Chereads / Azvara : Magic Forest / Chapter 19 - (18)

Chapter 19 - (18)

Aliga sudah tidak sanggup lagi. Kesabarannya sudah berada di ambang batas. "Lalu, apa yang anda tahu, hah?!" geramnya.

Lila dan Cia terkejut. Sedangkan Nona Peony? Ia hanya mengambil satu tarikan napas yang panjang lalu berkata, "Peony tahu satu hal."

"Apa?"

"Peony tahu kalau itu tidak asli!"

Ketiga penyihir junior itu langsung tertegun ketika mendengar sanggahan Nona Peony. Mereka tidak percaya dan lebih memilih untuk kembali menyimpan gulungan kertas yang disinyalir sebagai manuskrip sihir itu.

"Nona Peony tahu dari mana kalau ini tidak asli?" tanya Cia penasaran. Bagaimana mungkin manuskrip ini merupakan manuskrip yang palsu? Ini begitu sempurna untuk dikatakan sebagai kopian.

Terlebih lagi, ini adalah kawasan goblin. Tidak akan mungkin mereka bisa sepintar itu untuk membuat manuskrip tiruan dengan detail yang sangat sempurna seperti ini.

Nona Peony kembali membentangkan lebar-lebar gulungan kertas dengan tulisan sihir itu. Di bawah sinar matahari, ia mencoba untuk menerawang manuskrip itu sekali lagi.

Ada yang salah. Benar-benar salah

Namun sayang, Nona Peony tidak tahu apa yang salah dari manuskrip ini. Ia masih belum menemukan bukti yang cukup kuat untuk memberitahu kepada para penyihir junior itu bahwa ini bukan manuskrip yang asli.

Wanita berusia seperempat abad itu akhirnya menyerah. Ia menurunkan kertas itu, menggulungnya, lalu mengembalikannya kepada Aliga.

"Peony tidak tahu, Cia. Tapi Peony yakin itu salah."

Peony menunduk dan menggigit bibir bagian bawahnya. Ia merasa malu karena tidak bisa membuktikan hipotesisnya itu.

Aliga kini berkecak pinggang. Ia maju dan mulai menyudutkan Nona Peony. "Jadi, apa yang anda tahu, Nona? Oh benar, anda tidak tahu apa-apa!"

Bola mata Nona Peony terbelalak sempurna. Ia kaget karena penyihir junior yang ia dampingi saat ini mampu membantahnya. "Peony tahu kalau itu bukan manuskrip yang asli!" Nona Peony membela dirinya sendiri.

"Anda tahu dari mana? Membuktikan omongan anda sendiri saja anda tidak bisa!" Aliga berjalan makin mendekat dan membuat Nona Peony mundur hingga punggung penyihir senior itu menabrak dinding kayu.

Nona Peony mengangkat kepalanya mantap. "Tapi Peony yakin bahwa itu palsu!"

"Anda tidak berguna, Nona Peony," ucap Aliga dengan sinis. Tatapannya begitu mengintimidasi hingga bisa membuat Cia merinding dari kejauhan.

Nona Peony merasa bahwa hatinya sudah tersayat ribuan kali. Kakinya mendadak menjadi lemah hingga membuatnya terduduk tak berdaya di lantai. Aliga berbalik dan berniat keluar dari tempat itu.

Lila merasa ini sudah kelewat batas. Nona Peony memang belum bisa membuktikan omongannya, namun Aliga juga tidak pantas berkata seperti itu kepada Nona Peony. Ia akhirnya berjalan dengan marah mendekati Aliga dan langsung menarik jubah pria itu.

"Kau tidak boleh berkata seperti itu! Kau sudah kelewatan, Aliga!"

Aliga berbalik dan menatap tajam ke jiwa Lila. "Lalu apa? Aku sudah mengatakan fakta yang sebenarnya. Ia memang tidak berguna bagi kelompok kita!"

"Tidak!"

"Ah, sudahlah," tandas Aliga. "Sia-sia saja aku meladeni penyihir tidak berguna seperti kalian berdua!" sambungnya lagi. Ia kemudian keluar dari gubuk kayu itu sambil membawa gulungan manuskrip kontroversial itu.

"Tunggu di sini, Lil. Aku akan mengejar Aliga terlebih dahulu untuk membawanya kembali!" Tanpa lebih banyak berbasa-basi, Cia langsung berlari keluar untuk menarik Aliga kembali.

Sementara itu, Lila memutuskan untuk menyemangati Nona Peony agar tidak terlalu memerdulikan ucapan Aliga barusan. "Tenanglah, Nona Peony. Aku percaya kalau manuskrip itu palsu. Nona masih memiliki kubu di sini."

"Hueee, t-tapi tetap saja-- tunggu, Peony baru menyadari satu hal .... Manuskrip sihir yang asli memiliki simbol bulan sabit merah di pojok kiri atasnya dan kertasnya lebih tebal karena dibuat dari kayu pohon pengetahuan."

Mata Lila berhasil membuka sempurna setelah mendengar hal itu. Ia juga baru sadar sekarang. Sudah menjadi rahasia umum bahwa manuskrip sihir asli yang dibuat oleh pemerintah sihir memiliki simbol bulan sabit merah di atasnya.

Sedangkan manuskrip itu tidak memilikinya.

Lila berlari keluar gubuk itu secepat kilat untuk memperingatkan Aliga dan Cia mengenai fakta baru ini. Dari kejauhan, ia berteriak kepada Cia dan Aliga yang hampir tiba di gerbang masuk sekuat tenaga.

"Itu manuskrip sihir palsu! Manuskrip sihir yang asli memiliki simbol bulan sabit merah di pojok kiri atasnya!"

"Heh?"

Namun sayang, Cia dan Aliga tiba-tiba saja masuk ke dalam jeratan jaring kusut milik tetua goblin dan langsung diarak menuju pusat perkampungan.