Chereads / SKAM Indonesia / Chapter 9 - TANGISAN MISTERIUS

Chapter 9 - TANGISAN MISTERIUS

pagi ini begitu cerah bagi Erin, tepat pukul 7.30 pagi Erin sudah rapih dan berjalan dari kosan nya menuju kelas karena ia ada kuliah pukul 8 pagi. sebelum Erin naik ke lantai 3 gedung FIP, ia berminat untuk pergi ke kamar mandi terlebih dahulu dan mencuci tangannya. tepat disaat itulah Erin mendengar tangisan misterius dari dalam kamar mandi.

kampus masih pagi dan belum begitu banyak orang melewati Erin. sebenarnya Erin ketakutan tetapi ia merasa sedikit penasaran siapa yang menangis sekencang itu dari dalam kamar mandi. Erin akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam kamar mandi dan memeriksa keadaan perempuan itu.

"halo? kau baik-baik saja?" sahut Erin kepada perempuan misterius itu.

tidak ada jawaban, perempuan itu hanya menangis dan terus menangis. ketakutan Erin berubah menjadi rasa khawatir. apa yang sedang perempuan itu lakukan? apa yang sebenarnya terjadi padanya? Erin ingin sekali membantunya.

"jika kau butuh teman bicara..." sahut Erin, seketika perempuan itu berteriak.

"pergi! aku tidak membutuhkan mu!" teriak perempuan itu, yang berada di dalam bilik kamar mandi dan mengunci dirinya sendiri.

"hei... kau mungkin membutuhkan bantuan" lanjut Erin yang masih berusaha membantu perempuan tersebut.

"tidak!" teriak perempuan itu.

"hei, aku hanya ingin membantu mu, oke? bagaimana jika kau keluar dan ceritakan padaku apa yang terjadi?" bisik Erin kepada perempuan itu. ia terdiam.

tak lama pintu bilik kamar mandi terbuka, seorang perempuan bertubuh mungil dengan wajah kusam setelah menangis dan rambut hitam ikal keluar dari bilik tersebut. Erin tersenyum kepadanya, tidak mempersiapkan diri untuk dipeluk oleh perempuan tersebut. ia kembali menangis di dalam pelukan Erin.

"siapa namamu?" tanya Erin. kedua tangannya berusaha mengelus rambut perempuan tersebut untuk menenangkannya.

"Rita" jawab perempuan itu, namanya Rita.

"hei Rita, aku Erin. maukah kau menceritakan padaku apa yang terjadi?" balas Erin.

"sabtu ini adalah ulang tahunku, aku mengundang teman-temanku... tetapi mereka semua tidak bisa datang" jawab Rita, melepaskan pelukannya dari Erin.

"hei, kau bisa merayakan ulang tahun mu bersama keluarga mu, yakan?" balas Erin berusaha menghibur Rita.

"tidak... keluarga ku membenci ku, aku tidak bisa merayakan ulang tahun bersama mereka" jawab Rita, menghapus air matanya.

"oh... jadi dengan siapa kau akan merayakan ulang tahun mu?" tanya Erin. Rita terdiam sejenak sebelum secara tiba-tiba tangisannya berubah menjadi sebuah senyuman.

"bagaimana dengan mu?" sahut Rita bersemangat. Erin terkejut mendengarnya.

"denganku?" tanya Erin memastikan ia tidak salah mendengar.

"iya, kenapa?" balas Rita.

"maksudku... kita baru saja bertemu... bukankah itu aneh?" jawab Erin berusaha memproses apa yang baru saja terjadi di hadapannya.

"aneh? tentu saja tidak, ini adalah awal dari sebuah persahabatan yang sangat indah" sahut Rita.

"benarkah....?" tanya Erin merasa tidak begitu yakin. bukan karena Erin tidak ingin mencari banyak teman baru tetapi rasanya begitu aneh baginya di undang ke pesta ulang tahun seseorang yang baru saja ia temui 5 menit yang lalu.

"ya, berikan ponselmu" sahut Rita.

Erin memberikan ponselnya dan dengan cepat Rita menyimpan nomornya lalu menelepon ponselnya untuk menyimpan nomor milik Erin. setelah prosedurnya selesai, Rita mengembalikan ponsel milik Erin kepadanya.

"aku akan kirimkan alamatku lewat WhatsApp, oke?" sahut Rita.

"oke..." jawab Erin ragu.

"sabtu ini, setelah maghrib pestanya akan dimulai. kau boleh membawa teman-teman mu. pestanya akan sangat meriah! bye!" Rita berteriak bahagia sebelum akhirnya berlari meninggalkan Erin yang kebingungan di dalam kamar mandi.

Erin terdiam sejenak berusaha memproses bagaimana semua ini bisa terjadi. berawal dari rasa penasaran akan tangisan misterius kini berubah menjadi undangan ke pesta ulang tahun. semua terjadi begitu cepat dan membuat Erin menyadari ia akan terlambat pergi ke kelas. pikirkan saja nanti, dalam benak Erin.