkannya.
Apakah akar permasalahan ini memang seperti itu?
4-2
Aku dan Shiratsuki kini berada di ruangan di sebelah ruang OSIS. Waktu sudah menunjukan pukul 3:30 saat ini, dan rapat akan segera di mulai setelah seluruh perwakilan telah berkumpul di dalam ruangan ini.
Seluruh kursi yang berada di seluruh sisi kelas sudah hampir penuh. Meja dan kursi sengaja di susun menyerupai bentuk huruf U , jumlah kursi dan meja ada sekitar 30. Seluruh perwakilan sudah duduk dan menempati tempat mereka masing masing.
Jumlah klub yang akan mengikuti event hari sabtu adalah sekitar 26 klub, jumlah itu sudah sama dengan banyaknya perwakilan klub yang sudah berada di ruangan ini.
Setelah bell tanda berakhirnya homeroom berbunyi, kami sudah menunggu mereka sekitar 30 menit di ruangan ini.
Suasana terasa sangat dingin dan ramai, seperti yang telah aku duga sebelumnya perhatian mereka tertuju pada kami berdua yang duduk di kursi bagian depan kelas, tepat di depan papan tulis yang berada di tembok di belakang kami.
Mungkin beberapa dari mereka tidak mengenal kami, terlihat tingkah mereka yang saling mengobrol dengan orang di sebelahnya. Aku bisa mendengar sedikit pembicaraan mereka dari kejauhan namun aku tetap diam aja. Aku sudah terbiasa dengan semuanya, termasuk dengan Shiratsuki yang masih diam di sampingku.
Tapi tentu saja ada beberapa dari mereka yang mengenal kami, terutama klub-klub yang kami datangi kemarin sore.
Saat ini seluruh orang di dalam ruangan itu sudah tertuju pada Shiratsuki yang kini mengangkat tangan kanannya keatas seperti meminta perhatian. Seluruh ruangan mulai hening, lalu sesaat kemudian Shiratsuki mulai berbicara.
"Pertama-tama saya ingin berterima kasih terlebih dahulu pada seluruh perwakilan klub yang sudah datang kemari. Perkenalkan namaku adalah Shiratsuki Michiru, Wakil ketua OSIS." Shiratsuki mulai berbicara dengan nada sopan. Aku melihat reaksi beberapa orang yang sedikit bingung dengan perkataan Shiratsuki. "...Dan yang disebelahku adalah ?"
Shiratsuki melihat kearahku.
Dia memberikan sebuah tanda yang artinya adalah aku harus mulai berbicara untuk memperkenalkan diriku sendiri di depan mereka. Tentu saja aku tidak punya pilihan lain.
"Kazama Yuichiro."
Beberapa saat kemudian, salah seorang dari perwakilan yang berada di sisi kanan di dekat jendela terlihat mengankat tangan kanannya dan mulai berbicara.
"Saya adalah ketua dari klub paduan suara. Maaf bolehkah aku bertanya sesuatu?... Bukankah wakil ketua OSIS adalah kak Sazanami Kyoka dari tingkat ke-3?"
Wanita yang mengangkat tangannya dan bertanya itu terlihat berada di tingkat ke-2.
Klub paduan suara berada di lantai satu, karena itulah aku masih sedikit asing dengan wajahnya. Kak Sakamoto yang mengecek klub di lantai satu kemarin, karena itulah aku tidak mengenal siapa dia sebenarnya. Aku mulai mengalihkan padanganku pada tumpukan kertas yang berada di depanku, membukanya perlahan sebelum akhirnya aku menemukan data tentang klub paduan suara.
Nama wanita yang bertanya saat ini adalah Mizukami Arisu, kelas 2-D.
Aku sedikit penasaran dengan pertanyaan yang di ajukan oleh ketua klub paduan suara itu. Pertanyaan itu seakan menegaskan bahwa dia belum tau bahwa kak Sazanami sudah tidak menjabat lagi sebagai ketua OSIS.
Apakah mereka tidak tau informasi mengenai kak Sazanami terlah memundurkan diri sebagai wakil ketua OSIS atau informasinya memang belum menyebar?
"Apakah semuanya yang berada disini belum mengetahui informasi bahwa Sazanami Kyoka sudah tidak menjabat lagi menjadi ketua OSIS?"
Sebuah pertanyaan dilontarkan oleh Shiratsuki yang membuat hampir seluruh orang di dalam ruangan ini terkejut.
Melihat reaksi mereka, aku bisa mengambil kesimpulan bahwa mereka belum mengetahuinya.
"Kenapa?"
"Alasannya?"
Aku mendengar pertanyaan itu keluar dari beberapa orang di dalam ruangan ini. Ruangan sedikit menjadi ramai karena beberapa diantara mereka saling berbicara satu sama lain.
Namun kemudian suasana kembali normal setelah salah seorang berbicara dengan sedikit lebih keras.
"Aku mendengar isu bahwa ada konflik yang terjadi di dalam lingkungan OSIS, apakah itu penyebab wakil ketua sebelumnya memundurkan diri?"
Pria itu bertanya dengan suara cukup tinggi.
Suasana yang hening kembali, membuat keadaan saat ini seakan sedang menunggu jawaban dari pertanyaan yang di lontarkan pria itu. Semua pandangan menuju ke arah kami berdua, mereka sedang menunggu jawaban dari kami saat ini.
Tapi pertanyaan itu membuatku sedikit kesal karena sedikit menyangkut masalah privasi seseorang.
"Pertanyaan barusan bukankah tidak pantas di lontarkan disini."
Aku mulai berbicara menanggapi pertanyaan itu.
Semua orang kini menatap kearahku, itu sudah pasti terjadi karena aku mengeluarkan kata-kata yang sedikit keras.
"Itu hanya isu saja kan, alasan sebenarnya kenapa kak Sazanami memundurkan diri adalah karena dia sedang bersiap mengikuti tournament nasional Kyudo. Jika tidak percaya, kalian bisa bertanya langsung kepada kak Sazanami."
Shiratsuki mulai membantuku.
"Baiklah, kita akan segera memulai rapat in—"
Sebelum Shiratsuki menyelesaikan perkataannya, suara pintu bergeser mulai terdengar dari arah samping kiriku dimana pintu masuk berada. Seseorang terlihat menggeser pintu itu sedikit cepat membuat suara yang keras.
Tentu saja itu membuat banyak perhatian.
"M-maaf!!"
Aku melihat sosok wanita yang sedikit tidak asing berada disana, dia adalah Orihime Sakura, ketua klub Astronomy.
"Kak Sakura?"
"Maaf mengganggu."
Kak Sakura menundukan kepalanya lalu kemudian menutup pintu. Dia mulai berjalan kearah meja kami, lalu kemudian memberikan secarik kertas pada Shiratsuki.
"Terima kasih kak Sakura. Jadi kakak sudah memutuskannya?"
Ucap Shiratsuki setelah menerima kertas yang merupakan formulir pendaftaran untuk acara hari sabtu itu.
Sepertinya perkataan Shiratsuki kemarin sudah mengubah pikirannya. Kak Sakura terlihat sedikit lebih berani, terlihat dari sikapnya yang terlihat tenang meskipun sedang menjadi pusat perhatian di ruangan ini.
"Y-ya aku sudah berubah pikiran dan akan ikut dalam acara itu. Aku akan berusaha keras."
Terlihat sedikit senyuman di wajah Kak Sakura saat dia berbicara.
"A-apa aku tidak terlambat?"
"Tidak, rapat ini baru saja akan dibuka."
Sebuah jawaban kecil keluar dari mulut Shiratsuki sambil sedikit tersenyum pada kak Sakura di depannya.
-║-
Setelah Kak Sakura duduk di kursi yang kosong, akhirnya Shiratsuki mulai berbicara kembali memulai rapat pada sore hari ini.
"Baiklah saya akan memulai rapat ini. Karena ketua OSIS tidak ada disini karena alasan tertentu, saya menggantikan dia menjadi moderator disini. Ada beberapa hal yang akan saya sampaikan sebelumnya mengenai acara untuk hari sabtu nanti."
Aku mendengar Shiratsuki sangat lugas saat berbicara, meskipun wajahnya terlihat sangat dingin dan tidak terlalu banyak ekspresi, cara bicaranya yang disampaikannya begitu sopan di depan mereka semua. Karena mayoritas perwakilan yang hadir adalah tingkat 2 dan 3, tentu saja cara bicara seseorang harus lebih sopan. Saat ini Shiratsuki terlihat seperti seorang pemimpin professional, tidak ada satu kesalahan pun yang keluar dari mulutnya.
Contoh saja pertanyaan sebelumnya yang di lontarkan salah satu pria mengenai isu konflik di dalam OSIS, jawabannya adalah sebuah fakta yang bisa di tanggung jawabkan. Tidak membahas lebih jauh dan mencoba menghentikan momentum pertanyaan yang sangat private itu dengan cepat dengan memberikan jawaban yang mendasarkan fakta.
Dia bilang alasan utama kenapa kak Sazanami memundurkan diri dari wakil ketua OSIS adalah karena dia akan mengikuti tournament nasional.
Dengan jawaban seperti itu maka orang-orang yang mungkin akan bertanya pada kak Sazanami akan mendapat jawaban yang sama darinya.
Aku melihat sosok seorang pemimpin dalam dirinya, dia mungkin memiliki kriteria itu dalam dirinya.
Tapi disisi lain dirinya bukan orang yang menginginkan posisi itu.
Aku yakin jika dia berada di posisi dimana dia akan di pilih menjadi ketua OSIS baru seperti kak Sakamoto, mungkin dia akan menolaknya.
"... Ada beberapa informasi yang harus saya berikan terlebih dahulu pada semua yang hadir di sini, ini mengenai waktu yang diberikan oleh pihak sekolah hari sabtu nanti. Gedung olahraga yang akan menjadi tempat acara nanti hanya boleh di pakai dari jam 1 sampai 3 saja. Jika di bagi dengan 27 klub yang hadir kali ini, porsi waktu setiap klub tampil akan sangat sebentar. Mungkin hanya sekitar 3 menit saja, kecuali beberapa klub seperti Klub Drama, Orchestra, Musik, Taiko yang akan di mendapat jatah waktu sedikit lebih lama."
Mendengar perkataan Shiratsuki itu, tentu saja terjadi sedikit keributan di dalam ruangan ini.
Mereka terkejut setelah mendengar bahwa waktu setiap klub untuk tampil hanya sebentar. Ada beberapa orang yang terlihat mulai berbicara dan mengacungkan tangan karena protes mengenai apa yang disampaikan beberapa waktu lalu.
Namun ada beberapa yang diam di antara mereka. Kemungkinan mereka adalah orang-orang dari klub yang di sebutkan akan mendapat jatah waktu lebih banyak.
Tentu saja aku dan Shiratsuki sudah mengetahui hal ini akan terjadi.
"Tunggu, 3 menit, kami tidak bisa tampil dalam waktu sangat sebentar seperti itu?
"Ehhh 3 menit!?"
"Kami tidak bisa menampilkan apapun jika hanya 3 menit saja!!"
Teriakan-teriakan pertanyaan seperti itu keluar dari mulut mereka yang sedikit memprotes kebijakan yang telah Shiratsuki katakan.
"Kami belum selesai berbicara, jadi dengarkanlah sampai selesai!"
Ucapku dengan nada sedikit tinggi.
Tentu saja suaraku yang kuat dan tinggi membuat suasana yang ramai penuh dengan suara protes dari mereka kini menjadi sedikit hening. Tampangku yang seperti berandalan di tambah imej yang sudah tersebar tentang diriku sedikit berguna untuk menenangkan suasana seperti ini.
Beberapa saat kemudian Shiratsuki sedikit berbisik kepadaku.
"Kau berani sekali berbicara seperti itu. Tapi terima kasih."
Dia seperti memujiku dengan apa yang kulakukan itu.
"Maaf, aku dari klub Karate, Kenji Shiroyama. boleh aku bertanya?... Kenapa gedung olahraga hanya bisa digunakan sampai pukul 3 saja?"
Seorang pria mengangkat tangannya dan berbiacara.
"Alasanya adalah gedung olahraga akan di pakai oleh Klub basket dan Voli pada hari yang sama. Mereka akan melakukan pertandingan percobaan dengan anak-anak tingkat pertama yang mengikuti pelatihan pada hari itu, karena itulah gedung hanya bisa di gunakan dari jam 1 sampai 3. Ketua OSIS Sudah berusaha meminta ijin pada guru dan pihak sekolah, tapi kita hanya bisa menggunakannya pada jam itu."
Karena gedung auditorium di gabung dengan gedung olahraga, tentu saja gedung itu akan digunakan oleh banyak orang.
Gedung itu selalu di gunakan untuk upacara penting, tapi di lain sisi gedung itu di gunakan untuk kegiatan klub dan pembelajaran. Meskipun ada beberapa tempat seperti lapangan Tenis, Baseball, dan sepak bola di luar yang bisa di gunakan sebagai tempat pembelajaran, tentu saja ada kalanya pembelajaran harus dilakukan di dalam gedung terutama jika hujan turun dan beberapa materi pelajaran lainnya.
Selain itu pembagian waktu menjadi faktor selanjutnya, sebagai contoh dalam 1 hari pasti memiliki 2 jam pelajaran olahraga yang sama. Karena murid dan kelas yang banyak, tentu saja pembagian waktu olahraga ada yang sama. Tapi karena materi yang berbeda, 2 kelas yang memiliki jam yang sama tentu saja akan berada di 2 tempat yang berbeda. Jika 1 kelas mendapat materi basket tentu saja mereka akan menggunakan gedung olahraga, dan kelas lain akan berada di luar karena materi berbeda.
Selain itu ada beberapa klub yang memerlukan tempat itu untuk keperluannya masing-masing. Seperti jika klub Orchestra dan drama akan menggelar sebuah pentas, tentu saja mereka memerlukan gedung auditorium. Selain itu tentu saja di hari festival sekolah, beberapa klub akan menggelar pentas, mereka tentu saja akan meminta sebuah proposal penggunaan gedung itu.
Itu artinya pembagian waktu penggunaan gedung memang sudah di rancang sebelumnya, tentu saja kita tidak bisa menggunakan tempat itu begitu saja. Karena itulah ijin penggunaan gedung itu berada di tangan kepala sekolah dan guru.
Meskipun kak Sakamoto sudah mencoba berbicara, dia hanya bisa menambah 1 jam saja. Kemungkinan guru yang menjadi penasehat klub basket dan Voli tidak memberikan restu untuk penggunaan gedung lebih lama karena mereka akan menggunakannya.
"Kami sudah membuat 2 pilihan, yang pertama adalah mengikuti susunan acara yang telah dibuat oleh kami. Semua sususanan acara dan pembagian waktu sudah kami tentukan."
"Apa maksudmu?"
Seseorang wanita bertanya.
"Sebenarnya kami sudah membuat catatan mengenai waktu setiap klub."
Aku dan Shiratsuki mulai berdiri dari tempat duduk dan mulai berjalan kearah yang berbeda, aku berjalan ke arah ujung sisi jajaran meja sebelah kanan sedangkan Shiratsuki ke bagian sisi kiri. Kami memberikan beberapa kertas pada mereka dan kemudian kembali duduk di tempat semula.
Kertas itu mulai di bagikan secara estafet sampai ke bagian belakang.
"Itu adalah daftar klub dan waktu tampil yang kami berikan. Kami sudah menghitungnya agar selesai dalam waktu 2 jam, dan hanya tinggal proses voting giliran tampil saja. Di tambah dengan klub Astronomy, mungkin ada beberapa pengurangan lagi."
Reaksi mereka tentu saja sudah terlihat, mayoritas tidak setuju dengan itu.
"Kami tidak setuju!!"
"Ini terlalu sebentar, kenapa klub lain mendapat waktu lebih banyak."
Kembali terdengar beberapa teriak protes dari beberapa orang.
"Lalu, pilihan kedua?"
Seorang dari perwakilan klub di jajaran sebelah kiri mulai bertanya.
"Waktu tampil bisa di tambah jika ada beberapa klub yang bersedia tampil pada jam istirahat. Itu artinya ada beberapa klub yang akan mengorbankan jam istirahatnya untuk tampil, dan dengan kemungkinan mayoritas penonton akan lebih sedikit."
Ucap Shiratsuki.
Acara hari sabtu nanti betujuan untuk menarik minat siswa baru agar tertarik masuk ke dalam suatu klub.
Tapi melakukan pertunjukan di jam yang sama dengan waktu istirahat maka anak kelas satu pasti memilih untuk menuju ke kantin, mereka pasti lebih memilih beristirahat sejenak setelah belajar.
Beberapa saat lalu aku dan Shiratsuki sempat berbicara dengan bu Kirishima mengenai penggunaan gedung pada jam istirahat dan jawabannya adalah bisa.
Tapi jika melakukan itu maka kita akan memaksa murid baru tidak istirahat. Jika melakukan itu maka kemungkinan beberapa orang akan lebih memilih tidak menonton pertunjukan itu nantinya. Karena acara ini tidak mengharuskan setiap siswa untuk menonton, maka tentu saja beberapa siswa boleh tidak menghadirinya.
Itu artinya pada jam istirahat akan sangat kecil kemungkinan akan banyak penonton.
Sebaliknya jika setelah istirahat akan banyak penonton karena jam pelajaran sudah dihilangkan. Mereka kemungkinan akan merasa bosan karena tidak ada kegiatan dan beralih menuju gedung acara untuk menonton penampilan beberapa klub. Tidak hanya siswa baru, beberapa siswa di tingkat 2 dan 3 pasti akan menuju ke acara ini.
Tapi tentu saja jika memilih pilihan ke 2, beberapa klub tidak ingin menginginkan tampil pada jam istirahat. Ini adalah pilihan yang berat tentu saja, seperti menjadi seorang umpan yang memiliki resiko tinggi dan mendapat hasil akhir yang sedikit.
"Apakah ada yang berniat untuk tampil di jam itu?... Atau kita akan melakukan voting?... setidaknya ada sekitar 8 - 10 klub yang harus tampil di jam itu. Jika tidak ada yang mau, maka kita harus kembali pada rencana pertama yang ada pada tangan kalian semua."
Ini adalah bagian tersulit dari sebuah diskusi.
Suasana kembali hening, tidak ada yang mau menjaawab pertanyaan dari Shiratsuki.
Namun beberapa saat kemudian, ada 1 orang yang mengangkat tangannya.
Tentu saja, semua kini tertuju pada wanita yang mengangkat tangannya itu. Dia adalah Orihime Sakura dari klub Astronomy.
"A-aku, akan melakukanya!!"
Kak Sakura dengan suara sedikit pelan berbicara di tengah suasana sedikit mencekam ini.
Aku sedikit terkejut dengan tindakannya karena dia adalah orang yang pemalu, dia begitu berani mengambil sebuah tindakan pada suasana seperti ini.
"Kalau begitu, aku akan tampil juga pada jam itu."
Seorang pria memakai kaca mata mengangkat tangan dan berbicara sambil tersenyum ke arah Shiratsuki. Dia adalah Himura Hiroshi dari klub Animasi.
Aku tidak mengerti senyuman aneh yang ditunjukan pada Shiratsuki itu. Tapi tindakannya itu seperti mencoba menolong Shiratsuki.
"Ada 2 klub yang bersedia tampil pada jam itu.Dengan ini, kita memerlukan setidaknya 7 klub lagi."
Menunggu.
Itulah yang terjadi saat ini.
"Jika seperti ini, bukankah sebaiknya kita Voting saja?... Aku yakin semuanya setuju jika penambahan waktu dilakukan. Jika mereka setuju, kita hanya perlu melakukan voting saja."
Seorang wanita mulai berdiri dan berbicara. Dari warna dasi yang dia pakai, dia berada di tingkat ke-3.
Wanita yang memiliki rambut panjang ponytail itu, sepertinya aku pernah melihatnya kemarin sore saat mengecek ke ruangan klub. Dia adalah ketua klub Orchestra, Shina Namakura.
"Kak Namakura, jika melakukan voting dan klub kakak mendapat giliran jam istirahat, apakah kakak akan menerimanya?"
Tanya Shiratsuki.
"Tidak apa apa."
Jawaban yang sangat cepat.
"Kalau bagitu, angkat tangan yang setuju untuk dilakukan Voting?"
Tanya Shiratsuki yang langsung di jawab dengan terangkat tangannya beberapa perwakilan klub di dalam ruangan ini. Beberapa diantara mereka ada yang cepat, dan yang lainnya sedikit lebih lambat saat mengangkat tangan. Tapi setelah menunggu beberapa saat seluruh perwakilan akhirnya mengangkat tangan, meskipun aku yakin mereka yang terakhir mengangkat tangan khawatir dengan voting ini.
Voting adalah sebuah cara yang adil dengan mengandalkan sebuah keburuntungan. Karena semua sudah mengangkat tangan, itu artinya klub yang mendapat jatah pada 1 jam pertama harus menerima resikonya.
-║-
Voting mulai di lakukan.
Dengan membuat sebuah system sederhana menggunakan kertas yang berisi nomor tampil, setiap klub akan di berikan kesempatan untuk mengambil kertas tersebut yang berada pada sebuah kotak kecil di meja depan tepat di hadapanku.
Jumlah nomor sudah di sesuaikan dengan jumlah klub, dan diskusi penambahan waktu tampil setiap klub sudah dilakukan beberapa saat lalu. Dengan tambahan waktu 60 menit, setiap klub setidaknya mendapat tambahan waktu sekitar 1 – 2 menit.
Shiratsuki berada di belakangku tepatnya di depan papan tulis, dia sudah membuat sebuah kolom dimana dia akan menulis urutan klub yang akan tampil.
Giliran pertama adalah dari klub Modern Dance yang berada di jajaran paling depan sebelah kiri dan dilanjutkan ke sebelahnya sampai berakhir di jajaran kanan sebelah kanan.
"... no 15!!."
Ucap wanita yang menjadi perwakilan dari klub Modern Dance.
Voting terus berlanjut, reaksi mereka setelah mengambil kertas sangat berbeda. Ada yang terlihat lega karena mendapat nomor yang bagus, ada yang kecewa dengan apa yang di dapatkannya.
Nomor 4 sampai 9 adalah nomor yang menjadi angka paling di hindari oleh mereka. Namun karena semuanya sudah sepakat, maka tidak ada pilihan lain selain menerima hasil itu.
Namun no 1 sampai 3 sudah menjadi milik klub Orchestra, Astronomy, dan Animasi. Karena mereka adalah klub yang mengacungkan tangan terlebih dahulu tadi, seluruh perwakilan di dalam ruangan ini mendesak ke 3 klub itu yang menjadi pembuka. Namun klub Orchestra yang mendapat waktu sedikit lebih lama sekitar 7-8 menit harus menjadi pembuka karena mendapat perlakuan lebih, Selain itu aspek lain seperti menghibur dan persiapan yang lama karena menggunakan alat-alat yang berat adalah faktor utama yang menjadikan klub Orchestra menjadi yang pertama.
Tidak mungkin membiarkan klub Astronomy atau klub Animasi yang akan sedikit lambat dalam penyampaiannya menjadi pembuka sebuah acara. Jika kedua klub itu salah satunya menjadi pembuka, penonton mungkin akan langsung bosan.
Selama 15 menit lamanya voting dilakukan, dan seluruh orang sudah mendapat nomornya masing-masing.
Sesi voting akhirnya berakhir dan ruangan kini mulai kosong. Mereka yang sudah mendapat nomor memilih langsung keluar dan kembali ke ruangan klub masing-masing.
Kini hanya ada aku dan Shiratsuki yang berada di dalam ruangan ini.
Shiratsuki berada di sampingku merapatkan tubuhnya sambil meletakan kedua tangan yang menjadi penahan kepalanya di atas permukaan meja. Dia terlihat lelah, sambil memperhatikanku yang kini mendapat tugas menulis hasil voting yang tertera di papan tulis tepat di belakangku.
"... Ahh ah lelahnya, akhirnya selesai juga."
Keluhnya sambil memperhatikanku.
Aku sedikit terkesan dengan sikapnya saat rapat selama 1 jam lebih itu. Jika dia terlihat sopan santun beberapa saat lalu, kini sikapnya kembali seperti semula.
"Berperan menjadi seorang moderator memang sangat melelahkan. Aku memang tidak cocok menjadi anggota OSIS"
"..."
Aku tidak mengomentari perkataannya dan terus menyalin isi dari papan itu sampai akhirnya selesai. Menulis memang bukan keahlianku, tapi aku melakukannya sedikit lebih cepat kali ini. Aku menyalin seluruh tulisan di papan tulis hanya sekitar 5 menit saja.
Harus ku akui, aku tidak terlalu senang dengan apa yang kulakukan saat ini.
Melakukan pekerjaan OSIS seperti hari ini adalah hal yang tidak aku pikirkan sebelumnya. Aku adalah orang yang senang dengan tempat yang sepi dan tenang, aku bukan orang yang cocok berada di dalam suasana rapat seperti tadi.
Tidak ada rasa gelisah ataupun takut, hanya saja aku merasa aneh jika berada dalam keadaan seperti tadi.
Mungkin karena ini adalah pengalaman pertamaku.
"Huh."
Aku mendesah setelah selesai menyalin seluruh tulisan di papan tulis itu.
"Sudah selesai?"
"Ya aku sudah selesai. Jadi, apa selanjutnya?"
"Karena kita sudah menyelesaikan semua pekerjaan kita hari ini, kita tidak perlu melakukan apa-apa sekarang."
"Bagaimana dengan kak Sakamoto, kau bilang akan menemuinya?"
"Tentu saja kita harus menemuinya dan mengatakan seluruh kegiatan hari ini. Mungkin dia sangat khawatir dengan keadaan rapat ini sekarang."
Aku mengerti apa yang akan terjadi saat ini dengan kak Sakamoto.
Jika saja kejadian ini terjadi saat kami berdua tidak menjadi bagian OSIS, mungkin kak Sakamoto akan sangat kecewa dan menyalahan dirinya sendiri. Dia akan sangat tertekan, dan mungkin akan memundurkan diri menjadi ketua OSIS.
Jika itu terjadi maka kak Sazanami pun yang kemungkinan akan menggantikan kak Sakamoto menjadi ketua OSIS tidak akan bisa melakukan apa-apa dengan keadaan kak Sakamoto. Meskipun dia mengajaknya kembali menjadi anggota OSIS, kak Sakamoto akan menolaknya dan tidak ingin bergabung.
Apa yang terjadi selanjutnya adalah hubungan di antara mereka mungkin semakin buruk.
Beberapa saat kemudian sebuah tindakan mengejutkan kembali dilakukan oleh Shiratsuki, dia mengangkat kepalanya dari meja lalu kemudian menyandarkan kepalanya pada tubuhku yang berada di sampingnya.
Kepalanya berada di daerah antara pundak dan dada kananku.
Dia menutup matanya seperti tertidur.
"S-Shiratsuki?"
"Sebentar saja, biarkan aku bersandar di pundakmu."
Terlihat sangat lelah, aku melihat wajahnya begitu tenang saat ini. Aku mendengar suara nafasnya yang begitu pelan dan teratur.
Dia sudah bekerja dari jam istirahat sampai sore hari seperti ini tanpa berhenti, tentu saja itu sangat melelahkan. Aku bisa mengetahui apa yang sedang dirasakan oleh Shiratsuki karena aku juga merasakan hal yang sama.
Mengerjakan kegiatan OSIS seharian ini memang sangat menguras tenagaku.
Kami bahkan belum sempat beristirahat seharian ini, hanya Yakisoba dan minuman kaleng saja yang sempat kami makan untuk memulihkan tenaga kami tadi siang. Tentu saja rasa lapar dan haus terasa saat ini.
Jika harus memilih, aku lebih baik berlari 10 putaran di lapangan sepakbola jika dibandingkan melakukan pekerjaan seperti ini lagi.
Tapi sepertinya pilihan seperti itu tidak akan terjadi, karena aku sudah menjadi bagian OSIS sekarang yang tentunya pekerjaan seperti ini akan selalu aku temui.
Aku tidak bisa bergerak.
Aku tidak ingin mengganggu Shiratsuki yang kini terlihat tenang tidur di pundakku.
Meskipun keadaan seperti ini sangat mengganguku saat ini, tapi aku tidak bisa merubah posisiku. Melihatnya tidur, aku juga ingin melakukan hal yang sama sepertinya.
Suasana sore hari dimana langit mulai berubah warna kemerahan dan sangat sepi, membuat tempat ini sangat nyaman. Tidak salah jika Shiratsuki bisa tertidur dengan cepat.
Rasa lelah sedang mencoba menggodaku saat ini.
Aku tidak bisa tidur dalam keadaan begini, karena jika aku tidur maka aku harus memposisikan diriku seperti Shiratsuki. Aku mungkin akan mencoba menyenderkan kepalaku padanya, tentu saja aku tidak bisa melakukan itu.
'...Huh."
Suara desah nafasku.
Tidak ada pilihan bagiku untuk tetap berada dalam posisi ini.
Menunggu Shiratsuki bangun dari tidurnya.
4-3
Setelah membereskan beberapa data hasil dari rapat hari ini di ruang OSIS, aku dan Shiratsuki kini mulai turun ke lantai 1 gedung ini menuju ruang UKS dimana kak Sakamoto berada. Karena kak Sakamoto belum mengetahui hasil rapat hari ini, tentu saja kami harus memberitahukannya agar dia tidak gelisah memikirkan pekerjaanya yang tidak bisa dia lakukan hari ini.
Pada akhirnya ini adalah kesalahan kak Sakamoto sendiri, karena itulah dia pasti terus memikirkannya saat ini.
Setibanya lorong menuju ruang UKS yang berada dekat dekat ruang guru yang kini tepat di sebelah kanan kami berdua, aku melihat sosok pria yang sempat kami temui sebelumnya. Dia adalah dokter sekolah, Suichi Kimura.
"Oh, kalian berdua?"
Pak Kimura terlihat melihat kami berdua yang berjalan ke arahnya yang beberapa saat lalu keluar dari ruang guru. Dia menutup pintu itu dan kemudian melihat ke arah kami.
Menjawab panggilannya, kami sedikit membungkukan badan memberi hormat padanya.
"Kalian mau bertemu dengan Sakamoto Ayane, benarkan?"
"Ya pak Kimura."
Jawab Shiratsuki.
"Mungkin saat ini dia sudah bangun, kalian bisa menemuinya sekarang. Kata bu Kirishima, panasnya sudah turun tadi."
"Bu Kirishima?"
"Ah, dia yang menjaga terus Sakomoto. Tapi sekarang dia sedang pergi ke parkiran untuk mengambil kendaraan milikku. Karena sudah sore, aku menyuruh bu Kirishima untuk mengantar Sakamoto pulang. Bu Kirishima mungkin akan kembali dalam 10 menit, jadi kalian masih bisa menemui Sakamoto."
"Terima kasih pak Kimura."
Shiratsuki mengucapkan terima kasih sambil sedikit menurunkan kepalanya.
"Kalau begitu, kalian bisa pergi terlebih dahulu. Aku akan melihat bu Kirishima di luar. Aku akan kembali nanti menjemput Sakamoto."
Pak Kimura mulai berjalan melewati kami untuk menuju ke luar sekolah dan melihat keberadaan bu Kirishima yang sedang mengambil kendaraan untuk mengantar kak Sakamoto pulang.
Sosok pak Kimura terlihat sangat ramah dan murah senyum, dia terlihat sangat baik dan mudah bergaul dengan murid-murid. Jika bu Kirishima adalah guru wanita termuda di sekolah ini, Pak Kimura mungkin adalah guru pria termuda di sekolah ini. Sampai saat ini aku sedikit memperhatikan bahwa guru-guru pria disini rata-rata berumur sekitar 35 – 50 keatas.
"Ayo!!"
Shiratsuki mulai berjalan kembali.
Aku mengikutinya dari belakang.
Hanya sekitar 20 langkah lebih saja dari tempat kami berhenti sebelumnya, kami sudah berada tepat di depan pintu ruangan UKS. Shiratsuki yang berada di depan pintu mulai menggeser pintu itu dan membukanya.
Aku melihat ruangan itu cukup luas, sedikit lebih luas dari pada ruang OSIS.
Di bagian sisi kiri setelah kami masuk, aku melihat sekitar 5 tempat tidur yang berjajar di kelilingi oleh kain putih yang menutupi bagian dalamnya. Ruangan ini memiliki satu meja kerja yang berada di ujung tepat sejajar dengan kami saat ini, dekat dengan jendela. Sedangkan di bagian kanan tembok dekat meja itu, ada sekitar 2 lemari kaca yang merapat ke dinding, berisi botol-botol obat yang cukup banyak.
Aku melihat kaca di samping meja di biarkan terbuka, mengakibatkan kain tirai tertiup oleh angin yang masuk ke dalam ruangan ini dan bergoyang bergelombang.
Udara sore hari yang begitu sejuk dan sangat sepi membuat suasa menjadi sangat nyaman di sini.
Ada satu tempat tidur di paling ujung sisi kiri yang terlihat bagian kain penutupnya tidak mengelilingi bagian dalamnya.
Kami masuk dan menuju kearah tempat tidur itu.
Saat kami mendekat, aku melihat sosok kak Sakamoto yang terlihat masih terbaring disana. Tubuhnya masih berada di dalam selimut, namun dia tidak dalam keadaan tertidur. Wajahnya melihat keluar jendela yang berhadapan langsung dengan beberapa jajaran pohon besar di sana. Melihat kearah sana dengan tatapan kosong, namun air mata terlihat menggenang di permukaan bola matanya.
Dia terlihat ingin menangis, tapi air matanya tidak pernah mengalir membasuhi pipinya.
Sampai akhirnya kak Sakamoto menyadari keberadaan kami, sepertinya saat kami membuka pintu dia tidak menyadarinya. Dia terlihat terkejut dan mencoba bangun dari tempat tidurnya.
"S-Shiratsuki, Y-Yuichiro!!."
"Kak Sakmoto, jangan memaksakan diri untuk bangun."
Ucap Shiratsuki.
"M-maafkan aku, jika saja ini tidak terjadi, aku pasti bisa membantu kalian. M-Maaf!!"
Kak Sakmoto terlihat mencoba meminta maaf dan menundukan kepalanya pada kami.
Reaksi itu sudah kami duga sebelumnya, dia pasti mencoba menyalahkan dirinya.
"Kakak tidak perlu minta maaf dan menyalahkan diri kakak sendiri, semuanya sudah berakhir dengan baik. Rapatnya sudah selesai dan berjalan dengan lancar. Aku tau kakak pasti terus memikirkannya dan merasa bersalah, tapi jika data yang kakak kumpulkan sudah sangat membantu kami. Benarkan?"
Shiratsuki melihat kearahku.
"Ya, semuanya sudah selesai. Jadi kak Sakamoto tidak perlu khawatir."
Ucapku mencoba melakukan hal yang sama seperti Shiratsuki, memberinya informasi yang bisa membuatnya tenang dan tidak perlu menyalahkan dirinya lagi.
"Setelah ini kakak bisa beristirahat dan memulihkan kondisi kakak seperti semula, serahkan pekerjaan untuk hari sabtu pada kami. Semuanya tinggal sedikit lagi, jadi kakak tidak perlu khawatir. Aku mendengar dari pak Kimura, kakak perlu beristirahat setidaknya selama 2 hari agar bisa sembuh total."
"A-aku tidak bisa beritirahat selama itu. B-banyak pekerjaan yang masih belum aku selesaikan."
Aku mendengar jawaban dari mulut kak Sakamoto, tapi jawaban itu adalah sebuah jawaban yang sedikit membuatku terkejut.Mungkin Shiratsuki saat ini juga mulai kesal dan ingin marah karena sikap kak Sakamoto yang masih keras kepala.
Meskipun aku dan Shiratsuki mengatakan padanya untuk tidak khawatir, sepertinya dia tetap bersikeras dengan sikapnya itu.
Kemungkinan besar, besok dia akan kembali bekerja seperti sebelumnya meskipun kondisinya masih belum sembuh total.
Aku ingin sekali memarahinya, tapi aku bukan orang yang cocok melakukan itu. Bahkan Shiratsuki pun bukan orang yang cocok untuk melakukan hal itu, itulah sebabnya Shiratsuki terlihat diam.
Menurutku salah seorang yang bisa membuatnya mengerti adalah kak Sazanami, atau ketua OSIS sebelumnya yang di katakan oleh kak Sazanami kemarin, orang yang telah memilih kak Sakamoto untuk menggantikanya.
Aku ketua OSIS sebelumnya itu dapat meyakinkan kak Sakamoto yang keras kepala seperti ini.
Tapi, aku dan Shiratsuki tidak bisa berbuat apa-apa, karena masalah seperti itu adalah masalah pribadi kak Sakamoto. Mengubah sifat seseorang bukan urusan aku dan Shiratsuki.
"Kak Sakamoto, apa kakak tidak mempercayai kami berdua?"
Sebuah pertanyaan keluar dari mulut Shiratsuki yang terdengar sedikit mengejutkanku.
"H-huh tidak tidak, aku tidak bermaksud seperti itu."
"Jika kakak tidak bisa percaya dengan bawahanmu sendiri, maka kakak gagal menjadi seorang pemimpin. Bukankah ini yang kakak lakukan saat ini?... Hanya menyuruh kami berdua melakukan hal-hal kecil, sedangkan kakak berkerja lebih banyak sendiri di belakang kami. Seharusnya kakak lebih bisa mempercayai kami, tidak perlu sungkan memberikan kami tugas yang berat. Seorang pemimpin harus tegas pada bawahannya. Jika kakak bersikap seperti ini terus, mungkin kami berdua akan melakukan hal yang sama dengan anggota lainnya."
"Oy Shiratsuki?"
Aku mengerti apa maksud dari perkataan Shiratsuki.
Dia kini sedang berusaha mengubah sikap kak Sakamoto meskipun tidak menggunakan permainan kalimat. Dia tidak berusaha mencoba secara langsung berbicara pada intinya, dia memberikan sebuah kalimat yang bertujuan agar kak Sakamoto mengerti.
"..."
Aku melihat reaksi kak Sakamoto yang duduk di tempat tidur menundukan kepalanya. Aku tidak tau apa yang sedang dia pikirkan saat ini.
"Aku tidak mengerti secara jelas masalah apa yang kakak sedang hadapi. Tapi jika ketua OSIS sebelumnya melihat sikap kakak saat ini, dia akan sangat kecewa. Bukankah ada sebuah janji yang kakak coba tepati dengannya?"
"..."
Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut kak Sakamoto.
"Kakak tidak usah khawatir dengan pekerjaan 2 hari kedepan, sebaiknya kakak beristirahat dan tidak perlu datang ke sekolah. Kakak harus memikirkannya baik-baik."
Shiratsuki mulai mengambil tanganku dan kemudian menarikku untuk mengikutinya kearah pintu keluar. Meninggalkan kak Sakamoto yang masih menundukan kepalanya tanpa sepatah katapun dari mulutnya.
Membuka pintu, lalu kemudian menutup kembali setelah kami berada di luar.
Aku mulai berbicara setelah berada di luar, mengomentari tindakan Shiratsuki sebelumnya.
"Bukankah tadi sedikit berlebihan?"
"Tidak, itu sudah cukup. Untuk selanjutnya, biarkan dia yang menentukannya."
"Huh, apakah semuanya akan baik-baik saja?"
"Tidak perlu khawatir."
Ucapnya dengan tenang.
-║-
Aku, Shiratsuki, dan pak Kimura kini berada tepat di depan pintu gerbang. Sebuah mobil berwarna putih berukuran sedang terlihat terparkir tepat di depan kami, bu Kirishima adalah orang yang mengendarai mobil putih milik pak Kimura itu.
Kak Sakamoto kini sudah berada di kursi penumpang bagian belakang.
Setelah membantunya memasuki kendaraan, Akhirnya pak Kimura mengambil alih kemudi dan kini sudah berada di depan, menunggu bu Kirishima masuk ke dalam kendaraan miliknya.
"Ibu ini!!"
Aku memberikam sebuah tas berwarna coklat pada bu Kirishima, tas milik kak Sakamoto sebelumnya berada di meja kerja milik bu Kirishima setelah dia mengambilnya dari kelas kak Sakamoto.
Lalu Shiratsuki memberikan tas milik bu Kirishima padanya setelah aku memberikan tas milik kak Sakamoto.
Dia menerima kedua tas itu, lalu berbicara pada kami.
"Terima kasih Yuichiro, Shiratsuki. Kalian sudah banyak membantu hari ini, untuk sisanya biar ibu yang urus. Lalu apa yang akan kalian lakukan setelah ini, kalian akan pulang?"
Ibu Kirishima dan pak Kimura akan mengantar kak Sakamoto pulang kerumahnya, setelah itu pak Kimura akan segera mengantar bu Kirishima pulang. Karena hari sudah mulai menjelang malam, maka tidak ada kegiatan lagi di sekolah.
Karena itulah bu Kirishima bertanya pada kami?
Mungkin dia mencoba untuk memberikan kami tumpangan, namun Shiratsuki langsung menjawabnya dengan cepat.
"Tempat tinggalku sangat dekat dari sini, jadi ibu tidak usah khawatir."
"Lalu bagaimana denganmu Yuichiro?"
"... A-aku akan mengantar Shiratsuki, karena aku searah dengannya."
"Ehhhh, sejak kapan kalian sedekat ini?... Tapi, ini bukan urusan ibu. Terima kasih, jika tidak ada kalian berdua mungkin masalah OSIS akan semakin besar. Kalian sudah bekerja sangat keras."
Sebuah senyuman terlihat dari wajah bu Kirishima saat melemparkan ucapan terima kasih dan pujiannya pada kami.
Dia sedikit mendekat pada kami, Tangan kanannya menepuk pundak kanan Shiratsuki sedangkan tangan kirinya menepuk pundak kiriku.
Setelah melakukan itu, Bu Kirishima kemudian berbalik dan berjalan mengarah pada kendaraan milik Pak Kimura yang berada di sisi jalan. Dia membuka pintu bagian depan dan duduk disana. Kaca depannya sempat terbuka, dan Bu Kirishima memberikan perkataan terakhirnya pada kami.
"... Hati-hati di jalan, jangan berpergian malam-malam."
Teriak bu Kirishima saat berada di dalam mobil. Kami melihat pak Kimura sempat melambaikan tangan sambil tersenyum pada kami sebelum akhirnya mobil itu bergerak maju.
Sempat terlihat dari kaca bagian belakang sosok kak Sakamoto yang terlihat masih murung dan terdiam tanpa ekspresi sama sekali.
Kak Sakamoto sempat berbiara pada kami sebelum masuk kedalam mobil milik pak Kimura, dia bilang "Terima Kasih" dengan senyuman yang terlihat sedikit di paksakan.
Mungkin dia sedang memikirkan kata-kata yang terucap dari Shiratsuki sebelumnya.
Kami masih berdiri dan melihat kendaraan milik pak Kimura sudah jauh meninggalkan area sekolah, bahkan kini sudah tidak terlihat lagi.
"... Huh."
Keluh Shiratsuki yang berada di sampingku.
"Apa kau baik-baik saja. Kau terlihat sangat kelelahan?"
"Hmmm, apa kau mengkhawatirkan keadaanku?" Tingkah Shiratsuki kembali seperti semula saat kami kini sudar berduaan saja. "Kau bilang akan mengantarku barusan, apa itu benar?.... hihi, kau kembali bersikap seperti seorang pacar yang baik."
"Kita kea rah yang sama kan dan apartemenmu berada dekat dengan statiun. jika berjalan bersama meskipun tidak berniat mengantarmu, itu terlihat berbeda di mata orang lain."
Sebuah jawaban aneh keluar dari mulutku.
"Hihi, apa kau merasa malu?... Wajahmu kembali memerah."
Dia menundukan kepalanya tepat di depanku dan melihat wajahku dari bawah.
Dengan cepat aku memalingkan wajahku kesamping kiri, mengalihkan pandanganku yang melihat kearah wajah Shiratsuki. Aku sempat menabrak tubuhnya yang berada di samping kiriku saat berusaha berjalan meninggalkan area sekolah dan pulang, namun Shiratsuki langsung mengindarinya dan bergerak ke samping kananku.
"... Tunggu Kazama."
Shiratsuki berteriak dengan nada kecil saat aku selangkah berada di depannya.
Untuk kedua kalinya, dia memanggil nama depanku. Itu membuatku sedikit terganggu, namun aku hanya diam dan terus berjalan.