Chapter 23
.
(Pagi yang berbeda dan awal yang baru)
.
Sasuke memperhatikan seisi ruangtamu yang ada di rumah Sakura. Walau hanya rumah minimalis namun sangat nyaman dan suasana hangat rumah itupun sangat terasa.
Sakura memperhatikan sikap Sasuke dengan seksama.
"Pasti tidak nyaman ya?"
"Hnn? Kenapa kau bertanya hal semacam itu? Apa kau lupa dulu aku terbiasa seperti ini saat kita masih di KHS/Konoha High School, dulu."
"Iya, aku lupa dulukan apartementmu didekat apartementku," gumam Sakura.
"Dan aku suka menyelinap ke kamarmu."
Sai hanya menperhatikan, Sasuke dan Sakura. Yang membicarakan masa lalu mereka berdua.
"Mm.. Menyelinap?"
Sai merasa aneh saat membayangkan jika tuannya menyelinap ke apartemen.
"Sakura, apa boleh aku ke kamar, Sara?"
Sakura hanya tersenyum sambil memperhatikan Sasuke.
"Boleh," jawab Sakura yang terdengar ramah.
"Tuan, nyonya. Saya pamit dulu."
Sasuke dan Sakura menoleh kearah Sai.
"Kau mau pulang?"
Sakura bertannya kepada Sai yang membalas dengan senyuman ramahnya seperti biasa.
Sai memutuskan pergi untuk kembali ke kediaman Sasuke. Sementara Sasuke dan Sakura yang kini sedang ada di kamar Sarada, Sasuke dan Sakura hanya memperhatikan Sarada yang sedang tertidur pulas.
"Sakura?"
"Mm.. Apa sayang?" jawab Sakura, lalumenahan tawanya.
"Hnn? Sayang?"
"Aku hanya bercanda apa kau tidak suka, Sasuke?"
Sasuke hanya menjawab lewat senyumnya.
Sasuke duduk disebelah Sakura ditepi tempat tidur kedua onyx hitam milik Sasuke fokus kearah Sarada, yang masih tertidur pulas.
"Mungkin kata terimakasih tidak bisa membalas kebaikanmu, Sakura," gumam Sasuke.
"Maksudmu?"
Sakura menatap intens kearah Sasuke.
"Aku masih belum percaya kau merawat putriku sampai sebesar ini, padahal aku selalu memaksamu untuk mengugurkan kandunganmu dulu-."
"Diam. Jangan bahas yang sudah berlalu, aku sudah melupakannya. Jika kau bertanya kenapa aku merawatnya karena aku mencintaimu, dan Sarada adalah putri kita."
Sakura mulai menunjukkan senyumnya diikut senyuman Sasuke.
"Sasuke, maafkan aku, gara-gara aku, kau kehilangan tangan kirimu," ucap Sakura yang terdengar pelan.
"Andai aku tidak belari menjauhimu dan kau tidak mengejarku pasti itu tidak akan terjad-."
"Walau tangan kiriku hilang tapi sebagai imbalannya kau menjadi milikku itu tidak masalah." Sasuke menyahut tiba-tiba.
"Aneh," gumam Sakura sambil menempelkan keningnya didada bidang Sasuke.
"Sakura, bagaimana kalau musim semi nanti kita menikah?"
Sakura mendongak memperhatikan wajah Sasuke.
"Me, menikah?"
"Hnn.."
Sasuke mendekatkan wajahnya kearah wajah Sakura.
Sakura mulai memejamkan mata, Sasuke hanya tersenyum.
"Hnn.. Kau kenapa?"
Sakura membuka mata karena terkejut dengan ucapan Sasuke.
"Aa-aku.. Mm.."
"Sa-Sasuke, ayo keluar," ucap Sakura diikuti semburat merah dikedua pipinya.
"Iyaa.."
Sakura dan Sasuke memutuskan keluar dari kamar Sarada. Sebelum mereka keluar dari kamar, Sakura mencium kening Sarada dan diikuti oleh Sasuke juga melakukan hal yang sama. Sakura hanya tersenyum dibalik rasa harunya.
"Huaamm...."
Sakura mulai menguap terlihat emerlad hijau dikedua matanya mulai redup karena lelah.
"Tidurlah ini sudah pagi," ucap Sasuke.
Mereka bedua hanya duduk di sofa sambil bercerita kegiatan masing-masing.
"Baru jam 3 pagi.. Huaamm.."
"Tidurlah.."
"Nanti saja. Mm.., Sasuke, aku ingin menceritakan soal Itachi kakakmu boleh?"
"Itachi?"
"Aku sedih saat tau bahwa dia meninggal maaf kalau aku, tidak datang saat pemakamannya hanya memperhatikan dari jauh, aku takut saat itu untuk menemuimu dan semua kebutuhanku dulu Itachi lah yang mengurusnya."
"Aku belum menemukan pelakuh yang merusak rem mobilnya.."
Sakura menoleh diikut ekpresi terkejut.
"Apa maksudmu?"
"Sebenarnya kematian kakakku tidak wajar karena pihak kepolisian menemukan hal yang aneh di mobilnya.
Rem sengaja dibuat blong.
Aku tau kalau saingan Uchiha Corp sangat banyak, apalagi kakakku cukup kuat dan terkenal dikalangan pemerintah Kohona.
Aku saja belum sampai ketahap itu."
Sakura hanya tertunduk lesu.
"Padahal Itachi, orang yang baik," gumam Sakura.
"Setelah kita menikah, aku akan melanjutkan pencarianku untuk mencari pembunuh Itachi."
Sakura memperhatikan ekspresi Sasuke yang terlihat sangat tegas.
"Ja-jangan lakukan itu berbahaya."
"Hnn?"
"Sudah jangan bahas ini lagi lebih baik kita tidur saja," ucap Sakura tiba-tiba.
"Aku tidur disini, kau cepat ke kamarmu. Cepat tidurlah," ujar Sasuke.
"Jangan tidur di sofa nanti kau masuk angin ini musim dingin."
"Kamar hanya ada dua," ucap Sasuke.
"Ki-kita tidur bersama," ucap Sakura gugup.
Sasuke mengiyakan permintaan Sakura dan mereka berdua memutuskan tidur bersama di kamar Sakura. Mereka berdua hanya diam berbaring sambil memperhatikan langit-langit kamar.
"Sa, Sasuke?"
"Hnn?"
"Dingin.."
Sakura langsung memeluk erat Sasuke.
"Tidurlah."
"Iyaa," jawab Sakura.
Sasuke terus memperhatikan Sakura yang mulai terlelap.
"Manis," gumam Sasuke.
Sakura tiba-tiba membuka mata diiringi tatapan intens kearah wajah Sasuke.
"Hnn.. Kau belum tidur?"
Sakura hanya diam sambil mengigit pelan bibir bawahnya.
"Kau kenapa?"
Sasuke hanya tersenyum setelah dia bertanya.
"Ci-cium aku," ucap Sakura. Sakura menutup wajahnya dengan kedua tangan.
Sasuke mencium kening Sakura. Sakura langsung mengembungkan kedua pipi. Sasuke hanya tersenyum diselah ciumannya.
.
.
Sakura mulai membuka kelopak kedua matanya, yang tadinya tertutup rapat.
'Sudah pagi,' kata batin Sakura diikuti kedua matanya memperhatikan seisi ruangan kamarnya.
Sakura mulai beranjak dari tempat tidurnya sambil menguap beberapa kali diikuti menutup mulut dengan telapak tangan kanannya.
Saat Sakura membuka pintu dan menuju kearah dapur dekat ruang makannya.
Kedua emerald hijaunya membulat melihat Sasuke dan Sarada menikmati sarapan pagi tapi, tidak ada salah satu dari mereka yang bicara.
Sasuke menoleh kearah Sakura.
"Pagi. Cepatlah mandi baru sarapan kau pemalas sekali."
"Ii-iya," jawab Sakura yang langsung kembali ke kamarnya.
"Tumben Mama menurut," gumam Sarada.
"Dia takut padaku," sahut Sasuke.
Sarada hanya diam sambil menikmati sarapannya.
Sarada beranjak dari duduknya lalu dia menuju kearah pintu masuk rumahnya diikuti suara bel beberapa kali.
Sasuke hanya tersenyum sambil memperhatikan Sarada.
'Mmm.. Roti lapis isi tomat lumayan juga,' kata batin Sasuke saat menikmati roti lapis isi tomat yang Sarada buat.
Sasori menunjukkan senyum saat melihat Sasuke. Sarada memperhatikan Sasori dan Sasuke bergantian dibalik ekspresi datarnya.
Sarada terus memikirkan yang dia dengar saat di kamarnya walau Sarada terbangun tapi, dia memutuskan berpura-pura tidur.
"Sarada, Sakura belum bangun?"
"Masih mandi," jawab Sarada.
Sasuke hanya memperhatikan Sarada saat menikmati roti. Sarada yang diperhatikan sekilas melirik kearah Sasuke lalu kembali fokus kearah Sasori.
Sasori mencoba bersikap biasa walau sempat terkejut saat dia melihat Sasuke ada di rumah Sakura. Sasori memilih bersikap biasa dan tidak bertanya kenapa Sasuke ada di rumah Sakura.
.
.
BERSAMBUNG
NEXT
Chapter 24
( Mencoba belajar menerima)
Lanjutannya di chapter selanjutnya ya ^^
Suasana akan beda kalau ada Sasuke. Semoga Sakura tidak malas mandi lagi :v