Chapter 39 - BERTINGKAH LAKU YANG BENAR

"Mengapa kau menatapku?" Xiao Tianyao bertanya pada Senja tanpa menunjukkan emosi apapun.

Utara mencengkeram tepi meja. Dia mengedipkan mata pada Senja dengan panik, mencoba memberinya tanda agar berhati- hati dengan ucapannya. Sayangnya Senja tidak menyadarinya.

"Karena kau tampan," ucap Senja dengan nada datar.

Cengkeraman di atas meja terlepas. Sekarang Utara merasa seperti ingin merangkak keluar dari ruangan ini karena Xiao Tianyao tampak mengerikan.

Sepertinya Senja memperhatikan perubahan ini.

"Kau tidak suka kalau aku bilang kau tampan dan aku menatapmu?"

Xiao Tianyao tidak mengatakan apa- apa tetapi tatapannya cukup untuk membuat orang bergidik ketakutan.

Utara ingin mengatakan sesuatu tetapi tidak ada suara yang bisa dia hasilkan.

Dalam benaknya dia tengah berada di tepi tebing, siap untuk melompat, dengan angin sepoi- sepoi yang membuat riak di jubahnya. Hanya satu dorongan dan dia akan melompat ke kegelapan di tebing, di bawahnya.

Dan 'dorongan' yang dia butuhkan datang…

"Aku tahu menatap orang itu tidak sopan. Aku minta maaf untuk itu. Tapi, seperti yang aku katakan, Kau tampan. Itu saja," kata Senja dengan keras kepala.

Dan itulah 'dorongan' yang Utara butuhkan untuk melompat ke kegelapan tak berujung.

Selama tinggal dunia…

"Kau tidak banyak bicara saat terakhir kali aku melihatmu," kata Xiao Tianyou dengan seringai jahat terpampang di bibirnya.

"Aku rasa kita belum pernah bertemu sebelumnya."

"Oh,"

Mendengar kata- kata Xiao Tianyao, Utara menatapnya. "Kau bilang dia benar-benar Senja?" Utara kembali bersemangat.

Senja tercengang. Bagaimana bisa?

Xiao Tianyao tidak menjawabnya tapi menilai Senja di depannya.

"Ada satu hal yang bisa membuktikannya"

"Apa itu?" Tanya Senja acuh tak acuh.

"Setiap anggota keluarga dari klan pedang hitam memiliki tato."

Senja terkesiap kaget. "Aku punya tato…"

Pernyataan ini menarik perhatian mereka ke arahnya.

"Aku memiliki tato tiga daun merah di bahu kiriku."

Utara memekik di kursinya. Telunjuknya menunjuk ke arah Senja, gemetar.

"Kemarin aku memintamu untuk menunjukkan pundakmu karena ini! Bukan karena aku cabul!" Dia bereaksi seolah- olah Senja telah mencemarkan nama baiknya. "Lihat! Sudah kubilang itu kau! "

Senja menunduk sambil berpikir keras. Jika itu benar, maka terlalu banyak kebetulan yang terjadi.

Apa yang sebenarnya direncanakan wanita tua itu? Tunggu… tato ini…

Senja membuat tato ini tiga tahun lalu pada hari ulang tahunnya yang ke dua puluh… dan memang wanita tua itulah yang memaksanya untuk membuat tato dengan pola ini.

Karena kedekatan mereka dan beliau seperti sudah neneknya sendiri, Senja tidak tega menolaknya. Tapi ternyata itu bagian dari rencananya.

Menyebalkan!! Sudah berapa lama dia merencanakan semua ini!

Senja merasa kesal karena dia tidak suka dibodohi seperti ini. Seolah wanita itu telah memasang perangkap di depan matanya dan Senja dengan bodohnya berjalan langsung ke dalamnya.

Senja mengertakkan gigi. Dia merasa lebih kesal lagi ketika mengingat kesulitan yang harus dia hadapi tadi malam.

"Tapi, mungkin tatonya berbeda pola…" Utara mencoba menyuarakan kemungkinan terburuk.

"Aku bisa tunjukkan" kata Senja enteng.

Keduanya menunjukkan ekspresi yang kurang setuju.

"Lin akan datang, biarkan dia memeriksa tato itu ketika dia sudah ada di sini." Xiao Tianyou mengatakannya sebagai lalu dia berdiri. Tubuhnya yang tinggi memberikan kesan yang mengesankan.

Sebelum melangkah keluar, dia memperingatkan Senja "Lain kali kau melihatku, jaga sikapmu."