sore hari setelah gerimis membasahi bumi, Erin dan Kevin berjanjian bersama untuk keluar dan makan di warung bakso yang terkenal dan menjadi langganan mahasiswa UNJ. Erin ingin membahas percakapannya dengan ibu di telepon kepada Kevin dan bagaimana ibu menyebut Tiara dalam percakapan mereka.
"ibu telepon kemarin" sahut Erin kepada Kevin.
"ohiya? bagaimana kabar ibu?" tanya Kevin yang masih asyik menyantap baksonya.
"baik" jawab Erin singkat. Erin memperhatikan Kevin hanya mengangguk dan melanjutkan menikmati baksonya membuat Erin menarik nafas panjang dan melanjutkan kembali perkataannya.
"ibu menanyakan tentang Tiara" lanjut Erin.
Kevin berhenti sejenak dan meletakkan sendoknya di mangkok lalu menatap Erin dan bertanya, "lalu kau jawab apa?".
"tentu saja aku berbohong pada ibu. dia tidak tahu bahwa aku dan Tiara sudah tidak berteman lagi. jika ibu tahu aku tinggal sendirian di Jakarta maka dia tidak akan mengizinkan ku pergi" jawab Erin.
"ibu punya nomornya Tiara?" tanya Kevin kepada Erin.
"tidak" Erin menggelengkan kepalanya.
"kalau begitu tidak ada yang perlu kau khawatirkan. jika ibu ke Jakarta, bilang saja bahwa Tiara pindah kosan, oke? itu mudah" balas Kevin memberikan jalan keluar bagi Erin.
"baiklah, terima kasih" jawab Erin tersenyum.
"besok mau makan bareng lagi? setelah kuliah?" tanya Kevin menghabiskan bakso terakhirnya di mangkuk.
"ya, tentu. aku selesai kelas jam 3 sore, setelahnya kita bisa makan" jawab Erin bersemangat.
"baiklah" Kevin menganggukkan kepalanya.
Kevin mengambil beberapa bakso yang masih ada di mangkuk Erin dan membuat keduanya merebutkan bakso tersebut. Erin dan Kevin tertawa hingga pada akhirnya Erin menyerah dan memberikan bakso terakhir pada Kevin. Erin menyuapi Kevin bakso terakhir tersebut dan Kevin mengunyah baksonya dengan wajah yang begitu menggemaskan membuat Erin mencubit kedua pipi dari pacar kesayangannya tersebut. saat ini, hidup terasa begitu bahagia bagi Erin dan Kevin.