Chapter 3
.
.
.
.
Di jalan utama desa Konoha. Naruto dan Naruko berjalan berdampingan seperti seorang kekasih bila di dunia asal Naruko.
'Dipikir-pikir suasana ini lucu juga,' gumam batin Naruko.
"Permisi."
"Selamat datang."
Naruto masuk kedalam toko, disambut oleh pengawai toko. Naruko yang tidak basa-basi langsung melihat-lihat pakai yang terpajang di toko itu.
"Naruto, kamu tunggu dulu ya!
Aku mau pilih-pilih dulu." Naruko bergegas pergi untuk memilih pakaian.
Naruto melihat sekeliling sambil menunggu ditempat duduk yang tersedia. Waktu yang cukup lama sekitar satu jam lebih hanya untuk memilih pakaian saja. Naruto sampai bosan menunggu Naruko yang mulai menganti seragam sekolahnya dengan pakaian yang ia pilih.
'Dia lama sekali, benar-benar bikin bosan juga,' kata batin Naruto.
Naruko memilih 4 set pakaian dan 4 set pakaian dalam. Ia sangat senang memilih-milih pakai yang unik-unik batinnya.
Yang paling mencolok adalah pakaian yang Naruko kenakan sekarang mirip dengan pakaian Naruto.
Jaket berwarna oranye yang mencolok dengan celana pendek pertengahan paha, menunjukan kulit yang berwarna putih.
"Bagaimana menurutmu? Aku dapat yang sama dengan milikmu Naruto tapi versi perempuan hehe..."
"Cocok juga hehe...." Naruto garuk-garuk kepala, tidak bisa berkomentar apapun untuk menilainya.
Uang Naruto langsung ludes untuk membayar belanjaan, Naruko yang langsung meminta maaf dan janji akan mengembalikannya.
Penyebab Naruko memilih-milih pakaian begitu lama karena ia memberikan semua pakai yang ia pilih diberi kemampuan spesial untuk pemulihan HP dan MP miliknya. Naruko senang dengan kemampuan yang ia dapat saat membeli pakaian.
Note : HP/Health points kalau habis bisa mati.
MP/Mana points, Magic points kalau habis bisa pingsan.
HP - 9999
MP - 9999
.
.
.
.
"Naruto, terimakasih ya! Kamu sudah mau minjamin aku uang dan ngantar aku belanja." Naruko sangat senang sembari senyam-senyum entah karena apa.
"Sama-sama. Lagian itu kan udah kewajiban ku untuk membantu tamu bukan," ucap Naruto disambut senyuman Naruko.
"Hehe... Kamu baik sekali!"
Naruko berjanji pada dirinya sendiri. Suatu hari nanti ia akan membayar kebaikan Naruto. Naruko sadar ia sedikit memaksa tapi ia sangat butuh pakaian sekarang dan mudahan ia tak di cap sebagai cewek matre.
Berjalan bersama dengan seorang pria yang baru ia kenal begitu sangat baru baginya di kehidupan sebelumnya juga tidak pernah seperti sekarang.
Uzumaki Naruto seorang laki-laki yang baik dan tidak ragu membantunya, ia sangat senang bisa bertemu seorang yang baik tak menjauhinya seperti yang lain di kehidupan sebelumnya.
"Naruto, kamu mau makam siang seperti apa nanti? Biar aku buatkan!" Naruko tersenyum lembut dampak yang langsung membuat rona merah di pipi Naruto.
"Aku orangnya tidak pilih-pilih. Apa aja aku mau kalau soal makan tapi tetap nomer 1 ya ramen," ucap Naruto membalas.
Naruto tidak menyangka kalau Naruko akan memilih pakaian yang hampir sama dengannya apalagi sampai mau membuatkan makan siang. Gadis bersurai pink dan laki-laki tampan dengan warna kulit putih pucat melihat Naruto sedang bersama gadis yang hampir mirip dengan Naruto.
Mereka berdua sebelumnya sudah diberitahu oleh guru mereka bahwa ada pendatang baru yang menginap satu atap di apartemen Naruto.
"Sakura, aku pikir gadis itu terlalu mirip sama Naruto."
"Beda tipis dan dia kelihatan tipe ceria juga Sai."
Sesampainya Naruto dan Naruko di apartemen mereka menuju dapur untuk membuat sarapan. Mereka berdua belum sarapan pagi tadi dan barulah ingin sarapan saat siang hari
"Kita masak nasi goreng saja, kamu suka nasi goreng kan Naruto?"
"Nasi goreng?"
Iya nasi goreng. Suka kan?"
"Nasi goreng itu seperti apa ya, aku baru dengar?" tanya Naruto sembari berpikir.
"Aduh, aku lupa kalau ini dunia lain. Yaudah kamu bantu aku ya!"
"I-iya, aku bantu."
Naruko yang tadinya semangat langsung drop ketika tahu bahwa tidak ada bumbu di dapur. Naruto berinisiatif mengunakan bushin'nya untuk berbelanja.
Naruko berpikir enaknya bisa memiliki kemampuan seperti Naruto bisa menyuruh 'bunshin' untuk berbelanja. Andai Naruko bisa pasti semua pekerjaan rumah dan piket sekolah ia tinggal suruh 'bunshin' saja.
Kembalinya bunshin dengan belanjaan yang tadinya Naruko tulis di daftar belanjaan. Mereka lanjut memasak nasi goreng yang butuh waktu sedikit lebih lama karena harus menanak nasi lebih dulu dilanjutkan menggoreng nasi dan menyiapkan bumbu.
Naruto baru pertama kalinya melihat masakan yang seperti ini. Aroma harum dari nasi goreng sampai membuat Naruto lapar.
"Naruto, kamu suka pedas tidak?"
"Lumayan suka kalau tidak terlalu pedas."
"Oh, tidak terlalu pedas," beo Naruko sembari menambahkan saos tomat ke nasi gorengnya.
Bel pintu rumah apartemen Naruto berbunyi beberapa kali. Naruto bergegas menuju pintu sementara Naruko menyiapkan sarapan mereka di meja makan.
'Hehe... Aku jadi seperti istri yang baik kalau di pikir-pikir," gumam dan khayalan Naruko yang kemana-mana.
Naruto kembali ke dapur dengan 2 orang yang tak di kenal Naruko. Mereka berdua adalah Haruno Sakura dan Sai teman baik Naruto dalam tim tujuh.
Naruko memperkenalkan diri setelah kedua teman Naruto. Mereka berdua ikut bergabung dalam sarapan. Nasi goreng yang Naruko buat lebih berwarna pink karena ia banyak memberikan saos tomat.
Note : kalau buat nasi goreng banyak saos tomat jadi agak pink tapi enak kesukaan Thor tentunya :v
Naruto dan Naruko duduk bersebelahan sudah seperti anak kembar kalau dilihat baik-baik mereka memiliki tanda lahir yang sama. 3 garis unik di tiap sisi pipi mereka berdua.
"Enak tidak?" tanya Naruko kesemuanya.
"Ini enak sekali!" Naruto minta tambah, menyodorkan piring ke Naruko.
"Pedasnya pas, enak baru pertama kali aku makan masakan seperti ini." Sakura menikmati nasi gorengnya.
"Wah, kau pintar masak ya." Sai tersenyum memuji masakannya Naruko.
Naruko menggaruk pipi kirinya dengan telunjuk, kebiasaan jika ia malu karena dipuji.
Sakura dan Sai melihat gerak gerik yang tak asing dengan cara yang berbeda. Mereka berdua semakin yakin kalau Naruko sangat mirip dengan Naruto.
Kedatangan Sakura dan Sai sebenarnya selain ingin melihat Naruko. Mereka berdua mendapatkan informasi bahwa keberadaan Sasuke bersama Orochimaru telah di ketahui.
Naruto yang mendengar penjelasan Sakura dan Sai. Naruto langsung bersemangat untuk membawa Sasuke untuk kembali ke Konoha. Naruko yang tak tahu apapun tentang masalah kehidupan Naruto dan kedua temannya.
Naruko sangat cemas jika misi itu akan berbahaya. Naruko yang entah kenapa tiba-tiba cemas. Wajar saja ia cemas karena dalam hidupnya selalu dipenuhi ketenangan dan kesendirian tak pernah ikut dalam bahaya. Ia berpikir apakah ia bisa hidup ditempat yang memiliki misi untuk bertarung? Naruko memilih tidak akan ikut dalam masalah walaupun ia memiliki kemampuan dari dewa bukan berarti ia siap dalam hal yang belum pernah ia lakukan.
.
.
.
.
Next Chapter 4