Chereads / SKAM Indonesia / Chapter 10 - KAKAK

Chapter 10 - KAKAK

Erin sedang berjalan pulang menuju kosannya setelah kuliah. dari kejauhan, Erin dapat melihat dua orang berdiri di depan kosannya, dua orang yang sudah tidak asing lagi baginya. tentu saja itu adalah Kevin, dan kakaknya yaitu Putri yang segera berjalan dengan senyumannya menghampiri Erin.

"Erin.. apa kabar?" sahut kak Putri yang segera memeluk Erin. kak Putri adalah satu dari dua kakak yang dimiliki oleh Kevin, kakaknya yang satu lagi bernama Fadli.

"kak Putri... lama tidak bertemu" balas Erin dengan senyuman. ia dan kak Putri tentu memiliki hubungan yang baik. sementara itu Kevin hanya diam di belakang keduanya, memperhatikan.

Erin tahu ketika Kevin melibatkan kak Putri ke dalam hubungan mereka, itu artinya Kevin tidak berani untuk kembali meminta maaf dan bertanggung jawab atas kesalahannya sendiri. Kevin akan selalu melibatkan kak Putri karena ia tahu Erin akan memaafkannya di depan kak Putri. terkadang Erin malas dengan sifat Kevin yang seperti itu, selalu melibatkan orang lain ke dalam masalah mereka berdua.

"masuk dulu yuk kak, duduk... biar Erin buatkan teh dulu sebentar" sahut Erin merangkul kak Putri menuju kursi yang tersedia di teras kosannya. kak Putri duduk disana sementara Kevin masih berdiri di dekat motornya terdiam.

"gak usah repot atuh Erin, cuma mampir sebentar saja" jawab kak Putri.

"gak repot kok, kak. cuma teh manis aja" balas Erin.

Erin pamit ke dalam kosan untuk mengganti pakaiannya dan membuatkan teh manis untuk kak Putri dan Kevin. setelah sekitar 15 menit di dalam, Erin akhirnya keluar dengan dua cangkir teh manis. kak Putri memanggil Kevin untuk duduk bersamanya dan Erin di meja kecil tersebut. kak Putri hanya tersenyum dan meminum sedikit teh buatan Erin.

"ehemmm... kita langsung ke intinya saja ya... jadi kak Putri kesini sama Kevin datang ke kosan Erin karena katanya kalian lagi ada masalah ya?" sahut kak Putri membuka obrolan dan menghilangkan kecanggungan di antara Erin dan Kevin.

"iya kak" Erin mengangguk kecil karena sesungguhnya ia malas untuk membahasnya.

"jadi seperti ini, kalian kan sudah bersama sejak kelas 2 SMA. apa kalian tidak malu bertengkar hanya karena masalah yang sebenarnya bisa kalian selesaikan secara baik-baik?" tanya kak Putri kepada Erin dan Kevin.

"dia tidak memberikan ku kesempatan untuk menjelaskan" seru Kevin yang segera mendapatkan pukulan di bahunya oleh kak Putri.

"biarkan kakak yang berbicara" sahut kak Putri.

"baiklah kak, mungkin saat itu Erin sedang emosi jadi tidak terlalu ingin untuk mendengar alasan dari Kevin. tetapi sekarang kondisi Erin sudah lebih baik, jadi... jika Kevin memiliki sesuatu untuk dikatakan, silahkan" jawab Erin menatap Kevin.

"sekarang bicaralah" desak kak Putri.

"oke, seperti yang sudah ku katakan bahwa ponsel ku mati. aku tidak bisa mengisi daya nya karena aku sedang mengerjakan tugas kelompok saat itu. aku kira tidak akan lama namun mereka benar-benar bergantung padaku sehingga aku tidak bisa pergi. ketika aku selesai, aku segera pergi ke tempat janjian kita tetapi tentu saja kau sudah tidak disana. aku berusaha menelepon mu tetapi kau mengabaikannya" sahut Kevin berusaha mengatur nafasnya dengan baik. "aku minta maaf, aku tahu seharusnya aku mencoba untuk memberikan kabar padamu tetapi aku... aku minta maaf" lanjut Kevin.

"jadi bagaimana Erin? kakak harap kamu bisa mempertimbangkan dengan sebaik mungkin" tanya kak Putri.

Erin menghela nafasnya dalam-dalam dan berusaha memproses apa yang akan ia katakan. "baiklah, kau ku maafkan" jawab Erin.

"benarkah?" sahut Kevin tersenyum senang.

"iya, aku juga minta maaf karena telah bersifat kekanak-kanakan. aku seharusnya tidak seperti itu" tambah Erin.

Kevin tersenyum dan akhirnya membuat Erin ikut tersenyum. melihat keduanya membuat kak Putri merasa sedikit lega karena akhirnya adiknya berbaikan kembali dengan kekasihnya.

"baiklah, siapa yang lapar? ayo kita cari makanan" sahut kak Putri.

kak Putri bangkit dari duduknya dan mengajak Erin juga Kevin keluar kosan untuk mencari tempat makan. Erin bersama Kevin berjalan bersebelahan, dan meskipun sebenarnya Erin masih sedikit janggal dengan semua yang baru saja terjadi. ia berusaha untuk tetap memaafkan Kevin dan bahkan kini ia tidak menolak saat Kevin meraih tangannya untuk menggenggamnya. belajar dari apa yang terjadi, Erin ataupun Kevin harus saling memahami keadaan masing-masing. mereka kini sudah kuliah, tentu situasi akan berbeda dengan saat mereka masih SMA. Erin mengerti itu sekarang.