Chereads / Story Of Naho Sasaki / Chapter 7 - 6. Penyerangan

Chapter 7 - 6. Penyerangan

Naho sempat diajak oleh kakaknya untuk ikut ke ruang apartemen sebelahnya. Naho mengiyakan saja, Naho sempat berpikir kalau Naho ingin menolaknya karena sudah nyaman di kamarnya.

Semua keluarga Sasaki pindah ke ruangan apartemen sebelah. Naho ingin tidur di kamar sendirian seperti biasa. Hinoto sempat ragu jika Naho tidur sendirian, Hinoto mengizinkannya, karena Naho bukan lagi anak kecil.

Hari sudah malam, Saishi ingin satu sekolah dengan Naho. Naho meminta Hinoto untuk menemani Saishi ke sekolah karena Naho biasanya berangkat sangat pagi bersama Isamu. Naho meminta Hinoto mendaftar Saishi jam 9 pagi, karena itu adalah jam istirahat sekolah.

Di pagi hari, Naho sudah mempersiapkan semuanya kemudian melihat Hinoto dan Saishi, keduanya masih bangun. Naho keluar dan berangkat bersama menaiki sepeda.

Di dalam perjalanan Naho bertanya.

(Naho) "Masamune-kun, apakah kak Mayumi dan Risa bakal satu sekolah dengan kita?"

(Isamu) "ya, tapi kak Mayumi tidak akan satu sekolah dengan kita, hanya Risa saja"

(Naho) "oh gitu..."

(Isamu) "oh ya, kata kak Mayumi, dia akan satu SMA dengan kakakmu, kak Hinoto, 'kan?"

(Naho) "ehhh, iya"

Setelah sampai, di sekolah, Naho mencari teman-temannya. Tapi, Naho hanya bertemu dengan Hana saja yang lainnya tidak ada. Naho bingung, tapi Naho dan Hana menjalan hari seperti biasa sampai jam istirahat tanpa ada Saika dan teman-teman meraka.

Hana pergi karena Hana dipanggil oleh guru, Naho melihat Isamu sedang duduk sendirian di pohon sakura, Naho menghampirinya.

(Isamu) "eh, Sasaki? kamu mau ngapain?"

(Naho) "aku...aku mau cerita"

(Isamu) "eh"

Isamu hanya bilang mungkin saja mereka bisa izin atau sakit dari sekolah.

Tiba-tiba, mereka melihat ada pecahan kaca jatuh tepat di depan mereka, karena penasaran Isamu meminta Naho untuk tetap di kursi dan pergi. Naho sendirian di kursi dan di sekitar Naho sepi tidak ada siapa-siapa.

Beberapa menit kemudian, Naho menunggu Isamu kelamaan, Naho memeriksa di kelas dan tidak ada orang ditambah di dalam kelas, jendela-jendela di situ pecah semua. Naho menemukan beberapa baru di kelas.

Naho tiba-tiba curiga dan langsung berlari keluar untuk memeriksa di gerbang sekolah, dari kejauhan, terdengar suara banyak orang. Naho menjadi panik, karena penasaran Naho pergi ke pinggir sekolah. Di pinggir, Naho mengintip gerbang jendela dari kejauhan. Naho dibuat kaget, ternyata sekolahnya diserang oleh murid-murid berasal dari sekolah lain.

Naho mencari teman-temannya untuk kabur, Naho melihat ada beberapa murid dari sekolahnya sedang mempertahankan sekolah mereka, dan ada yang melempar sebuah petasan kearah penyerang dan membuat penyerang itu mundur.

Naho memanfaatkan situasi ini untuk mencari teman-temannya di sekitar gerbang sekolah. Naho melihat ada Saika dan seseorang, Naho langsung menghampiri mereka dengan cepat. Tapi, terjadi sebuah ledakan sehingga membuat Saika terpental dan mengalami luka aspal.

Saika masih sadar, Naho akhirnya sampai dan menolong Saika yang sudah tidak berdaya. Saat sedang menolong Saika, tiba-tiba Isamu muncul dan berkata.

(Isamu) "AWAS!! ADA PISAU MENGARAHMU, SASAKI!!!"

(Naho) "EH!!??"

Ada orang yang melempar pisau, dan pisau itu mengenai Naho di bagian perut dan mengalami luka tusuk sehingga membuat Naho menjadi tidak berdaya, Naho nekat mencabut pisau itu tapi Isamu melarang untuk melakukan itu tapi Naho tetap nekat mencabut itu.

Saat mencabut, Naho berteriak karena kesakitan. Pisau itu akhirnya dicabut dan lanjut menolong Saika sampai dibawa ketempat aman bersama Isamu.

Di tempat aman, Naho tiba-tiba tergeletak di lantai karena sudah tidak kuat lagi nahan rasa sakit, Isamu langsung membawa Naho untuk dibawa kabur dan pergi ke rumah sakit bersama teman-temannya.

Mereka bertemu dengan Mayumi, Hinoto, Saishi dan Risa. Hinoto kaget melihat kondisi Naho yang sudah sekarat.

(Hinoto) "ada apa dengan mereka berdua?!"

(Isamu) "Naho tertusuk pisau lalu dia mencabutnya sampai seperti ini, sedangkan gadis ini sepertinya mengalami luka ledakan"

(Hinoto) "ASTGA! CEPAT BAWA MEREKA KE RUMAH SAKIT!!"

(Isamu) "kami juga sedang ke rumah sakit"

Isamu menyuruh, Mayumi, Risa dan Saishi membawa Naho ke rumah sakit begitu juga dengan Saika. Sementara Isamu dan Hinoto mencari korban lainnya dan tidak ikut mempertahankan sekolah.

Dalam perjalanan, Naho sudah tidak kuat lagi berjalan, Mayumi khawatir. Mayumi langsung mencari bantuan. Setengah jalan di rumah sakit akhirnya ada orang baik yang mau menolong mereka, orang itu dari tadi mengikuti darah Naho sampai ketemu mereka di jalan.

Orang itu juga kebetulan mengendarai mobil sehingga membuat perjalanan mereka lebih mudah.

Sesampainya di rumah sakit, mereka langsung bergegas ke tempat antrian dan tidak peduli orang-orang yang sedang mengantri. Dokter pun langsung membawa Naho ke kamar, Naho sempat batuk darah membuat Naho makin tak berdaya. Untungnya, dokter berhasil membawa Naho dan Saika ke kamar dan menyuruh mereka untuk tunggu di depan.

Saat menunggu di depan, Mayumi dipanggil oleh dokter untuk menceritakan apa yang terjadi. Dokter itu ternyata kenal dengan Hinoto, alhasil mereka berdua saling mengenal.

Setelah Mayumi selesai, Mayumi disuruh untuk pulang karena proses penyembuhannya lumayan lama. Mayumi, Risa dan Saishi pulang, tapi mereka malah kembali ke sekolah untuk mencari korban lagi. Mayumi meminta Risa dan Saishi untuk pulang saja karena cukup berbahaya, Mayumi memberikan kunci kamar apartemen ke Risa.

Beberapa Kemudian....

Naho terbangun, Naho mencoba untuk berdiri.

(Naho) "aduh!"

(Isamu) "eh, Sasaki, jangan diri dulu!"

(Naho) "eh, Masamune-kun?"

Naho kaget, Isamu mencoba mendekat Naho karena Naho tidak bisa duduk. Isamu menceritakan kejadian waktu di sekolah. Gedung sekolah setengah hancur, sekolah di liburkan sampai sekolah kembali normal karena sekolah sedang dibangun kembali.

Isamu melihat Saika di sebelah Naho yang masih terbaring, Isamu bertanya.

(Isamu) "dia masih pingsan?"

(Naho) "tidak tau"

Isamu mencoba membangunkan Saika. Ternyata, Saika bangun, Saika bilang kalau Saika baik-baik saja dan bisa duduk. Isamu memberikan handphone Saika yang ternyata masih aman. Saika sangat berterimakasih, begitu juga dengan Naho handphone miliknya ternyata juga masih aman.

Dokter datang, Isamu izin pamit dengan Naho dan Saika untuk pulang. Isamu yang sendirian merasa bersalah karena telat memberi tahu ke Naho saat pisau mengarah ke Naho. Seharusnya Isamu yang terkena pisau.

Di kamar Isamu, Isamu tidak bisa tidur semalaman karena memikirkan kondisi Naho yang sudah seperti itu.

Tiba-tiba, Naho menchat Isamu, Naho bilang kalau Saika sudah dibolehkan pulang. Naho merasa kesepian, Naho meminta Isamu menemaninya di rumah sakit. Isamu tersenyum dan langsung mempersiapkan diri untuk pergi ke rumah sakit sendirian memakai sepeda.

Setelah sampai di rumah sakit dan sudah berada di kamar, Isamu menanyakan tentang lukanya.

(Isamu) "Sasaki, waktu kamu tertancap pisau, lukamu dalam nggak?"

(Naho) "iya, pisaunya dalam banget, tapi aku nggak apa-apa kok, cuma banyak kehilangan darah aja"

(Isamu) "maaf, aku telat kasih tau kamu, aku kira itu adalah batu tapi ternyata itu adalah pisau"

(Naho) "mengapa kamu minta maaf? kan sudah kejadian"

Isamu hanya bisa tersenyum saja.

Dokter masuk dan menyuruh mereka untuk pindah kamar agar Isamu bisa menginap sementara di rumah sakit itu. Saat sedang dipindahkan, dokter melihat Isamu sedang kebingungan. Kemudian dokter itu mengajak berbicara dengan Isamu saat proses pemindahan selesai.

Setelah selesai, dokter itu mengajak Isamu berbicara sebentar di luar. Saat di luar dokter itu bertanya.

(Dokter) "dipikiranmu pasti seharusnya cepat selesai, 'kan?

(Isamu) "iya, seharusnya seperti itu, tapi kenapa?"

(Dokter) "temanmu itu fisiknya terlalu lemah, banyak risiko yang terjadi dengan temanmu"

(Isamu) "begitu, ya?"

(Dokter) "tenang, kami akan melakukan yang terbaik demi menyelamatkan temanmu, baiklah kembali ke kamar temanmu"

(Isamu) "baiklah, dokter"

Isamu hanya bisa berharap Naho dapat diselamatkan. Isamu tidur.