Isamu memilih membiarkan Naho hidup karena pasukannya Naho akan segera datang ke mereka berdua, Isamu mendekat ke Naho dan berkata.
(Isamu) "dengerin, aku tidak mungkin membunuhmu karena kau adalah cinta pertamaku"
*Naho terdiam*
(Isamu) "aku akan pulang ke kerajaan ku daripada aku ditangkap"
(Naho) "begitu, ya? baiklah hati-hati"
*Isamu mencium Naho*
(Naho) "....!!!!"
(Isamu) "selamat tinggal dan jaga dirimu, Naho"
*Isamu pergi sambil berlari*
Naho diselamatkan oleh tentara Naho dan pergi ke kerajaannya. Sesampainya Naho dimarahi oleh ibunya.
Di kamar Naho, Naho didatangi oleh Hinoto untuk memberikan sebuah pedang Katana, Katana itu diberi nama "Idai" yang artinya "kehebatan".
Gara-gara Naho memegang pedang itu membuat sifat Naho tiba-tiba kembali seperti sebelum pergi ke era modern.
Naho menyimpan pedang itu dengan aman. Kemudian Naho mengganti pakaiannya karena sempat dianggap aneh oleh orang tuanya Naho.
Naho pergi keluar untuk mencari sebuah kunci, kunci itu adalah kunci untuk membuka sebuah buku, buku itu berisikan mantra.
Naho sudah mencari kemana-mana tapi tidak ketemu dan akhirnya istirahat di istana.
Keesokan harinya Naho kembali mencari kunci itu sambil membawa sebuah kalung jimat Hogo yang dipercayai oleh Naho dapat melindungi dari ancaman bahaya.
Namun, kerajaan Naho diserang, banyak para Samurai mati. Karena panik Naho melarikan diri ke pojok kerajaan dan Naho dibuat kaget karena Naho bertemu Isamu di pojok kerajaan dengan tujuan membawa pesan untuk berkumpul di kerajaan Naho karena perintah ayahnya.
Isamu melihat jimat yang dipakai Naho, Isamu menegaskan bahwa jimat itu tidak ada manfaat sama sekali Naho nurut dan membuang jimat itu.
Naho juga sempat disuruh oleh ibunya untuk berkumpul jika terjadi serangan.
Naho dan Isamu sudah berkumpul, Naho mempersiapkan diri karena diperintahkan untuk pergi ke era modern bersama Isamu.
Setelah mempersiapkan diri akhirnya Naho dan Isamu pergi ke era modern.