Chereads / SKAM Indonesia / Chapter 13 - TERORIS

Chapter 13 - TERORIS

Erin dan Pamela turun bersama dari GrabCar tepat di depan gerbang alamat rumah yang dikirimkan oleh Rita. Erin dan Pamela terdiam menatap dekorasi yang cukup ramai. balon warna-warni di tempat dimana-mana dengan lampu menyala begitu terangnya. sayangnya keadaan pesta ulang tahun tersebut tidak seramai dekorasi yang dipasang. tidak terdengar suara apapun dari dalam rumah.

"apa kita harus masuk?" tanya Pamela kepada Erin.

"yah... kita sudah tiba disini" jawab Erin.

Erin dan Pamela memasuki gerbang dan berjalan menuju depan pintu rumah Rita. Pamela menekan tombol bell dan menunggu Rita membukakan pintu untuk mereka berdua. tak lama pintu terbuka dan Rita berdiri disana menggunakan gaun princess berwarna ungu.

"selamat datang!" sahut Rita menyambut Erin dan Pamela.

"happy birthday!" seru Erin dan Pamela secara bersamaan. Rita tersenyum bahagia.

"terima kasih... apakah itu hadiah untukku?" balas Rita. ia mengambil bungkusan yang ada di tangan Erin dan Pamela. "ayo masuk, pestanya akan segera di mulai.." sahut Rita menarik Erin dan Pamela masuk ke dalam rumahnya.

"dimana yang lainnya?" tanya Erin kepada Rita melihat satu-satunya undangan yang ada di dalam rumah adalah dirinya dan Pamela.

"mereka akan datang" jawab Rita tersenyum.

"tapi ini sudah jam 8.15" timpal Pamela meragukan kehadiran tamu undangan lainnya.

"aku tahu" Rita mengangguk. bell pintu kembali terdengar dan Rita segera berlari kembali menuju pintu. Pamela merasa aneh berada di pesta sederhana ini. dekorasi nya memang meriah tetapi tidak berguna jika tidak ada orang yang ikut meramaikan.

"aku pikir itu Allan dan Dilan" bisik Erin kepada Pamela tentang siapa yang menekan bell pintu.

"ku rasa hanya kita yang ada di pesta ini" balas Pamela. Erin mengangguk setuju.

Erin dan Pamela sedang memperhatikan koleksi album Sheila On 7 milik Rita saat terdengar teriakan dari depan pintu. Erin dan Pamela yang terkejut segera berlari menghampiri. Rita menutup kedua matanya dan terus berteriak. tepat di depan pintu berdiri seorang perempuan mengenakan pakaian serba hitam dan juga memakai cadar. di belakang perempuan itu berdiri Allan yang tersenyum.

"hai!" seru Allan.

"tidak apa, Rita. dia Allan.. dia temanku" sahut Erin berusaha menenangkan Rita yang ketakutan.

"lalu siapa teroris itu?" tanya Rita membuka kedua matanya.

"teroris?" tegur wanita itu. "dimana majikan mu, biar kau bisa dipecat dari pekerjaan mu" lanjut perempuan tersebut.

"maaf, rumah ini milik ku" balas Rita.

"ummm... guys" Allan memotong pembicaraan antara Rita dengan perempuan bercadar tersebut. "Dilan tidak bisa datang, ia harus menemui ibunya. jadi aku mengajak temanku yang lain. perkenalkan, namanya Hana" lanjut Allan.

"hai, Pamela... senang berkenalan dengan mu" sahut Pamela menjabat tangan Hana.

"Erin..." Erin secara bergantian berkenalan dengan Hana.

"Allan bilang disini ada pesta, tetapi kenapa keadaan nya seperti rumah hantu?" tanya Hana kepada mereka yang ada disana.

"apa kau bilang?" Rita merasa tersinggung.

"guys..." sekali lagi Allan memotong pertikaian yang akan terjadi. "sebagai permintaan maaf karena Dilan tidak bisa datang, ia membelikan pizza untuk kita" sahut Allan mengangkat 3 box pizza pemberian Dilan.

"asyik! pizza..." Erin berseru. Erin mengajak Allan dan Hana masuk ke dalam kemudian berjalan menuju ruang tengah.

Pamela memperhatikan wajah Rita yang tampaknya tidak suka dengan kedatangan Hana dan Allan. Pamela tersenyum pada Rita dan menepuk pundaknya. mengajak Rita untuk menyusul ke ruang tengah dan berusaha menikmati pesta ulang tahunnya sendiri. Pamela dapat melihat bahkan Rita sulit untuk merangkai senyuman di wajahnya malam itu.