Chapter 17
.
(Mitsuki)
.
"Untung saja dia tidak sadar, kalau aku kelepasan bicara," gumam murid laki-laki bersurai biru muda kini sedang keluar sekolah, dia berniat pulang bersama Sarada dan memutuskan menunggu didekat pintu keluar sekolah. Beberapa Siswi memperhatikannya saat keluar dari pintu masuk sekolah.
Mitsuki menunggu cukup lama sampai menyandarkan diri di tembok dekat pintu sekolah, Siswa dan Siswi yang tadinya ramai untuk pulang bersama kini satupun tidak ada yang keluar dari pintu.
"Lama sekali," gumam Mitsuki. Beberapa menit kemuadian Sarada keluar dari sekolah, Mitsuki mulai melangkahkan kaki mengikuti Sarada.
'Sial, dia tidak melihatku,' kata batin Mitsuki.
"Sarada, tunggu." Sarada berbalik melihat siapa yang memanggilnya.
"Kau belum pulang?" tanya Sarada dibalas senyuman dari Mitsuki.
"Saya, menunggumu untuk pulang bersama."
"Mm.. Jadi kau serius?"
"Iya, saya serius," jawab Mitsuki diiringi senyuman membuat Sarada sedikit menghela nafasnya. Sarada mengambil handphone yang ada didalam tasnya.
Dia mengirim pesan agar Sai tidak menjemputnya hari ini dengan alasan pulang bersama teman.
Sarada memutuskan menerima ajakan Mitsuki. Hari menjelang sore kira-kira pukul 04:30 pm, ditepi jalan tempat pejalan kaki biasa berlalu-lalang dimusim gugur terlihat jelas daun pohon maple telah berguguran, daun yang berwarna merah masih menghiasi pohon maple itu dan yang telah mengkuning tentu saja berserakan di aspal dan trotoar yang mereka berdua pijaki.
Sepoi angin disore hari membuat Mitsuki tersenyum.
"Sudah hampir musim dingin," gumam Mitsuki, Sarada hanya sekilas meliriknya.
"Sarada, kamu suka salju tidak?" tanya Mitsuki.
"Lumayan."
Dua murid SMP ini terlihat cocok dari sudut pandang para pejalan kaki, walau mereka berdua baru kelas 1 SMP.
"Sarada, apa kamu hari minggu ada acara?"
"Mm?" Sarada menoleh kearah kiri sambil menatap penuh arti dibalik diamnya. Mereka berdua menunggu bis di halte yang cuma ada 3 Siswi Konoha High School disebelah mereka berdua.
"Hari minggu aku sibuk," gumam Sarada. Mitsuki hanya tersenyum tipis.
Jessh ~
Bis berhenti di halte pintu otomatis dari bis terbuka beberapa orang turun dari bis itu. Sarada dan Mitsuki juga 3 Siswi itu pun ikut memasuki pintu bis yang terbuka. Setelah memasukan beberapa yen kedalam kotak dekat supir bis, mereka berdua duduk di tempat duduk nomer 2 dari belakang.
Sarada hanya diam sambil melihat suasan pertokoan dan pejalan kaki yang terlihat sedang sibuk mempersiapkan kegiatan musim dingin yang memang tidak lama lagi akan tiba.
Mitsuki diam-diam hanya memperhatikan tanpa bertanya apa yang sedang Sarada lamunkan walau Mitsuki sedikit penasaran.
15 menit kemudian bis berhenti di halte dan mereka berdua pun turun di halte itu.
"Saya antar ya?" Sarada menoleh kearah Mitsuki.
"Mm.."
Mereka berdua memasuki area perumahan yang lumayan padat, Mitsuki melihat area perumahan itu sambil menunjukkan senyum diikuti kedua tangan berada didalam saku celananya.
Guk!! Gukk!!
"Hm!!"
Mitsuki melihat kearah, anjing yang sempat mengejutkannya. Sarada hanya mengerutkan kening Mitsuki seakan bicara tidak jelas sambil membelai surai cokelat milik anjing liar yang entah kenapa terlihat tiba-tiba jinak.
"Kau, besar sekali," gumam Mitsuki.
'Aneh,' kata batin Sarada memperhatikan Mitsuki seakan mengobrol dengan seekor anjing liar. Mereka berdua melanjutkan tujuan untuk pulang. Anjing yang tadi terus mengikuti Mitsuki.
"Gara-gara kau, anjing itu mengikuti kita," ucap Sarada dengan nada suara yang terdengar datar.
"Mungkin dia menyukai saya," jawab Mitsuki lalu dia berbalik dan seakan mengobrol dengan anjing itu anehnya anjing itu tiba-tiba pergi.
"Sudah beres."
"Kau, bisa bahasa binatang?"
"Hanya asal bicara saja," jawab Mitsuki.
Sarada hanya tersenyum, berbalik melanjutkan langkahnya diikuti oleh Mitsuki. Sarada menghentikan langkahnya didepan pintu gerbang rumahnya.
"Ini rumahku, kita sudah sampai, terima kasih sudah mengantarku."
"Sama-sama, jadi ini rumahmu ya. Boleh aku mampir lain kali?" tanya Mitsuki.
"Boleh," jawab Sarada.
Mereka berdua pun berpisah saat didepan rumah Sarada. 2 jam kemudian seperti biasa Sai dan Sarada hanya menghabiskan waktu bermain monopoli.
"Paman, bayar."
"Paman bisa bangkrut kalau seperti ini terus-."
"Takdir," sahut Sarada.
"Paman, menyerah."
"Waktu bertahan paman, 33 menit lumayan. Berbeda dengan paman Sasori hanya 18 menit langsung bangkrut."
"Sara, paman boleh tanya sesuatu?"
"Iya, boleh paman," jawab Sarada.
"Apa kau masih membenci tuan?"
"Iya," jawab singkat Sarada.
Ting.. Nung..
Sai beranjak dari duduknya saat tadinya duduk bersila dilantai.
"Jam segini tumben ada tamu," gumam Sai.
Sarada hanya diam seakan berpikir. Sai mulai melangkah menuju pintu keluar rumah.
Clekh..
Saat Sai membuka pintu, tiba-tiba Sai menatap Mitsuki yang menunjukkan senyum ramahnya.
"Selamat malam, apa Sarada ada?" tanya Mitsuki.
"Iya ada, tapi ini sudah malam, pulanglah."
"Tapi, saya sudah janji akan datang," jawab Mitsuki.
"Baiklah, kau boleh masuk," ucap Sai.
Sarada sedikit terkejut karena, Sai bersama Mitsuki menuju ruang tamu.
"Kau?"
"Malam, Sarada," sapa Mitsuki.
"Kenapa kau malam-malam datang ke rumahku?"
"Saya, ingin belajar bersamamu."
'Tadi dia bilang sudah janji mau datang?' kata batin Sai, sambil memperhatikan Mitsuki.
Sarada dan Mitsuki belajar bersama. Sai memperhatikan setiap sikap Mitsuki karena Sai berpikir Mitsuki tipe yang suka berbohong terbukti saat Mitsuki beralasan bahwa sudah janji akan datang.
"Sarada, pintar sekali. Saya kagum," ucap Mitsuki.
"Mm.. Biasa saja."
Sai memperhatikan tulisan Mitsuki yang terlihat lebih bagus dari tulisan Sarada.
'Sial, dia pintar berbohong,' kata batin Sai.
Sementara Sakura yang sedang sibuk dengan pekerjaanya di mini market merasa ada yang aneh dengan perasaanya.
'Kenapa perasaanku tidak enak dari tadi siang,' kata batin Sakura.
Sementara Sasuke merasakan hal yang sama saat dihadapan laptop diruang kerjanya. Layar handphone Sasuke menyala lalu dia melihat sebuah pesan.
.
.
Aku tidak menyangka, kau memiliki seorang putri yang cantik.
.
.
Sasuke mengirim pesan kepada Sai.
.
.
Sasuke : Sai, bagaimana kabar putriku?
Sai : Kabar nona muda, baik tuan.
Sasuke : Jadi begitu. Dia sedang apa sekarang?
Sai : Belajar bersama teman sekelasnya.
Sasuke : Sai, jaga putriku baik-baik
Sai : Itu pasti tuan, serahkan saja semua padaku.
Sasuke : Baiklah. Terima kasih.
Sai : Iya, tuanku.
NEXT
Chapter 18
(Iblis dibalik topeng putih)
Hahaha... Gaje kan ✌😂