PROLOG.
Seorang gadis SMA sedang terburu-buru, berlari tergesa-gesa menuju stasiun kereta.
".... Ahhh, aku kesiangan lagi, sial!"
Kata-kata yang begitu kasar ketika gadis itu masuk dalam kereta.
Sampai-sampai orang yang mendengarnya merasa bahwa gadis itu memiliki watak yang kasar juga sama dengan cara bicaranya.
Gadis itu duduk dengan nyaman, ia menarik nafas dalam-dalam.
Banyak orang yang melihatnya begitulah kira-kira yang sempat mendengar suara kasar dari mulut gadis itu.
"Ah, selalu saja seperti ini padahal aku hanya keceplosan!" Dia membatin kesal.
Kereta telah sampai di stasiun berikutnya. Dia bergegas keluar diikuti penumpang yang lain. Smartphone yang ia pegang mempelihatkan, kini sedang menunjukkan pukul 7.30 pagi walaupun pelajaran sekolah di mulai pukul 8.30 pagi. Dia begitu cemas karena jarak rumah dan sekolahnya begitu jauh. Gadis itu harus bangun pagi-pagi sekali untuk berangkat sekolah.
"Pwaaaaah! Akhirnya!"
Rasa lega ketika ia sampai di luar stasiun kereta. Lalulalang mobil dan pejalan kaki begitu jelas dalam penglihatannya. Halte bus jadi tujuan berikutnya menuju sekolah. Gadis itu tanpa membuang waktunya, ia berlari kecil menuju halte bus yang paling dekat dengan stasiun kereta.
Kitttth brak!
Gadis itu tergeletak di tepi jalan terotoar. Dia melihat halte bus tidak jauh dari dirinya terbaring tak bisa mengerakan tubuhnya hanya terbaring lemas ditambah rasa sakit dan hawa dingin menyelimutinya.
"Kenapa malah jadi seperti ini...."
Hatinya bertanya kenapa semua itu menimpa dirinya?
Dia hanyalah murid SMA yang penuh semangat menuju sekolah meraih masa depan dan mimpinya. Dan naasnya dia sedang keadaan jones akut pula!
Ya ampun takdir yang benar-benar menyakitkan bagi gadis itu.
.
.
.
.
Cahaya terang menyilaukan matanya. Gadis itu sedang berdiri dihadapan sosok yang sulit di gambarkan, hanya cahaya yang bisa ia lihat.
"Apa kau tidak terima dengan cara mu meninggal?" Seseorang bukan tepatnya cahaya itu berbicara dengan pertanyaan sebagai intinya.
"Iya! Aku tidak terima dengan caraku mati! Biarpun itu kesalahan kusendiri!"
"Fufufufufu... Kau benar-benar aneh sudah salah tidak terima takdir pula."
"Ya mau gimana lagi kan aku masih 16 tahun."
Berbicara panjang lebar karena hal takdir yang tak diterima gadis itu mati dengan begitu muda'nya. Cahaya itu memberikan kesempatan hidup namun di dunia lain?
"What!"
"Kau pilih hidup di dunia lain yang aku tawarkan atau kita menuju pengadilan akhirat saja?"
Gadis itu berpikir jika ia menolak jelas surga atau neraka yang akan jadi pilihan balas atas pahala dan dosa yang telah dia jalani di dunia.
Dia membayangkan surga begitu ada banyak hal yang menyenangkan disana. Tapi dengan cepat ia menggelengkan kepalanya. Jika malah masuk neraka bagaimana?
Gadis itu menerima tawaran tersebut hidup di dunia yang baru. Cahaya itu menjelaskan bahwa dunia yang akan menjadi kehidupan baru gadis itu sangat berbeda dengan dunia sebelumnya.
Gadis mengira akan terjadi hal yang umum di dunia manga, novel yang sedang populer dengan dunia lain- pedang dan sihir.
"Dunia yang akan menjadi tempatmu adalah dunia yang dipenuhi oleh para Shinobi."
Gadis itu menganga lebar karena ia sama sekali salah menduga. Tidak seperti yang pernah ia baca dan tonton di layar smartphone miliknya dunia pedang dan sihir ada naga dan raja iblis. Kenapa malah jadi seperti ini?
[ Status Open ]
Level - 1.
Nama : Namikaze Naruko.
Umur : 16 tahun.
Jenis : manusia/perempuan.
HP - 50.
MP - 50.
Attack - 50.
Defense - 50.
Title - Orang biasa.
______________
"Eh, apa-apa ini? Kenapa ada layar status mirip game petualangan?"
"Mmmm, terlalu sederhana. Aku ubah saja sebagai bekalmu hidup yang lebih baik sekaligus menunjukkan kemurahan hatiku." Cahaya itu berucap seketika layar status yang gadis itu lihat berubah jenis angkanya.
[ Status Open ]
Level 100.
Nama : Namikaze Naruko.
Umur : 16 tahun.
Jenis : manusia/perempuan.
HP - 9999.
MP - 9999.
Attack - 9999.
Defense - 9999.
Title - Anak angkat dewa.
______________
Gadis itu menganga lebar, ia terkejut dengan layar status menunjukkan hal gila penuh kecurangan namun ia tidak ambil pusing lebih baik seperti ini hidupnya akan berjalan nyaman tanpa harus takut dengan apapun. Sebelum ia dikirim ke dunia lain, 3 jenis kemampuan yang tidak bisa di ragukan di berikan kepada gadis itu.
1. Skill beladiri rank S
2. Skill peniru rank S
3. Skill penyembuhan rank S
.
.
.
.
Terbangun dari tidurnya.
Gadis itu berada di tengah hutan yang sunyi senyap. Pakaian yang ia kenakan hanya seragam sekolah- kemeja berwarna putih. Bawahan rok berwarna biru, stoking berwarna hitam panjang dan sepatu berwarna hitam.
Jenis seragam sailor SMA pada umumnya di dunianya yang sebelumnya.
"Jangan-jangan nanti akan ada goblin disini?" Pikirannya mulai melayang-layang entah kemana dengan dunia fantasi sebagai pondasinya.
Raut wajahnya tidak suka ketika mengingat kalau goblin suka main senonoh dengan manusia berjenis kelamin perempuan.
Ting!
Dia baru ingat kalau di dunia ini bukan dunia seperti novel, manga, anime yang semuanya orang pencinta hal fantasi tahu. Dunia Shinobi? Dia penasaran mungkinkah akan ada pertarungan zaman sejarah sekarang? Apa mungkin ada Oda Nobunaga dan Masamune date?
Dia tersenyum senang karena akan masuk dalam dunia sejarah Jepang yang telah menjadi pelajaran umum di sekolahnya. Gadis itu tahu banyak tentang sejarah.
"Okelah kalau gitu, tujuanku adalah mencari 2 tokoh sejarah itu dan membantu dalam perjalanan menuju arahnya kemenangan mutlak!"
Gadis itu melihat layar status dan bangga dengan kemampuan yang cahaya itu berikan kepada gadis itu. Gerbang yang teramat besar ia lihat dari kejauhan. Dia yakin nanti akan ada para penjaga berpenampilan seperti samurai akan menanyakan tujuannya datang.
"Ak-aku sangat berdebar-debar, sial aku jadi gugup! Ya Tuhan help me!"
Sesampainya ia di gerbang itu. Ada dua orang berpenampilan hampir seperti tentara karena rompi yang mereka kenakan.
"Bukannya tadi katanya ini dunia Shinobi?" batin gadis itu bertanya kepada diri sendiri.
.
.
Namaku Namikaze Naruko, hanya siswi SMA biasa dengan cita-cita yang tinggi hampir sebagian waktuku gunakan untuk belajar.
Ketika aku akan berangkat sekolah tidak pernah ku sangka aku akan meninggal dunia. Sangatlah sedih rasanya, aku harus meninggal dunia apa lagi status ku masih jomblo belum pernah pacaran!
Kesampingkan dulu status memalukan itu. Dan yang lebih penting lagi sekarang aku berada di dunia lain yang katanya dunia ini dipenuhi dengan Shinobi.
Ngomongin soal Shinobi pasti semua juga tahu kalau Shinobi itu suka sembunyi-sembunyi menjalankan misi untuk membunuh seseorang yang penting seperti petinggi contohnya.
Tapi ketika aku sudah berada di dunia Shinobi ini sama sekali berbeda dengan yang aku tahu.
.
.
.
.
"Aku kira siapa, ternyata kamu Naruto."
"Naruto?"
Salah satu dari dua orang penjaga gerbang langsung memanggil nama Naruto. Gadis bersurai pirang panjang itu hanya bisa diam tak mengerti tapi ia merasa dianggap seperti orang yang penjaga gerbang itu kenal.
"Hari ini penampilan mu aneh sekali, benar-benar bisa terlihat seperti perempuan asli. Walaupun cuma penyamaran saja," kata penjaga gerbang panjang lebar sembari terkagum-kagum.
"Ma-maaf seperti nya kamu salah orang. Aku baru pertama kali datang kesini dan nama ku bukan Naruto, tapi Naruko."
Penjaga gerbang itu saling memandang dan memutuskan untuk membawa Naruko ke tempat pemimpin desa mereka. Naruko melihat sekitar ketika menuju ke tempat pemimpin desa.
Banyak yang melihat kearahnya dengan tatapan yang tidak biasa. Ada juga yang bergumam menyebut nama Naruto. Naruko penasaran apakah Naruto yang sering ia dengar itu sangat mirip dengannya.
Sebelum Naruko masuk kedalam ruangan pemimpin desa. Seorang wanita dewasa sebagai seorang pemimpin benar-benar luar biasa dari sudut pandang Naruko. Cantik dan kelihatan sangat dewasa benar-benar cocok dengan posisi sebagai pemimpin.
Seorang berambut perak sebagian wajahnya tertutupi, ia melirik mengamati Naruko begitu detail sampai yang diperhatikan sedikit takut.
"Maaf kalau aku lancang, sebenarnya kamu siapa dan apa keperluan mu di Konoha?"
'mendadak sekali?!' kata batin Naruko ketika ia ditanya oleh pemimpin desa.
"Saya tidak ada keperluan apapun disini dan maaf jika saya kelihatan mencurigakan. Nama Saya Naruko, lengkapnya Namikaze Naruko."
"NAMIKAZE?!" Serempak yang ada di ruangan itu terkejut dengan nama keluarga Naruko yang tiba-tiba membuat heboh. Naruko tidak mengerti kenapa mereka terkejut dengan nama keluarganya.
"Ehem! Jadi kamu dari klan Namikaze sama seperti Hokage keempat?"
'Klan?, Hokage keempat?" Naruko hanya bisa bingung dalam hati.
Naruko tidak mengerti dengan perkataan pemimpin desa. Naruko menjelaskan kalau Namikaze hanyalah nama keluarga biasa bukan klan ataupun kelompok yang berbahaya. Ketika itu juga sang memimpin desa mencoba mengerti dan menjelaskan semuanya. Ketika Naruko melihat foto yang ditunjukkan yang sebelumnya sebagai pemimpin desa.
Naruko terkejut karena foto yang ia lihat sangat mirip dengan ayahnya. Benar-benar kebetulan yang luar biasa seketika itu juga ia sedih teringat oleh kedua orangtuanya.
Tok..tok...tok...
Suara ketukan pintu terdengar jelas dan yang mengetuk pintu dipersilahkan masuk. Seorang remaja laki-laki masuk kedalam ruangan itu. Naruko melihat kearahnya.
Remaja itu terkejut karena melihat Naruko yang menatapnya dengan penasaran yang membuat Naruko penasaran adalah mereka berdua hampir mirip yang membedakan hanya jenis kelamin dan warna kulit.
"Nenek, dia ini siapa? Perasaan aku tidak melepas bunshin'ku sembarangan seperti biasanya?"
Semuanya menatap lemas kearah remaja itu kecuali Naruko yang kelihatan tertarik dengannya. Nama Naruto yang langsung pemimpin desa sebut membuat Naruko, langsung berdetak tersentak karena yang ia pikirkan sebelumnya kalau Naruto mungkin mirip dengannya dengan jenis kelamin yang sama ternyata malah sebaliknya ternyata Naruto adalah laki-laki.
Naruko ditanyai banyak sekali pertanyaan yang tidak ia mengerti. Dari kemampuan sampai asal usulnya. Naruko yang tidak tahu harus menjawab seperti apa, ia berinisiatif untuk menjawab bahwa ia lupa ingatan. Alasan agar tidak ada lagi pertanyaan yang rumit.
"Hilang ingatan ya," gumam pemimpin desa.
Naruko tersenyum agar tidak dicurigai bahwa ia sedang berbohong untuk mencari aman.
Sementara Naruto yang diberitahu oleh seorang berambut perak, bahwa nama gadis yang baru data ke desa bernama Namikaze Naruko. Naruto sangat berbinar-binar karena nama keluarga Naruko.
"Ma-maaf, apa saya boleh pergi sekarang? Bukannya tidak sopan karena saya baru di desa ini. Saya pikir akan mencari tempat tinggal." Naruko dengan hati-hati mengatakan yang ia pikirkan kepada pemimpin desa.
Pemimpin desa mendengar yang Naruko katakan. Ia ingin mencari tempat tinggal seperti hotel dan sejenisnya. Ketika pemimpin desa bertanya apakah Naruko memiliki uang? Naruko dengan polos menjawab ia sama sekali tidak punya uang sedikitpun.
"Nek, bagaimana kalau dia biar tinggal di tempat ku saja?"
Naruto berkata tiba-tiba namun disambut senyum oleh semuanya kecuali Naruko yang terkejut dengan ucapan mendadak itu.
"Tidak masalah lagi pula, kau tidak akan macam-macam pada gadis ini kan Naruto?"
"Hehe.... Jelas mana mungkin aku macam-macam dengan tamu kita!"
Naruko mencoba menolak tapi pemimpin desa meyakinkannya kalau Naruto bisa dipercaya dan tak akan mengecewakan. Naruko yang merasa khawatir ia hanya bisa menerima pada akhirnya.
Naruko pun ikut dengan Naruto untuk pulang, setelah mereka berdua keluar dari ruangan pemimpin desa. Pemimpin dengan menyuruh seorang berambut perak yang mengawasi Naruko sejak tadi, agar ia mengamati pergerakan Naruko yang mencurigakan.
"Kakashi, kau awasi gadis itu. Dia bilang lupa ingatan anehnya dia masih ingat namanya sendiri dan nama klan yang ia bilang hanya nama keluarga. Kau pasti sadar kan? Dan yang paling mencurigakan dari gadis itu adalah chakra'nya. Aku sama sekali tidak bisa merasakan aliran chakra darinya," kata pemimpin desa disambut dengan anggukan kepala dari seorang yang dipanggil Kakashi.
Naruko yang sedang berjalan disebelah Naruto. Naruko merasa heran dari ekspresi wajah Naruto yang terlihat senang entah apa yang membuatnya senang seperti itu.
"Naruto, kamu kelihatan senang kenapa?"
"Hehe... Aku senang karena kau akan tinggal di rumah ku," balas Naruto sembari garuk kepala. Naruko hanya diam sambil menahan malu tak mengerti dan pertama kalinya juga ada yang senang didekatnya.
'Aku tidak menyangka akan tinggal satu rumah dengan laki-laki. Aduh aku harus bagaimana ini?!' gumam batin Naruko.
.
.
.
.
Tunggu lanjutannya ya!
Semoga yang baca bisa menikmati karya saya yang baru ini. Jika ada salah kata Saya mohon maaf/dialog, alurnya.