Chereads / FULLHENTAI 2 / Chapter 30 - Season 2 Chapter 18 (Iblis dibalik topeng putih)

Chapter 30 - Season 2 Chapter 18 (Iblis dibalik topeng putih)

Chapter 18

.

(Iblis dibalik topeng putih)

.

Ruangan utama kediaman Uchiha.

06:45 am.

Sasuke terus melihat layar hanphone yang berisi pesan, yang entah dari siapa? Setiap Sasuke menghubungi nomer yang mengirim pesan itu selalu saja hanya ada suara operator. 'Nomer yang ada hubungin tidak aktif.'

Sai hanya berdiri disebelah Sasuke yang terlihat cemas.

"Sai, apa kau sudah menyelidiki siapa pemilik nomer yang mengirim sms ini?"

"Iya, tuan, sayangnya belum ada titik terang sedikit pun. Tapi, saya sudah menyuruh orang untuk mencari tau siapa pemilik nomer yang selalu mengirim pesan ke handphone anda."

"Hnn," gumam Sasuke yang kini sedang memejamkan mata.

"Apa kegiatan putriku saat hari minggu ini?" tanya Sasuke. Sai mulai menunjukkan senyumnya.

"Nona Sara, hanya menghabiskan hari minggunya dirumah bersama nyonya Haruno dan Sasori."

"Sasori?" Sasuke terlihat tidak suka saat Sai menyebut nama Sasori walau Sakura pernah bercerita yang menolong Sasuke saat kecelakaan dulu adalah Sasori.

"Tuan, tidak apa-apa?" tanya Sai ketika melihat Sasuke sedang berekspresi tidak seperti biasanya.

"Ikut aku," ucap Sasuke.

"Baik."

07:12 am.

Sakura dan Sasori hanya saling memandang, karena hari minggu ini ada yang berbeda. Mitsuki yang memperkenalkan dirinya adalah teman baik Sarada, membuat Sakura dan Sasori mulai berpikir yang aneh-aneh, dari bermacam yang mereka berdua pikirkan hanya satu yang Sakura dan Sasori pertanyakan yaitu pacaran.

"Hei, kau bocah ikut aku!" ucap Sasori.

"Sarada, kamu sedang apa?" tanya Mitsuki saat dia memperhatikan Sarada bersama Sakura sibuk di dapur.

Sasori hanya sweatdrop merasa tidak dianggap.

'Sialan, dasar bocah,' kata batin Sasori. Sarada hanya memicingkan mata saat melihat Mitsuki sedang membantu Sakura membuat, onigiri/nasi kepal.

"Eh? Mitsuki pintar lebih bagus dari buatanku," gumam Sakura diiringi senyum juga seakan kagum. Biasanya onigiri/riceballs/nasi kepal. menyerupai bentuk segitiga namun Sakura membuat bentuk yang berbeda malah seperti bola sepak, bulat sempurna.

"Bola?" gumam Mitsuki sambil mengamati onigiri buatan Sakura. Sarada hanya menghela nafas sambil membuat, onigiri.

"Mama, hanya bisa membuat bentuk bola dan kesimpulanya itu gagal." Sakura hanya memanyunkan bibir, saat mendengar sindiran putrinya.

Sasori langsung ikut membuat semua serempak melihat apa yang dilakukan Sasori yang kini sedang membentuk onigiri, bukan bentuk segitiga atau bola tapi lebih terlihat seperti bentuk nasi yang dikepal asal-asalan membuat Sakura, Sarada dan Mitsuki sweatdrop bersamaan.

Pada akhirnya Mitsuki membuat onigiri sampai siap untuk dinikmati karena Mitsuki sendiri yang meminta, dia ingin membuat onigiri untuk semua. Sakura tersenyum puas karena tidak menyangka ada anak laki-laki yang sangat terampil padahal Siswa kelas 1 SMP.

"Apa buatan saya, enak?" tanya Mitsuki yang ditujukan kepada Sarada, Sakura dan Sasori.

"Mmhh!! Pas sekali tidak asin," ucap Sakura setelah menikmati onigiri buatan Mitsuki.

"Waw! Sakura buatanmu sangat-sangat asin," ucap Sasori langsung membuat Sakura drop.

Sakura, Sarada, Sasori dan Mitsuki terlihat menikmati kebersamaan mereka sambil menikmati onigiri sampai tak tersisa.

"Bagaimana kalau kita jalan-jalan? Inikan libur bagaimana?" tanya Sasori. Sakura dan Sarada terlihat sedang berpikir berbeda dengan Mitsuki yang sekilas membentuk senyum aneh, menyeramkan.

"Baiklah tapi kemana?" tanya Sakura.

"Taman saja bagaimana, atau pantai?" jawab Sasori.

"Taman," sahut Sarada dengan nada suara yang datar.

"Apa saya boleh ikut?" tanya Mitsuki yang terdengar polos. Sakura tiba-tiba berbinar penuh arti.

"Lucunya anak ini," ucap Sakura.

"Boleh-boleh, tapi ada saratnya." Sarada dan Sasori menoleh ke arah Sakura.

"Sarat?" tanya Mitsuki.

"Saratnya adalah... jeng-jeng Mitsuki harus jadi anak angkatku dan panggil aku Mama jangan bibi!!"

"Haah!!" Sarada dan Sasori terkejut bersamaan, Sementara Mitsuki terlihat senang.

"Iya, Mama," ucap Mitsuki.

"Kyaakkk!! Lucu!" Sarada dan Sasori langsung sweatdrop.

.

.

Sakura, Sarada, Sasori dan Mitsuki. keluar dari kediaman Sakura. Mereka memutuskan pergi ke taman terlihat seperti sepasang suami, istri bersama kedua anaknya benar-benar serasi bagi yang tidak tahu sebenarnya mereka berdua hanya teman. Dari kejauhan sepasang onyx hitam menatap tajam diikuti suara pelan mengeretakan gigi.

Sasuke yang berada didalam mobil hanya bisa menahan amarahnya yang akan meledak.

"Tuan, apa anda tidak apa-apa?"

"Ikuti," ucap Sasuke datar.

"Baik." Sai mulai melajukan mobilnya, ia merasa ada perasaan yang aneh seperti akan ada masalah besar.

Sai mengikuti mereka berempat dari menuju halte sampai di taman. Sasuke meraih handphone yang ada dibalik jasnya dikantung kemeja putihnya. Sasuke, mengirim pesan lalu dia keluar dari mobil diikuti oleh Sai.

"Maaf tuan, apa ini tidak berlebihan?"

"Hnn?! Apa kau ingin aku pecat?" tanya Sasuke sambil menatap tajam kearah Sai, langsung membungkukan badan.

Sakura melihat handphone diiringi senyumnya.

"Aku pergi sebentar, Sasori tolong awasi putriku dan Mitsuki ya?" ucap Sakura yang bergegas pergi padahal mereka akan menikmati es krim yang baru saja dipesan, Sasori. Mitsuki mulai menikmati es krimnya. Sarada terus melihat kearah Sakura pergi.

"Sasuke, ada disini," gumam Sakura yang terburu kearah area tempat parkir.

Sai mendekati Sasori saat jauh dari Sarada dan Mitsuki.

"Mm, Sai?"

"Ikut aku sebentar ini penting" ucap Sai.

.

.

Sakura mulai menunjukkan senyum saat Sasuke menyuruhnya agar masuk kedalam mobil.

"Sasuke, kenapa kau bisa ada disini?" tanya Sakura.

Sasuke hanya diam menyamankan duduknya dijok mobil.

"Sasuke?"

"Hnn."

Sasuke menatap tajam kearah Sakura.

"Jauhi rambut merah idiot itu." Sakura membulatkan mata dan paham siapa yang dimaksud Sasuke.

"Maksudmu, apa Sasuke?"

"Jangan pura-pura bodoh!"

Sasuke mulai membelai surai merah muda milik Sakura, lalu meremasnya.

"Sakura, apa kau lupa aku ini seperti apa?" tanya Sasuke dengan nada suara yang terdengar datar tanpa ada nada lembut seperti biasanya.

Sakura merapatkan bibirnya diam tak menjawab pertanyaan Sasuke.

"Kalau, kau tetap bersama dia. Jangan salahkan aku kalau sifat lamaku kembali."

"Ja-jangan," gumam lirih Sakura. Sasuke membimbing Sakura agar, menatap wajahnya. Perlahan Sasuke mendekatkan wajah.

"Apa kau lupa siapa pemilikmu?!"

"Ma-maaf," ucap Sakura terdengar lirih.

Sementara Sai dan Sasori yang kini sedang diarea taman yang sepi sedang berdebat, Sasori tidak terima dengan permintaan Sai.

"Hah!! Kau bilang apa?!!"

"Tuan Sasuke. Memberiku tugas agar kau menjauhi, Sakura."

"Cih! Si brengsek itu tetap saja sama, aku tidak peduli dengan permintaan konyolnya!"

"Sasori, kau harus sadar posisimu," ucap Sai, sambil menunjukkan tatap tajamnya. Sasori tidak peduli dengan tatapan itu.

"Kau tidak tau Sasuke, itu seperti apa. Dia itu hanya orang brengsek! Mau saja kau jadi anjing penjaganya!"

Srrkk.

Sai menodongkan pistol tepat didepan wajah Sasori.

"Kalau, kau tetap keras kepala, aku tidak bisa menjamin kau bisa melihat matahari besok." Sasori hanya bungkam diiringi suara gigi yang gemeretak karena menahah amarah.

Next

Chapter 19

(Cinta dan Cemburu sangatlah dekat)