Erin sedang berjalan menuju kampusnya sendirian. ia memilih untuk mampir sejenak ke warung terdekat untuk membeli minuman chocolatos kesukaannya. di warung tersebut ada seorang laki-laki yang menghalangi dirinya dari kulkas. Erin mengintip sedikit dan melihat bahwa minuman chocolatos yang diinginkannya tinggal satu botol saja. Erin begitu terkejut ketika lelaki di depannya mengambil minuman chocolatos terakhir tersebut.
"ummmm... maaf..." sahut Erin berusaha mengambil alih hak milik minuman tersebut.
"iya?" jawab lelaki tersebut.
"itu... botol chocolatos yang terakhir..." sahut Erin gugup karena ia tidak mengenal lelaki di hadapannya.
"ya, aku tahu" balas lelaki tersebut menutup pintu kulkas.
"aku juga ingin membeli itu" Erin akhirnya berterus terang. lelaki itu tersenyum.
"sayang sekali... sepertinya kau harus mencari warung lain, nona" jawab lelaki itu membuat Erin yang awalnya canggung menjadi sedikit kesal.
"bisakah kau membeli minuman lain saja? ayolah kau laki-laki, bisakah kau mengalah pada perempuan" Erin masih tidak mau mengalah dari lelaki tersebut.
"wow oke... bagaimana jika begini saja, kau jawab dua pertanyaan ku, maka aku akan membelikan chocolatos ini untukmu" balas lelaki itu.
"baiklah... apa pertanyaan mu?" jawab Erin.
"siapa namamu?" tanya lelaki tersebut membuat Erin sedikit terkejut. "aku Dimas, siapa nama mu?" lelaki tersebut, Dimas mengoreksi pertanyaan nya setelah ia memperkenalkan dirinya sendiri.
"aku Erin" jawab Erin.
"baiklah... pertanyaan kedua, berapa nomor WhatsApp mu?" Dimas bertanya dan mengeluarkan ponselnya kepada Erin.
"oh yang benar saja, apa ini caramu merayu perempuan?" Erin membalas dengan menggertak.
"aku berhak menanyakan apa yang ingin ku tanyakan bukan? ku kira kau menginginkan chocolatos ini..." Dimas tersenyum.
"lupakan... aku berubah pikiran..." balas Erin berjalan melewati Dimas dan membuka kulkas untuk mencari minuman baru.
"baiklah, kau yang rugi..." sahut Dimas berjalan menuju ibu penjual untuk membayar chocolatos nya.
Erin sedikit kesal. ia melirik ke arah Dimas yang sedang membayar belanjaannya dan membuatnya tidak fokus. akhirnya setelah sejenak berfikir, Erin memutuskan untuk membeli teh pucuk saja dan kembali menutup kulkas. Erin berjalan menuju ibu penjual untuk membayar teh pucuknya.
"ibu ini berapa?" tanya Erin bersiap membayar.
"3 ribu nak" jawab sang ibu.
"ini Bu" sahut Erin mengeluarkan uang untuk membayarnya. "terima kasih" lanjutnya.
"nak..." ibu tersebut menghentikan langkah kepergian Erin.
"kenapa Bu? uang nya kurang?" tanya Erin sedikit bingung.
"tadi ada lelaki yang membeli chocolatos, ia bilang untuk memberikannya padamu" sahut sang ibu mengeluarkan botol minuman chocolatos dan memberikannya kepada Erin.
"terima kasih Bu" balas Erin menerima minuman tersebut.
Erin segera berlari keluar warung untuk mencari keberadaan Dimas. di kejauhan ia melihat Dimas sedang berdiri dan merokok di bawah sebuah pohon. Erin ingin menghampirinya tetapi Dimas tidak sendirian disana, teman-temannya juga berada disana.
Dimas melihat keberadaan Erin dari kejauhan dan tersenyum kepadanya. Erin membalas senyum nya dan ia bahkan meminum chocolatos itu ketika Dimas melihatnya membuat lelaki tersebut sedikit tertawa. akhirnya Erin melanjutkan perjalanannya menuju kelas sementara Dimas kembali asyik mengobrol dengan teman-temannya.